Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:17:14 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 124
Total: 124

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

saya baru saja jadi atheist

Dimulai oleh truf777, Mei 23, 2010, 09:41:17 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Januari 27, 2011, 11:32:12 AM
Itu subyektif, tergantung orangnya.

Lebih tepatnya itu adalah bentuk partikular atau sub kultur, apakah seorang professor boleh percaya klenik? ya boleh saja.. itu adalah sub kultur..

bambus

Kutip dari: Pi-One pada Januari 31, 2011, 02:50:35 PM
Kenapa mesti menuhankan melulu? Emang definisi Tuhan itu sendiri apa?


Maaf bro, soalnya gw theis. Jadi gw mencoba menuruti perintah tuhan  ;D ;D walau kadang" melenceng (bikin dosa)..
Nah di pikiran gw, kalo atheis itu bebas donk.. soale ga percaya ma tuhan (jadinya ga ada pahala ma dosa) bogono..

Jadi bagi gw Tuhan itu yg menciptakan kita semua, "awal dari permulaan.." Kalo anda kan ga percaya, yo wess..
Cuma membandingkan antara theis dan atheis, bogono.. Bukannya saling mempengaruhi atau berdebat..hehe.
Kesimpulannya hanya untuk diri sendiri..hihi..

Pi-One

Kutip dari: bambus pada Februari 02, 2011, 11:29:31 AM
Maaf bro, soalnya gw theis. Jadi gw mencoba menuruti perintah tuhan  ;D ;D walau kadang" melenceng (bikin dosa)..
Nah di pikiran gw, kalo atheis itu bebas donk.. soale ga percaya ma tuhan (jadinya ga ada pahala ma dosa) bogono..

Jadi bagi gw Tuhan itu yg menciptakan kita semua, "awal dari permulaan.." Kalo anda kan ga percaya, yo wess..
Cuma membandingkan antara theis dan atheis, bogono.. Bukannya saling mempengaruhi atau berdebat..hehe.
Kesimpulannya hanya untuk diri sendiri..hihi..
Masalah anda adalah anda menilai atheis berdasr stigma yang sudah ditanamkan pada anda sejak dini, dan tidak berusaha menilai sendiri atheis itu bagaimana. Bahkan meski tidak punya agama, seorang atheis bisa saja mematuhi aturan-aturan dan nroma masyarakat. Atau anda kira cuma agama yang membatasi perilaku seseorang?

*Gara-gara ngomong begini, aku jadi sering dituduh atheis :)

bambus

Yoi bro, karena aku dari kecil dah hidup di lingkungan beragama.. jadi nilainya dari sisi aku sih..hihi..

Iya sih, menurutku cuma agama yg bisa membatasi prilaku orang.

Bro, seandainya atheis mematuhi aturan dan norma masyarakat, apa yg menyebabkan begitu ya..?

MonDay

"apa anda perlu dibakar dulu baru merasakan panas?" hmm
"apa kalo kepala anda saya kentung terus pingsan anda br bs merendahkan sedikit kesombongan anda" hmm hmm
btw bagi yg mengaku atheis
pernahkah anda mengalami saat2 dimana sepertinya anda akan dijemput ajal?

Pi-One

Kutip dari: MonDay pada Februari 04, 2011, 08:24:04 PM
btw bagi yg mengaku atheis
pernahkah anda mengalami saat2 dimana sepertinya anda akan dijemput ajal?
Hm, aku bukan atheis sih, tapi ya, aku sudah beberapa kali mendekati zona itu :)

*Dan sebelum anda tanya, tidak, aku tidak menyebut-nyebut nama ....  :)

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Pi-One pada Januari 17, 2011, 01:30:06 PM
Lalu, bagaimana membuktikan Tuhan yang menjadikan demikian?

*Atau mungkin mesti bicara seperti quote ini?

KutipI'm still an atheist, thank God. ~ Luis Bunuel

Saya juga sudah menjadi atheist, tapi entah kenapa setiap mendapatkan hal baik saya secara spontan berkata "Alhamdulillah", merasa bersyukur walau entah sejatinya saya bersyukur pada siapa...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Farabi

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada November 25, 2015, 07:58:11 PM


Saya juga sudah menjadi atheist, tapi entah kenapa setiap mendapatkan hal baik saya secara spontan berkata "Alhamdulillah", merasa bersyukur walau entah sejatinya saya bersyukur pada siapa...

Saya percaya Tuhan ada, derita untuk menebus dosa, bahagia untuk menguji kita.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Monox D. I-Fly

Ironisnya, saya justru merasa lebih bahagia setelah tidak percaya Tuhan. Waktu saya masih beriman, saat saya yakin bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya, saya sering merasa bahwa Tuhan tidak adil. Tapi setelah saya tidak percaya Tuhan, setiap ada kesulitan saya selalu menanggapinya dengan lebih lapang dada karena saya sadar bahwa apapun yang saya dapatkan adalah konsekuensi dari apa yang saya kerjakan.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Farabi

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada November 27, 2015, 11:35:55 PM
Ironisnya, saya justru merasa lebih bahagia setelah tidak percaya Tuhan. Waktu saya masih beriman, saat saya yakin bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya, saya sering merasa bahwa Tuhan tidak adil. Tapi setelah saya tidak percaya Tuhan, setiap ada kesulitan saya selalu menanggapinya dengan lebih lapang dada karena saya sadar bahwa apapun yang saya dapatkan adalah konsekuensi dari apa yang saya kerjakan.

Karena anda tidak tahu apa namanya derita. Hidup cukup, mungkin ortu pengusaha. Saya akan tunggu sampai persaingan menjadi ketat, anda gagal membina rumah tangga. Atau saat anda mempengaruhi orang tua anda menjadi ateis. Karena, saat menjadi ateis, anda tidak percaya Tuhan menyediakan segalanya untuk anda, anda harus memperkirakan semuanya, kemudian membuat rencana. Lama lama, anda akan capek, stress, kemudian anda mencari obat obatan, anda kemudian ingat semuanya, saat anda percaya Tuhan ada, derita untuk menebus dosa. Ternyata sama.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Oh iya saya baru ingat, ada larangan untuk menyembunyikan iman, iman itu harus diperlihatkan secara terbuka, kalau anda beriman dan baik, sembunyikan iman, kecuali anda jahat dan mengaku beriman, maka itu adalah penipuan. Tapi jika anda beriman dan menyembunyikannya, itu dosa dan penipuan.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada November 28, 2015, 03:24:41 PM
Karena anda tidak tahu apa namanya derita. Hidup cukup, mungkin ortu pengusaha. Saya akan tunggu sampai persaingan menjadi ketat, anda gagal membina rumah tangga. Atau saat anda mempengaruhi orang tua anda menjadi ateis. Karena, saat menjadi ateis, anda tidak percaya Tuhan menyediakan segalanya untuk anda, anda harus memperkirakan semuanya, kemudian membuat rencana. Lama lama, anda akan capek, stress, kemudian anda mencari obat obatan, anda kemudian ingat semuanya, saat anda percaya Tuhan ada, derita untuk menebus dosa. Ternyata sama.
Ini kesannya mau bilang mesti percaya Tuhan baru bisa mengatasi maslaah hidup.
Tapi kalau begitu malah yang ada kesan Tuhan itu sebagai pelarian.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Farabi pada November 28, 2015, 03:24:41 PM
Karena anda tidak tahu apa namanya derita. Hidup cukup, mungkin ortu pengusaha. Saya akan tunggu sampai persaingan menjadi ketat, anda gagal membina rumah tangga. Atau saat anda mempengaruhi orang tua anda menjadi ateis. Karena, saat menjadi ateis, anda tidak percaya Tuhan menyediakan segalanya untuk anda, anda harus memperkirakan semuanya, kemudian membuat rencana. Lama lama, anda akan capek, stress, kemudian anda mencari obat obatan, anda kemudian ingat semuanya, saat anda percaya Tuhan ada, derita untuk menebus dosa. Ternyata sama.

Asal tahu saja, saya mulai tidak percaya Tuhan justru saat saya sedang menderita. Kuliah saya waktu itu tidak lulus-lulus dan kondisi ekonomi orangtua sedang buruk, hutang kemana-mana. Namun saat saya melepas kepercayaan bahwa Tuhan mengatur semuanya, saya justru menjadi berlapang dada dan menyadari bahwa semua ini merupakan akibat dari perbuatan saya sendiri.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Farabi

#253
Kutip dari: Pi-One pada November 28, 2015, 07:49:00 PM
Ini kesannya mau bilang mesti percaya Tuhan baru bisa mengatasi maslaah hidup.
Tapi kalau begitu malah yang ada kesan Tuhan itu sebagai pelarian.

;D Saya pengen ketemu dengan anda dan melihat ada, karena saya lihat anda kuat menghadapi hidup. Tapi kalau saya melihat wajah anda jarang senyum, tidak sabaran, harus digertak supaya diatur, saya tahu, ternyata anda kalah oleh hidup. Karena kemenangan itu, saat hidup tidak mengubah anda, tapi anda yang mengubah hidup. Saat lingkungan melihat anda, mereka menjadi tenang.

Mario Teguh dan AA Gym adalah dua contoh ideal.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Oh iya, saya punya obat penyembuh buat ateism, yaitu taurot. Ngomong ngomong, anda menderita itu untuk apa? Hasil apa yang anda capai dari derita? Tidak dinikmati malah mati. Nah entar setannya aku lepasin, biar kamu tahu rasa.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.