Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 11:45:30 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 90
Total: 90

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Contoh orang sakit

Dimulai oleh Farabi, Mei 15, 2011, 04:15:42 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

Kutip
Sebanyak 13 penganut yang diduga aliran sesat bernama "Surga Eden" dalam penggerebekan tempat aliran sesat di kawasan Desa Pamengkang, RT 5 RW 5, kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Dade Achmad, saat penggerebegan, Polisi berhasil mengamankan 13 orang untuk diperiksa. "Untuk kepentingan penyidikan, mereka dibawa langsung ke Polda Jabar untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar Dade di Bandung, Kamis malam.

Saat penggerebekan, disaksisan langsung oleh kepala desa setempat polisi mengamankan barang bukti seperti satu bundel panduan "Surga Eden" satu kitab injil, foto-foto telanjang pengikut dan tiga roll negatif film.

Pimpinan aliran sesat adalah lelaki pria paruh baya dan mengaku sebagai Allah. "Ahmad Tantowi usianya 57 tahun mengaku-ngaku sebagai Allah dan harus disembah oleh pengikutnya," papar Dade.

Selain ada yang mengaku Allah, ada pula pengawal sang pemimpin yang diangkat sebagai Jibril. Dia yang mengaku Jibril ini bernama Imam Junaedi (36). Dalam menjalankan tugasnya, kata mereka Tuhan Tantowi mengangkat seorang pembantu Agus, da memiliki jabatan sebagai malaikat Jibril. " Kami tak perlu salat lima waktu, tak perlu puasa Ramadan, termasuk membaca Al-Quran," ujarnya lagi. Namun, dia mengaku diwajibkan membayar zakat 10 persen dari penghasilan. Zakat itu diberikan langsung ke Tuhan Tantowi.

Ketiga tersangka Ahmad Tantowi,57, sebagai Tuhan, dan istrinya Endang,34, dan Imam Junaedi,36, yang memiliki jabatan Malaikat Jibril. "Hasil pemeriksaan penyidik telah menetapkan tiga orang ini resmi menjadi tersangka," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Dade Achmad, Kamis malam.

Salah seorang penyidik mengutarakan, hasil pemeriksaan dari 13 pengikut, tercatat bahwa aliran ini memang sangat sesat jika ditinjau dari Islam. Diantaranya, mereka mengangap kafir terhadap orang yang tak menganut aliran itu. Bahkan, mereka menghalalkan melakukan perampokan terhadap  harta orang lain yang bukan pengikut Surga Eden, termasuk harta orang tua.

Penyidik di Mapolda Jabar juga menjelaskan, yang paling mengejutkan diantaranya Tantowi memiliki kebebasan untuk menggauli setiap pengikut perempuan yang hendak menikah. Ritual itu merupakan bentuk penyucian diri agar calon mempelai menjadi bidadari.(ant)
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Jelas jelas orang ini tidak waras mengaku aku sebagai Tuhan. Saya lihat kecenderungan orang seperti ini bermotifkan hawa nafsu yang tidak terkendali. Terlihat dari ajaran tersebut mereka meminta uang bahkan seks. Orang ini adalah contoh orang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Saya perhatikan juga banyak orang2x yang mengaku2x orang besar yang bermotifkan uang, entah karena mereka memang sudah bingung karena lingkungan sekitarnya sudah mengacuhkan saat mereka kelaparan atau memang mereka ingin jalan pintas saja. Yang jelas, mereka menganggap dirinya besar.

Saya juga pernah melihat orang yang mengaku mendapatkan bisikan Tuhan,  jangankan membuktikan, baru ditanya bukti saja sudah mengancam bahwa saya akan masuk neraka, mereka hanya mengandalkan argumentum ad baculum,  entah kenapa di jaman modern ini masih banyak orang2x sakit seperti ini yang berkeliaran mencari uang.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

marakneidu

Kutip dari: Farabi pada Mei 15, 2011, 04:15:42 AM

Saya juga pernah melihat orang yang mengaku mendapatkan bisikan Tuhan,  jangankan membuktikan, baru ditanya bukti saja sudah mengancam bahwa saya akan masuk neraka, mereka hanya mengandalkan argumentum ad baculum,  entah kenapa di jaman modern ini masih banyak orang2x sakit seperti ini yang berkeliaran mencari uang.
hal yang telah dilakukan manusia sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, mengapa anda masih terheran-heran nampaknya?

rawWARus

Jadi penyakit itu berasal dari HATI/JIWA jika JIWA kita SEHAT maka JASMANI kita pun SEHAT/KUAT.
Bukan sebalinya, didalam JASMANI yg kuat terdapat JIWA yg SEHAT belum tentu.
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Farabi

Memang harus diakui bahwa ancaman neraka bisa memaksa seseorang untuk berbuat baik, tapi yang dipermasalahkan disini adalah orang orang sakit yang mengira dirinya hebat dan berbuat jahat dengan senjata ancaman neraka.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

syx

gitu kok ya ada yang percaya ya?

Farabi

Anda juga kalau ditakut takuti dengan neraka bisa jadi percaya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

familycode

Kutip dari: Farabi pada Mei 26, 2011, 05:47:08 PM
Anda juga kalau ditakut takuti dengan neraka bisa jadi percaya.
Jika saya bertanya, anda beriman karena takut karena neraka atau karena memang mengasihi tuhan yang anda sembah?

rafek

Seperti tulisan saya di thread lain:
Apakah begitu tingginya derajat manusia, sehingga Tuhan pun harus tawar menawar menggunakan konsep "reward and punishment", surga dan neraka, untuk menyuruh mereka berbuat baik?

Hampir semua agama dan kepercayaan menerapkan konsep demikian. Jika surga dan neraka tidak pernah diperkenalkan pada manusia, apakah masih ada orang yg dengan tulus menyembah Tuhan? Saya yakin ada, namun sangat sedikit. Jadi, konsep semacam itu terbukti efektif.
There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

familycode

#8
Kutip dari: rafek pada Mei 28, 2011, 04:43:14 PM
Seperti tulisan saya di thread lain:
Apakah begitu tingginya derajat manusia, sehingga Tuhan pun harus tawar menawar menggunakan konsep "reward and punishment", surga dan neraka, untuk menyuruh mereka berbuat baik?

Hampir semua agama dan kepercayaan menerapkan konsep demikian. Jika surga dan neraka tidak pernah diperkenalkan pada manusia, apakah masih ada orang yg dengan tulus menyembah Tuhan? Saya yakin ada, namun sangat sedikit. Jadi, konsep semacam itu terbukti efektif.
Saya akan mencoba melihat secara lebih mendasar dalam sisi manusia, manusia muncul ego saat manusia mengalami fase cermin (Lacan), melihat sebuah realitas yang sebenarnya dimana ahkirnya manusia jadi memiliki ego.

Ego ini melindungi manusia dari berbagai tekanan dan ancaman dari luar dirinya, manusia yang sudah lebih dewasa secara umum egonya tumbuh lebih baik, dari situ ada pengalaman-pengalaman masa lalu, misal saat kecil anak kalau tidak patuh sama ortu maka diberi hukuman maka jadi lebih patuh karena takut akan hukuman.

Mengapa anak bisa menjadi tidak patuh, secara paling mendasar ini semua diawali oleh fase cermin (Lacan), dimana mulai dari situ dia merasa kehilangan yang dalam arti ternyata dia terpisah dengan ibunya (bukan 1 kesatuan), dari situ dia harus mencari jalannya untuk menemukan apa yang hilang.

Contoh untuk anak cowok secara umum nalurinya adalah ingin menguasai, kasar dan sebagainya, seiring waktu, bentuk-bentuk hukuman dari keluarga, masyarakat, teman-teman dan sebagainya itu mengubah anak cowok menjadi lebih terasah egonya, walaupun semua dasarnya semua yaitu untuk keinginan ID.

Manusia punya hati nurani itu terbentuk karena dia membandingkan orang lain dengan dirinya yang pernah tersakiti juga, sehingga muncul empati, sebenarnya melakukan kebaikan dapat untuk kepuasan batin sehingga jangan heran orang atheispun dapat berbuat baik untuk kepuasan batin dia.

Jika manusia dapat mengasihi Tuhannya dengan tulus maka dia sudah sampai tahap dimana keinginan ID adalah untuk memuji nama Tuhan, mengasihi Tuhan secara tulus, mengasihi Tuhan tidak hanya melihat kekuasaan Tuhan yang Maha besar tapi juga ajarannya, seperti Tuhan mengajarkan ke kita untuk tidak membalas jika disakiti dan sebagainya.

Kesimpulannya, manusia jika takut dan ahkirnya patuh karena suatu hukuman itu wajar karena itulah dasarnya ego menjadi lebih terbentuk, hanya saja pertahanan yang terlalu berlebihan pada ego dapat menyakiti yang lainnya, pertahanan yang berlebihan tidak terlepas dari ID yang kurang atau tidak menerima suatu realita.

Dalam agama Kristen, Tuhan Yesus mati salib untuk menebus orang-orang berdosa, dia mau melepas ke-AllahanNya untuk sementara agar dia dapat mati dikayu salib dan kemudian bangkit kembali.

Ini dapat memberikan gambaran kepada manusia bahwa manusia seharusnya dapat melepaskan segala apa yang dia miliki untuk berkorban, dari Tuhan yang Maha Kuasa, Pencipta Alam Semesta, Ajaran KasihNya hingga Dia berkorban, itu seharusnya sudah jauh lebih cukup manusia untuk mengasihi Tuhan tanpa pamrih tapi manusia terlihat secara umum cenderung sulit karena kedagingan manusia yang banyak menguasai.

Pi-One

Tentang neraka, aku jadi ingat satu 'kisah pengakuan' yang berkali-kali dipost rekan di forum lain. Kisahnya tentang seorang bhikkhu Myammar yang sakit, dan kemudian merasa pergi ke akherat, dimana malaikat memeriksa buku kematian (masih pakai cara manual?) dan mengatakan namanya belum terdaftar. Dan lalu dia dibawa berkeliling, dimana ia melihat orang-orang baik dari tokoh agama lain (termasuk Gandhi, Aung San atau Buddha) yang dihukum di neraka dengan satu alasan konyol: bukan penganut agama tertentu...

Yang kuherankan adalah kenapa masih ada saja yang percaya kisah macam ini dan getol menyebarkannya. Apa benar mereka percaya Tuhan seegois itu?

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Mei 29, 2011, 11:04:11 AM
Tentang neraka, aku jadi ingat satu 'kisah pengakuan' yang berkali-kali dipost rekan di forum lain. Kisahnya tentang seorang bhikkhu Myammar yang sakit, dan kemudian merasa pergi ke akherat, dimana malaikat memeriksa buku kematian (masih pakai cara manual?) dan mengatakan namanya belum terdaftar. Dan lalu dia dibawa berkeliling, dimana ia melihat orang-orang baik dari tokoh agama lain (termasuk Gandhi, Aung San atau Buddha) yang dihukum di neraka dengan satu alasan konyol: bukan penganut agama tertentu...

Yang kuherankan adalah kenapa masih ada saja yang percaya kisah macam ini dan getol menyebarkannya. Apa benar mereka percaya Tuhan seegois itu?
Terlepas benar tidaknya cerita diatas. Manusia tidak pernah ada yang tahu hakekat kehidupan didunia ini 100%, manusia hanya dapat melakukan berbagai pendekatan dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan-pengetahuan melalui kelima inderanya, selain ada ilmu sains juga ada agama, orang kristen mempercayai adanya dosa asal, tanpa ada penebusan maka artinya dosa belum ditebus, upah dosa adalah maut. Ini adalah kepercayaan orang kristen, jika ada yang mengatakan bahwa ada keegoisan maka sebenarnya itu karena dia tidak mempercayai dosa asal dan sebagainya, tidak ada paksaan orang untuk masuk kristen.

rawWARus

sbenarnya...surga at neraka adalah suatu konsekuensi,namun hakikatnya kita menyembah TUHAN adalah karena hakikat kita sebagai manusia.
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Farabi

Kutip dari: familycode pada Mei 27, 2011, 05:08:23 PM
Jika saya bertanya, anda beriman karena takut karena neraka atau karena memang mengasihi tuhan yang anda sembah?

Saya takut kepada neraka.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.