Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:38:15 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

agama warisan nenek moyang yg perlu ditinjau ulang

Dimulai oleh zoldik, Desember 25, 2016, 08:26:01 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

zoldik

sebelum diskusi coba tonton video brikut cuma sekitar 9 menit
https://www.youtube.com/watch?v=9-4V3HR696k

pada alasan kedua penyebab mengapa negara kaya adl kultur dikatakan bahwa negara negara yg kaya tdk menganggap agama menjadi sesuatu hal yg penting, sedangkan negara miskin justru sebaliknya menganggap agama adl hal yg penting.

bila kita kaitkan hal ini dgn indonesia kebijakan kebijakan banyak dipengaruhi oleh agama mis lokalisasi, pembagian kondom, dan bahkan masalah KPI yg saya anggap terlalu takut pd kemerdekaan mengemukakan pendapat. bila dijaman suharto kebebasan dikekang krn alasan politik, sekarang lebih parah lagi dengan dalih agama kebebasan jauh lebih dikekang.

agama memang mengajarkan manusia untuk menjauhi dunia kira kira ayatnya dalam islam '...janganlah kau palingkan pandanganmu pada dunia..' 'hai istri istri nabi kalau kalian menghendaki dunia maka akan ku beri uang setelah itu akan ku ceraikan kalian...' 'dibuat dihadapan kalian indah kecintaan terhadap harta, wanita...' dan masih banyak lagi ayat yg lain.

dalam agama keristen juga banyak yg menghina keduniaan, contoh saja sedikit saja kata kata yesus 'orang kaya itu masuk surga sama seperti onta masuk lubang jarum'

dalam agama budha saya heran ketika budha melihat dipintu ke pintu kerajaanya yg satu pintu ia melihat orang saki, pintu yg lain melihat orang tua, dll. saat ia mencari jawaban bagi penderitaan itu ia bermeditasi dan kemudian menemukan jawabannya adl kemelekatan pada dunia dapat menyebabkan penderitaan. alih alih jawaban yg logis untuk menghilangkan penderitaan orang yg sakit harusnya kebangkan ilmu kedokteran dan sembuhkan orang sakit malah ia mengajarkan manusia untuk bermidetasi.

solusi dunia ini saya rasa dapat pula dipecahkan melalui ambisi dan kecintaan terhadap dunia, tdk melulu menjauhi dunia dan berangan angan pd negri akhirat, yg akhirnya agama menjadi sesuatu yg mebusukkan kita sendiri.

apakah angan angan pada akhirat dapat menjadikan sebuah bangsa atau masyarakat tidak memperdulikan dunia, sehingga agama menjadi sebuah virus yg menyakiti kita sendiri?

saya tunggu tanggapan dan diskusinya

wolowizard

agama masalah kepercayaan, menurut saya ketika kita sebagai individu menyukai dengan"buta" akan sesuatu maka dinasehati akan tidak ada gunanya. dalam konteks ini, jadikan agama kita masing masing menjadi guide book - seperti simposium simposium perbandingan agama yang saya kutip " kita ini manusia layaknya seperti barang elektronik, untuk menjalani sesuai koridor dan fungsinya diperlukan suatu guide book yaitu masing masing kitab suci yang kita percayai"

jadi individu yang objektif, kemungkinan adanya tuhan dan agama samawi > 0 atau ada. tinggal bandingkan yang paling logis yang mana yang terdapat kesenjangan keganjilan yang mana, jangan lantas kita berdiskusi panjang lebar menemukan kesalahan kesalahan yang tidak penting kemudian menyimpulkan agama itu tidak ada.

berbicara sesuai kapasitas dan fakta otentik sejarah, menggunakan qiyas atau akal juga harus sesuai konteks. dan intinya kita beragama untuk menjadi manusia manusia yang baik didunia sehingga mengantarkan kebaikan di akhirat

zoldik

lalu bagaimana menurut anda dengan pembagiankondom dan lokalisasi

zoldik

#3
 :( :( :( :( :( :( :( :( :(


:( :( :( :(

nandaz

#4
Berbicara dengan logika. Mana yang lebih untung beragama atau tidak?
1. Jika tidak beragama
Tentunya tidak memercayai hari akhir dan hari pembalasan (penghakiman atau sejenisnya). Tentunya yang tak beragama tidak mengenal karma. Tidak mempercayai tuhan dan tentunya tidak pernah berdoa ataupun meminta apapun terhadap pencipta.

2. JIka beragama
Hal yang sebaliknya yang terjadi diatas.

Sample Kenyataan Yang terjadi di akhir masa
1. Misal kenyataan Hari Akhir ada
a. Yang tdk beragama; berpikir kacau karena segala sesuatu didunia ini tidak pernah mengubris soal hal-hal religi dan tidak memiliki bekal pahala
b. Yang Beragama ; Semua sudah dipersiapkan dan bekal menuju surga sudah ada
2. Misal kenyataan Hari Akhir tidak ada
a. Yang tidak beragama ; tidak menjadi persoalan kondisi hidupnya tidak dibebankan oleh tuntutan agama atau sejenisnya
b. Yang beragama ; tidak menjadi persoalan, kondisi hidupnya tetap berpegang teguh pada aturan agama yg meski tidak pernah ada tapi tetap ikut kodrat hidup sebagai manusia yang dianggap berakhlak mulia


Nah, pilih yang mana? mau yang untung atau tidak? agama bisa digunakan sebagai jaminan diakhir masa jika segala pradigma kita ternyata salah
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

zoldik

gak nyambung

aturan agama terkadang malah menghabat kemajuan
mis lokalisasi saja menurut orang beragama adl sebuah tindakan untuk menyebarkan kebatilan, sedangkan dinegara maju lokalisasi dilakukan untuk mengurangi pelacuran agar tdk menyebar, ini berdasarkan peneilitan, bahkan diarab saudi pelacuran menyebar begitu banyak krn pemerintahan saudi tdk mau melakukan lokalisasi.

intinya negara maju berusaha untuk berbuat kebaikan tetapi dengan cara yg rasional, mereka tdk perduli dengan dosa dan mempertanyakan apa yg kalian sebut dosa, sex adl bawaan dari kecenderungan manusia untuk bereproduksi, masa disebut dosa, sedangkan tata caranya haram dan halal itu tergantung budaya, bagi sebagian budaya poligami adl bagus sedangkan bagi budaya yg lain tdk.


belum lagi masalah hiv apa yg orang beragama pikirkan tentang hiv!!! penyakit kutukan, alih alih berusaha menghilangkan penyakit melalui sains mereka malah mengutuk para korban hiv.

inilah yg disebut culture yg menghabat, yg tdk mau membuka pikiran, hanya menuruti nenek moyang yg suka berdongeng.

nandaz

#6
Tidak ada agama manapun yang menghalalkan pelacuran, sekalipun itu arab saudi dan tentunya semua kebijakan dimulai dari para pemimpin-pemimpinnya yang sudah kafir dan lepas dari aqidah agama. Jikalau terjadinya seperti itu jelas bukan agama yang menghambat lokalisasi melainkan oknum setempat. Jika berbicara dalam konteks kemajuan TS sudah menyimpulkan bahwa negara tanpa agama yang lebih maju. Apa benar? Perlu dilakukan tinjau ulang kembali negara mana yang tingkat stress nya yang paling rendah? Dalam islam orang yang berfikir maju mendapatkan tempat dan derajat kemuliaan disisi Allah. Agama justru tidak membatasi kita untuk terus berkembang dan berfikir dan jika kembali membaca sejarah ilmuan muslim banyak memberikan sumbangsih terhadapt teknologi dunia, hanya saja rata2 mereka tidak melakukan publikasi terhadap temuannya.
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

wolowizard

Kutip dari: nandaz pada Desember 28, 2016, 02:03:27 PM
Berbicara dengan logika. Mana yang lebih untung beragama atau tidak?
1. Jika tidak beragama
Tentunya tidak memercayai hari akhir dan hari pembalasan (penghakiman atau sejenisnya). Tentunya yang tak beragama tidak mengenal karma. Tidak mempercayai tuhan dan tentunya tidak pernah berdoa ataupun meminta apapun terhadap pencipta.

2. JIka beragama
Hal yang sebaliknya yang terjadi diatas.

Sample Kenyataan Yang terjadi di akhir masa
1. Misal kenyataan Hari Akhir ada
a. Yang tdk beragama; berpikir kacau karena segala sesuatu didunia ini tidak pernah mengubris soal hal-hal religi dan tidak memiliki bekal pahala
b. Yang Beragama ; Semua sudah dipersiapkan dan bekal menuju surga sudah ada
2. Misal kenyataan Hari Akhir tidak ada
a. Yang tidak beragama ; tidak menjadi persoalan kondisi hidupnya tidak dibebankan oleh tuntutan agama atau sejenisnya
b. Yang beragama ; tidak menjadi persoalan, kondisi hidupnya tetap berpegang teguh pada aturan agama yg meski tidak pernah ada tapi tetap ikut kodrat hidup sebagai manusia yang dianggap berakhlak mulia


Nah, pilih yang mana? mau yang untung atau tidak? agama bisa digunakan sebagai jaminan diakhir masa jika segala pradigma kita ternyata salah


saya teringat nasehat mario teguh tentang sikap orang atheis akan adanya konsep ketuhanan, bagi mereka. mereka tahu ada zat yang maha segalanya hanya berdoa dan bersikap seolah olah menolak ketuhanan sendiri. contoh sederhana : ketika keluarga dari si atheis ini sedang tertimpa musibah atau mengalami sesuatu buruk atau mungkin keadaaan yang tidak diingingkan. apa ucapan pertama atheis ini akan keadaaan ini? logisnya dia akan bergumam " semoga menjadi lebih baik | semoga keadaan akan membaik | semoga.. dan semacamnya"  tanpa sadar mereka "(atheis) pun berdoa kepada [zat] yang maha memberi keadaan yang baik yaitu tuhan sendiri.

alasan alasan kecacatan dalam sejarah jangan dipandang sebagai corak dari kemurnian agama yg mengajarkan tauhid. seperti yang saya ungkapkan diatas bahwa kemungkinan akan adanya tuhan pasti ada. mungkin kitanya sebagai manusia sendiri yang menjadi sumber masalahnya.