Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 06:55:39 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 112
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 149
Total: 149

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

apakah Qada Allah dapat diubah oleh manusia????

Dimulai oleh indra IP, Mei 17, 2009, 12:04:35 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.


skuler

buseeeet... TS-nya parah ni.... definisinya aja blum tentu sama.... kasi pengantar dulu kek...
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

cignus


yg disebut takdir itu hanya sesuatu yg berarak seperti awan dalam sesuatu yg telah ditetapkan atau sesuatu yg bisa dipilih dngn menaiki arus tsb? hal tersebut belum begitu dimengerti ke 2nya mungkin akan tiba ditempat yg sama, tapi hanya saja ketika qta memilih cara yg ke2 seseorang bisa berjuang mengejar tujuan hidupnya dan ini lah orang yg benar2 kuat

luth

apapun itu, bila dikatakan oleh manusia bahwa  manusia mengubah nasibnya sendiri, maka sebenarnya   pun hal itu juga merupakan kehendak tuhan atau sudah ditentukan tuhan,,mengertikah?,,
tak ada satupun tindakan manusia yang tuhan tidak rencanakan/ketahui sebelum kejadianya,,tuhan lah pencipta/pengatur semua kejadian
sebodoh-bodohnya sifat adalah sombong[move][/move]

ojan

menurut pemikiran saya begini:
yang namanya berubah adalah pergeseran dari keadaan sebenarnya kepada keadaan yang lain.
dalam konteks ini, apakah kita tahu qada (ketentuan) Allah yang sebenarnya sehingga suatu keadaan pada diri kita bisa disebut perubahan dari qada Allah? perubahan dari yang seharusnya seperti apa?
saya mengenal ada ikhtiar dan taqdir.
ikhtiar itu wilayah manusia, bisa kita sebut kemerdekaan manusia. manusia bebas melakukan apa saja tetapi tidak bebas menentukan taqdirnya setelah itu.
sedangkan taqdir itu ada di ujung ikhtiar, dan itu adalah wilayah kekuasaan Allah.
dalm hal ini ada yang disebut sunnatullah (hukum alam, keharusan universal). misalkan, kalau kita berangkat ke suatu tempat, kita bergerak ke tempat itu, maka kita akan sampai. nah keadaan 'sampai' itu adalah taqdir. bisakah kita sampai apabila yang kita lakukan adalah tidak berangkat? tentu taqdir dari prilaku 'tidak berangkat' adalah tidak sampai.

skuler

"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.