Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 01:49:06 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 166
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 190
Total: 190

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Tuhan

Dimulai oleh Anton_Soepriyanto, Januari 11, 2012, 05:58:41 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mhyworld

Kutip dari: kusmardiyanto pada Februari 14, 2012, 06:27:47 AM
saya, anda, Iblis dll tidak tahu keinginan, kehendak, takdir tuhan maka pada sisi kita ada free will...ya bagaimana tahu keinginan, dll tuhan tercapai atau tidak wong kita tidak tahu keinginan, dll tuhan...kalau sebatas kalau...kalau...dan kalau maka berarti bla bla...apalah artinya...pada sisi lain apa yang ditakdirkan tuhan terjadi pasti terjadi, tidak meleset sedikitpun (seperti yg dikatakan dalam al-qur'an dan as-sunnah)...tuhan maha kuasa terhadap segala sesuatu...
Maksud anda, apapun yang terjadi adalah atas keinginan tuhan? tidak mungkin sesuatu terjadi di luar rencana dan keinginan tuhan?
itu termasuk membangkangnya iblis dan dajjal?
Kalau memang begitu, freewill yang anda maksud bisa diartikan sebagai freewill semu seperti yang dinyatakan oleh bung Topazo. Makanya diskusinya jadi nggak ketemu karena membahas hal yang berbeda dengan istilah yang sama.

Bagi anda, semua peristiwa sudah ditentukan. Keputusan manusia yang dibuat tanpa mengetahui tentang ketentuan itu sudah cukup untuk disebut freewill.

Alternatifnya, suatu keputusan hanya bisa disebut freewill jika tidak ditentukan sebelumnya. Secara logis, ini akan menolak adanya takdir.
once we have eternity, everything else can wait

kusmardiyanto

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 14, 2012, 10:36:06 AM
Jadi coba jawab dengan tegas :

Kalau saya memutuskan untuk jadi member ForSa, apakah itu takdir oleh Tuhan di Lauful Mahfudz apa kehendak saya sendiri ?

keputusan anda masuk ForSa itu free will ya berarti kehendak sendiri...tapi tanpa anda ketahui itu semua telah ditulis takdirnya di Lauhul-Mahfuzh...semoga tidak bingung

KutipYang mana yang benar ?

Lalu apakah jalan kehidupan saya secara lengkap dan detail ada di Lauful Mahfudz sebelum saya lahir apa tidak ? (termasuk keputusan saya untuk jadi member ForSa)

ya.. takdir anda telah ditulis secara lengkap di Lauhul-Mahfuzh...dan anda tidak tahu itu, kecuali yang telah terjadi...tapi pada sisi anda, tidak bisa dipungkiri, ada free will...

saya tidak setuju ungkapan ini " ada tadir, berarti tidak free will " atau " ada free will berati tidak ada takdir" ...karena itu hanyalah jaiz (boleh) menurut akal, bukan wajib (mesti begitu) menurut akal...logika saya "ada takdir boleh jadi ada free will, boleh jadi juga tidak ada free will" 

sayang

saya percaya kalau ada takdir maka tidak ada usha .

sayang

Kutip dari: kusmardiyanto pada Februari 14, 2012, 01:55:46 PM
saya tidak setuju ungkapan ini " ada tadir, berarti tidak free will " atau " ada free will berati tidak ada takdir" ...karena itu hanyalah jaiz (boleh) menurut akal, bukan wajib (mesti begitu) menurut akal...logika saya "ada takdir boleh jadi ada free will, boleh jadi juga tidak ada free will" 
perkataan boleh jadi berarti belum tentu ada takdir atau tidak ada takdir ....

mhyworld

#229
Kutip dari: mhyworld pada Februari 14, 2012, 01:46:51 PM
Maksud anda, apapun yang terjadi adalah atas keinginan tuhan? tidak mungkin sesuatu terjadi di luar rencana dan keinginan tuhan?
itu termasuk membangkangnya iblis dan dajjal?
Kalau memang begitu, freewill yang anda maksud bisa diartikan sebagai freewill semu seperti yang dinyatakan oleh bung Topazo. Makanya diskusinya jadi nggak ketemu karena membahas hal yang berbeda dengan istilah yang sama.

Bagi anda, semua peristiwa sudah ditentukan. Keputusan manusia yang dibuat tanpa mengetahui tentang ketentuan itu sudah cukup untuk disebut freewill.

Alternatifnya, suatu keputusan hanya bisa disebut freewill jika tidak ditentukan sebelumnya. Secara logis, ini akan menolak adanya takdir.

Alternatif lain, semua peristiwa muncul karena peristiwa2 sebelumnya sesuai hukum sebab-akibat. Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa adanya sebab yang mendahuluinya. Ini adalah pandangan deterministik, yang menyimpulkan bahwa freewill hanyalah ilusi.
Contoh, saat ini saya ingin beli es cendol di warung sebelah. Keputusan saya untuk membeli es itu tidak dipaksa oleh pihak manapun, jadi bisa dianggap sebagai freewill saya.
Namun kalau ditelusuri, keputusan saya itu dipengaruhi atau bahkan ditentukan oleh peristiwa2 yang terjadi sebelumnya, misalnya karena siang ini panas dan saya habis melakukan pekerjaan yang berat, dan pengalaman sebelumnya saya minum es cendol dari warung itu rasanya enak dan tidak mahal, dan seterusnya. Atau karena teman saya bilang es cendol di warung itu enak, dan saya penasaran untuk mencoba, dst.
Kalau ternyata siang ini hujan deras, dan saya tidak haus, atau malah sedang flu, kemungkinan besar saya tidak akan membuat keputusan untuk beli es cendol.
once we have eternity, everything else can wait

kusmardiyanto

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 14, 2012, 10:48:03 AM
Daripada kita ngomong terlalu jauh coba jawab aja pertanyaan simple di bawah ini :
1.Yang mana yang termasuk takdir Tuhan dan mana yang termasuk free will anda ?

A. Anda memperkosa.
B. Anda kecelakaan.

anda memperkosa...jelas ini free will...anda kecelakaan...apakah ini real/nyata/terjadi?...kalau sekedar contoh kita tidak bisa bilang itu takdir...

Kutip2. Lalu contoh ini :

Saya MEMUTUSKAN untuk memberi uang pada anda.

Apakah ini karena kehendak Tuhan atau karena kemauan saya sendiri ?

saya memutuskan untuk memberi uang kepada anda...jelas ini free will, jadi itu kemauan anda....apakah itu kehendak tuhan atau kemauan  kemauan saya sendiri...apakah itu benar-benar nyata/real/terjadi?...sebab kita tidak bisa mengatakan itu kehendak tuhan (takdir) kalau hanya sekedar permisalan atau contoh...
Kutip3. Sekarang yang ini :

Saya MEMUTUSKAN untuk membunuh anda.

Apakah ini karena kehendak Tuhan atau karena kemauan saya sendiri ?

saya memutuskan untuk membunuh anda...jelas ini free will, jadi kemauan anda sendiri...apakah ini kehendak tuhan (takdir)?...apakah itu real/nyata/terjadi?...sebab kita tidak bisa mengatakan itu kehendak tuhan (takdir) kalau hanya sekedar permisalan atau contoh...
Kutip4. Dan terakhir :

Anda dibunuh oleh saya.

Itu takdir oleh Tuhan apa bukan ?

----

apakah itu real/nyata/terjadi?...sebab kita tidak bisa dan tidak boleh mengatakan itu takdir dari tuhan kalau hanya sekedar contoh atau permisalan

pelik kan....itulah hikmahnya kita dilarang membicarakan  takdir dalam-dalam karena akan mudah terjatuh ke dalam kesalahan...untung saya tahu itu...dan benar pula selama kita berpegang dengan dengan al-qur'an dan as-sunnah tidak akan tersesat selamanya

kusmardiyanto

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 14, 2012, 11:00:25 AM
Yang menjadi rancu manakala kita mengatakan ada free will sekaligus ada takdir adalah ketika diberikan contoh bahwa kita sebagai pelaku pasif atau korban musibah.

Kalau saya naik mobil dan sengaja menabrak anda hingga tewas itu keputusan saya jadi disebut free will.

Lalu kalau anda tewas tertabrak mobil yang saya kemudikan secara sengaja lantas kenapa dibilang takdir ?

itu bukan suatu yang rancu...malah itulah realitanya...kesalahan terletak cara berpikir/berlogika kita...

kusmardiyanto

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Februari 14, 2012, 12:02:47 PM
Berdasarkan iman dari sebagian anda sendiri yang menganggap semua jalan kehidupan manusia dan makhluk Tuhan lainnya sudah ditentukan oleh Tuhan sebelum mereka itu lahir....

Artinya...

Jalan kehidupan manusia termasuk rezeki dan kematian sudah ditentukan oleh Tuhan sebelum mereka lahir begitujuga dengan perantaranya. Semuanya kehendak Tuhan sebelum manusia lahir itu iman anda sendiri kok.

Maka bagaimana menjawab pertanyaan ini berdasarkan iman anda :

1. Kalau saya memberi harta pada anda sehingga anda kaya, maka :

Saya adalah manusia yang jadi perantara dari rezeki anda.

Kalau saya perantara dari rezeki anda, maka saya memang dipilih oleh Tuhan untuk memberi harta pada anda.

Jadi, keputusan saya untuk memberi harta pada anda SEBENARNYA adalah KEHENDAK TUHAN. Meskipun saya tidak tahu.

ya...dan terlepas dari itu, sebenarnya ada di dalamnya free will anda, itu fakta yang tidak bisa dipungkiri, yakni keputusan anda memberi harta kepada saya hingga saya kaya
KutipSekarang bandingkan dengan yang ini :

2. Kalau saya membunuh anda sehingga anda tewas, maka :

Saya adalah perantara dari kematian anda,
Kalau saya perantara dari kematian anda, maka saya memang dipilih oleh Tuhan untuk membunuh anda.

Jadi, keputusan saya untuk membunuh anda SEBENARNYA adalah KEHENDAK...... ?

terlepas ada atau tidak kehendak itu...tapi itu tidak menafikan adanya free will pada anda yakni keputusan anda untuk membunuh saya....



sayang

#233
Kutip dari: kusmardiyanto pada Februari 14, 2012, 04:59:01 PM
anda memperkosa...jelas ini free will...anda kecelakaan...apakah ini real/nyata/terjadi?...kalau sekedar contoh kita tidak bisa bilang itu takdir...

saya memutuskan untuk memberi uang kepada anda...jelas ini free will, jadi itu kemauan anda....apakah itu kehendak tuhan atau kemauan  kemauan saya sendiri...apakah itu benar-benar nyata/real/terjadi?...sebab kita tidak bisa mengatakan itu kehendak tuhan (takdir) kalau hanya sekedar permisalan atau contoh...

saya memutuskan untuk membunuh anda...jelas ini free will, jadi kemauan anda sendiri...apakah ini kehendak tuhan (takdir)?...apakah itu real/nyata/terjadi?...sebab kita tidak bisa mengatakan itu kehendak tuhan (takdir) kalau hanya sekedar permisalan atau contoh...

apakah itu real/nyata/terjadi?...sebab kita tidak bisa dan tidak boleh mengatakan itu takdir dari tuhan kalau hanya sekedar contoh atau permisalan
kalau kita nak percaya ada takdir atau tidak ada mastinya ada cuntuhnya , kalau tidak ada cuntuh bagimana kita nak percaya ada takdir atau tidak ada ?
Kutip dari: kusmardiyanto pada Februari 14, 2012, 04:59:01 PM
pelik kan....itulah hikmahnya kita dilarang membicarakan  takdir dalam-dalam karena akan mudah terjatuh ke dalam kesalahan...untung saya tahu itu...dan benar pula selama kita berpegang dengan dengan al-qur'an dan as-sunnah tidak akan tersesat selamanya
lebih pelik lagi , ada takdir tapi ga boleh bicara ....dan tidak boleh ambil tahu , jadi kita percaya takdir hanya sekadar buta tuli aja deh..

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Februari 14, 2012, 01:43:55 PM
Yes..AFAIK free will itu ada..Karena itu, sebagai konsekuensi logis, maka takdir tidak ada..

logika seperti itu tidak tepat menurut saya...karena itu hanya jaiz saja...seharusnya (kalau hanya sebatas logika), "ada free will, bisa jadi ada takdir, bisa jadi pula tidak ada takdir"...baiklah itu pendapat masing-masing orang.....dan masing-masing bertanggung jawab atas pendapatnya...

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Februari 14, 2012, 09:41:02 PM
logika seperti itu tidak tepat menurut saya...karena itu hanya jaiz saja...seharusnya (kalau hanya sebatas logika), "ada free will, bisa jadi ada takdir, bisa jadi pula tidak ada takdir"...baiklah itu pendapat masing-masing orang.....dan masing-masing bertanggung jawab atas pendapatnya...
Bagi Anda, logika mmg tdk pernah tepat..logika itu jaiz..logika itu relatif..Satu2nya yang absolut benar adalah kepercayaan..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Itulah yang menjawab misteri mengapa Anda tidak bisa mengerti logical fallacy..Cara berpikir logis adalah asing bagi Anda..Satu-satunya bahasa yang Anda mengerti adalah kepercayaan, dan itu adalah kepercayaan Anda sendiri..

Logika, science itu jaiz bagi Anda..Semua itu hanya relatif.. Yang pasti benar hanya kepercayaan Anda..Itulah metode berpikir Anda..Yang tidak sesuai dengan metode Anda, harus bertanggungjawab, terjerumus aliran sesat dan dikuatirkan keselamatannya di depan Tuhan nantinya..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

nʇǝʌ∀

Kalau memang keputusan saya untuk jadi member ForSa disebut free will, saya memang menerimanya kalau memang itu tidak dituliskan oleh Tuhan di Rahasia Langit sebelum saya lahir. Tapi ternyata sebagian dari anda sendiri yang mengamini itu.

Kalau saya memperkosa dan membunuh wanita tentu saya tidak boleh menyalahkan Tuhan.

Tapi kalau saya bekerja dan mendapat harta maka mengapa saya harus berterima-kasih pada Tuhan ?

Padahal keduanya berasal dari keinginan Tuhan.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

ytridyrevsielixetuls

jadi maksudnya kejahatan dan kebaikan yang sengaja dilakukan oleh manusia maupun terjadi pada manusia sebenarnya karena keinginan Tuhan juga karena semuanya telah ditetapkah oleh-Nya di rahasia langit sebelum manusia lahir.... tapi manusia hanya boleh berterima kasih pada Tuhan ?

hmm... sebenarnya kalau semua hal berasal dari Tuhan berarti kejahatan juga berasal dari-Nya bukan begitu ? lantas mengapa hanya berterima kasih saja ya ? ???
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Balya

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Februari 01, 2012, 09:23:47 AM
Saya setuju dengan Mhyworld di thread sebelah..Saya terlahir sebagai manusia karena orang tua saya manusia..Mungkin Prof Balya punya penjelasan scientific yang lebih akurat?

karena orang tua?
lantas kira2 kenapa anda lahir dari rahim orang tua?
kenapa tidak lahir dari rahim tante anda? atau bahkan nenek anda?


saya mau dengar dong jawaban dari yang men'tidak'kan keberadaan tuhan?


saya  tidak tahu jwaban scintificnya,.,,
semua masuk akal dikepala saya ketika saya memikirkan bahwa TUHAN itu memiliki banyak peran..
aku akan mengenalkan pendahulu ku lagi pada dunia dan akan mengikuti mereka.