Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 10:06:51 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 107
Total: 107

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

God &/vs love, religion boundary of interpersonal relationship

Dimulai oleh rafek, November 28, 2011, 11:29:13 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

rafek

Saya tertarik untuk mengangkat tema ini dalam diskusi, walaupun isu ini adalah isu sensitif dan kontroversial, dan mungkin bersinggungan dengan sara. Saya tertarik untuk menyoroti perbedaan pandangan dan pendapat mengenai hubungan interpersonal, khususnya romance relationship, dan kepercayaan seseorang. Seperti yg kita tahu, Indonesia tidak mengesahkan pernikahan beda agama, dengan alasan apapun. Saya tidak mengetahui dasar apa yg melandasi aturan tsb. Beberapa agama mungkin melarang pernikahan beda agama, namun beberapa kalangan cendekiawan moderat punya tafsiran lain. Sayangnya, tidak semua orang sependapat atas penafsiran tsb, yg kerap kali dipandang sebagai sebuah bentuk heresy.

Saya pada dasarnya hanya ingin mengetahui pendapat teman2 di forum ini mengenai perbedaan agama dan kaitannya dengan dinamika hubungan sosial, khususnya interpersonal relationship(entah kenapa, saya agak geli jika menyebutnya hubungan percintaan), dalam masyarakat Indonesia. Saya rasa masing2 orang pernah memikirkan hal ini, atau bahkan pernah mengalaminya sendiri, dan pengalaman tersebut tentunya berpengaruh pada pandangannya terhadap hal ini.

Beberapa, atau bahkan semua agama setuju bahwa cinta dan kasih sayang adalah sesuatu hal yg positif. Ajaran agama pun menjelaskan bahwa cinta dan kasih sayang adalah salah satu sifat mulia Tuhan. Di sisi lain, beberapa agama tidak merestui hubungan beda agama, walaupun cukup banyak dijumpai pasangan beda agama yg kehidupan rumah tangganya cukup damai tanpa rintangan yg berarti.

Saya cukup terinspirasi mengangkat tema ini setelah melihat trailer film cin(t)a(walaupun belum pernah nonton filmnya), yg bertemakan hubungan beda agama. Di sisi lain, saya juga pernah memiliki pengalaman tentang hal ini(bukan curhat).

Saya tidak ingin topik ini dipandang sebagai bentuk luapan emosi cengeng dan manja seorang remaja yg masih labil, melainkan tema ini saya rasa memiliki cukup bobot untuk diangkat dalam sebuah diskusi, karena merupakan suatu fenomena yg terjadi secara nyata dalam masyarakat, dan dapat dianalisis.

Lebih jauh lagi, tema ini dapat berkaitan dengan sejauh mana toleransi antar umat beragama diaplikasikan. Saya jadi teringat suatu pendapat tentang perbedaan toleransi beragama dan apresiasi beragama.
There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

Farabi

Katolik dan Islam setuju dengan peraturan ini. Saya tidak tahu.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Fariz Abdullah

Dalam pandangan saya, ini adalah salah satu 'sisi gelap' Agama..Maaf..Tapi saya harus mengatakan bahwa Agama mendiskriminasi manusia berdasarkan keyakinannya..

Cinta, dalam segala pengertiannya, adalah manifestasi moral tertinggi manusia..Cinta tidak mengenal keyakinan, kepercayaan, atau ideologi..

Cinta mempersatukan umat manusia..Agama memecahbelahnya..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

MonDay

karena sebagian masyarakat memandang agama sebagai "prinsip hidup" seseorang
jd ini sama sulitnya dengan menyatukan dua prinsip yang berbeda

Farabi

Kurang lebih begitu, 2 aturan yang berbeda bisa sangat membingungkan dan berbahaya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Pastinya, perbedaan agama adalah salah satu hambatan dalam menjalin hubungan lawan jenis.
Mungkin ada solusi seperti mesti nikah di luar negeri untuk yang bea agama/keyakinan, seperti IB-JK.

danzJr

saya personal sering mendapat diskriminasi pada saat SD dan SMP,

cinta dan kasih mempersatukan perbedaan tapi agama memecahbelahkan persatuan karena perbedaan, fakta yang menyakitkan dimana agama yang seharusnya menjadi suatu ideologi kasih sesama umat malah menjadi faktor utama terjadinya perpecahan,diskriminasi dan alasan anarkisme  >:(
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

Farabi

Yahudi, Katolik dan Islam menyetujui ini semua. Untuk islam boleh mengambil istri dari Bani Israel atau Kristen dengan syarat tidak boleh poligami dan tidak boleh yang pernah zina. Tapi untuk sesama muslim boleh poligami max 4. Dalam agama Yahudi boleh poligami bebas, asal jangan dari non israel, apalagi moab atau penyembah patung.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Fariz Abdullah

Kutip dari: Farabi pada November 29, 2011, 01:57:16 PM
Yahudi, Katolik dan Islam menyetujui ini semua. Untuk islam boleh mengambil istri dari Bani Israel atau Kristen dengan syarat tidak boleh poligami dan tidak boleh yang pernah zina. Tapi untuk sesama muslim boleh poligami max 4. Dalam agama Yahudi boleh poligami bebas, asal jangan dari non israel, apalagi moab atau penyembah patung.

Muslimah boleh menikahi Non Muslim?
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

rafek

Iseng2 googling, ternyata saya menemukan sebuah blog yg membahas tentang ini.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Saya baru tahu jika KUA(Kantor Urusan Agama) hanya menerima pernikahan secara islam, sedangkan pernikahan non muslim dicatat oleh DKCS(Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Diskriminatifkah?

Bukankah sangat ironis bahwa hubungan antar dua individu yg berlangsung harmonis dan agung harus terpisah secara paksa, karena sesuatu yg abstrak dan "konon" sakral bernama keimanan? Bukankah keimanan itu bersifat personal? Apakah orang lain berhak menilai "keimanan" kita?

Saya rasa, sudah banyak orang yg berkorban atas dasar kasih sayang, yg rela bersusah payah hanya untuk mengganti sebuah kata yg tertera dalam kolom kecil di kartu pengenal identitasnya.
There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

rafek

Kutip dari: Fariz Abdullah pada November 29, 2011, 04:59:10 PM
Muslimah boleh menikahi Non Muslim?
Setahu saya, hanya seorang lelaki muslim yg boleh menikah dengan ahl kitab, dengan asumsi bahwa setelah menikah, sang suami mampu membimbing dan mengajak sang istri memeluk agamanya. Namun hal itu pun tergantung penafsiran dan ijtihad yg diambil oleh ulama2 besar. Bahkan, mainstream muslim tidak menyetujui hal ini dan memandangnya sebagai penyimpangan aqidah.

Sedangkan mengenai prinsip yg berbeda, contohnya? Saya rasa hampir semua agama memiliki moral stance yg serupa.

There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

Fariz Abdullah

Manusia dilarang mencintai manusia lain, karena kepercayaannya berbeda? Mungkinkah Tuhan sepicik ini?

Di manakah nurani kita manusia? Lari kemanakah logika kita? Terbang kemanakah kesadaran kita? Come on..Di manakah para jenius melihat kenyataan ini? Masih bisakah mereka berpikir, atau setidaknya MERASAKAN DENGAN HATI NURANI? Come on..

Atas nama cinta saya berduka..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

BackFromBeyond

Pilihan ada di tangan anda.
Hubungan laki-perempuan (baca CINTA) kupikir hanya sepanjang hidup (setelah mati, entahlah,...masih perlukah KEKASIH setelah mati?).
Tetapi agama punya lifetime yg lebih panjang (sampai sesudah kematian dst).
So, lebih MEMBERATI yg mana? pilihan ada di tangan anda.

mungkin ada 2 cara penyelesaian: pilih salah satu (dg menafikan yg lainya), atau agama-nya yg anda ubah dikit-2 shg sesuai selera anda.
Utk orang yg emang dari awal anti agama-2 tsb, maka penyelesaian lebih mudah.

danzJr

Kutip dari: BackFromBeyond pada November 30, 2011, 12:31:33 PM
Pilihan ada di tangan anda.
Hubungan laki-perempuan (baca CINTA) kupikir hanya sepanjang hidup (setelah mati, entahlah,...masih perlukah KEKASIH setelah mati?).
Tetapi agama punya lifetime yg lebih panjang (sampai sesudah kematian dst).
So, lebih MEMBERATI yg mana? pilihan ada di tangan anda.

mungkin ada 2 cara penyelesaian: pilih salah satu (dg menafikan yg lainya), atau agama-nya yg anda ubah dikit-2 shg sesuai selera anda.
Utk orang yg emang dari awal anti agama-2 tsb, maka penyelesaian lebih mudah.

agama dalam hal ini bukan hanya melarang dalam hubungan kekasih, melainkan dalam hubungan berteman maupun bersaudara, butuh fakta?

coba anda cari di kitab suci anda sendiri dan lihat kenyataan yang menyakitkan itu ;D
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

Fariz Abdullah

Cinta Amor adalah sebagian dari cinta kita kepada sesama manusia..Mengapa Agama tertentu membatasi cinta dan kasih sayang hanya kepada yang seiman?

Yang lebih ekstrem, bukan hanya membatasi cinta, tapi juga mengajarkan utk mencurigai yg tidak seiman..Yg paling ekstrem adalah membenci..

Manusia mengorbankan nilai hakiki kemanusiaannya, yaitu cinta kpd sesama, demi utk kepercayaan yg spekulatif..It is a big tragedy..

Anda benar..Harapan kita satu2nya, Agamawan agar menafsir ulang ajarannya..Semoga..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]