Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 19, 2024, 10:03:06 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 139
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 169
Total: 169

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Bagaimana Membuktikan keberadaan Tuhan??

Dimulai oleh Ayaz, Januari 22, 2011, 01:23:53 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

imaginary_number

Kutip dari: familycode pada Februari 10, 2011, 01:09:31 PM
Jadi perlu yang namanya dibatasi yaitu yang menganut konsep penciptaan, bukannya saya sudah membahas disebelumnya? oke saya ulang lagi dalam konteks sebagai diciptakan ya bisa saja tapi berhenti dikonteks itu dan itu bisa saja tidak benar, kenapa tidak benar anda lihat alinea 4 postingan ini, asumsikan terlepas dari alinea 4, berlanjut maka muncul yang namanya kriteria-kriteria.

Contoh sebenarnya di Kristen banyak sekali denominasi, dalam masih denominasi itu masih bisa ada perbedaan tafsir, tapi jika sudah berbeda religi, maka ini akan masuk yang namanya dogma yang berbeda, dogma ini bisa sangat paradoks antar beda religi.

Sifat tuhannya agama A dan agama B kenapa terlihat berbeda, jika karakternya sudah berbeda maka tentu ini tuhan yang berbeda tentu dalam ukuran kriteria tertentu.

Saya contohkan ada orang menganut satanisme, tuhannya dia adalah Iblis, asumsikan saja dalam kepercayaannya yang menciptakan dia itu iblis jika sudah seperti itu maka konsep tuhan yang sama menjadi tidak benar, menurut orang penganut agama samawi. Jika sudah tidak benar maka ini artinya tuhan yang berbeda.

Tuhan yang benar hanya satu untuk bagaimana cara mengetahui mana tuhan yang benar maka anda dapat melihat posting saya diatas.
Ya saya paham yang dimaksud "Tuhan" oleh bung family code. Saya hanya menggaris-bawahi perbedaan konteks tuhan dalam benak bung family code dan maula. Tuhan yg dijabarkan bung family code adalah tuhan dalam makna sebagai objek yang disembah atau yg dlm bahasa arab disebut illah. Sedangkan Tuhan dalam benak bung maula adalah Tuhan dengan T besar, Entitas yang menciptakan saya, maula dan Anda semua.

Fannyphysicseducation


maula

Kutip dari: imaginary_number pada Februari 10, 2011, 03:19:17 PM
Ya saya paham yang dimaksud "Tuhan" oleh bung family code. Saya hanya menggaris-bawahi perbedaan konteks tuhan dalam benak bung family code dan maula. Tuhan yg dijabarkan bung family code adalah tuhan dalam makna sebagai objek yang disembah atau yg dlm bahasa arab disebut illah. Sedangkan Tuhan dalam benak bung maula adalah Tuhan dengan T besar, Entitas yang menciptakan saya, maula dan Anda semua.

Ya, kalo tidak dipertentangkan diantara keduanya, maka semestinya sosok yang disembah itu adalah juga sosok yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Pencipta, sulit menerima fakta menyembah sesuatu yang tidak bisa menciptakan apapun, seperti manusia.

familycode

Kutip dari: imaginary_number pada Februari 10, 2011, 03:19:17 PM
Ya saya paham yang dimaksud "Tuhan" oleh bung family code. Saya hanya menggaris-bawahi perbedaan konteks tuhan dalam benak bung family code dan maula. Tuhan yg dijabarkan bung family code adalah tuhan dalam makna sebagai objek yang disembah atau yg dlm bahasa arab disebut illah. Sedangkan Tuhan dalam benak bung maula adalah Tuhan dengan T besar, Entitas yang menciptakan saya, maula dan Anda semua.

Tuhan dengan T besar menciptakan manusia, manusia menjadi sangat banyak dan beranakpinak, tapi tidak semua manusia menyembah Tuhan yang benar.

familycode

#109
Kutip dari: maula pada Februari 12, 2011, 04:36:54 PM
Ya, kalo tidak dipertentangkan diantara keduanya, maka semestinya sosok yang disembah itu adalah juga sosok yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Pencipta, sulit menerima fakta menyembah sesuatu yang tidak bisa menciptakan apapun, seperti manusia.
Hakekat Tuhan yang benar berbeda dengan tuhan-tuhan lain, Tuhan yang benar hanya satu. Tuhan yang benar menciptakan manusia, manusia menjadi sangat banyak dan beranakpinak, tapi tidak semua manusia menyembah Tuhan yang benar. Saat seseorang mengkonsepkan semua agama adalah menyembah tuhan yang sama maka artinya adalah bentuk pemaksaan konsep terhadap agama lain dengan didasarkan pada tafsir suka-suka, ini sama saja dengan memaksakan konsep dan berdampak pada pengubahan hakekat konsep pada logika agama yang berbeda.

Fannyphysicseducation

dari konsep ketuhanan saja, banyak agama yang mempunyai konsep aneh dan dipaksakan.


familycode

#111
Kutip dari: Fannyphysicseducation pada Februari 12, 2011, 10:22:17 PM
dari konsep ketuhanan saja, banyak agama yang mempunyai konsep aneh dan dipaksakan.

Di negara Indonesia adalah menganut konsep multikultur, perlu adanya keramahan dalam kita melihat yang berbeda.

UUD 1945 Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. **)

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. **)

Ayaz

Mau nimbrung sedikit aja.

Saya menukil secuil dari tulisan Bung Familycode.

tapi tidak semua manusia menyembah Tuhan yang benar.

Saya seperti dihudupkan kembali kesegaran saya dengan pernyataan Besar Bapak FC ini. Kalimat ini menetapkan adanya dua hal ada yang benar.... dan tentu ada yang salah.

Nah!! Untuk yang 'salah' dulu, apa kategori dan alasan rasional dibalik pengujian yang berujung dengan ditetapkannya sebuah keyakinan dengan 'salah'!!?

Begitu juga untuk agama yang disebut dengan 'benar' tentunya diputuskan dengan segenap argumentasi dan alasan-alasan rasional lainnya. Yupzzzz.... mohon anda berkenan memberikan penjelasan tambahan untuk kalimat mulia anda ini.
Terima kasih sebelumnya.

MonDay

tunggu dulu bukankah benar salah itu sumbernya satu ya? Tuhan?

familycode

#114
Kutip dari: Ayaz pada Februari 16, 2011, 05:02:05 PM
Mau nimbrung sedikit aja.

Saya menukil secuil dari tulisan Bung Familycode.

tapi tidak semua manusia menyembah Tuhan yang benar.

Saya seperti dihudupkan kembali kesegaran saya dengan pernyataan Besar Bapak FC ini. Kalimat ini menetapkan adanya dua hal ada yang benar.... dan tentu ada yang salah.

Nah!! Untuk yang 'salah' dulu, apa kategori dan alasan rasional dibalik pengujian yang berujung dengan ditetapkannya sebuah keyakinan dengan 'salah'!!?
Saya lebih menyukai istilah kriteria.
Saya tidak dalam posisi membenarkan atau menyalahkan, karena saya sama dengan semua yang disini manusia yang punya perasaan atau hati nurani, rasionalitas komunikatif saya berusaha bawa terus. saya lebih pada "tataran kemungkinan lebih benar" atau "kemungkinan lebih salah"
Jika kita bicara sebuah keyakinan maka kita perlu mencoba melakukan rekonstruksi yang perlu penjabarannya dalam konsep mendasar
Tentukan suatu kriteria mengapa kita memeluk agama tersebut.
- Karena sudah memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai kepercayaan yang dimana kepercayaan itu secara umum diperkenalkan oleh orang tua ?
- Karena pengaruh dari teman atau siapa secara emosi tertarik
- Karena untuk menikah, karena beda agama ya lalu terpaksa pindah agama?
- Karena logika pada agama dianggap lebih masuk akal menurut dirinya
- Karena sudah sesuai dengan akal budinya
- Dan sebagainya silahkan ditulis sendiri

Secara umum yang paling banyak pengaruhnya adalah karena dari kecil sudah diajarkan suatu agama, bertahun-tahun di berikan berbagai dogma, ajaran sampai bentuk budaya yang ada dalam agama, walaupun tidak menutup yang lain, istilahnya bisa relatif, karena ada teman saya pindah agama karena untuk menikah.

Menurut saya pribadi dapat dikatakan "lebih salah" jika memilih agama karena hanya untuk menikah tapi beda agama terpaksa deh pindah agama, karena dari orang tuanya sudah mengatakan hanya agama A yang benar dan yang lain salah ya harus begitu tidak boleh dibantah, karena lebih masuk akal saja, padahal kalau bicara agama ada juga bentuk irasional dan rasional yang keduanya saling berkomunikasi, untuk yang irasional seperti adanya mukjizat, itu susah dilihat secara sains tentang itu dan sebagainya.

Dari sekian hal tersebut pasti belum menunjukkan bahwa yang dia peluk adalah menentukan tuhan yang disembah adalah tuhan yang benar atau tidak tapi cara diatas adalah memilih agama dengan alasan yang kurang kuat, disini kita perlu melihat secara sungguh-sungguh dengan akal budi kita, kita diberikan mata dan telinga, kita bisa melihat dan mendengar, untuk melihat siapakah tuhan yang lebih benar.

Saat kita melihat realitas di dunia ini, kita secara otomatis akan melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berbagai kejadian di dunia ini, tapi kita perlu persempit lebih jauh dari kejadian tersebut yang dapat mengasah akal budi kita, misal saat orang menghakimi atas nama agama apakah ini sudah sesuai akal budi kita? jika kita menyakiti orang lain atas nama agama karena si objek melakukan kesalahan terhadap agama kita, apakah ini sesuai akal budi kita? disini akan dihadapkan pada hal-hal yang dapat ditangkap oleh indera kita, disini akal budi kita diasah dengan namanya hati nurani. saat agama yang kita peluk itu tidak sesuai dengan akal budi yang sehat dan bertumbuh dalam dirinya, maka kemungkinan tuhan yang dia sembah tidak benar lebih besar kemungkinannya.

Kutip dari: Ayaz pada Februari 16, 2011, 05:02:05 PM
Begitu juga untuk agama yang disebut dengan 'benar' tentunya diputuskan dengan segenap argumentasi dan alasan-alasan rasional lainnya. Yupzzzz.... mohon anda berkenan memberikan penjelasan tambahan untuk kalimat mulia anda ini.
Terima kasih sebelumnya.

Yang lebih benar adalah memilih agama sesuai akal budinya, apakah akal budinya bertumbuh setelah dia menganut agama tersebut dengan konteks dia benar-benar memahami agama tersebut, bukan agama KTP, untuk melihat secara realitas kita perlu melihat dari buahnya, dari buahnya itu akan terlihat.

Akal budi yang sehat dan bertumbuh dia mampu melihat Tuhan yang benar, tentang akal budi yang sehat dan bertumbuh dapat dilihat dari postingan saya sebelumnya. Dengan kita memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar dan hati nurani seharusnya kita sudah bisa merasakan manakah Tuhan yang benar, apa tolok ukur untuk menguji akal budi kita, sebenarnya tidak terlalu sulit, cukup kita menyingkirkan segala macam skeptis yang ada seperti karena dogma atau apa lalu melihat dengan benar-benar bersih dan netral dalam melihat berbagai berita yang berhubungan dengan kekerasan khususnya yang berhubungan dengan agama diberbagai media elektronik, cetak dan sebagainya secara obyektif (Sumber yang netral), dengan sendirinya manusia akan tahu manakah yang lebih benar manakah yang tidak. Ini adalah cara pendekatan dari buahnya secara kuantitas, pendekatan ini perlu diperkuat dengan namanya pendalaman mengapa bisa kejadian seperti ini, mengapa bisa kejadian seperti itu? sehingga dari pendalaman yang terus menerus akan ada yang namanya kesimpulan dengan di ikuti yang didasarkan pada akal budi yang sehat dan bertumbuh, ahkirnya pada suatu bentuk pertanyaan, apakah agama yang dia anut sudah sesuai dengan akal budi saya? jika iya maka kemungkinan tuhan yang dia sembah benar lebih besar kemungkinannya.
 
Ok

maula

Kutip dari: familycode pada Februari 12, 2011, 07:59:58 PM
Hakekat Tuhan yang benar berbeda dengan tuhan-tuhan lain, Tuhan yang benar hanya satu. Tuhan yang benar menciptakan manusia, manusia menjadi sangat banyak dan beranakpinak, tapi tidak semua manusia menyembah Tuhan yang benar. Saat seseorang mengkonsepkan semua agama adalah menyembah tuhan yang sama maka artinya adalah bentuk pemaksaan konsep terhadap agama lain dengan didasarkan pada tafsir suka-suka, ini sama saja dengan memaksakan konsep dan berdampak pada pengubahan hakekat konsep pada logika agama yang berbeda.
lalu bagaimana menyembah tuhan yang benar menurut anda ? sebelumnya definisikan dulu menurut anda arti "menyembah" ?

familycode

#116
Kutip dari: maula pada Februari 17, 2011, 11:01:46 AM
lalu bagaimana menyembah tuhan yang benar menurut anda ? sebelumnya definisikan dulu menurut anda arti "menyembah" ?

Secara bakunya
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
masuk dalam arti memuja (sesuatu sbg Tuhan)

Menyembah adalah segala aktifitas, yang apapun itu, asalkan itu di lakukan untuk "tuhan".
Tapi istilah menyembah disini dapat menyembah tuhan yang salah, contoh satanisme.

Sehingga tentu saya melakukan istilah menyembah dalam arti umum dibatasi karena ada hal-hal yang memang kriterianya sangat terbatas.

Tentang Menyembah Tuhan yang benar :
Dalam menyembah, sebenarnya Tuhan tidak peduli seperti apa, bagaimana cara kita, dan dimana kita menyembah, karena yang Tuhan mau, bahwa penyembahan itu adalah kita sendiri dan bagaimana cara kita menjalani hidup kita sebagai seorang penyembah. Penyembahan itu berbicara tentang gaya hidup. Tentang hal-hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tapi melakukan kebiasaan buruk kita bukan termasuk menyembah justru itu memungkiri penyembahan. Melakukan pekerjaan-pekerjaan baik juga belum tentu menyembah, karena apa yang manusia pandang baik, belum tentu baik untuk Tuhan, karena hal itu "baik" dilihat dari sudut pandang manusia sendiri, yang artinya itu baik untuk kita, dilakukan untuk kepentingan kita, bukan untuk Tuhan kan.

Cara Menyembah Tuhan yang benar :
- Menyembah dengan segenap hati: Dalam atmosfir keintiman dengan Tuhan, lapar dan haus akan Tuhan, serta penuh iman dan pengharapan.
- Menyembah dengan segenap akal budi: Memiliki pengertian yang benar tentang kuasa penyembahan.
- Menyembah Tuhan dengan segenap jiwa dan kekuatan: Penyembahan yang penuh ekspresi pengagungan, dengan penuh kekuatan disertai dengan penghayatan emosi.

Pi-One

Dengan definisi yang diajukan familycode, maka Buddhisme tidak 'menyembah'...


semut-ireng

Definisi ' Takwa '  :

1 terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya;

2 keinsafan diri yg diikuti dng kepatuhan dan ketaatan dl melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya;

3 kesalehan hidup;

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]