Forum Sains Indonesia

Diskusi Umum => Agama dan Filosofi => Topik dimulai oleh: danzJr pada November 11, 2011, 07:39:24 PM

Judul: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: danzJr pada November 11, 2011, 07:39:24 PM
Agama Buddha lahir di negara India, lebih tepatnya lagi di wilayah Nepal sekarang, sebagai reaksi terhadap agama Brahmanisme. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Agama Buddha berkembang dengan unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara Asia seperti Thailand, Singapura, Kamboja, Myanmar, Taiwan, dsb. Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebagai Gautama Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara Tiongkok pada tahun 399 Masehi, dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa Hsien. Masyarakat Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan nilai lokal.

Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).

Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.
"    Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.    "

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Maha Esa ini, kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.

Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tripitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.

Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana satu makhluk tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa - dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: danzJr pada November 11, 2011, 07:40:36 PM
Moral
Sebagai mana agama Islam dan Kristen ajaran Buddha juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemoralan. Nilai-nilai kemoralan yang diharuskan untuk umat awam umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila. Kelima nilai-nilai kemoralan untuk umat awam adalah:

    * Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami
    * Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
    * Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam
    * Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami
    * Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Yang artinya:

    * Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
    * Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan.
    * Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila
    * Aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta
    * Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran

Selain nilai-nilai moral di atas, agama Buddha juga amat menjunjung tinggi karma sebagai sesuatu yang berpegang pada prinsip sebab akibat. Kamma (bahasa Pali) atau Karma (bahasa Sanskerta) berarti perbuatan atau aksi. Jadi ada aksi atau karma baik dan ada pula aksi atau karma buruk. Saat ini, istilah karma sudah terasa umum digunakan, namun cenderung diartikan secara keliru sebagai hukuman turunan/hukuman berat dan lain sebagainya. Guru Buddha dalam Nibbedhika Sutta; Anguttara Nikaya 6.63 menjelaskan secara jelas arti dari kamma:

"Para bhikkhu, cetana (kehendak)lah yang kunyatakan sebagai kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran."

Jadi, kamma berarti semua jenis kehendak (cetana), perbuatan yang baik maupun buruk/jahat, yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano), yang baik (kusala) maupun yang jahat (akusala).

Kamma atau sering disebut sebagai Hukum Kamma merupakan salah satu hukum alam yang berkerja berdasarkan prinsip sebab akibat. Selama suatu makhluk berkehendak, melakukan kamma (perbuatan) sebagai sebab maka akan menimbulkan akibat atau hasil. Akibat atau hasil yang ditimbulkan dari kamma disebut sebagai Kamma Vipaka.

Buddha Mahayana
Sutra Teratai merupakan rujukan sampingan penganut Buddha aliran Mahayana. Tokoh Kwan Im yang bermaksud "maha mendengar" atau nama Sansekertanya "Avalokiteśvara" merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan kebenaran. Dia diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah lembut. Menurut sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha, akan tetapi setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok, profil ini perlahan-lahan berubah menjadi sosok feminin dan dihubungkan dengan legenda yang ada di Tiongkok sebagai seorang dewi.

Penyembahan kepada Amitabha Buddha (Amitayus) merupakan salah satu aliran utama Buddha Mahayana. Sorga Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha aliran Sukhavati selepas mereka meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka terhadap Buddha Amitabha dimana mereka tidak perlu lagi mengalami proses reinkarnasi dan dari sana menolong semua makhluk hidup yang masih menderita di bumi.

Mereka mempercayai mereka akan lahir semula di Sorga Barat untuk menunggu saat Buddha Amitabha memberikan khotbah Dhamma dan Buddha Amitabha akan memimpin mereka ke tahap mencapai 'Buddhi' (tahap kesempurnaan dimana kejahilan, kebencian dan ketamakan tidak ada lagi). Ia merupakan pemahaman Buddha yang paling disukai oleh orang Tionghoa.

Seorang Buddha bukannya dewa atau makhluk suci yang memberikan kesejahteraan. Semua Buddha adalah pemimpin segala kehidupan ke arah mencapai kebebasan daripada kesengsaraan. Hasil amalan ajaran Buddha inilah yang akan membawa kesejahteraan kepada pengamalnya.

Menurut Buddha Gautama , kenikmatan Kesadaran Nirwana yang dicapainya di bawah pohon Bodhi, tersedia kepada semua makhluk apabila mereka dilahirkan sebagai manusia. Menekankan konsep ini, aliran Buddha Mahayana khususnya merujuk kepada banyak Buddha dan juga bodhisattva (makhluk yang tekad "committed" pada Kesadaran tetapi menangguhkan Nirvana mereka agar dapat membantu orang lain pada jalan itu). Dalam Tipitaka suci - intipati teks suci Buddha - tidak terbilang Buddha yang lalu dan hidup mereka telah disebut "spoken of", termasuk Buddha yang akan datang, Buddha Maitreya
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: danzJr pada November 11, 2011, 07:41:26 PM
Buddha Theravada
Aliran Theravada adalah aliran yang memiliki sekolah Buddha tertua yang tinggal sampai saat ini, dan untuk berapa abad mendominasi Sri Langka dan wilayah Asia Tenggara (sebagian dari Tiongkok bagian barat daya, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Indonesia dan Thailand) dan juga sebagian Vietnam. Selain itu populer pula di Singapura dan Australia.
[sunting] Gramatika

Theravada berasal dari bahasa Pali yang terdiri dari dua kata yaitu thera dan vada. Thera berarti sesepuh khususnya sesepuh terdahulu , dan vada berarti perkataan atau ajaran. Jadi Theravada berarti Ajaran Para Sesepuh.

Istilah Theravada muncul sebagai salah satu aliran agama Buddha dalam Dipavamsa, catatan awal sejarah Sri Lanka pada abad ke-4 Masehi. Istilah ini juga tercatat dalam Mahavamsa, sebuah catatan sejarah penting yang berasal dari abad ke-5 Di yakini Theravada merupakan wujud lain dari salah satu aliran agama Buddha terdahulu yaitu Sthaviravada (Bahasa Sanskerta: Ajaran Para Sesepuh) , sebuah aliran agama Buddha awal yang terbentuk pada Sidang Agung Sangha ke-2 (443 SM). Dan juga merupakan wujud dari aliran Vibhajjavada yang berarti Ajaran Analisis (Doctrine of Analysis) atau Agama Akal Budi (Religion of Reason).
[sunting] Sejarah

Sejarah Theravada tidak lepas dari sejarah Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha. Setelah Sang Buddha parinibbana (543 SM), tiga bulan kemudian diadakan Sidang Agung Sangha (Sangha Samaya).

Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan Dipimpin oleh Y.A. Maha Kassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat. Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu. Tujuan Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma.

Sidang Agung Sangha ke-2, pada tahun 443 SM , dimana awal Buddhisme mulai terbagi menjadi 2. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal bakal Mahayana. Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut Sthaviravada.

Sidang Agung Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok Sthaviravada. Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan Moggaliputta Tissa sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan-penyimpangan dari aliran lain. Saat itu pula Abhidhamma dimasukkan. Setelah itu ajaran-ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang. Kemudian Y.M. Mahinda (putra Raja Asoka) membawa Tipitaka ini ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha Dhamma di sana. Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada.
[sunting] Kitab suci Buddhisme

Kitab Suci yang dipergunakan dalam agama Buddha Theravada adalah Kitab Suci Tripitaka yang dikenal sebagai Kanon Pali (Pali Canon). Kitab suci Agama Buddha yang paling tua, yang diketahui hingga sekarang, tertulis dalam Bahasa Pali, yang terbagi dalam tiga kelompok besar (yang disebut sebagai "pitaka" atau "keranjang") yaitu: Vinaya Pitaka, Sutta Piṭaka, dan Abhidhamma Pitaka. Karena terdiri dari tiga kelompok tersebut, maka Kitab Suci Agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pali).
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Farabi pada November 11, 2011, 10:37:37 PM
Uniknya dari agama buddha ini, beda, tapi tidak menarik perhatian orang lain, beda dengan Yahudi, Kristen atau Islam, pasti saja ribut melulu cuma gara gara perbedaan kecil. ;D

Saran saya:
Kalau dalam ajaran Budha tidak ada ajaran surga dan neraka, jangan dibuat, karena itu adalah sumber dari kebebalan dan kemunafikan. Seadanya aja, kayak orang Yahudi.

"Make sure you know what youre doing"
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Farabi pada November 12, 2011, 07:57:22 AM
Apapun opini anda, tetap tidak mengubah kenyataan, Tuhan anda adalah Tuhan saya, yang kita ributkan cuma dugaan kita tentang Tuhan.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-One pada November 12, 2011, 09:55:45 AM
Kutip dari: Farabi pada November 11, 2011, 10:37:37 PM
Saran saya:
Kalau dalam ajaran Budha tidak ada ajaran surga dan neraka, jangan dibuat, karena itu adalah sumber dari kebebalan dan kemunafikan. Seadanya aja, kayak orang Yahudi.
Buddhisme mengenal konsep surga dan neraka, tapi bukan surga-neraka abadi seperti agama samawi. Surga bukan tujuan terakhir Buddhisme

Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: danzJr pada November 12, 2011, 06:49:20 PM
Kutip dari: Pi-One pada November 12, 2011, 09:55:45 AM
Surga bukan tujuan terakhir Buddhisme



jelaskan lebih rinci dong ;D
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: MonDay pada November 12, 2011, 06:53:41 PM
Kutip dari: danzJr pada November 12, 2011, 06:49:20 PM
jelaskan lebih rinci dong ;D
buddhisme mengenal 31 alam kehidupan, sedangkan tujuan utama buddhisme adalah mencapai nibbana (buddha) bukan terlahir di salah satu 31 alam kehidupan
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: semut-ireng pada November 12, 2011, 09:07:07 PM
Jadi di Buddhisme itu ada konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dan Konsep Kamma yang  merupakan salah satu hukum alam yang berkerja berdasarkan prinsip sebab akibat.   Hubungan antara ke dua konsep itu bagaimana yah,  maksudnya apa peran Tuhan dalam hukum alam tersebut ?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 12, 2011, 11:06:36 PM
Mengapa menanyakan 'peran Tuhan'?
Bukankah sudah dikatakan, Buddhisme tak mengenal konsep Tuhan personal?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Farabi pada November 13, 2011, 03:45:30 AM
Tuhan personal ini apa sih? Kok kesannya, Tuhan bukan satu tapi banyak, ini berarti polytheisme dong, hati hati loh, yang 3 ini ntar ngamuk loh, dituduh musyrik ;D
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: isaactaruma23 pada November 13, 2011, 05:34:12 AM
mungkin maksudnya, Tuhan itu ada di dalam diri sendiri gitu.. ya jadi Tuhan itu tempatnya bukan di lanngit ato dimana tapi di kedamaian hati..
banyak ilmuwan yang menganut kepercayaan ini; Tuhan itu ada di dalam diri sendiri jadi pelayanan mereka ya bagus banget, bener" buat hati, bukan buat dilihat orang.. CMIIW
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: semut-ireng pada November 13, 2011, 06:05:04 AM
Kutip dari: semut-ireng pada November 12, 2011, 09:07:07 PM
Jadi di Buddhisme itu ada konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dan Konsep Kamma yang  merupakan salah satu hukum alam yang berkerja berdasarkan prinsip sebab akibat.   Hubungan antara ke dua konsep itu bagaimana yah,  maksudnya apa peran Tuhan dalam hukum alam tersebut ?

.....apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu ...............
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Farabi pada November 13, 2011, 07:02:34 AM
Kutip dari: MonDay pada November 12, 2011, 06:53:41 PM
buddhisme mengenal 31 alam kehidupan, sedangkan tujuan utama buddhisme adalah mencapai nibbana (buddha) bukan terlahir di salah satu 31 alam kehidupan

Kayaknya saya pernah tahu rasanya sepertiapa deh nibbana ini. Ini adalah puncak saat dophamin terus diproduksi. Tapi secara alamiah. Kalau jatuh cinta, witdrawal effectnya patah hati, kalo morphin, demam, linu, sakit fisik dan psychis. Sedangkan kalau nibbana dalam pemahaman saya withdrawwal effectnya paling cuma bosan saja, kayaknya saya pernah tahu deh.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Farabi pada November 13, 2011, 07:05:43 AM
Dulu saya kira alkohol yang bikin saya tentang, atau ganja, atau obat, atau malah morphin, tapi waktu saya coba lagi, ternyata tidak. Berarti ada yang hilang kan. Tapi dulu saya pernah merasakan tenang hati dan jiwa, damai sekali. Ini kan nibbana?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 13, 2011, 09:47:17 AM
Kutip dari: Farabi pada November 13, 2011, 03:45:30 AM
Tuhan personal ini apa sih? Kok kesannya, Tuhan bukan satu tapi banyak, ini berarti polytheisme dong, hati hati loh, yang 3 ini ntar ngamuk loh, dituduh musyrik ;D
Tidak kenal konsep Tuhan personal, kenapa malah ditafsirkan jadi banyak Tuhan?
Maksudnya konsep Ketuhanan Buddhisme bukan sosok Tuhan, tapi pencapaian tertinggi dan tujuan terakhir, yakni bebas dari kelahiran kembali dan penderitaan..

Kutip dari: Farabi pada November 13, 2011, 07:02:34 AM
Kayaknya saya pernah tahu rasanya sepertiapa deh nibbana ini. Ini adalah puncak saat dophamin terus diproduksi. Tapi secara alamiah. Kalau jatuh cinta, witdrawal effectnya patah hati, kalo morphin, demam, linu, sakit fisik dan psychis. Sedangkan kalau nibbana dalam pemahaman saya withdrawwal effectnya paling cuma bosan saja, kayaknya saya pernah tahu deh.
Yang anda sebut lebih mirip kondisi 'trance', dan tidak mewakili Nibbana.

Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: semut-ireng pada November 13, 2011, 10:42:56 AM
perasaan yang tidak kenal konsep Tuhan personal itu adalah Pantheisme dan Deisme,  Buddhisme tidak sama kan dengan dua isme tersebut ?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-One pada November 13, 2011, 11:54:57 AM
Buddhisme tidak mengenal konsep sosok mahakuasa yang menciptakan, yang mengatur takdir manusia, yang memberi hukuman dan hadiah, yang berdiam di surga abadi dan mengirim utusan ke bumi untuk memerintahkan manusia menyembah dia dsb.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: rafek pada November 13, 2011, 02:15:57 PM
Cuma penasaran, setahu saya Buddhisme terbagi dalam 2 aliran besar, yaitu theravada dan mahayana. Apa perbedaan pokok antara 2 aliran tsb?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: danzJr pada November 13, 2011, 07:37:59 PM
Kutip dari: Pi-One pada November 13, 2011, 11:54:57 AM
Buddhisme tidak mengenal konsep sosok mahakuasa yang menciptakan, yang mengatur takdir manusia, yang memberi hukuman dan hadiah, yang berdiam di surga abadi dan mengirim utusan ke bumi untuk memerintahkan manusia menyembah dia dsb.

Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.
"    Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.    "
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-One pada November 14, 2011, 09:16:16 AM
Kutip dari: rafek pada November 13, 2011, 02:15:57 PM
Cuma penasaran, setahu saya Buddhisme terbagi dalam 2 aliran besar, yaitu theravada dan mahayana. Apa perbedaan pokok antara 2 aliran tsb?

http://www.buddhanet.net/e-learning/snapshot02.htm

Sesuai namanya, Theravada lebih merupakan aliran ortodoks, sementara Mahayana sudah mendapat tambahan unsur-unsur baru.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: semut-ireng pada November 14, 2011, 09:29:02 AM
Kutip dari: danzJr pada November 13, 2011, 07:37:59 PM

"    Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.    "


Dengan ajarannya itu,  berarti Sang Buddha mengetahui,  mengenal,  atau melihat  " sesuatu yang ada "  itu,  benar ato gak yah ?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: semut-ireng pada November 14, 2011, 10:31:01 AM
dan ini :
Kutip dari: danzJr

Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.    "[/b]


tidak boleh ditafsirkan bahwa Yang Mutlak itu intervensi hukum kamma,  begitu kan ?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: topazo pada November 14, 2011, 11:11:09 AM
Permisi numpang lewat... Mumpung topiknya tentang Agama Buddha...

Saya sangat tertarik dengan konsep nibbana... Itu kan hal terakhir yang dituju/diinginkan oleh penganut Buddhisme... Apakah nibbana itu mirip dengan konsep [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dalam sufisme Islam ya... Manunggaling kawula Gusti... Karena sebetulnya, Agama Islam juga tujuannya bukanlah surga atau neraka, itu hanyalah jalan konsekuensi dari perbuatan... Tapi bersatu dengan Rabbnya (maaf, pasti banyak kontroversi atas pernyataan saya)...

Kalau ternyata sama/equivalen... Berarti Buddhisme dan sufisme adalah equivalen, tapi Buddhis tidak memasukkan Tuhan ke dalam unsurnya, sedangkan sufisme memasukkan Tuhan ke segala unsurnya...

Apakah nibbana bisa tercapai meskipun orang itu bukan penganut Buddhisme...

BSJS...
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 14, 2011, 01:14:15 PM
Kutip dari: topazo pada November 14, 2011, 11:11:09 AMSaya sangat tertarik dengan konsep nibbana... Itu kan hal terakhir yang dituju/diinginkan oleh penganut Buddhisme... Apakah nibbana itu mirip dengan konsep [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dalam sufisme Islam ya... Manunggaling kawula Gusti... Karena sebetulnya, Agama Islam juga tujuannya bukanlah surga atau neraka, itu hanyalah jalan konsekuensi dari perbuatan... Tapi bersatu dengan Rabbnya (maaf, pasti banyak kontroversi atas pernyataan saya)...
Kasarnya yang tertangkap, wahdatul wujud itu adalah 'menyatu dengan Tuhan', begitu? Dalam beberapa sisi, memang ada kemiripan, tapi bisa dibilang keduanya berbeda, utamanya karena Buddhisme tidak bicara mengenai sosok pencipta.

Kutip dari: topazo pada November 14, 2011, 11:11:09 AMApakah nibbana bisa tercapai meskipun orang itu bukan penganut Buddhisme...
Bukannya tidak bisa. Nibbana bisa dicapai oleh mereka yang menjalankan 8 jalan mulia. Dan apakah penganut ajaran lain menjalankan 8 jalan mulia tadi?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: topazo pada November 14, 2011, 03:01:34 PM
Kutip dari: Pi-Man pada November 14, 2011, 01:14:15 PM
Nibbana bisa dicapai oleh mereka yang menjalankan 8 jalan mulia. Dan apakah penganut ajaran lain menjalankan 8 jalan mulia tadi?

1. Pengertian Benar (Samma ditthi)
2. Pikiran Benar (Samma sankappa)
3. Ucapan Benar (Samma vaca)
4. Perbuatan Benar (Samma kammanta)
5. Penghidupan/Mata Pencaharian Benar (Samma ajiva)
6. Usaha/Daya Upaya Benar (Samma vayama)
7. Perhatian Benar (Samma sati)
8. Konsentrasi/Meditasi Benar (Samma samadhi)

Kayaknya semua ajaran agama (kecuali agama satanisme, mungkin...) mengajarkan tentang 8 jalan mulia juga... Tapi mungkin dengan versi masing2...
BSJS...
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: MonDay pada November 14, 2011, 03:24:32 PM
perbedaan mendasarnnya mungkin terletak pada sosok Tuhan personal
FYI dalam sebuah sutta diceritakan Sang Buddha pernah "menegur" mahluk surgawi yang mengaku dirinya selayaknya Tuhan
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 14, 2011, 08:33:22 PM
Kutip dari: topazo pada November 14, 2011, 03:01:34 PM
1. Pengertian Benar (Samma ditthi)
2. Pikiran Benar (Samma sankappa)
3. Ucapan Benar (Samma vaca)
4. Perbuatan Benar (Samma kammanta)
5. Penghidupan/Mata Pencaharian Benar (Samma ajiva)
6. Usaha/Daya Upaya Benar (Samma vayama)
7. Perhatian Benar (Samma sati)
8. Konsentrasi/Meditasi Benar (Samma samadhi)

Kayaknya semua ajaran agama (kecuali agama satanisme, mungkin...) mengajarkan tentang 8 jalan mulia juga... Tapi mungkin dengan versi masing2...
BSJS...
Justru perbedaan itu yang menentukan.

Kutip dari: MonDay pada November 14, 2011, 03:24:32 PM
perbedaan mendasarnnya mungkin terletak pada sosok Tuhan personal
FYI dalam sebuah sutta diceritakan Sang Buddha pernah "menegur" mahluk surgawi yang mengaku dirinya selayaknya Tuhan
Mungkin maksud anda, sosok Brahma Baka dalam Brahmasamyutta, dimana Brahma Baka mengira dirinya kekal, dan alam Brahma dimana Dia berada itu kekal.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: MonDay pada November 15, 2011, 06:48:20 PM
Kutip dari: Pi-Man pada November 14, 2011, 08:33:22 PM
Justru perbedaan itu yang menentukan.
Mungkin maksud anda, sosok Brahma Baka dalam Brahmasamyutta, dimana Brahma Baka mengira dirinya kekal, dan alam Brahma dimana Dia berada itu kekal.
secara singkat Buddha Gotama pernah menegur "Tuhan"
dan banyak sekali "Tuhan" yang lain lalu Tuhan yang sebenarnya yang mana?
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: kusmardiyanto pada November 15, 2011, 08:48:23 PM
bisakah dibilang agama budha itu adalah jalan hidup (dalam istilah Arab-nya al-millah, ad-din) dari pada Sidharta Gautama?...
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 15, 2011, 08:54:33 PM
Kutip dari: MonDay pada November 15, 2011, 06:48:20 PM
secara singkat Buddha Gotama pernah menegur "Tuhan"
dan banyak sekali "Tuhan" yang lain lalu Tuhan yang sebenarnya yang mana?
Segala sesuatu yang terbentuk dan berkondisi adalah tidak kekal.
Semua makhluk yang berkondisi, yang tinggal di alam yang berkondisi, adalah tidak kekal. Anda takkan menemukan 'Tuhan yang sebenarnya' di alam manapun.

Kutip dari: kusmardiyanto pada November 15, 2011, 08:48:23 PM
bisakah dibilang agama budha itu adalah jalan hidup (dalam istilah Arab-nya al-millah, ad-din) dari pada Sidharta Gautama?...
Buddhisme memang mengutamakan praktek dalam kehidupan sehari-hari, tapi Buddhisme lebih dari sekedar jalan hidup.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AM
Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?

Saya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).

Nah sekarang mau ngga mau kita nyinggung agama Hindu: Memang Hinduisme mengenal sistem kasta dan banyak dewa-dewi, tapi, menurut si diplomat tadi lagi, sebenarnya, kasta2 itu hanyalah sebagai identifikasi, sebagai acknowledgement atas apa yang terjadi di masyarakat. Juga, dewa-dewi yang banayak itu jangan disalahartikan ebagai banyak Tughan, tetapi, yang disebut dewa-dewi itu adalah perwujudan sifat-sifat Tuhan Yang Esa.

Artinya, kasta2 itu bukan syariat agama, tetapi hanya sebagai petunjuk tentang kenyataan kehidupan, dan juga, banyakanya dewa-dewi itu hanyalah sebagai perwujudan sifat2 Tuhan Yang Esa, yang kalau dalam konteks Islamnya, Asmaul Husna. Sejalan dengan itu, Hinduisme aja menyebut Sang Khalik sebagai "Sang Hyang Widhi".

So, no wonder kalo Buddhisme nggak ngomong soal Tuhan, karena tujuannya adalah untuk membenahi ajaran yang selama ini telah disalahgunakan.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: maxham pada November 16, 2011, 10:22:47 AM
(lanjutan)
Dan nggak heran pula kalo banyak pengikut Buddhisme, termasuk bhiksu/bhiksuni berpendapat bahwa Buddhisme bukanlah agama, ini hanya ajaran/filosofi semata. Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: topazo pada November 16, 2011, 11:48:56 AM
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:22:47 AM
Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.
Kalau analog ke sufisme, atau kabbala, atau christian esoteric, kayaknya kurang tepat deh... Soalnya filosofi2 ini berinduk pada agama induuknya (dalam contoh saya, Islam, Yahudi, Kristen)...

Tapi kalau memang pengertiannya seperti itu, mungkin Buddhisme bisa disetarakan dengan Confucianisme ya... Di mana Siddharta Gautama Buddha bisa disetarakan dengan Guru Kong... Dua filsafat ini tidak ada ajaran "Agama induknya", tapi jadi bagian lain dari sebuah pandangan hidup-mati...

Saya jadi sedikit mengerti kenapa kaum Kong Hu Chu Indonesia mau menjadikan agama mereka "Resmi KTP"...

BSJS...
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-One pada November 16, 2011, 12:21:46 PM
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AM
Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?
Buddhisme kehilangan pengaruh akibat tekanan dan serangan pihak lain, termasuk oleh pasukan Hindu dan muslim.

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AMSaya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).
Buddha bukan nabi, Buddha tidak mengaku mendapat wahyu atau pencerahan dari pihak lain. Dan Buddha mengajarkan tentang penderitaan dan cara mengatasinya, bukan membenahi agama Hindu. Yang anda sebut lebih merupakan pandangan sebagian Hindu terhadap Buddhisme.

Anda bahkan bisa temukan sebagian kalangan Hindu yang menganggap Buddha sebagai avatar ke=9 Hindu, meski Buddhisme sama sekali tak mengakui hal tersebut.

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:22:47 AM
(lanjutan)
Dan nggak heran pula kalo banyak pengikut Buddhisme, termasuk bhiksu/bhiksuni berpendapat bahwa Buddhisme bukanlah agama, ini hanya ajaran/filosofi semata. Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.
Jika agama adalah satu bentuk penyembahan pada sosok Tuhan/dewa, maka Buddhisme memang bukan agama.

Dan Buddhisme jelas lebih dari sekedar filosofi, karena Buddhisme bukan sebatas pemikiran, tapi menekankan praktek. Entah Bhikkhu/Bhikkhuni mana yang anda temui, yang menyatakan Buddhisme cuma filosofi.

Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: maxham pada November 16, 2011, 01:26:38 PM
@Pi-One:
memang Buddhisme ngga cuman sekadar pemikiran, tapi juga praktek. Ya, itu betul, cuman kan gimanapun juga, dalam setiap ajaran, pasti mengandung filosofi. Gitu lho.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-One pada November 16, 2011, 04:26:55 PM
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 01:26:38 PM
@Pi-One:
memang Buddhisme ngga cuman sekadar pemikiran, tapi juga praktek. Ya, itu betul, cuman kan gimanapun juga, dalam setiap ajaran, pasti mengandung filosofi. Gitu lho.
Ada perbedaan mendasar antara 'mengandung filosofi' dengan 'sekedar filosofi'.
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: MonDay pada November 16, 2011, 05:04:33 PM
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AM
Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?

Saya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).

Nah sekarang mau ngga mau kita nyinggung agama Hindu: Memang Hinduisme mengenal sistem kasta dan banyak dewa-dewi, tapi, menurut si diplomat tadi lagi, sebenarnya, kasta2 itu hanyalah sebagai identifikasi, sebagai acknowledgement atas apa yang terjadi di masyarakat. Juga, dewa-dewi yang banayak itu jangan disalahartikan ebagai banyak Tughan, tetapi, yang disebut dewa-dewi itu adalah perwujudan sifat-sifat Tuhan Yang Esa.

Artinya, kasta2 itu bukan syariat agama, tetapi hanya sebagai petunjuk tentang kenyataan kehidupan, dan juga, banyakanya dewa-dewi itu hanyalah sebagai perwujudan sifat2 Tuhan Yang Esa, yang kalau dalam konteks Islamnya, Asmaul Husna. Sejalan dengan itu, Hinduisme aja menyebut Sang Khalik sebagai "Sang Hyang Widhi".

So, no wonder kalo Buddhisme nggak ngomong soal Tuhan, karena tujuannya adalah untuk membenahi ajaran yang selama ini telah disalahgunakan.

dalam sebuah sutta diceritakan Buddha Gotama sebenarnya tidak berminat mencari pengikut, beliau lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan "berdiam dalam Brahma"

untuk kasta, itu adalah kesalahan aplikasi ajaran Weda, dalam Weda dikenal warna (kelompok masyarakat)
Judul: Re: Sejarah Agama Budha
Ditulis oleh: Pi-Man pada November 16, 2011, 11:10:28 PM
Kutip dari: MonDay pada November 16, 2011, 05:04:33 PM
dalam sebuah sutta diceritakan Buddha Gotama sebenarnya tidak berminat mencari pengikut, beliau lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan "berdiam dalam Brahma"
Maksud anda 'berdiam dalam Brahma Vihara'?

Kutip dari: MonDay pada November 16, 2011, 05:04:33 PMuntuk kasta, itu adalah kesalahan aplikasi ajaran Weda, dalam Weda dikenal warna (kelompok masyarakat)
Entah kesalahan aplikasi atau bukan, di masa Sang Buddha kasta-kasta ini lumayan ditonjolkan, utamanya oleh sebagian kasta brahmana