Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 05:24:03 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 176
Total: 177

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Agama Hindu

Dimulai oleh MonDay, Februari 11, 2011, 12:19:53 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

MonDay

Baiklah saya akan memperkenalkan agama yang saya anut sejak saya lahir: Agama Hindu

Sejarah Agama Hindu
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kerangka Agama Hindu
Agama Hindu tersusun atas tiga hal:
1. Tatwa
Filsafat, merupakan inti ajaran Agama Hindu
2. Susila
Tata krama, cara-cara manusia untuk bersikap
3. Upakara
Upacara yang diselenggarakan

Tiga kerangka di atas bagaikan telur Upakara merupakan keraknya Susila merupakan putih telurnya Tattwa merupakan kuning telurnya. Jadi inti sebenarnya ajaran Agama Hindu ada pada Tatwa, namun untuk mencapai itu manusia perlu melalui tahapan Upakara dan Susila karena pada dasarnya Tatwa merupakan hal yang sulit dimengerti dan bisa menimbulkan kebingungan jika tidak benar2 dipahami atau didampingi seorang Guru, sedangkan Upakara yang paling mudah dipraktekan sehingga banyak upacara yang dilaksanakan.

5 Kepercayaan Agama Hindu Panca Sradha
1. Percaya akan adanya Brahman
Agama Hindu mempercayai keesaan Brahman, Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Percaya akan adanya Atman
Atman merupakan percikan Brahman yang bersemayam di setiap mahluk sehingga mahluk bisa hidup
3. Percaya akan adanya Karma Phala
Percaya akan adanya hukum sebab akibat, apa yang ditabur itu yang dituai, karma phala berasal dari karma (perbuatan) dan phala (hasil) sehingga karma phala berarti hasil perbuatan
4. Percaya akan adanya Punarbhawa
Kelahiran kembali, ketika jiwa manusia belum mencapai moksha (belum bertemu Sang Atman) maka manusia atau mahluk lainnya akan terus mengalami kelahiran kembali yang disesuaikan dengan karma phalanya
5. Percaya akan adanya Moksha
Moksha adalah terbebasnya Atman dan bersatu kepada Brahman, jiwa manusia tidak akan terkena hukum karma phala dan punarbhawa lagi, Moksha bisa dicapai saat hidup ataupun meninggal, keadaan ketika hidup disebut Jagatditha, Moksha tidaklah sama dengan Surga, konsep Surga dan Neraka dikenal dalam Hindu tetapi bukan merupakan tujuan utama manusia lahir, tujuan utamanya adalah Moksha (kebahagiaan sejati), untuk mencapai Moksha manusia disarankan mengenali Sang Atman yang ada pada dirinya

4 Guru (Catur Guru) dalam Agama Hindu
1. Guru Swadyaya - Tuhan Yang Maha Esa
merupakan Guru Yang Maha Sempurna, akan selalu memberi petunjuk kepada manusia
2. Guru Rupaka - Orang Tua Kita
Guru pertama yang mengajarkan kita berbagai hal dari semenjak lahir hingga dewasa
3. Guru Pengajian - Orang Yang Mengajari Kita Ilmu Pengetahuan
merupakan Guru yang dimintai pertolongan untuk mengajari sesuatu dalam mengarungi kehidupan - dalam hal ini termasuk guru di sekolah, dosen, guru les, guru pembimbing belajar, semua guru yang bersedia membagikan ilmunya kepada kita
4. Guru Wisesa - Pemerintah
Guru yang kini sedang sering dianggap miring, guru yang melindungi warga dan meregulasi negara

Posisi keempat guru adalah sama, harus menaruh rasa hormat karena jasa-jasa guru di atas manusia bisa mengarungi kehidupan lebih baik, restu guru2 di atas membuat manusia menjadi lancar kehidupannya namun jika kita berani durhaka terhadap guru2 di atas (Alphaka Guru) kehidupan manusia akan menjadi sebaliknya.

Konsep Keseimbangan Agama Hindu Tri Hita Karana
1. Hubungan Manusia dengan Tuhan
menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, misalnya dengan bersembahyang dan berdoa
2. Hubungan Manusia ke Manusia
menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan sesamanya misalnya dengan bersosialisasi, karang taruna, berdana dsb
3. Hubungan Manusia ke Alam Semesta
menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alam di sekitarnya misalnya dengan penghijauan, perapihan tanaman

Konsep di atas disimbolkan dengan tapak dara yaitu dua buah garis yang saling menyilang dengan porsi sama besar artinya keseimbangan kemudian simbol ini diberi garis pada ujungn2ya sehingga berkembang menjadi Swastika

Konsep di atas digunakan dalam pembangunan rumah atau desa dengan arah timur selatan (arah gunung) merupakan tempat Parahyangan (hubungan ke Tuhan, membuat tempat ibadah) di tengah Pawongan (hubungan ke sesama, membuat tempat tinggal) di barat utara Palemahan (hubungan ke alam sekitar, tempat membuat kamar mandi)

4 jalan menuju Brahman (Pembebasan Sang Atman) - Catur Marga
Jnana Marga - melalui ilmu pengetahuan
Karma Marga - melalui perbuatan
Bhakti Marga - melalui rasa bhakti
Yoga Marga - melalui tapa samadhi
empat jalan ini biasanya dilaksanakan secara bersamaan namun dalam porsi yang berbeda-beda

Dewa Dewi dalam Hindu
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Dalam Hindu dikenal banyak nama Dewa Dewi, posisi Dewa Dewi sama halnya dengan Malaikat dalam agama samawi,
Dewa Dewi tertinggi agama Hindu dikenal denga Tri Murthi yang dipercaya sebagai manifestasi Tuhan dalam 3 bentuk
Dewa Brahma - Dewa Pencipta, manifestasi Tuhan dalam menciptakan
Dewa Wisnu - Dewa Pemelihara, manifestasi Tuhan dalam memelihara
Dewa Siwa - Dewa Pelebur/Pemusnah, manifestasi Tuhan dalam menghancurkan
Konsep di atas menyatakan apa yang diciptakan setelah beberapa waktu akan hancur atau musnah atau ketidakabadian, karena yang abadi hanya Sang Atman

10 Avatar Dewa Wisnu
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Kita Suci Hindu adalah Weda
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

3 Hal Yang Patut Disucikan - Tri Kaya Parisudha, merupakan bagian dari Susila (tata krama)
Tri Kaya Parisudha ini dapat menjadi pedoman untuk kita mempelajari arti kebaikan pada akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang tinggi yaitu Moksha
1. Pikiran perlu disucikan
2. Perkataan perlu disucikan
3. Perbuatan perlu disucikan

Catur Warna (bukan kasta) 4 golongan masyarakat
Brahmana: pemuka agama
Ksatria: pemerintah pejabat negara
Waisya: pedagang ekonom
Sudra: pembantu ketiga golongan di atas

Keempat warna ini tidak berdasarkan bloodline, jadi siapapun bisa masuk pada golongan manapun, jd anak seorang brahmana belum tentu menjadi brahmana dst, sistem kasta dikenal ketika pemerintah Belanda menjajah Indonesia melihat catur warna ini bisa dipotensikan untuk memecah belah bangsa sehingga dikenal istilah kasta dan berdasarkan bloodline, sistem kasta ini sudah mengakar dan sedikit demi sedikit sudah mulai ditinggalkan walaupun tidak sepenuhnya

Oke cukup sekian dulu nanti saya lanjutkan dan sempurnakan kembali, silahkan jika ada pertanyaan komentar atau dan lain2 ^^

senyum manis

Silahkan dilanjutkan bli....

uraian yg bagus, ikut menyimak dipojokan sambil ngopi.

shanti, shanti, shanti...
semoga damai di hati, damai di bumi , damai di langit.

MonDay

#2
Salam bli

Dalam Hindu terutama yang berkembang di Bali terdapat salam pembuka dan salam penutup
Salam Pembuka : Om Swastyastu
artinya semoga kebaikan datang dari segala arah
Salam Penutup : Om Shanti Shanti Shanti Om
artinya semoga damai di hati damai di dunia damai selalu

Rwabhineda - dua hal yang saling bertentangan namun sebenarnya satu
konsep ini serupa dengan yin dan yang dalam literatur Cina, manusia dalam pencarian jati dirinya akan disuguhkan dengan dua hal yang saling bertentangan (berpasangan) kanan kiri hitam putih baik buruk siang malam pria wanita bagus jelek dsb, manusia diharapkan memilih kanan tanpa membenci kiri karena pada dasarnya kedua hal tersebut bersumber pada hal yang sama yakni Brahman, hal ini disimbolkan dengan saput poleng (hitam putih) dan tarian Barong dan Rangda

Leak - Barong dan Rangda
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

semut-ireng

wooo, bli tibake,  kanca dewek ....................

monggo mas,  dilanjut aja ............................ ;)

senyum manis

Om Swastyastu

OM TAT SAT EKAM EVA ADWITYAM BRAHMAN
"Hanya satu Tuhan, Brahman, tidak ada duanya"

inilah kalimat 'sahadatnya' penganut hindu.

dilanjut bli....

MonDay

#5
3 Tubuh Manusia Tri Sarira
manusia menurut ajaran Hindu memiliki tiga tubuh
1. Tubuh Kasar - Stula Sarira
tubuh yang dapat kita lihat, yang berwujud, yang bisa rusak, dibentuk oleh Panca Maha Butha
2. Jiwa - Anthakarana Sarira
tubuh penggerak, yang menyebabkan kita berpikir egoisme berkeinginan dsb, jiwa ini dipengaruhi Tri Guna
3. Sang Atman - Sukma Sarira
roh, bagian terhalus, percikan Brahman, yang memberi kehidupan, penyebab manusia hidup, merupakan yang menjadi  saksi karma manusia, jiwa manusia yang belum tunduk atau bertemu dengan Sang Atman akan terus mengalami reinkarnasi (Punarbhawa) namun yang telah menemukan jati dirinya telah mencapai Jagaditham Moksha (kebahagiaan sejati)

Tri Guna - tiga tali pengikat yang berarti yang mengikat, keterikatan
jiwa manusia diikat oleh sifat2 Tri Guna, sepanjang Tri Guna belum bisa dikendalikan, melepaskan keterikatan, belum bisa tunduk dengan Sang Atman, manusia akan terus mengalami kelahiran kembali
1. Satvam: Sifat baik
Sifat alam sattvam (kebaikan) mensucikan diri seseorang (dengan berbagai  perbuatan bajik), melahirkan pengetahuan dan kesenangan, tetapi pengetahuan dan kesenangan itu mengikat pula sang makhluk hidup di alam fana. Sifat satvam akan melahirkan jiwa manusia di alam kesenangan (surga)
2. Rajas: Sifat nafsu
Sifat alam rajas (kenafsuan) melahirkan bermacam-macam keinginan, memaksa sang makhluk hidup bekerja secara pamerih dan menyebabkan dirinya amat terikat pada hasil kerja (yang pasti mengakibatkan lahir lagi di dunia fana). Sifat rajas akan melahirkan jiwa manusia di alam manusia kembali (alam fana)
3. Tamas: Sifat bodoh
Sifat alam tamas (kegelapan) menyebabkan  sang makhluk hidup mengkhayal, ber-pikir tidak waras, malas dan banyak tidur(sehingga dia bisa merosot kedalam kehidupan yang lebih rendah dalam kelahiran berikutnya). Sifat tamas akan melahirkan jiwa manusia di alam penderitaan (neraka)

Dikatakan bahwa ke-tiga unsur Tri Guna tersebut selalu bergejolak dan berusaha mengatasi satu dengan yang lain agar menjadi yang paling  dominan
Untuk bisa lepas dari ikatan Tri Guna bisa dilakukan melalui Catur Marga yang dibahas singkat di atas, keempat marga semata2 untuk Tuhan Yang Maha Esa

Panca Maha Butha
Badan manusia menurut ajaran Hindu dibentuk atas lima unsur
1. Apah - Air
2. Teja - Api (Panas)
3. Bayu - Angin
4. Akasa - Ether
5. Pertiwi - Tanah

putu07

pembahasan bagus...

tolong di bahas tentang manusia yadnya donk...



MonDay

#7
Bagi teman2 yang pernah berkunjung ke Bali
pasti sering menemukan upacara ritual2 dan sesaji
apakah itu sebenarnya?



Itu adalah Yadnya

Yadnya berarti korban suci yang tulus ikhlas, tidak harus dalam bentuk upacara (Upakara) karena yadnya juga bisa dilakukan dengan menegakkan Susila dan mengamalkan Tatwa, namun dua terakhir lebih sulit dibandingkan melaksanakan upacara jadi yang sering kita temui cenderung lebih banyak ke upacara2

Yadnya timbul karena adanya hutang
menurut ajaran Hindu, manusia lahir memiliki 3 hutang (Tri Rna)
Dewa Rna - berutang kepada Tuhan atas yadnya-Nya kepada manusia dan alam semesta ini
Pitra Rna - berutang kepada orang tua (ibu-bapak) dan leluhur atas jasanya yang telah beryadnya menurunkan, memelihara, dan mendidik kita dari sejak dalam kandungan sampai kita bisa mandiri
Rsi Rna - berutang kepada para rsi atau orang-orang suci yang beryadnya menyebarluaskan ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan suci

untuk membayar hutang tersebut diperlukan yadnya
Yadnya dibagi atas 5 Panca Yadnya (konteks upakara)
membayar Dewa Rna
Dewa Yadnya - contohnya piodalan pura
Butha Yadnya - contohnya persembahan caru
membayar Pitra Rna
Pitra Yadnya - contohnya ngaben
Manusa Yadnya - contohnya tiga bulanan
membayar Rsi Rna
Rsi Yadnya - contohnya upacara dwijati



Berhala dalam Hindu
Hindu sering dianggap agama berhala karena menyembah patung pohon besar dan batu2 besar
Jika ditilik ke dalam ajaran Weda, sebenarnya Hindu juga mengenal istilah berhala dalam bahasa lain
berdasarkan Tri Guna maka umat Hindu (manusia) dibagi atas 3:
Satvam : manusia yang memuja Dewa Dewi atau Tuhan versi imajenasi sendiri
Rajas: manusia yang memuja manusia seperti Raja ataupun orang2 yang berkedudukan
Tamas: manusia yang memuja benda-benda mati, hatu-hantu, mahluk2 gaib
sebenarnya dalam mencapai Moksha, Hindu mengajarkan untuk mengenal Sang Atman yang bersemayam di dalam setiap mahluk untuk dapat mengenal Brahman seutuhnya karena Sang Atman merupakan percikan Brahman dengan cara melepaskan sifat2 Tri Guna melalui Catur Marga, semua marga semata2 untuk Tuhan Yang Maha Esa yang versi kecilnya Sang Atman. Kondisi Moksha hanya dapat dicapai oleh diri sendiri bukan melalui bantuan atau anugrah dari sosok luar.
Untuk benda mati yang dipuja di Hindu misalnya sebuah bentuk Pura adalah sama halnya seperti menghormati Bendera Merah Putih, jadi yang dipuja dan dihormati bukan benda mati itu tetapi itu merupakan sarana manusia untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Saya belum bisa membenarkan atau menyalahkan ritual2 yang ada di Bali karena keterbatasan pengetahuan saya juga
cmiiw

semut-ireng

Uraian tentang Yadnya sangat menarik,

Oh ya,  paling tidak beberapa kali saya ke Bali,  saya paling suka mengunjungi Pura Besakih itu,  dan indahnya disana saya diijinkan menunaikan ibadah sesuai agama saya,  disiapkan air, tempatnya dsbnya ............

Tentang Yadnya yang bli jelaskan,  saya pahami hal itu sebagai bentuk-bentuk perbuatan dalam mengingat Tuhan Yang Maha Esa -  Dzikir kepada Allah -  Dikatakan dalam berbagai referensi,  hanya dengan banyak mengingat Allah maka hati menjadi tenang ....................

monggo dilanjut bli,  mungkin tentang kasta ?

MonDay

Kasta sudah dibahas sedikit di atas
kasta menurut Hindu tidak ada, yang dikenal warna
tetapi Hindu yang berkembang di Bali bercampur dengan adat budaya setempat sehingga memunculkan sistem kasta yang konon dibentuk oleh pemerintah Belanda guna memecah belah
nanti sy lanjutkan lg, sy sdg mencari tau juga bgmn sistem kasta yang dikenal di Bali

semut-ireng

Oh iya,  yang lain aja bli  ...................................

Penggolongan samawi dan bukan samawi itu kan juga warisan penjajah yang digunakan untuk memecah belah.

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Februari 15, 2011, 10:27:51 AMPenggolongan samawi dan bukan samawi itu kan juga warisan penjajah yang digunakan untuk memecah belah.
Argumen ajaib asbuner keluar lagi. Dikira istilah macma ini cuma ada di Indoensia ::)

MonDay

pada dasarnya manusia sendiri juga berbeda2 shg pst ada ketimpangan antara pemahaman satu dengan yang lain, drpd melihat perbedaan sbg sesuatu yg membuat kita terpecah lbh baik melihatnya sbg warna kehidupan
penggolongan terjadi krn sifat kedekatannya (tidak sama)

semut-ireng

Kutip dari: Pi-One pada Februari 15, 2011, 10:52:58 AM
Argumen ajaib asbuner keluar lagi. Dikira istilah macma ini cuma ada di Indoensia ::)

Ajaib ?   Bukankah lebih ajaib lagi orang-orang yang menggunakan penggolongan itu tanpa mengetahui siapa orangnya yang pertama kali mengemukakan penggolongan itu / sejarahnya ? Saya pernah buat thread tentang hal itu, dan sampai sekarang tidak ada yang memberi penjelasan :

http://www.forumsains.com/agama-dan-filosofi/agama-samawi/

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Februari 15, 2011, 10:52:58 AM
Argumen ajaib asbuner keluar lagi. Dikira istilah macma ini cuma ada di Indoensia ::)
Kok bisa penggolongan samawi dan bukan samawi itu kan juga warisan penjajah yang digunakan untuk memecah belah, buktinya apa. Di forum ini saya menemukan orang-orang asbun dan lucu di sub forum ini. Tapi ya sudahlah buat hiburan.