Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:08:36 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 190
Total: 190

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Agama Hindu

Dimulai oleh MonDay, Februari 11, 2011, 12:19:53 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada Agustus 27, 2011, 11:44:38 AM
Lihat dulu, hawa nafsu itu berguna atau tidak? Tidak semua hawa nafsu itu salah, yang salah itu biasanya penempatannya.
Dan pahami dulu konteks hawa nafsu itu sendiri.
Juga tujuan yang ingin dicapai seseorang.

Farabi

Saya mendefinisikan hawa nafsu sebagai instink dasar manusia, hal yang sama yang dimiliki hewan. Bagaimana dengan definisi hawa nafsu anda?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Hawa nafsu ada macam-macam, mulai dari yang kasar hingga yang halus. Tapi selain di sini bukan threadnya, aku ragu apa bisa menjelaskannya pada mereka yang punya dasar pemahaman beda sejak awal.

semut-ireng

kalo hawa nafsu dicabut sampai ke akar-akarnya,  salah kedaden bisa jadi entung  .........sudah tahu yang namanya entung ? ;D

bukan dicabut sampai ke akar-akarnya,  tapi gunakan seperlunya alias harus bisa dikendalikan ...........

Pi-One

Nasehat bagi semua agama dan ajaran:
Berhati-hatilah apda ucapan orang bodoh yang bahkan tak paham apa yang dia bicarakan :)

MonDay

di Hindu sendiri nafsu (kama) merupakan salah satu tujuan hidup, eits jangan berprasangka dulu
ada empat tujuan hidup manusia menurut Hindu: dharma, artha, kama dan moksha
tujuan tertinggi tentu saja moksha, lalu bagaimana caranya
ini berhubungan dengan 4 zaman kehidupan (catur asrama)

Brahmacari: zaman menuntut ilmu biasanya berumur 0-25 tahun, yang dikembangkan adalah dharma, mempelajari tentang kebenaran, baik filsafat maupun pengetahuan yang lainnya, dominan dilakukan adalah bhakti marga (jalan berbhakti) dan karma marga (jalan perbuatan)

Garhasthya: zaman berumah tangga, yang dikembangkan adalah artha (harta baik material maupun non material) dan kama (nafsu) tetapi harus berlandaskan dharma (kebenaran), indikator keberhasilan zaman ini adalah diperolehnya keturunan dan kemapanan, dominan dilakukan adalah bhakti marga (jalan berbhakti) dan karma marga (jalan perbuatan)

Vanaprastha: zaman menyepi, setelah indikator di atas sudah dipenuhi, manusia dianjurkan untuk sedikit demi sedikit untuk melepaskan keduniawian, biasanya pada zaman ini manusia mulai mengabdikan dirinya pada masyarakat, mengikuti kegiatan2 sosial dan menjadi penuntun generasi selanjutnya (tetua), yang dikembangkan adalah pencapaian moksha tentu dengan dasar dharma, dominan dilakukan adalah jnana marga (jalan pengetahuan)

Bhiksuka: zaman pelepasan, zaman untuk benar2 melepaskan ikatan duniawi, yang dikembangkan adalah moksha (pelepasan penuh), dominan dilakukan adalah yoga marga (jalan bertapa brata/bermeditasi)

dharma menjadi landasan kuat untuk mencapai moksha
dan contoh yang sudah menjalani itu semua: Siddharta Gautama, cmiiw

Farabi

Saya anggap hindu adalah ajaran hidup, bisa dikatakan ajaran hindu adalah cerminan dari watak alamiah manusia yang sesungguhnya. Jadi jika manusia dibiarkan hidup secara mandiri, secara alamiah seorang manusia akan menemukan agama hindu. Jadi saya akan mengatakan hindu dan budha adalah ajaran alamiah. Nature religion.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Saya saya kurang suka ini adalah tentang kasta kasta, juga kabarnya di india masih berlaku biarpun -lagi lagi- USA sudah berusaha menghapusnya, wah, negara keparat ini selalu saja berusah untuk ikut campur, perbudakan di dunia islam, tekanan kerja yang berat di china, genosida di jerman ;D
Bagaimana menurut anda tentang kasta? Perlu dihapus?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

MonDay

Kutip dari: Farabi pada Agustus 29, 2011, 08:54:48 PM
Saya saya kurang suka ini adalah tentang kasta kasta, juga kabarnya di india masih berlaku biarpun -lagi lagi- USA sudah berusaha menghapusnya, wah, negara keparat ini selalu saja berusah untuk ikut campur, perbudakan di dunia islam, tekanan kerja yang berat di china, genosida di jerman ;D
Bagaimana menurut anda tentang kasta? Perlu dihapus?
yang diperkenalkan Weda adalah warna (pengidentifikasian ragam manusia dalam masyarakat) yang dibagi atas 4 dikenal dengan Catur Warna:
Brahmana: kelompok pendeta, mengurusi urusan rohani dan keagamaan
Ksatrya: kelompok pemerintah, meregulasi negara dan sistem masyarakat
Waisya: kelompok pedagang, membentuk perokonomian dan perdagangan
Sudra: kelompok pekerja, membantu ketiga kelompok di atas (sebagai abdi/karyawan/pegawai/buruh)

kemudian berkembang menjadi sistem kasta dimana terjadi sistem kedudukan, Brahmana yang tertinggi dan Sudra yang terendah dan ini menjadi sistem keturunan, yang terlahir sebagai Brahmana maka keturunannya pun menjadi Brahmana harus dihormati walaupun perilakunya tidak sesuai dengan tugas yang diemban, hal inilah yang dikritik Petapa Gautama yang termuat dalam Brahmana Vagga yang kemudian melahirkan ajaran baru yang kini dikenal sebagai Agama Buddha (pandangan Hindu terhadap Petapa Gautama adalah Petapa Gautama merupakan reinkarnasi Dewa Wisnu yang mengemban misi untuk meluruskan ajaran yang keliru, yaitu Hindu saat itu)

Kasta tidak sesuai dengan yang Weda ajarkan, kaum Brahmana menjadi merasa sangat spesial dan melupakan tugas utamanya untuk memberikan ilmu2 kerohanian dan Sudra menjadi merasa sangat di bawah dan merasa menjadi kaum nista. Warna adalah saling melengkapi dan bukan sistem turunan, jika seorang buruh (Sudra) melahirkan seseorang yang dermawan dan mampu mempelajari kerohanian maka ia pantas menyandang gelar Brahmana. Selain di India, hal ini juga terjadi di Bali, demikian yang saya ketahui, cmiiw

sayang

saya tertarik tentang ketuhanan atau Dewa dalam agama Hindu :
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
**Terdapat berbagai nama serta gambar dan simbol-simbol yang berbeda, tergantung aspek yang mana yang dipuja. Sebagai contoh, ketika Tuhan bergelar sebagai pencipta, ia disebut Brahma oleh umat Hindu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemelihara, umat Hindu menyebutnya Wisnu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemusnah dunia, ia disebut Siwa.**

Yang ini saya paham bahwa Tuhan itu adalah satu , kalau salah maaf atas sangkaan saya itu .
Karena kalau di sini .
cuntuhnya :
kalau saya baik , orang sini sebut , Malaikat
kalau saya jahat , orang sini sebut , Syaitan
Kalau saya menipu , orang sini sebut , iblis .

bagitu juga
kalau saya di rumah , orang sini sebut , cau po /bapak
kalau saya di penjabat , orang sini sebut , huana /bos
kalau saya di luar , orang sini sebut , kawan .

jadi bukan saya tiga tapi hanya satu orang saja .

Apakah orang hindu percaya Tuhan atau Dewa itu adalah satu ?

MonDay

berdasarkan pengetahuan sy CMIIW
pada jaman brahmanisme, terdapat sekian banyak sekte yg memuja dewa-dewi tertentu dan dengan berbagai cara untuk menghormatinya, dari dengan bervegetarian, mempersembahkan kurban, sampai ada yg melakukan hubungan sex, dan msh banyak lagi, kemudian oleh seorang brahmana, sekte-sekte ini digabung menjadi satu dan diangkat tiga dewa tertinggi yaitu Brahma Wisnu dan Siwa sebagai Tri Murthi yang kini dikenal dalam agama Hindu,
kemudian seorang brahmana bernama Bhagawad Byasa menggunakan rujukan Weda sebagai patokan Hindu, disebutkan bahwa Brahman sebagai The Eternal One, dan juga konsep Antaratman dan Atman sebagai perwujudan Tuhan dalam diri manusia, kemudian pada perkembangannya dewa-dewi ini diibaratkan manifestasi Tuhan (setingkat dengan malaikat) atau gelarnya Tuhan dalam melakukan sesuatu, sehingga dapat dipahami konsep ketuhanan dalam Hindu begitu beragam, tetapi yang masih digunakan sampai saat ini adalah adanya Brahman, Antaratman dan Atman

Farabi

Ternyata istilah pahala itu dari hindu ya? Saya lihat dalam quran asal katanya jaza'u dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai reward, atau hadiah, atau balasan. Tapi dalam bahasa arab, jazau itu artinya balasan, sehingga mencari balasan artinya adalah mencari pamrih ;D Tapi ya sudah, kita pakai istilah hadiah saja atau pahala.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

#72
Berarti monoteisme Hindu sebetulnya bukan murni hindu, melainkan asimilasi antara Islam, Kristen dan Hindu. Kita harus melihat hindu di india dalam bentuk murninya, atau langsung baca kitabnya.
Perlu diingat bahwa bangsa indonesia dijaman belanda itu bukan islam, melainkan hindu, baru kemudian diislamkan secara bertahap, karena sebetulnya konsep kerajaan tidak ada dalam islam, melainkan dalam kitab SHML, bukan bagian dari Torat. Tapi bentuk modern dari pemerintahan islam sekarang dianggap sebagai kerajaan, bahkan untuk mendukung muncullah tiba tiba hadist hadist yang menyatakan bahwa Muhammad adalah raja, atau setidaknya mengiyakan pemerintahan kerajaan dalam nama kekhalifahan.
Sistem ini adalah sistem dalam istilah saya, totaliter, dimana negara selain mengatur yang lahir, seperti perbuatan, juga mengatur yang batin, seperti kepercayaan, apa yang harus anda mohon kepada Tuhan, dan kekuasaan mutlak bagi pemerintah. Karena pemerintah adalah wakil Tuhan dimuka bumi.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

MonDay

#73
Kutip dari: Farabi pada November 27, 2011, 06:34:14 PM
Berarti monoteisme Hindu sebetulnya bukan murni hindu, melainkan asimilasi antara Islam, Kristen dan Hindu. Kita harus melihat hindu di india dalam bentuk murninya, atau langsung baca kitabnya.
Perlu diingat bahwa bangsa indonesia dijaman belanda itu bukan islam, melainkan hindu, baru kemudian diislamkan secara bertahap, karena sebetulnya konsep kerajaan tidak ada dalam islam, melainkan dalam kitab SHML, bukan bagian dari Torat. Tapi bentuk modern dari pemerintahan islam sekarang dianggap sebagai kerajaan, bahkan untuk mendukung muncullah tiba tiba hadist hadist yang menyatakan bahwa Muhammad adalah raja, atau setidaknya mengiyakan pemerintahan kerajaan dalam nama kekhalifahan.
Sistem ini adalah sistem dalam istilah saya, totaliter, dimana negara selain mengatur yang lahir, seperti perbuatan, juga mengatur yang batin, seperti kepercayaan, apa yang harus anda mohon kepada Tuhan, dan kekuasaan mutlak bagi pemerintah. Karena pemerintah adalah wakil Tuhan dimuka bumi.
Hindu dipengaruhi oleh brahmana2 yang selalu membawa pandangan baru ttg ketuhanan, jd bisa dikatakan ajaran Hindu lebih mengikuti jamannya, jika dikatakan terjadi asimilasi mungkin iya, tetapi AFAIK selain paham monotheisme, di Hindu ada paham pantheisme, deisme bahkan atheisme, jd tergantung umatnya yg mana dirasa cocok, sejauh ini paham yg berkembang di Bali adlh monotheisme

Farabi

Brahman? Mudah2xan bukan abraham ;D
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.