Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 01:45:13 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 166
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 186
Total: 186

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

purpose of life

Dimulai oleh mhyworld, Desember 02, 2011, 04:00:31 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mhyworld

Banyak yang bertanya-tanya "untuk apa kita hidup?".
Beberapa agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk beribadah kepada Tuhan, mengumpulkan bekal untuk kehidupan sesudah mati. Orang atheis menyebutnya "sucking up to God"

Orang atheis punya pendapat berbeda, salah satunya pernah saya tampilkan di sini http://www.forumsains.com/agama-dan-filosofi/alasan-orang-orang-atheis/285/

Orang yang berpaham nihilisme bilang kehidupan itu tidak ada artinya. Kalau ada orang yang kemudian bertanya, "kenapa tidak mati saja?", mungkin mereka akan bilang "saya sedang menikmati hidup saya".

beberapa pandangan lain dapat dibaca di sini [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kalau ada yang mau menambahkan silakan dishare di sini.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Berikut salah satu tanya jawab yang saya ambil dari yahoo answer yang berhubungan dengan purpose of life.
KutipIs it bad to have a nihilistic view towards life?
its just facing reality?

Existential nihilism is the belief that life has no intrinsic meaning or value. With respect to the universe, existential nihilism posits that a single human or even the entire human species is insignificant, without purpose and unlikely to change in the totality of existence.

Additional Details
i have no reason for waking up in the morning

8 months ago
dvd_clapp dvd_clap...
Best Answer - Chosen by Asker
Well, the short answer is yes because, like the previous answerer said, it can take away from your sense of purpose in life. However, reality says that this is probably true. We're all just individual people who probably won't ever make a difference in the world as a whole (let alone the universe). The fact is that we probably are insignificant as individuals. But therein lies the solution. You have to give your life meaning even though we may be insignificant in the long run. This can be different for everyone (some people find meaning in becoming parents and raising their kids as best they can, some find it in joining the army, and the list goes on). It's probably a bad outlook to compare the meaning of your life to the rest of the world because insignificance will probably be found through that lens. But we should all strive to make our lives significant for ourselves rather than in comparison to the rest of the universe.
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Sayapun bingung kalau ditanya untuk apa saya hidup, bisa dikatakan, tidak tahu, saya hidup karena ingin hidup saja, dan saya tidak mau mati karena menyakitkan, kalau tidak menyakitkan mungkin lain lagi ceritanya, karena saya sudah mulai bosan hidup didunia, mungkin kalau melepaskan tubuh ini, ada sesuatu pengalaman lain, atau malah seperti tidur atau pingsan, saya lenyap.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Saya ikut zoroaster, sekarang saya paham, saya pengikut zoroaster

Zoroastrianism

Zoroastrianism is the religion and philosophy named after its prophet Zoroaster, which is believed to have influenced the beliefs of Judaism and its descendant religions.[69] Zoroastrians believe in a universe created by a transcendental God, Ahura Mazda, to whom all worship is ultimately directed. Azhura Mazda's creation is asha, truth and order, and it is in conflict with its antithesis, druj, falsehood and disorder. (See also Zoroastrian eschatology).

Since humanity possesses free will, people must be responsible for their moral choices. By using free will, people must take an active role in the universal conflict, with good thoughts, good words and good deeds to ensure happiness and to keep chaos at bay.

Thus speak zaratusthrea.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Fariz Abdullah

Kutip dari: Farabi pada Desember 02, 2011, 10:28:52 AM
Sayapun bingung kalau ditanya untuk apa saya hidup, bisa dikatakan, tidak tahu, saya hidup karena ingin hidup saja, dan saya tidak mau mati karena menyakitkan, kalau tidak menyakitkan mungkin lain lagi ceritanya, karena saya sudah mulai bosan hidup didunia, mungkin kalau melepaskan tubuh ini, ada sesuatu pengalaman lain, atau malah seperti tidur atau pingsan, saya lenyap.

Dear Prof Farabi, life is so beautiful..Mengapa tidak menikmatinya? Saya melihat Anda jujur, sangat bertalenta bahkan menurut saya jenius..Mengapa kita tidak hidup dalam cinta dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain? Dengan ilmu kita, kita bisa memberi manfaat kepada orang lain..Bukankah itu kebahagiaan yang tiada tara?

Kita adalah designer bagi hidup kita sendiri..Kita lah yang menentukan tujuan hidup kita sendiri dan memberi arti padanya..Menurut Philosopher Leibniz, cinta adalah ketika kita bahagia melihat orang lain bahagia..Dengan memberi kepada orang lain, itu memberi makna hebat pada hidup kita..Bahkan ketika kita mati pun, kita tidak mati sia-sia..Tuhan akan memeluk kita dalam kasihNya..

Cinta juga berarti hasrat dan kesukaan terhadap suatu obyek..Orang yang sukses dan bahagia dalam hidupnya, adalah great lovers..Mereka mencintai bidangnya, sedemikian rupa, sehingga mereka merasa berarti dalam hidupnya..Mereka berkontribusi kepada sesama manusia dan alam semesta, dengan karyanya..Mereka menyebarkan kebaikan, mereka membuat orang lain tersenyum..Bukankah itu menyenangkan? Kenapa harus bosan?

Hidup adalah perjalanan singkat..Tidak ada gunanya berkeluh kesah..Dan tidak ada alasan untuk tidak berbahagia..Karya-karya Anda, cinta Anda kepada sesama manusia, kebaikan Anda, ditunggu..Dan itulah tujuan hidup sebenarnya..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Kutip dari: Farabi pada Desember 02, 2011, 10:39:22 AM
Saya ikut zoroaster, sekarang saya paham, saya pengikut zoroaster

Zoroastrianism

Zoroastrianism is the religion and philosophy named after its prophet Zoroaster, which is believed to have influenced the beliefs of Judaism and its descendant religions.[69] Zoroastrians believe in a universe created by a transcendental God, Ahura Mazda, to whom all worship is ultimately directed. Azhura Mazda's creation is asha, truth and order, and it is in conflict with its antithesis, druj, falsehood and disorder. (See also Zoroastrian eschatology).

Since humanity possesses free will, people must be responsible for their moral choices. By using free will, people must take an active role in the universal conflict, with good thoughts, good words and good deeds to ensure happiness and to keep chaos at bay.

Thus speak zaratusthrea.

Kalau boleh saya berkomentar, janganlah kita memperumit hidup kita, dengan terus berkutat masalah kepercayaan..Silakan saja menganut satu agama atau kepercayaan yang Anda anggap baik..Percayalah Tuhan itu Maha Baik, Bijaksana dan tidak picik seperti kita manusia..Truth is pathless..Yang terpenting adalah perbuatan dan sumbangsih kita pada kehidupan..

Jika Anda menganggap ada hal-hal yang buruk atau tidak logis pada satu Agama, tafsirkanlah dengan akal sehat dan nurani Anda..Dan janganlah terlalu fanatik, karena itu sumber kebencian dan kekerasan..Hargailah hak orang lain untuk juga beragama, berkepercayaan atau tidak berkepercayaan..

Mohon dimaklumi, ini adalah opini pribadi, mohon maaf jika berlebihan dan menggurui..Anda tidak harus percaya dengan saya..Anda harus juga kritis..Pencerahan ada di dalam diri Anda sendiri..Bukan pada orang lain..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Farabi

Saya terjebak dalam pandangan sempit orang orang disekitar saya. Saya kehilangan sosok Tuhan yang sesungguhnya. Dan rasanya, saya tidak yakin apakah Tuhan benar benar ada. Tapi kadang beberapa tanda tanda yang terlihat sekali tidak mungkin tidak disengaja, saya sering berfikir, apakah ada sesuatu yang membimbing saya, kearah seperti sekarang. Saya bisa mengubah pasir menjadi emas, saya mampu untuk itu. Sayapun bisa membuat Mars ditinggali dengan seijin Allah. Atau memangun sebuah robot sehingga kita bisa tidur nyenyak saat mereka bekerja mencari makan untuk kita.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Menyakitkan, tapi apa yang dia katakan benar. Teman saya bilang ;D
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Ada agama yang mengajarkan bahwa manusia merupakan instrumen/peralatan bagi Tuhan untuk mewujudkan rencana-Nya.
Ada yang punya pendapat mengenai hal ini?
once we have eternity, everything else can wait

MonDay

berbeda2 tujuan hidup manusia tergantung individu
yg pasti apa yg dicari itulah yang akan ditemui

Farabi

Angin puyuh sangat besar mengelilingi rumahku, datang pergi lagi, datang pergi lagi. Orang orang di masjid ketakutan dan sepanjang malam mengaji. Saya pikir kamar saya akan dibawa terbang oleh angin. Angin itu dengan sengaja berhenti tepat didepan kamar, ini bukan mimpi ini sungguhan. Besar sekali.

Percaya atau tidak, semalam terjadi seperti demikian, mungkin masuk tivi, karena saya dengar beberapa pohon tumbang dan rubuh.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Saya mencoba membahas purpose of life menggunakan definisi alternatif dari purpose sbb:
Kutippurpose - what something is used for; "the function of an auger is to bore holes"; "ballet is beautiful but what use is it?"
function, use, role
usefulness, utility - the quality of being of practical use
raison d'etre - the purpose that justifies a thing's existence
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Jadi purpose bisa diartikan sebagai manfaat. Untuk menentukan manfaat dari suatu hal perlu ditentukan terlebih dahulu siapa penerima manfaat tersebut. Sebab, satu benda atau entity bisa memberikan manfaat yang berbeda-beda kepada beberapa penerima manfaat.

Contoh, sepatu yang saya pakai memberikan manfaat kepada saya dengan melindungi kaki saya.
Sepatu yang sama juga memberikan manfaat kepada orang yang menjualnya yaitu sebagai komoditas dagang yang mendatangkan keuntungan finansial.

Contoh lain, seorang penjual sepatu memiliki manfaat/fungsi sebagai penyedia barang (dalam hal ini sepatu) bagi masyarakat sekitarnya. Bagi istrinya, dia berfungsi sebagai suami dan memiliki manfaat sebagai pencari nafkah. Bagi anak-anaknya, ia berfungsi sebagai ayah dan bermanfaat sebagai pelindung, pendidik, pemberi nafkah. Bagi kedua orang tuanya, dia bermanfaaat sebagai penerus garis keturunan mereka.

Dalam contoh sebelumnya yang menganggap manusia berfungsi sebagai instrumen Tuhan untuk menjalankan rencana-Nya di dunia, manusia bertindak sebagai pemberi/penyedia manfaat, sedangkan Tuhan sebagai penerima/pengambil manfaat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, benarkah Tuhan memiliki ketergantungan terhadap manusia? Bisakah rencana-Nya dijalankan tanpa memperalat manusia?
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Saya pernah membaca kisah dari keluarga penumpang pesawat yang dibajak dalam insiden 9/11. Salah satu pesawat yang dibajak tidak mampu mengenai sasaran yang dituju, yang diperkirakan adalah gedung putih. Hal ini diperkirakan akibat adanya perlawanan dari penumpang pesawat tersebut.

Saat istri seorang korban diwawancara, ia mengatakan bahwa suaminya adalah instrumen Tuhan untuk menggagalkan usaha para teroris. Tanpa ragu ia menyebut almarhum suaminya sebagai pahlawan.

Masih dari sudut pandang pihak yang sama, jika kita telusuri lebih jauh, para teroris itu juga instrumen Tuhan yang menjalankan perannya sehingga memungkinkan terjadinya aksi heroik para penumpang tersebut. Peristiwa pembajakan pesawat yang berujung pada tewasnya seluruh penumpang dianggap sebagai ujian sekaligus pelajaran bagi keluarga yang ditinggalkan yang diberikan oleh Tuhan. Jika kita ikuti logika tersebut, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan memanfaatkan para teroris itu untuk menjalankan rencana-Nya, yaitu memberikan ujian dan pelajaran bagi keluarga korban.

Sekarang coba kita tinjau dari sudut pandang pihak yang berlawanan, yaitu para teroris. Anggapan mereka, mereka adalah instrumen Tuhan yang bertugas menghukum orang-orang kafir, serta membela ajaran agama Tuhan. Mungkin dalam pandangan mereka, perlawanan penumpang yang menggagalkan rencana mereka merupakan ujian dari Tuhan dalam melaksanakan perjuangan di jalan Tuhan.

Dari uraian di atas kita bisa menarik benang merah yang bisa dianggap sebagai sumber dari bencana tersebut, yaitu kesombongan dan penghargaan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Mereka menganggap bahwa diri mereka penting untuk menjalankan rencana Tuhan, sebagai penolong Tuhan, memberikan manfaat kepada Tuhan, dsb. Apakah mereka kurang yakin dengan kekuasaan Tuhan sehingga mereka menganggap Tuhan membutuhkan pertolongan mereka?
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Ada yang berkata bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Untuk itu kita perlu menyepakati terlebih dahulu arti "bermanfaat" seperti yang dimaksud dalam kalimat tadi, sebelum kita bisa membahas lebih jauh mengenai topik diskusi kali ini, yaitu mengenai purpose of life.

Manfaat seseorang bagi orang lain dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. Seorang nelayan yang menyelamatkan seorang korban kecelakaan di laut memberikan manfaat dengan kualitas yang sangat tinggi bagi korban tersebut. Namun kuantitasnya rendah, karena hanya satu orang yang merasakan manfaatnya. Sebaliknya, seorang penyanyi internasional mampu menghibur ratusan juta penggemarnya. Ia memberikan manfaat dengan kuantitas yang sangat besar, namun kualitasnya rendah.

Pemberi manfaat yang paling baik tentu saja yang manfaatnya besar secara kuantitas maupun kualitas.
once we have eternity, everything else can wait