Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:38:42 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 217
Total: 217

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Untung Ruginya Memilih Tuhan

Dimulai oleh botrezkii, Oktober 09, 2010, 03:25:31 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

botrezkii

okay, sejak beberapa bulan lalu ketika saya mulai membahas masalah ketuhanan di facebook, gak sekali dua kali ketika sebuah diskusi mencapai titik kebuntuan antara harus percaya Tuhan atau tidak, terdengar jawaban seperti ini:

"mending percaya aja, toh kalo Tuhan itu gak ada ya gw gak rugi, tapi kalo ada, gw dapet surga, sementara atheist, kalo gak ada ya gak untung, kalo ada atheist rugi masuk neraka"

logika ini cukup terkenal dan dipopulerkan oleh matematikawan Blaise Pascal (yap, pascal yang bikin segitiga polinomial itu) dan biasa disebut Pascal's Wager ([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]), yah biarpun nadanya emang agak2 pragmatis tapi banyak yang ngikutin pemikiran ini...

nah, awalnya memang sepintas terlihat bahwa paham atheism itu ruginya ada, untungnya gak ada, tapi masalahnya, emang iya paham theism itu gak ada ruginya?

ilustrasinya gini:

- ketika menyikapi masalah Tuhan, manusia dihadapkan pada pilihan, mau percaya Tuhan atau nggak, nah atheist milih nggak, theist milih iya
- selanjutnya, theist akan memilih lagi, dari semua agama yang ada, agama mana yang mau dianut, mulai dari A sampe Z
- setelah memilih agama, theist akan kembali dihadapkan pada pilihan, mau memilih aliran mana dari agama2 itu
- setelah memilih aliran, berikutnya theist akan memilih lagi, implementasi bagaimana yang akan digunakan dalam kehidupannya
- setelah itu, theist akan memilih lagi bagaimana mereka harus menyikapi isu - isu di luar agamanya seperti politik negara, sosial dengan agama lain atau sains

nah kasusnya tentang Tuhan itu secara garis besar bisa dibilang kemungkinannya:
1. Tuhan itu gak ada
2. Tuhan itu ada dan dia gak peduli apa yang manusia lakukan (gak itung2an gitu, siapapun boleh masuk surga atau siapapun masuk neraka)
3. Tuhan itu ada, dia peduli sama yang manusia lakukan, tapi dia strict soal agama-aliran-cara hidup mana yang dia pilih
4 . Tuhan itu ada, dia peduli sama yang manusia lakukan tapi dia gak terlalu strict sama agama (yah, masih bisa dinego lah)

nah, untuk masing kemungkinan efeknya adalah:

Tuhan kasus 1: atheis hidup santai, theist hidup dengan cara yang sebetulnya gak ada untungnya
Tuhan kasus 2: atheis hidup santai, theist hidup dengan cara yang sebetulnya gak ada untungnya karena toh sama2 bakal masuk surga ata neraka
Tuhan kasus 3: atheist hidup santai, theist hidup dengan cara masing, tapi cuma yang milih agama, aliran dan implementasi yang pas yang dapet untung, sisanya udah cape2 ngikutin ajaran agamanya nasibnya sama aja sama atheist
Tuhan kasus 4: atheist hidup santai, theist hidup dengan cara masing, tapi cuma yang milih agama, aliran dan implementasi yang pas yang dapet untung gede, sisanya cape2 ngikutin ajaran agamanya, nasibnya bakal nunggu kompensasi yang sama aja sama atheist

jadi kesimpulannya? :p

kalau mau main pragmatis dan cari aman, jelas dari ilustrasi di atas bahwa untuk banyak kasus, nasib anda gak akan jauh beda sama yang hidup santai...

btw, tulisan ini bukan bertujuan untuk menggambarkan enaknya jadi atheist lho sebetulnya, saya justru ingin menuliskan, bahwa pragmatisme dalam kehidupan beragama tidak akan membawa anda ke mana - mana, memenangkan tiket ke surga jauh lebih berharga dibanding masuk ke sekolah impian, perusahaan bergengsi atau jabatan yang bagus... nah kalau untuk hal - hal itu saja anda berpikir serius, kenapa untuk hal yang satu ini kebanyakan orang justru mendasarinya dengan pragmatisme? :)
"Gravity is not a version of the truth. It is the truth. Anyone who doubts it is invited to jump out a tenth-storey window."

MonDay

kalo konsep Tuhan yang saya anut
Tuhan itu jahat tapi Tuhan juga baik
Tuhan itu tidak adil karena Tuhan maha adil
jadi Tuhan pemilik semua sifat, semua hal, all in
tergantung bagaimana memandang Tuhan
kalo personal maka Tuhan bersifat personal
kalo engga ya Tuhan memang engga personal
kalo ibarat yin dan yang Tuhan adalah keduanya
Tuhan hanya masalah iman, yang dirasakan

lalu kenapa ada agama
krn ada hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan
sebab akibat
manusia kan pengen hidup enak
gmn biar hidup enak? dicari tau sebabnya terus ketemu
krn leluhur kita tak mau anak2nya tergelincir pd kesalahan yang sama
maka dibuat aturan2 yang pada akhirnya menjadi agama

botrezkii

hmm, cmiiw tapi pandangan anda terdengar... emm.. pantheist?
"Gravity is not a version of the truth. It is the truth. Anyone who doubts it is invited to jump out a tenth-storey window."

MonDay


semut-ireng

atheis jelas rugi dan tidak ada untungnya sama sekali,  tidak usah dikaitkan soal kehidupan akhirat atau soal surga yang jelas dia tidak percaya adanya,  di dunia ini saja,  memang mereka mau santai dan bersenang-senang saja,  dan tidak ingin bahagia  ?  atau mereka menganggap santai dan bersenang-senang itu yang dinamakan bahagia  ?   kalau tidak mengerti ' bahagia ' lalu bagaimana mereka bisa mendapatkannya  ?  ...............itulah sebabnya Blaise Pascal bilang,  mereka yang tidak berusaha mencari,  dan menemukan Tuhan,  adalah orang-orang yang tidak bahagia ........... :)

laZr

dulunya 'bledug' sekarang udah jadi laZr ya...

Keep Moving Forward!!

botrezkii

Kutip dari: semut-ireng pada Oktober 09, 2010, 09:40:55 PM
atheis jelas rugi dan tidak ada untungnya sama sekali,  tidak usah dikaitkan soal kehidupan akhirat atau soal surga yang jelas dia tidak percaya adanya,  di dunia ini saja,  memang mereka mau santai dan bersenang-senang saja,  dan tidak ingin bahagia  ?  atau mereka menganggap santai dan bersenang-senang itu yang dinamakan bahagia  ?   kalau tidak mengerti ' bahagia ' lalu bagaimana mereka bisa mendapatkannya  ?  ...............itulah sebabnya Blaise Pascal bilang,  mereka yang tidak berusaha mencari,  dan menemukan Tuhan,  adalah orang-orang yang tidak bahagia ........... :)

hahaha, saya suka sama anda, tanpa argumen apapun langsung mengatakan bahwa sesuatu itu 'jelas' seolah - olah itu adalah fakta, kemudian mengasumsikan diri sendiri mengerti sesuatu hal yang memang seharusnya dimengerti seperti itu tanpa peduli pendapat orang lain ;D
"Gravity is not a version of the truth. It is the truth. Anyone who doubts it is invited to jump out a tenth-storey window."

semut-ireng

silakan baca dan pahami buku2 tulisan Ki Ageng Suryo Mentaram,  di situ beliau menerangkan dengan jelas dan gamblang Ilmu Bahagia,  dan hebatnya idenya orisinil tanpa menyebut / menyinggung istilah-istilah yang digunakan dalam agama.   Intinya,  orang hidup di dunia itu selalu mengalami susah dan senang silih berganti.  Jika ada orang yang mengaku hidupnya senang terus,  pasti orang itu berbohong.  Demikian juga jika ada orang yang mengaku / berkeluh-kesah bahwa hidupnya susah terus,  pasti juga berbohong.   Bahkan orang-orang miskin / peminta-minta yang kita lihat sehari-hari hidupnya kelihatan susah,  mereka itu juga ada saat-saat senangnya.   Demikian juga bila kita melihat seorang kaya raya yang kelihatannya hidupnya senang terus,  mungkin susahnya lebih banyak lagi ..... ...............Sang pujangga itu bilang,  kehidupan manusia itu ' mulur-mungkret '  .........

laZr

hmm, hubungannya dengan memiliki agama membuat bahagia?
saya juga seorang yang beragama, tapi definisi bahagia kurang nyata bagi saya...
dulunya 'bledug' sekarang udah jadi laZr ya...

Keep Moving Forward!!

botrezkii

@semut ireng

Lho kenapa jadi kita yang harus baca dan memahami bukunya, yang mencetuskan atheist jelas tidak bahagia kan anda, jelaskan dan buktikan dong ;D
"Gravity is not a version of the truth. It is the truth. Anyone who doubts it is invited to jump out a tenth-storey window."

semut-ireng

Kutip dari: laZr pada Oktober 09, 2010, 10:34:23 PM
hmm, hubungannya dengan memiliki agama membuat bahagia?
saya juga seorang yang beragama, tapi definisi bahagia kurang nyata bagi saya...

memang berhubungan sangat erat dan tidak bisa dipisahkan,  bukan berarti pemeluk agama pasti bisa mencapai bahagia,  tidak semudah itu,  karena keimanan seseorang itu juga akan diuji dengan berbagai macam cobaan,  makin tinggi keimanan makin berat juga cobaannya.   bagaimana mungkin seseorang yang beriman dan berusaha dengan sungguh-sungguh,  belum tentu berhasil,  lalu mereka yang tidak beriman berkoar-koar menyerukan nikmati hidup,  hidup santai dan bersenang-senanglah,  lalu mengaku berhasil mencapai bahagia ? ::)

analoginya,  seorang manusia yang setiap hari berlatih menguatkan otot-otot kaki, tangan, dan badannya dengan tujuan agar mampu mengangkat beban yang berat,  setelah puluhan tahun berlatih pasti ada hasilnya memiliki kekuatan yang lebih,  dibandingkan dengan orang yang lalai tidak pernah berlatih ..........  :)

cronny

Betul tuh yg semut ireng bilang, semakin tinggi keimanan seseorang semakin berat cobaan nya.
Makanya kita sering denger pemuka agama, yg selingkuh, berbuat mesum, korup, dll, itu karena iman mereka sudah tinggi dan cobaan yg berat. Alhasil yah gitu deh ;D
God made me an atheist. Who are you to question his wisdom?

semut-ireng

ya memang begitu cronny,  pernah baca ngga cerita Nabi Yusuf yang tampan sehingga istri raja merayunya mengajak selingkuh,  tapi Allah melindunginya ....dstnya sampai akhirnya terbukti Yusuf orang yang benar,  kemudian malah dipercaya oleh raja menjadi bendahara kerajaan ....

Bisa saja,  dan banyak,  mereka yang gagal dalam ujian keimanan dan oleh karenanya akan menerima akibatnya berupa dihukum atau penderitaan.  Hukuman atau penderitaan itu mau tidak mau harus dialami untuk membersihkan dosa-dosanya.   Beda dengan orang yang tidak beriman,  jika selingkuh,  berbuat mesum,  korup dll,  bagi mereka tidak ada peluang membersihkan dosa.  Dan mungkin saja,  di dunia,  mereka itu lolos dari hukuman ...... :D :D

Bahkan,  mereka juga tidak ada peluang untuk berbuat kebajikan,  Singkatnya,  amal kebaikannya  tidak diterima oleh Allah.  Jadi,  orang-orang tidak beriman yang berbuat kebaikan itu bisa diibaratkan menabur garam ke laut ........... :D :D

kalo mau jadi penabur garam ke laut silakan saja ............. ;D

elzero

Kutip dari: botrezkii pada Oktober 09, 2010, 03:25:31 PM

nah, untuk masing kemungkinan efeknya adalah:

Tuhan kasus 3: atheist hidup santai, theist hidup dengan cara masing, tapi cuma yang milih agama, aliran dan implementasi yang pas yang dapet untung, sisanya udah cape2 ngikutin ajaran agamanya nasibnya sama aja sama atheist
Tuhan kasus 4: atheist hidup santai, theist hidup dengan cara masing, tapi cuma yang milih agama, aliran dan implementasi yang pas yang dapet untung gede, sisanya cape2 ngikutin ajaran agamanya, nasibnya bakal nunggu kompensasi yang sama aja sama atheist


dari pola pikir diatas, berarti memang ada chance untung kan? Better than nothing i guess . . .
Toh istilah "cape2" yg berlaku pada anda, tidak berlaku pada orang laen yg justru menikmati dan merasa tentram dengan pilihannya.
CMIIW

ngajakmikir

ruginya..
- atheis tidak tahu mana yang benar mana yang salah
- atheis tidah tahu apa yang harus dilakukan
- atheis tidak punya self control
Aku adalah sesuatu yang tersembunyi. Aku berkehendak untuk dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenalKu