Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 08:43:31 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 102
Total: 102

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Gereja Katolik Tetap Tak Sejalan dengan Darwin

Dimulai oleh rawWARus, Maret 04, 2009, 01:43:27 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

rawWARus

ROMA, SELASA — Kepala Konggregasi Vatikan Bidang Doktrin dan Kepercayaan Kardinal William Levada menegaskan kembali bahwa Gereja Katolik tetap tidak sejalan dengan realitas ilmu pengetahuan seperti teori evolusi.

Hal itu ditegaskan kembali oleh Kardinal Levada dalam kuliah tentang kepercayaan dan ilmu pengetahuan di awal konferensi yang disponsori Vatikan untuk memperingati 150 tahun teori Darwin, The Origin of Species.

Berbicara dalam konferensi tersebut, Levada menyatakan, Vatikan meyakini ada spektrum ruangan maha luas untuk kedua pihak, baik kalangan yang berbasis ilmu pengetahuan, maupun pihak yang meyakini Tuhan sebagai Sang Pencipta. "Kita percaya bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu," katanya.

Kardinal Levada menegaskan, meskipun Vatikan tidak melarang ilmu pengetahuan, tetapi ia tegas menolak teori absurditas biologist Richard Dawkins dan pihak-pihak lain yang menyebutkan bahwa teori evolusi telah membuktikan tidak ada Tuhan.

"Tentu kami berpikir hal itu absurd dan tidak terbukti," katanya. "Lebih dari itu, Vatikan telah menyatakan bahwa kami tidak sejalan dengan realita ilmu pengetahuan itu," tambahnya.

Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Benediktus XVI saat ini sedang mencoba untuk menekankan keyakinan bahwa tidak ada kompatibiltas antara kepercayaan dan logika. Konferensi lima hari di Universitas Pontifikal Gregoriana ini merupakan cara untuk melawan komunitas ilmu pengetahuan itu.

Ajaran Gereja selama ini menyebutkan bahwa kekatolikan dan teori evolusi tidak perlu dipertentangkan. Akan tetapi, posisi Vatikan itu justru membingungkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, pada tahun 2005, The New York Times memuat tulisan Kardinal Christoph Schoenborn dari Australia yang tampaknya menolak ajaran tradisional gereja dan kembali ke desain intelektual.

Ditulis oleh Schoenborn yang merupakan sahabat Paus Benediktus itu bahwa kehidupan terlalu kompleks jika hanya dikembangkan berdasarkan teori evolusi. Karena itu, menurut Schoenborn, ada campur tangan oleh kuasa yang lebih tinggi dalam perubahan spesies itu dari waktu ke waktu!

Konferensi evolusi selanjutnya akan mengeksplorasi desain inteligen, meskipun bukan dari sisi, baik ilmu pengetahuan maupun teologi, melainkan dari sisi kultural. Dalam hal ini, Levada merujuk pada Dawkins dan perdebatan atas ajaran tentang penciptaan di sekolah-sekolah Amerika. Akhirnya, dia menyebut pandangan Vatikan yang menyebutkan "Vatikan mendengar dan mempelajari".



ADA YG KOMEN LG NH??? ;)
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

The Houw Liong

Namun, GK menerima penciptaan adalah suatu proses evolusi ?
HouwLiong

Lunaris

NIH KOMEN DARI BOS BESARNYA LANGSUNG!!!!!! JANGAN KOMEN DARI TERINYA


[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Archbishop Gianfranco Ravasi, head of the Pontifical Council for Culture, said while the Church had been hostile to Darwin's theory in the past, the idea of evolution could be traced to St Augustine and St Thomas Aquinas.

Father Giuseppe Tanzella-Nitti, Professor of Theology at the Pontifical Santa Croce University in Rome, added that 4th century theologian St Augustine had "never heard the term evolution, but knew that big fish eat smaller fish" and forms of life had been transformed "slowly over time". Aquinas made similar observations in the Middle Ages.

Ahead of a papal-backed conference next month marking the 150th anniversary of Darwin's On the Origin of Species, the Vatican is also set to play down the idea of Intelligent Design, which argues a "higher power" must be responsible for the complexities of life.

The conference at the Pontifical Gregorian University will discuss Intelligent Design to an extent, but only as a "cultural phenomenon" rather than a scientific or theological issue.

Monsignor Ravasi said Darwin's theories had never been formally condemned by the Roman Catholic Church, pointing to comments more than 50 years ago, when Pope Pius XII described evolution as a valid scientific approach to the development of humans.

Marc Leclerc, who teaches natural philosophy at the Gregorian University, said the "time has come for a rigorous and objective valuation" of Darwin by the Church as the 200th anniversary of Darwin's birth approaches.

Professor Leclerc argues that too many of Darwin's opponents, primarily Creationists, mistakenly claim his theories are "totally incompatible with a religious vision of reality".

Earlier this week, prominent scientists and leading religious figures wrote to The Daily Telegraph to call for an end to the fighting over Darwin's legacy.

They argued that militant atheists are turning people away from evolution by using it to attack religion while they also urge believers in creationism to acknowledge the overwhelming body of evidence that now exists to support Darwin's theory.

The Church of England is seeking to bring Darwin back into the fold with a page on its website paying tribute to his "forgotten" work in his local parish, showing science and religion need not be at odds.



Kutip dari: (Pius XII, encyclical Humani Generis)"The Church does not forbid that...research and discussions, on the part of men experienced in both fields, take place with regard to the doctrine of evolution, in as far as it inquires into the origin of the human body as coming from pre-existent and living matter." 

Kutip dari: Karol Wotjola (Jhon Paul II)"In his encyclical Humani Generis (1950), my predecessor Pius XII has already affirmed that there is no conflict between evolution and the doctrine of the faith regarding man and his vocation, provided that we do not lose sight of certain fixed points....Today, more than a half-century after the appearance of that encyclical, some new findings lead us toward the recognition of evolution as more than a hypothesis. In fact it is remarkable that this theory has had progressively greater influence on the spirit of researchers, following a series of discoveries in different scholarly disciplines. The convergence in the results of these independent studies -- which was neither planned nor sought -- constitutes in itself a significant argument in favor of the theory."
Kutip

Kutip dari: Ratzinger (Benedict XVI)"This clash is an absurdity because on one hand there is much scientific proof in favour of evolution, which appears as a reality that we must see and which enriches our understanding of life and being as such."

Kutip dari: Ratzinger (Benedict XVI)"According to the widely accepted scientific account, the universe erupted 15 billion years ago in an explosion called the 'Big Bang' and has been expanding and cooling ever since. Later there gradually emerged the conditions necessary for the formation of atoms, still later the condensation of galaxies and stars, and about 10 billion years later the formation of planets. In our own solar system and on earth (formed about 4.5 billion years ago), the conditions have been favorable to the emergence of life. While there is little consensus among scientists about how the origin of this first microscopic life is to be explained, there is general agreement among them that the first organism dwelt on this planet about 3.5 - 4 billion years ago. Since it has been demonstrated that all living organisms on earth are genetically related, it is virtually certain that all living organisms have descended from this first organism. Converging evidence from many studies in the physical and biological sciences furnishes mounting support for some theory of evolution to account for the development and diversification of life on earth, while controversy continues over the pace and mechanisms of evolution.

rawWARus

versi indonesianya donk, atau artiin, lagi males artiin nh,hehehe...
tapi intinya samakan?
klo ga ya aneh aja, soale saya kutip dari kompas
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Lunaris

Kalo dari kompas, ini juga dipost lah.

Selasa, 10 Februari 2009 | 14:14 WIB
BEIJING, SELASA — Tokoh agama dan ilmuwan kenamaan bersatu menyerukan diakhirinya perdebatan mengenai warisan Charles Darwin, demikian laporan media, Senin (9/2).

Tahun ini adalah peringatan ke-200 kelahiran Darwin, dan ulang tahun ke-150 teori evolusinya. Namun, pergolakan antara pendukung teori Darwin dan pendukung konsep penciptaan jauh dari selesai dan berlangsung secara penuh.

Tokoh agama dan ilmuwan memperingatkan sebelum acara peringatan bahwa kaum ateis militan akan menggunakan teori evolusi sebagai senjata guna menyerang agama sehingga membuat banyak orang berpaling dari agama.

Sementara itu, di dalam satu surat yang disiarkan The Daily Telegraph, mereka juga mendesak orang yang percaya pada penciptaan untuk mengakui setumpuk bukti yang kini ada guna mendukung teori Darwin mengenai bagaimana Bumi berkembang.

Mereka menulis, "Evolusi, kami percaya, telah terperangkap dalam baku hantam pergolakan agama, yang justru tak terlalu diperhatikan oleh Darwin sendiri."

"Kami dengan hormat mendorong mereka yang menolak evolusi guna mempertimbangkan bukti yang sekarang berlimpah, yang makin diperkuat oleh kemajuan baru-baru ini di bidang genetika, yang menguji keabsahan teori tersebut."

"Pada saat yang sama, kami dengan hormat meminta mereka yang saat ini menjadi pengikut Darwin yang tampaknya ingin menggunakan teori Darwin sebagai kendaraan guna mendorong agen anti-theistik agar menahan diri dari tindakan semacam itu sehingga mereka, sekalipun secara tidak sengaja, menjauhkan orang dari teori itu."

"Tahun ini, kita mesti merayakan prestasi besar Darwin di bidang biologi dan bukan berperang mengenai warisannya sebagai sejenis konsep antiteologi," kata mereka.

On the Origin of Species adalah studi paling penting Darwin yang disiarkan dalam teori evolusi. Konsepnya mengenai seleksi alam terus menuai perdebatan, yang kebanyakan berpusat pada masalah apakah hidup adalah, atau tidak, hasil dari keberuntungan dan proses alamiah atau keinginan Tuhan.(ANTARA/Xinhuanet-OANA)

Sama yang ini

Rabu, 11 Februari 2009 | 10:30 WIB
Oleh NINOK LEKSONO

"Darwin melengkapi Revolusi Copernicus dengan memperkenalkan pemahaman alam sebagai sistem materi yang bergerak mengikuti kaidah hukum yang bisa dijelaskan oleh nalar manusia tanpa berpaling ke lembaga supernatural." (Francisco J Ayala, pakar biologi evolusioner University of California, Irvine, 2007)

Esok, Kamis, 12 Februari 2009, dunia memperingati 200 tahun Charles Robert Darwin. Sejak akhir tahun lalu, pelbagai penerbitan ilmiah menurunkan laporan mengenai ilmuwan Inggris yang telah mengubah cara pandang manusia tentang jagat natural ini. Berbagai universitas dan badan penelitian juga menyelenggarakan seminar dan pameran untuk menghormati tokoh besar ini.

Peletak dasar teori evolusi ini lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, dari satu keluarga kaya tahun 1809. Kakek dari ayahnya, Erasmus Darwin, adalah salah seorang intelektual terkemuka Inggris pada abad ke-18. Semula Darwin ingin belajar kedokteran dan masuk ke Universitas Edinburgh, tapi kemudian minatnya beralih ke teologi dan belajar di Cambridge.

Sosok dan pandangannya pun berubah setelah ia mengikuti ekspedisi ilmiah selama 5 tahun dengan kapal HMS Beagle yang meninggalkan Inggris tahun 1831. Saat itu, sebagian besar orang Eropa masih berpikiran bahwa dunia diciptakan Tuhan dalam tujuh hari.

Sebagaimana dikutip dalam Historic Figures BBC, dalam perjalanan Darwin membaca buku Prinsip-prinsip Geologi karya Charles Lyell yang menyarankan bahwa fosil yang ditemukan di bebatuan sebenarnya adalah binatang yang hidup ribuan, bahkan jutaan, tahun silam. Argumen Lyell ini tertanam, bahkan diperkuat, dalam pikiran Darwin melalui berbagai kehidupan satwa dan fitur geologi yang ia lihat sepanjang perjalanan.

Darwin mendapatkan pencerahan besar setelah mengunjungi Kepulauan Galapagos, sekitar 800 kilometer sebelah barat Amerika Selatan. Di sana, antara lain, ia mengamati bahwa setiap pulau mendukung berkembangnya burung finch (sejenis kutilang) yang khas untuk pulau itu. Burung-burung dari berbagai pulau di sana tampak mirip, tapi juga berbeda dalam banyak hal.

Teori evolusi

Sekembali ke Inggris tahun 1836, Darwin berusaha memecahkan teka-teki atas apa yang ia amati, juga yang menyangkut pertanyaan bagaimana spesies berevolusi. Dengan berbekal pemikiran Malthus, Darwin mengusulkan teori evolusi yang terjadi dengan proses seleksi alam. Hewan–atau tumbuhan–yang paling bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya paling besar peluangnya untuk bertahan hidup dan bereproduksi, sambil meneruskan karakteristik yang membantunya bertahan ke keturunannya.

Darwin mengerjakan teorinya itu selama 20 tahun. Di tengah jalan ia mendapat informasi bahwa naturalis Inggris lainnya, Alfred Russel Wallace, juga sampai pada ide yang sama. Kedua ilmuwan Inggris itu pun lalu menggelar pengumuman bersama mengenai penemuan mereka pada tahun 1858. Darwin sendiri, pada tahun 1859, menerbitkan mahakaryanya yang sangat masyhur, On the Origin of Species by Means of Natural Selection (Tentang Asal-usul Spesies Melalui Seleksi Alam).

Dari studinya, Darwin menyimpulkan bahwa 1) evolusi terjadi di alam; 2) perubahan evolusioner terjadi secara perlahan-lahan (gradual) dalam tempo ribuan sampai jutaan tahun; 3) mekanisme utama dalam terjadinya evolusi adalah satu proses yang disebut seleksi alam; dan 4) jutaan spesies yang hidup dewasa ini berasal dari satu bentuk kehidupan asli tunggal melalui proses pencabangan yang dikenal dengan nama spesiasi (speciation) (Lucidcafe Library).

Buku itu di satu sisi demikian masyhur, tapi pada sisi lain juga menjadi sangat kontroversial. Ini karena kelanjutan logis Teori Darwin adalah bahwa manusia (Homo sapiens) hanyalah wujud lain hewan. Melalui teori itu lalu jadi tidak mustahil bahwa manusia telah mengalami evolusi–mungkin dari kera–dan dengan itu menghancurkan keyakinan yang diajarkan agama tentang asal-usul penciptaan. Darwin diserang dengan dahsyat.

Namun, apa yang dicetuskan Darwin tak lama kemudian juga mendapat banyak dukungan dan malah kemudian menjadi ortodoksi baru.

Darwin wafat tanggal 19 April 1882 dan dimakamkan di Westminster Abbey, London, bersama dengan ilmuwan Inggris terkemuka lain, seperti Sir Isaac Newton.

Perkembangan mutakhir

Seiring dengan peringatan dua abad Darwin, diakui bahwa teori evolusi sendiri sudah bertahan selama 150 tahun di tengah berbagai kritik dan kecaman. Pada sisi lain, wacana tentang evolusi sendiri kini telah jauh melebar dan berubah seiring dengan makin luasnya campur tangan ilmu genetika. Adapun ilmu biologi evolusi sendiri hingga kini masih harus bergulat menjawab pertanyaan yang dulu juga sudah menyibukkan Darwin: Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan spesies?

Kini, para ahli biologi juga sedang mencari hasil eksperimen yang bisa menjelaskan bagaimana seleksi alam berlangsung pada level molekuler–dan bagaimana hal itu memengaruhi perkembangan spesies-spesies baru (Scientific American, 12/2008).

Pada sisi lain, biolog evolusioner seperti Peter Grant dan Rosemary Grant dari Universitas Princeton yang mempelajari 20.000 burung kutilang di Galapagos menemukan bahwa sekali waktu, evolusi juga bisa berlangsung bak letupan, dengan jangka waktu beberapa tahun saja, tidak ribuan atau jutaan tahun. Ini bertentangan dengan pemahaman Darwin mengenai evolusi yang berlangsung secara lambat. Pasangan Grant yang beruntung bisa menyaksikan evolusi "in action" juga berhasil menuturkan secara runut waktu (chronicle) apa yang diduga merupakan spesies baru yang sedang dalam proses muncul, seperti yang tampak dari pengamatan katak Eleutherodactylus dari Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia.

Diakui bahwa pemikiran awal mengenai evolusi–bahkan ide bahwa hanya yang paling tangguh yang akan bertahan–sudah ada sejak zaman kuno, lebih awal dari Socrates. Spekulasi mengenai bagaimana kehidupan berevolusi juga bermunculan pada abad ke-18. Namun, apa yang dicetuskan Darwin-lah yang bisa bertahan dari ujian ilmiah pada abad ke-19 dan sesudahnya.

Kini, penyelidik modern yang dilengkapi dengan kamera canggih, komputer, dan alat pemeriksa DNA menghasilkan temuan yang tetap mendukung karya Darwin. Karya Darwin dipandang tetap memiliki relevansi dengan sains dasar dan tujuan praktis –mulai dari bioteknologi hingga ilmu forensik– dan karena itu pula hari lahir Sang Naturalis besar ini, yang bertepatan dengan 150 tahun kelahiran karya agungnya, lalu dirayakan di seluruh dunia.

Teori Darwin dewasa ini menjadi satu pilar dasar sains modern, berjajar di samping relativitas dan mekanika kuantum. Seperti halnya Copernicus yang menggeser Bumi dari pusat semesta, semesta Darwin menggeser manusia sebagai episenter jagat alam. Seleksi alam bertanggung jawab atas lahirnya apa yang disebut Ayala "desain tanpa desainer", istilah yang mematahkan upaya keras yang kini masih dilakukan oleh sejumlah teolog untuk menjatuhkan teori evolusi.


Ninok Leksono


biobio

"The pen is mightier than the sword"

skuler

ini bukannya masuk di segmen 'agama n pilosopi'?

eniwey... masalahnya uda kelar apa blum? gw blum ngeliat ada komentar orisinil dari kawan2 diatas ...
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

rawWARus

saya kira sudah banyak hal2 yg menunjukkan keruntuhan teori itu, itu jg didukung bukan cuma dari satu agama, dan bio2 mo tanya nh,apa itu foto dari hasil evolusi anda, hehehe, becanda
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Lunaris

Kutip dari: rawWARus pada April 03, 2009, 06:00:07 AM
saya kira sudah banyak hal2 yg menunjukkan keruntuhan teori itu, itu jg didukung bukan cuma dari satu agama, dan bio2 mo tanya nh,apa itu foto dari hasil evolusi anda, hehehe, becanda

Buktinya mana? jangan asal ngomong plis.

nachan


biobio

Kutip dari: Lunaris pada April 10, 2009, 01:44:52 AM
Buktinya mana? jangan asal ngomong plis.
repot memang kalau ngomong sama orang yang ga ngerti apa2...cape deh....
"The pen is mightier than the sword"

Notonektid

selain evolusi, apalagi yg gak disetujui gereja? paham heliosentris?

The Houw Liong

HouwLiong

biobio

Kutip dari: Notonektid pada September 08, 2009, 12:04:29 PM
selain evolusi, apalagi yg gak disetujui gereja? paham heliosentris?
heliosentris jelas disetujui, sama dengan evolusi. baca dululah sebelum komen...
"The pen is mightier than the sword"

heru.htl

#14
Evolusi itu benar-benar terjadi wahai sobat...

Asal anda punya uang beberapa puluh juta atau beberapa ratus juta, pergi ke ahli bedah plastik, anda dapat berevolusi dengan cepat...
Yang hidungnya pesek, bisa jadi mancung...
Itulah evolusi sintetik...

Dengan evolusi sintetik, wajah anda pun dapat diubah bahkan seperti wajah primata...
wajah nenek moyang manusia versi Darwin...

Mengapa ilmuan selalu repot dalam berpikir, tidakah sesekali waktu berintuisi sejenak untuk menemukan sesuatu?
Jika memang Darwin telah berteori demikian tentang evolusi, mungkin itu memang bagian dari kehendak Tuhan.
Begitupun saya, saya baru saja berteori tentang "evolusi sintetik", meski ini benar-benar teori mentah 100%.