Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:31:28 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 117
Total: 117

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Reality

Dimulai oleh peregrin, Februari 15, 2008, 03:39:36 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

peregrin

Reality itu apa ya? Dua orang melihat satu kejadian yang sama, bisa punya interpretasi yang berbeda terhadap kejadian tersebut. Contoh lain misalnya orang cuma bisa melihat sesuatu / menginterpretasikan sesuai dg kepercayaannya. Contoh lain lagi misalnya penderita schizoprenia yang punya realitasnya sendiri.

Jadi reality itu apa?
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

reborn

#1
Wah, jadi tergoda cari tahu soal ini. Dapet ini nih abis googling :

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

KutipConsiders the Heisenberg Uncertainty Principle : particle is a wave, and a wave is a particle.
Quantum states can become entangled in astonishing ways. Welcome to the strange world of "qubits", faster-than-light communication, and Einstein's first definition of reality.

It's a Small World
Introducing the Standard Model of particle physics, and string theory. But are these theories truly fundamental, or do they rest on a infinite tower of turtles?

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

KutipIf we are wrong on some occasions, for example, from a height people look the size of ants, is it not possible that we are always deceived? Logical necessity requires the answer: Yes, to this question. It is possible that things as we perceive them are not that way at all!

According to science: "We do not respond to the thing, but to electrical and chemical events in the brain."

We do think in normal life about mind and matter as being ways to talk about thoughts and objects (or processes). But some thinkers deny the existence of  mental events - believing everything is matter. And some deny the existence of  material things - believing everything is mind.

Lanjut baca dulu ya. Jadi inget lagu itu tuh, lupa siapa yang nyanyi :
Dreams are mind's reality.....

peregrin

Kutip dari: reborn pada Februari 15, 2008, 04:09:12 AM
According to science: "We do not respond to the thing, but to electrical and chemical events in the brain"

Ada satu penyakit langka, namanya Hereditary Sensory Neuropathy. Penderitanya perlahan-lahan kehilangan kemampuan sensorinya, terutama di bagian tangan dan kaki. Si penderita misalnya, bisa memegang kompor menyala tanpa merasa sakit atau kepanasan, bisa memegang atau mandi air yang panas sekali, tidak merasa sakit ketika terluka, dst. Persepsi orang tsb. terhadap rasa sakit atau panas berbeda dengan orang kebanyakan dan ini memang berhubungan dengan fungsi syaraf dan beberapa senyawa kimia di dalam tubuh (e.g. sphingolipids). Tapi, sekalipun si penderita tidak merasa, fisiknya tetap terluka. Kebanyakan penderita HSN ini punya bekas2 luka yang tidak / terlambat diobati krn dianya tidak bisa merasakan sakit tsb.

Dalam kasus ini, ada perbedaan jelas antara "object" yang real (fisik penderita tsb.) dan persepsi (reality rasa sakit yang dialami si penderita). Jadi sepertinya, we do respond to the thing ... although the electrical and chemical events in our brain may send different messages  :P


Kutip dari: reborn pada Februari 15, 2008, 04:09:12 AM
And some deny the existence of material things, believing everything is mind

ini yg dibilang solipsism itu ya ... masih ga terlalu ngerti, kok sepertinya penyederhanaan banget ... atau mungkin ada yg bisa jelasin lbh dalam / kasih contoh?


Kutip dari: reborn pada Februari 15, 2008, 04:09:12 AM
Considers the Heisenberg Uncertainty Principle : particle is a wave, and a wave is a particle

:-X

Keknya harus rada dipilah2 ya pembahasannya. Dari sudut fisika, filosofi, ....... apa lagi ya?

Tadi awalnya sih nanya krn tertarik dg persepsi dan subyektivitas. Bentar, baca lagi dulu, biar ga campur aduk  :D


Kutip dari: reborn pada Februari 15, 2008, 04:09:12 AM

Dreams are mind's reality.....

Jadi ingat novelnya Dunia Sofi  :D







Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

Suchamda

KutipAccording to science: "We do not respond to the thing, but to electrical and chemical events in the brain."

This is a statement resembles to Buddhism theory of reality.
'Reality' is defined as something that could be reified by the 5 sensory modalities + 1 mind. Therefore, reasoning is also used to define reality. But those reality is not truly real.

All phenomenas are a play of mind's illusion but they become 'real' because of the illusory of interdependent interplay which is defined by our karma (accumulation of habitual tendencies). This is called karmic vision.
How we perceive the 'reality' is dependent on our subjective karma accumulation. Furthermore, these reifications can be sensed to be real in a relative sense.

The true thing is that a reality isn't truly exist / real, but just an interplay of essence, nature and energy which at the base is emptiness itself. Because of clarity inherent in its nature, this is called appearance, something like phantasmagoria. All can be defined as a function of awareness itself. This is the absolute truth : emptiness. Things are only a temporary knot of energy manifestation.

The Houw Liong

Reality menurut sains ialah kejadian yang bisa diamati atau diukur secara eksperimen dan dapat dijelaskan secara logis (logico-empiricism).
HouwLiong


Farabi

Realitas itu ya apa yang terindra oleh kita dan kita pahami. Ada realitas dan ada istilahnya per-se. Sebagai contoh adalah cahaya, dalam definisi tertinggi kita, rentang cahaya tampak itu, didigitalkan sepanjang maximal 24-bit, anggap saja sekitar 4 milyar max, 24-bit hanya beberapa belas juta warna. Dalam realitas kita, warna hanya dalam rentang seperti itu, sehingga kita bisa mengenali perubahan cahaya sampai ke pecahan 1/4M jika cahaya didefinisikan sebagai 1..0,5..0,1..0,001..0. Maksudnya cahaya paling terang adalah 1, sampai ke semua rentang diatas atau sama dengan 0, akan tetapi apakah per-se, rentang cahaya seperti itu? Kita mempunyai konsep untuk mengukurr gelombang cahaya dengan menggunakan panjang gelombang. Mengingat frekuensi cahaya itu berada diatas 2Thz, besar kemungkinan per-se jumlah rentang cahaya aslinya adalah 2 trilion cahaya, akan tetapi tidak banyak berguna jika kita musti bisa membedakan semua hal tersebut dalam perspektif evolusi. Itulah beda antara realita dengan kenyataan. Realitanya mungkin yang bisa kita persepsikan, tapi kenyataannya bukan berarti seperti itu. Seperti anda bermain game, dengan VR glass, itu lah realitas anda, tapi secara kenyataan kehidupan anda bukan itu.

Beberapa binatang laut dengan mata sederhana hanya perlu bisa membedakan cahaya terang, sangat terang dan gelap, sehingga jelas mereka mempunyai relita, atau persepsi realita, yang jauh berbeda dengan kita, terutama pria yang "sight dependant".
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.