Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 02:20:45 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 210
Total: 210

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

semoga meluruskan

Dimulai oleh Balya, September 30, 2011, 07:20:40 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

?

Ada yang mau meneliti panas api neraka berdasarkan bukti kitab suci? Atau berapa jumlah perawan di surga?

rizqi_fs

Kutip dari: ? pada Oktober 26, 2011, 09:58:48 PM
Ada yang mau meneliti panas api neraka berdasarkan bukti kitab suci? Atau berapa jumlah perawan di surga?
Saya ga mau yang panas api neraka,saya mau yang di surga,ga perlu diteliti lagi, nanti klo dah disurga tinggal tanya aja

danzJr

Kutip dari: ? pada Oktober 26, 2011, 09:58:48 PM
Ada yang mau meneliti panas api neraka berdasarkan bukti kitab suci? Atau berapa jumlah perawan di surga?

bagaimana cara anda meneliti sesuatu yang gaib dan unlogic?
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 26, 2011, 02:47:14 PM
Percaya itu tidak sama dengan iman..Percaya itu lebih didasarkan pada logika dan experience..Iman itu completely beyond the logic..

iman itu maknanya tashdiq ( membenarkan)...

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 27, 2011, 12:12:03 PM
iman itu maknanya tashdiq ( membenarkan)...


Bisa dijelaskan lebih spesifik? Apakah iman berdasarkan bukti empirik? jika saya "membenarkan" bukti empirik bahwa bumi itu bulat, apakah saya disebut "beriman"?
Saya beriman bahwa bumi itu bulat..Saya beriman bahwa 2 x 2 = 4.. hmmm..Kedengarannya cukup impressif..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

rizqi_fs

Kutip dari: danzJr pada Oktober 27, 2011, 11:53:44 AM
bagaimana cara anda meneliti sesuatu yang gaib dan unlogic?
yang gaib dan unlogic itu tidak masuk dalam domain penelitian ilmiah yang logic, yang memiliki domain logic dan unlogic itu ya agama.
yang perlu diteliti secara ilmiah itu sesuatu yang bisa memudahkan manusia untuk mengelola bumi ini, sehingga benar-benar bisa menjadi manfaat bagi manusia dan alam tempat tinggalnya

Pi-One

Sudah cukup kan ceramah agamanya?
Balik lagi ke bahasan, atau bikin thread baru sana.

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 27, 2011, 01:11:41 PM
Bisa dijelaskan lebih spesifik? Apakah iman berdasarkan bukti empirik? jika saya "membenarkan" bukti empirik bahwa bumi itu bulat, apakah saya disebut "beriman"?
Saya beriman bahwa bumi itu bulat..Saya beriman bahwa 2 x 2 = 4.. hmmm..Kedengarannya cukup impressif..

Iman diadopsi dari kata al-iman(bahasa Arab), kata al-iman itu mashdar (asal) dari kata "amana-yu'minu-imanan" yang maknanya adalah "shoddaqo" yang maknanya adalah "membenarkan", membenarkan maksudnya mempercayai, percaya (memang terjemahan seringkali mengandung distorsi makna)...maka dari itu kata al-iman maknanya "at-tashdiqu muthlaqon" yang artinya "pembenaran secara mutlak" atau kepercayaan...iman lebih merupakan sikap hati kepada sesuatu atau sosok tertentu, bukan kepada suatu keadaan, realita emperik, matematis, atau yang semacamnya dan tidak ada kaitannya dengan logika (maksudnya bisa berdasar logika bisa tidak)...misalnya jika kita membenarkan (percaya, mempercayai) dan mentaati setiap apa  yang datang dari Alloh (berupa perkataan, kalimat, kalam, Utusan-Nya, dll) maka itu dinamakan beriman ( percaya ) kepada Alloh...jika kita membenarkan (percaya, mempercayai) dan mentaati setiap apa yang datang dari, misalnya Darwin, saintis, tokoh-tokoh tertentu, dll (berupa perkataan, dll) maka itu dinamakan beriman (percaya) kepada Darwin, saintis, tokoh-tokoh tertentu, dll itu...itu iman dan arti bahasa, iman dalam arti istilah adalah "an tu'minu billahi wa malaikatihi wa kutubihi  wa rusulihi wal-yaumil-akhiri wa tu'minu biqodri syarihi wa khoirihi", yang artinya, " engkau beriman kepada Alloh dan malaikat-malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan Uturan-Utusan-Nya dan Hari Akhir (hari kiamat) dan engkau beriman dengan takdir, (takdir) buruknya maupun baiknya ", dan selanjutnya yang bertentangan dengan ini (artinya mendustakan, tidak mempercayai, dll itu sebagain atau semuanya) maka itu dinamakan tidak beriman (kafir)...


kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 26, 2011, 02:29:35 PM
Anda sepertinya mengambil referensi dari Quran ya..Jika benar, sayang sekali nampaknya Anda harus lebih tekun lagi mengaji .. :)
Di Quran tidak pernah disebutkan adanya sel telur..Apalagi bertemunya sperma dan sel telur..

memang tidak disebutkan secara tersurat...secara tersirat memang ada misalnya  dalam kata-kata  " inna kholaqnal-insana min nuthfftin amsyajin... " ,artinya, " Sesungguhnya Aku (yakni Alloh) membuat (, menjadikan) manusia dari nuthfah (sperma) yang bercampur (yakni bercampur dengan sel telur)..."(QS 76 ayat 2)...anda suka mengaji ya?...alhamdulillah..



kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 26, 2011, 03:31:22 PM
Menurut Anda "bukti" itu apa sih? Apakah Ayat-Ayat Quran bisa dikategorikan sebagai "bukti" ?

Sesuai dengan kamus "bukti" itu artinya "keterangan yang nyata, saksi, tanda"...bagi orang yang beriman ayat-ayat Al-Qur'an bisa dijadikan (atau dikatagorikan sebagai) bukti karena Al-Qur'an adalah "al-burhan" (artinya dalil, hujjah)...hanya saja banyak orang menolaknya sebagai bukti dan lebih mengharapkan bukti lain, lebih-lebih lagi orang atheis


Pi-Man

Mengapa menolak kitab suci sebagai bukti ilmiah, lantas dituduh macam-macam, termasuk atheis?

Sains menuntut pengujian ilmiah dan berulang. Jika anda tak ingin kitab suci anda diuji secara ilmiah dan berulang, jangan ajukan sebagai bukti ilmiah.

Alquran tidak pernah menyebut soal sel telur, bicara bercampur bisa saja diartikan bercampur apapun. Termasuk bercampur dengan darah haid wanita (seperti yang dipercaya di masa itu). Tidak ada bukti kalau yang dirujuk Alquran adalah sel telur bukan? Karena masa itu orang belum tahu tentang sel telur.
oro?

Pi-One

#146
Sudah cukup belum OoTnya?

Kutip dari: Balya pada September 30, 2011, 07:20:40 PM
Saya memang tidak paham dengan isi dari teori evolusi.  Akan tetapi satu hal yang saya pahami kenapa harun yahya sangat gencar mengeluarkan artikel yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist untuk menyanggah teori Evolusi ini..
Jawaban yang paling besar kepastiannya yaitu bahwa tujuan harun yahya untuk mengeluarkan artikel berlandaskan Al-Quran dan Hadist ini tidak lain dan tidak bukan UNTUK MENCEGAH BOBROKNYA IMAN PARA PENGANUT AGAMA YANG PERCAYA (BERIMAN) bahwa manusia yang pertama turun itu adalah Adam as !
Sebelum kesana coba kita bayangkan dan renungkan dulu, kalau Harun Yahya tidak bertindak apa-apa sebagaimana sekarang . "satu hal pasti yang bakal terjadi  untuk" umat beragama yang beriman terhadap manusia pertama yang turun kebumi, bakal kafir secara perlahan dan masal terhadap agama nya. Karena secara alam bawah sadar (hypnosis) akan percaya bahwa manusia berasal dari ini dan itu, dan perlahan mereka akan lupa terhadap ajaran agama mereka (nabi Adam) jika harun yahya ini tidak bertindakl apapun. Terlebih kaum muslim, bakal menutup telinga mereka dari Al-Quran karena kalau tidak tersadarkan tindakan harun yahya ini bias dipastikan banyak yang akan menjadi atheis atau Murtad, begitu juga umat beragama yang ajarannya mengejarkan bahwa nabi adam-lah manusia yang turun pertama.
Okelah anda berkata bahwa "teori evolusi" itu sangat ilmiah, okelh anda berkata bahwa nabi adam yang sebagai manusia pertama yang turn kebumi  itu sangat tidak ilmiah. Hal Itu tidak lain dan tidak bukan  terjadi karena di agama anda tidak ada ajran seperti itu (adam as). Sehingga anda menjawab keingintahuan anda terhadap "ASAL-USUL" manusia dan kehidupan dengan pro terhadap teori Darwin (apalagi yang atheis murni).
Akan tetapi bagi kami yang beriman dengan adanya tuhan MAHA KUASA, sangat "logis" bagi kami tuhan yang MAHA KUASA itu menurunkan manusia pertama yaitu adam as. (karena KEKUATANNYA tadi) untuk diturunkn kebumi sehingga menjadi manusia pertama.
Saya memang tidak tahu detail dengan apa itu teori evolusi, tapi yang saya bingun satu hal,. "tujuan harun yahya" adalah untuk menjaga iman semua saudaranya dan penganut agama yang beriman pada agama yang mengjarkan bahwa manusia pertam itu adam as. Akan tetapi masalah ini "dibelok-belok"kan dengan mencap bahwa harun yahya adlah orang yang mencampur adukkan agama dan sains, orang yang tidak ilmiah, dan lainnya..
(entah kenapa masalh ini dijadikan seperti itu, padahal tujuannya Cuma ingin melindungi iman saudaranya, tapi diberitahukan kedunia bahwa dia ini dan itu)
Okelah jika anda mengatkaan bahwa harun yahya adalah ini dan itu, tapi terhadap teori evolusi ini loh? Diakan ingin mengeluarkan sebuah usaha untuk mencegah saudaranya kehilangan keimannya...
tapi apa yang diktakan mereka (entah siapa)?
Mereka mengatakan harun yahya salah, dia dituduh mencampur adukkan agama dengan sains, atau sebutan minor lainnya..

Seperti yang kita ketahui , dengan timbulnya  teori evolusi, banyak sekali 'sesuatu yang ilmiah' bermunculan tapi sangat bertentangan dengan ajaran agama.  Ini tentunya membuat kami bingung, dan tentu saja kami membingungkan sesuatu yang kami imani dengan sesuatu yang belum pasti (sebab evolsui membutuhkan waktu berpuluh2 tahun untuk membuktikannya).
Jadi jika HY ini tidak bertindak seperti ini, pastinya banyak yang akan meninggalkan agamanya, dan tentu saja kami sangat menghargainya.
Jadi apakah salah kami mempertahankan keimanan kami dengan percaya bahwa teori evolusi itu salah?
Satu hal yang saya yakin bahwa anda pastinya merasakan bahwa sains dan agama itu baik2 saja berdampingan dalam hidup anda sebelum anda berkenelan dengan teori evolusi. Akan tetapi ketika anda berkenalan dengan TE ini, anda merasakan adanya konflik batin dalam diri anda dengan berkata dalam fikiran anda, "manakah yang harus saya lebih percayai?" "agamaku kah? Atau 'sains ilmiah" ini kah?
TS tidak tahu apa-apa tentang teori evolusi, tapi termakan propaganda HY kalau teori evolusi itu begini begitu. Dan dia makan begitu saja ocehan HY, segala kebohongan, segala rekayaa, hanya demi 'melindungi iman'.

Jika TS gak bisa lagi membela pandangannya, mending thread ini ditutup saja. Daripada jadi sarang OoT atau promosi kecap...

semut-ireng


Fariz Abdullah

[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

kusmardiyanto

Kutip dari: Pi-Man pada Oktober 28, 2011, 12:54:17 PM
Mengapa menolak kitab suci sebagai bukti ilmiah, lantas dituduh macam-macam, termasuk atheis?

Kitab suci (Al-Qur'an) itu kalam/perkataan/kalimat-kalimat Tuhan (yakni Alloh), Penguasa Alam Semesta, Yang Membuat Alam Semesta beserta isinya termasuk manusia...sangat zholim kalau itu diremehkan, dicampakkan, ditolak, dst...kita ini siapa?


KutipSains menuntut pengujian ilmiah dan berulang. Jika anda tak ingin kitab suci anda diuji secara ilmiah dan berulang, jangan ajukan sebagai bukti ilmiah.

apa relevansinya menguji kitab suci (Al-Qur'an)?...ia bukan sains...siapa yang berhak dan memiliki kualifikasi untuk mengujinya?...manusia?... kemampuan  manusia terbatas karena ia tidak mengetahui perkara ghoib, dll...kalau memang mau menguji silahkan pada hal-hal yang memang bisa diverifikasi...jangan bilang bukti yang scientific (ilmiah?)...cukup bilang "bukti" saja (al-burhan)...


KutipAlquran tidak pernah menyebut soal sel telur, bicara bercampur bisa saja diartikan bercampur apapun. Termasuk bercampur dengan darah haid wanita (seperti yang dipercaya di masa itu). Tidak ada bukti kalau yang dirujuk Alquran adalah sel telur bukan? Karena masa itu orang belum tahu tentang sel telur.


frasa dalam QS 76 ayat 2 yakni " min nuthfatin amsyaj ", yang artinya " dari nuthfah (sperma) yang bercampur "..."yang bercampur" dengan apa?... ini membutuhkan penafsiran karena "mutasyabihat" (samar, tidak jelas maknanya)... ...bisa saja orang zaman dahulu menafsirkan " nuthfah (sperma) yang bercampur " dengan " nuthfah (sperma) yang bercampur dengan darah haid" atau apa saja,  dengan segala keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki...tapi seperti yang sudah saya bilang sebelumnya bahwa tidak semua penafsiran itu benar, dan untuk mengetahui benar salahnya ialah dengan membandingkannya dengan ayat lain yang jelas maknanya (muhkam), As-Sunnah, fakta yang tak tidak bisa ditolak...pada ayat lain tidak ada...dalam As-Sunnah juga tidak ...lalu fakta yang tak terbantahkan yang diketahui oleh orang zaman sekarang itu bahwa " dalam proses pembuahan, nuthfah (sperma) (dari pihak laki-laki) bertemu dan bercampur dan bercampur dengan sel telur (dari pihak perempuan) "...maka semua penafsiran yang mungkin ada pada zaman dahulu yang tidak sama dengan ini adalah tidak tepat atau kasarannya salah...dan dari situ ditemukan penafsiran lebih tepat bahwa yang dimaksud dengan "nuthfah (sperma) yang bercampur " adalah "nuthfah (sperma) yang bertemu dan bercampur dengan sel telur"...gitu....dan saya pernah bilang bahwa temuan sains yang qoth'i bisa digunakan untuk menafsirkan ayat...