Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:01:47 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 198
Total: 198

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan

<div style="text-align: justify;">Perbedaan antar manusia itu hal terwajar. Tetapi setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai hak dan martabat yang sama. Adanya <span style="font-style: italic;">Universal Declaration of Human Right</span> (Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia), hampir enam puluh tahun yang lalu pada Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), terdapat agenda-agenda politik tentang lesbian, gay, biseksual, transgender, transeksual, transisi, dan interseksual.<br /> <br /> Seluruh umat dunia perlahan-lahan menerima, setiap individu manusia memiliki perbedaan dalam jenis kelamin, asal ras atau etnis, dan agama. Harusnya perbedaan itu dihormati dan tidak djadikan alasan untuk perlakuan diskriminasi. Akan tetapi kebanyakan manusia belum menerima dua aspek dari keanekaragaman manusia, yaitu orientasi fisik dan identitas gender.<br /> <br /> Penolakan untuk menerima dan menghormati perbedaan-perbedaan ini berarti penindasan atas orang-orang yang mempunyai orientasi seksual Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) tetap menjadi realialitas sehari-hari di banyak wilayah dunia. Meski diskriminasi dan kekerasan terhadap LGBT semakin memburuk, namun semakin banyak juga individu dan kelompok yang berani memperjuangkan hak-hak asasi LGBT. Terutama di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur.<br /> <br /> Kemajuan dalam menerapkan hak asasi manusia LGBT menuntut perubahan multi-lapisan di semua wilayah dunia seperti hak jaminan, peraturan perundang-undangan, kebijakan baru, dan perlakuan secara institusiaonal diadaptasi. Kita menyaksikan di banyak negara dengan ekstra judicial, penyiksaan dan kekerasan, bahkan pembunuhan terhadap individu hanya karena mereka adalah LGBT. Kejahatan berdasar kebencian (<span style="font-style: italic;">hate crimes</span>) ini dilakukan oleh pelaku pribadi (dengan bantuan aktif atau dukungan pasif dari pejabat-pejabat publik, seperti yang telah terjadi pada beberapa pawai pride/pawai ekspresi diri) atau polisi, tentara dan pegawai pemerintah sendiri. <span style="font-style: italic;">Hate crimes</span> terhadap individu-individu LGBT adalah masalah yang semakin mengembang, banyak negara yang gagal dalam menjalankan kewajibannya untuk melindungi para LGBT dari kejahatan semacam ini.<br /> <br /> Di banyak bagian dunia, individu-individu LGBT masih dipaksa dengan orang berjenis kelamin berbeda dan mengambil risiko menerima hukuman berat (termasuk kekerasan dan kematian di tangan anggota keluarga sendiri) jika mereka mencoba untuk melarikan diri dari perlakuan semacam itu. Kawin paksa merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang harus dilawan.<br /> <br /> Kelompok-kelompok dan individu-individu LGBT yang berani melihat hak-hak mereka untuk kebebasan ekspresi, membentuk perkumpulan dan serikat dihadang oleh otoritas publik. Pawai ekspresi diri tidak diijinkan, jurnalis dipenjara, klub-klub ditutup dan Organisasi Non-Pemerintah tidak diberikan izin untuk operasi. Tanpa hak yang mendasar dari organisasi LGBT untuk melakukan aktivitas mereka, bebas dari pembatasan-pembatasan yang represif dan diskriminatif, tidak mungkin melakukan kampanye mendukung reformasi peraturan perundang-undangan yang diskriminatif. Aktivis-aktivis LGBT, seperti juga aktivis pembela hak asasi lainnya, berhak atas perlindungan dan dukungan, dan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa ketakutan akan tindakan balasan.<br /> <br /> Tujuh puluh lima negara-lebih dari sepertiga jumlah negara di dunia- masih mempunyai peraturan perundang-undangan yang melarang perilaku seksual sesama jenis. Perilaku yang tidak membahayakan orang. Di bawah standar internasional hak asasi manusia, hal ini merupakan pelanggaran hak-hak pribadi, sebagaimana diakui oleh Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia dalam Keputusan Toonen yang diambil di tahun 1994, dan hal tersebut juga merupakan diskriminasi: sebuah penolakan untuk mengakui kesetaraan martabat dan harga diri indivudu LGBT. Dimana perundangan tersebut dalam praktiknya tidak diterapkan juga tetap saja akan menyebabkan stigmatisasi, menguatkan prasangka, mendorong pemerasan dan intimidasi serta dapat dijadikan sebagai alasan untuk berbagai macam diskriminasi lainnya.<br /> <br /> Penulis :<br /> Yurna Sekti Hendrasari<br /> Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia<br /> Fakultas Bahasa dan Seni<br /> UNY </div>

Share on Facebook!Share on Twitter!Reddit

Comments: 6 *

1) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by dongker pada Agustus 06, 2008, 02:14:29 PM

lumayan baguss....

cuma artikelnya agak kepanjangan tuwhh...
2) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by mars_acad pada September 07, 2008, 08:58:09 AM

yaps

memang harus
kalau gak ntar dunia ini bisa menjadi ancaman sosial y terjadi akibat dari tindakan tersebut.
3) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by kadek pada September 20, 2008, 01:52:12 PM

saya setuju kalo itu merupakan hak asasi mereka yang gay, lesbian.. tapi saya rasa pada suatu tertentu mereka pasti juga sadar mereka itu berbeda. dan mungkin mereka ingin mempertahankan apa yang mereka yakini,. disisi lain, orang2 yg "normal" menganggap mereka (gay/lesbian) itu merupakan sesuatu yang melanggar norma.
manusia tercipta untuk berkembang biak dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.. kita tidak bisa pungkiri hal tersebut.. mungkin kaum gay dan lesbian juga menyadari hal tersebut.. jadi akan timbul pertanyaan, siapa yang salah sehingga mereka (gay/lesbian) lahir seperti itu?!apa lahir seperti itu adalah suatu kesalahan?!
lepas dari semua itu,mereka adalah manusia juga.. punya hak untuk lahir, hidup dan merdeka.. tetapi kita hidup secara sosial.. oleh karena itu kita dibatasi oleh kepentingan2 yang dimiliki oleh orang lain..
4) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by Adiet pada Maret 08, 2009, 05:33:23 PM

man have their own existence....
Pada dasarnya semua manusia ingin berkuasa penuh atas kehidupannya sendiri, maka dari itu manusia merasa berhak menjalani hidupnya menurut kodratnya masing-masing terlepas dari suatu dokrin tertentu... Itu sih idealnya, tapi yang kita lihat memang sudah banyak konstruksi, maupun hegemoni sosial yang berlaku dalam setiap sistem sosial kemasyarakatan, baik itu bersifat politis, religius, maupun kultural yang lebih komplex.
5) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by Cipoet pada Maret 26, 2009, 01:49:25 PM

Perbedaan itu diciptakan untuk saling melengkapi. Sebuah misteri bagi kita mengapa Tuhan menciptakan adanya wanita dan laki-laki...
Coba kita ungkap kenapa perbedaan itu terjadi.
Semua hal kalo' gak ada bedanya bakal bikin bosen, dan bikin hidup kita tidak berwarna.
begitu pula kenapa Tuban menciptakan lelaki dan wanita,,,
Ditujukan untuk saling melengkapi.
Lelaki diciptakan memiliki energi lebih, sedangkan wanita diciptakan memiliki perasaan yang sensitif.
Semuanya itu ada maknanya kog....
6) Re: Ketika Tragedi Perbedaan Dipertanyakan
Comment by Adhe Lanank pada Januari 18, 2011, 09:01:40 PM

Perbedaan itu rahmat...
bolehkan kita menghargai sebuah perbedaan yang ada, oleh karena itu kita jangan langsung pukul rata terhadap perbedaan itu. Kita sikapi dari berbagai sisi kehidupannya, apa sebenarnya yang membuat dia melakukan itu.. pasti mereka punya tujuan.
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.

Articles dalam « SosPol »