Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:39:02 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 152
Total: 152

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Ajaran yang Benar Menurut Agama

Dimulai oleh alvin pratama, Mei 08, 2009, 01:29:33 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: mhyworld pada Maret 24, 2015, 09:51:35 PM
Agama mampu mengubah penilaian baik dan buruk oleh seseorang. Para teroris dan pendukungnya menganggap bom bunuh diri di tempat umum adalah hal yang baik. Jika korbannya kebetulan orang yang tidak seiman, maka bom tersebut dianggap telah berhasil membela tuhan dengan membunuh musuh-musuhnya. Namun jika korbannya kebetulan orang yang seiman, mereka dianggap sebagai korban yang tak berdosa sehingga bom tersebut hanya membantu mereka untuk segera masuk sorga, dan mencegah mereka melakukan dosa di kemudian hari.


Yah, begitulah. Dan yang paling saya tidak suka dari mereka adalah ketika mereka diberikan bukti-bukti berupa argumen yang membantah tindakan mereka yang tidak adil dan tidak manusiawi, mereka akan menjawab "Adil di mata manusia belum tentu adil di mata Tuhan".
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

MuhammadRyan

Intinya membahas Agama adalah:

"Jangan Skeptis, Jangan Subjektif"

Adil di mata Muslim, tdk adil di mata Nasrani (Poligami)
Baik di mata Nasrani, tdk baik di mata Muslim (Daging Babi)

Tapi terkadang:
Baik di mata Muslim, tdk baik di mata Muslim (pandangan soal Jihad)
Baik di mata Nasrani, tdk baik di mata Nasrani (pandangan soal penggunaan Salib sbg lambang Agama)

Tdk bisa dipungkiri lagi, ini yg membuat Agama berbeda dgn Sains... tdk ada titik pasti, dan titik acuan yg bersifat fixed disini...
Jika ada yg ngomong, "Agama saya paling benar"... bisa dipastikan, itu menurut agamanya... klo dicerna lagi, emang agak ironi sih...

Matur nuwun
"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"

Monox D. I-Fly

Kutip dari: MuhammadRyan pada Juni 07, 2015, 08:51:20 AM
Intinya membahas Agama adalah:

"Jangan Skeptis, Jangan Subjektif"

Bukannya maksudnya "Jangan Skeptis, Jangan Obyektif"?  ::)
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

mhyworld

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada Maret 26, 2015, 12:38:54 AM
Yah, begitulah. Dan yang paling saya tidak suka dari mereka adalah ketika mereka diberikan bukti-bukti berupa argumen yang membantah tindakan mereka yang tidak adil dan tidak manusiawi, mereka akan menjawab "Adil di mata manusia belum tentu adil di mata Tuhan".
Mereka juga mengklaim bahwa semua peristiwa di dunia terjadi dengan izin Tuhan, termasuk peristiwa tragis dan kejahatan kemanusiaan seperti bencana alam, perang, pembunuhan, genocide, perbudakan.
once we have eternity, everything else can wait

kusmardiyanto

Kutip dari: mhyworld pada Juni 10, 2015, 06:49:42 PM
Mereka juga mengklaim bahwa semua peristiwa di dunia terjadi dengan izin Tuhan, termasuk peristiwa tragis dan kejahatan kemanusiaan seperti bencana alam, perang, pembunuhan, genocide, perbudakan.
Kutip dari: mhyworld pada Juni 10, 2015, 06:49:42 PM
Mereka juga mengklaim bahwa semua peristiwa di dunia terjadi dengan izin Tuhan, termasuk peristiwa tragis dan kejahatan kemanusiaan seperti bencana alam, perang, pembunuhan, genocide, perbudakan.

dengan izin Alloh swt itu maksudnya Alloh swt telah menetapkan dalam kitab takdir-Nya sebelum ada dunia dan alam semesta ini bahwa itu akan terjadi.....dan itu sama sekali tidak berarti bahwa Alloh swt yang melakukan dan menyetujui itu...

kusmardiyanto

ajaran yang benar itu intinya berporos kepada " mengabdi, menghambakan diri, menyembah, beribadah kepada Alloh swt saja "

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Agustus 02, 2015, 01:05:13 PM
dengan izin Alloh swt itu maksudnya Alloh swt telah menetapkan dalam kitab takdir-Nya sebelum ada dunia dan alam semesta ini bahwa itu akan terjadi.....dan itu sama sekali tidak berarti bahwa Alloh swt yang melakukan dan menyetujui itu...
Kutip dari: kusmardiyanto pada Agustus 02, 2015, 01:08:33 PM
ajaran yang benar itu intinya berporos kepada " mengabdi, menghambakan diri, menyembah, beribadah kepada Alloh swt saja "

Ajaran yang benar itu berporos kepada CINTA..mencintai Tuhan, mencintai sesama manusia, mencintai alam.

Tuhan bukanlah sebangsa Narcist seperti Saddam Hussein, yang menganggap ciptaanNya sebagai hamba sahaya atau budak..dan menuntut untuk disembah dan dipuja..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Agustus 02, 2015, 08:04:33 PM
Ajaran yang benar itu berporos kepada CINTA..mencintai Tuhan, mencintai sesama manusia, mencintai alam.

Tuhan bukanlah sebangsa Narcist seperti Saddam Hussein, yang menganggap ciptaanNya sebagai hamba sahaya atau budak..dan menuntut untuk disembah dan dipuja..

itu konkritnya gimana....tentang manusia....apa juga mencintai orang-orang yang zholim?...apa juga mencintai orang mujrim...apa juga mencintai orang kafir (yang mana Alloh swt benci)....tentang alam lain....apa juga mencintai syaithon, Iblis (musuh Alloh swt itu)....kalau seperti itu ya itu ajaran yang absurd

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Agustus 03, 2015, 09:42:19 PM
itu konkritnya gimana....tentang manusia....apa juga mencintai orang-orang yang zholim?...apa juga mencintai orang mujrim...apa juga mencintai orang kafir (yang mana Alloh swt benci)....tentang alam lain....apa juga mencintai syaithon, Iblis (musuh Alloh swt itu)....kalau seperti itu ya itu ajaran yang absurd

My friend, cinta itu mengasihi..Cinta itu tanpa berharap balas..Cinta itu pengorbanan..Cinta itu tidak memandang kepercayaan orang itu apa..Bahkan cinta juga tidak mengenal apakah orang itu memiliki kepercayaan atau tidak memiliki kepercayaan..Bahkan cintailah juga musuh-musuhmu..Cintailah orang yang memfitnahmu..Cintailah orang yang menghinamu..

Cintailah juga hewan..jangan dibantai untuk persembahan kepada Tuhan..Sayangilah..kasihilah tumbuh-tumbuhan..Lestarikan alam..

Ajaran cinta bukan ajaran yang absurd my friend..

Tapi saya ragu apakah Anda mengerti cinta, wong tuhan Anda saja tidak mengerti..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

mhyworld

Kutip dari: kusmardiyanto pada Agustus 02, 2015, 01:05:13 PM
dengan izin Alloh swt itu maksudnya Alloh swt telah menetapkan dalam kitab takdir-Nya sebelum ada dunia dan alam semesta ini bahwa itu akan terjadi.....dan itu sama sekali tidak berarti bahwa Alloh swt yang melakukan dan menyetujui itu...
IMO, pernyataan anda kontradiktif. Agar maksud anda lebih jelas dan mudah dipahami, saya ingin coba menerapkan pemahaman anda pada kejadian nyata.
Satu contoh saja : tsunami di Aceh.
Cukup jawab ya atau tidak.
- apakah terjadi dengan izin Alloh ?
- apakah disetujui oleh Alloh ?
- apakah dilakukan oleh Alloh ?
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: kusmardiyanto pada Agustus 02, 2015, 01:08:33 PM
ajaran yang benar itu intinya berporos kepada " mengabdi, menghambakan diri, menyembah, beribadah kepada Alloh swt saja "
Kedengarannya seperti ajaran seorang diktator kepada rakyatnya agar menjadi penurut dan tidak banyak tuntutan sehingga bisa melanggengkan kekuasaannya.
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Dibutuhkan standard disini, luth di tahun 2009 sudah memberikan clue yang menarik. Standard apa yang akan kita pakai?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Kutip dari: Farabi pada Agustus 08, 2015, 11:11:01 AM
Dibutuhkan standard disini, luth di tahun 2009 sudah memberikan clue yang menarik. Standard apa yang akan kita pakai?
Kayaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut. Bisa tolong kasih link-nya?
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Kutip dari: mhyworld pada Agustus 08, 2015, 01:12:37 PM
Kayaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut. Bisa tolong kasih link-nya?

Silahkan dilihat di thread ini dihalaman pertama.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kayaknya saya pernah mengatakan hal ini beberapa tahun silam.

Pertama, kalau standardnya adalah iman, ini sama artinya kita tidak punya standard sama sekali. Kalau saya lihat dinamika perkembangan agama disekitar saya, yang dinamis dan terus berubah ubah, jelas jelas iman bukanlah standard. Kalaupun dinamika akan dijadikan standard, menurut saya akan sangat mengerikan. Bayangkan anda adalah jendral perang, anda membela negara dan bangsa dalam peperangan, sebagai contoh mengebom atom suatu negara, pertama, untuk menakut nakuti, kedua untuk menghancurkan infrastruktur, ketiga untuk melindungi negara anda. Tapi beberapa tahun kemudian anda dituduh menjadi penjahat dan dihukum mati. Mengerikan bukan? Apalagi kalau kita mengingat adanya resiko bahwa neraka itu ada, berubah ubahnya standard bisa sangat horror.

Pertama, saya sudah membaca semua kitab kitab agama ibrahim. Kedua, saya melihat pola yang sama, dan ketiga, bagi saya, biarpun bagi anda mengerikan, semua masuk diakal.

Standard pertama adalah golder rule: "Sebagaimana kamu ingin diperlakukan, dan kamu perlakukan kepada orang lain, maka itu adalah perbuatan baik". Bentuk kata berlawanannya, "Kalau tidak mau disakiti, jangan menyakiti orang lain". Yang kemudian dijabarkan dalam kitab kitab awal dengan bentuk sederhana sebanyak 10 perintah. Saya sangat yakin anda tidak akan keberatan dengan seluruh 10 perintah tersebut kecuali beberapa yang hanya menyangkut hal hal yang sangat pribadi. Kalau anda memahami ini saja, semua sebetulnya sudah cukup, anda tidak perlu tahu lagi masalah penjabaran penjabaran yang lain karena anda bisa menggunakan akal sehat anda untuk menilai apakah sesuatu hal patut untuk dilakukan atau tidak. Tapi saya yakin anda akan kesulitan untuk mengatur hal hal seperti berikut ini.

1. Zina
2. Warisan
3. Perceraian
4. Membakar hutan
5. Sewa menyewa

Kalau kita lihat bagaimana indonesia sekarang, kadang hukum yang jelaspun menjadi tidak jelas karena pengahur kekuasaan, relasi, atau suap/sogok. Apalagi kalau kita tidak punya petunjuk sama sekali mengenai suatu peraturan dan hanya mengandalkan akal sehat. Sebagai contoh kasus zina, semua orang yang saya kenal selalu mengatakan, kalau suka sama suka, kenapa tidak? Bahkan kalaupun wanita tersebut sudah bersuami, anda bisa lihat bagaimana film film holywood dimasa silam menggambarkan hal itu, jika kita mau menggeralisir bahwa film holywood adalah cerminan masyarakat dimasanya. Kalaupun ternyata bukan gambaran nyata, tetap saja, ternyata ada orang yang bingung menyetel standard.
Atau masalah warisan, semua orang pasti akan berebut dengan segala cara, kalau perlu saudara kandung sendiripun dibunuh atau dijegal. Bisa laki laki menggunakan kekuatan, atau wanita menggunakan jebakan. Kalau sudah adu kuat kuatan dan dijadikan standard, tidak akan ada standard yang tetap disini. Wanita akan merasa dirinya sangat penting dan harus mendapatkan bagian lebih besar, dan laki lakipun akan merasa dirinya sangat penting dan harus mendapatkan bagian yang lebih besar. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa, kadang, akal sehat bisa bingung menentukannya.
Contoh lagi, pembakaran hutan. Pembakar hutan pasti berkilah bahwa yang dia bakar hanya sedikit, dan salahnya ada pada angin, atau, pembakaran yang menyebar diluar tanggung jawab dia dan dia tidak bisa disalahkan. Kita akan bingung disini, lagi, akal sehat juga bisa bingung.

Kesimpulannya,
1. Kita membutuhkan suatu standard yang tetap disini.
2. Kita membutuhkan standard yang universal disini.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.