Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 08:11:12 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 65
Total: 65

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Anda Bertanya Geocentrist Menjawab

Dimulai oleh nʇǝʌ∀, Desember 23, 2014, 01:02:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Goen

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 23, 2015, 01:40:04 PMMaksud Anda, Michelson-Morley experiment membuktikan bahwa bumi adalah pusat alam semesta?
Implikasinya memang kesana.

Sulit membayangkan ada suatu objek yang tak bergerak di dalam suatu sistem dimana yang lain bergerak mengelilinginya tapi objek yang tak bergerak itu tidak berada di pusat sistem tersebut. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Giancoli terkait eksperimen Michelson-Morley:

But this implies the earth is somehow a preferred object; only with respect to the earth would the speed of light be c as predicted by Maxwell's equations. This is tantamount to assuming that the earth is the central body of the universe, an ancient idea that had been rejected centuries earlier. [Douglas C. Giancoli, "Physics: Principles with Applications," hal. 613]

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 23, 2015, 07:15:46 PMtak perlu dialihkan kemana-mana. kan saya minta ke anda observasi langsung ke semua planet bahwa efek Coriolis juga terjadi pada semua planet. karena anda mengatakan black hole itu supranatural karena tidak ada observasi langsung.
saya mengatakan efek Coriolis itu bukti bahwa bumi berotasi. bukan mengatakan hanya terjadi di bumi.
Like I said before:

Kutip dari: Goen pada Januari 01, 1970, 07:00:00 AMCoba browsing-browsing gambar atmosfir di planet-planet lain yang mengalami Coriolis Effect, pasti nemu.

Kutipkalau memang efek Coriolis terjadi di semua planet, kenapa anda menganggapnya sebagai bukti bumi lah pusat semesta?
Anda salah paham. ;D

Saya cuma membantah bahwa Coriolis Effect (dan Foucault Pendulum) itu MUTLAK disebabkan oleh rotasi planet. Coba simak lagi komentar saya sebelumnya.

Kutipjangan lupa. bumi ada pinggir galaksi bimasakti. sudah browsing belum? kalau sudah tapi tetap tidak percaya ya itu urusan akidah anda sendiri. :)
Pertanyaan saya, bumi di pinggir galaksi bimasakti itu berdasarkan keyakinan supranatural atau keyakinan sains?

Kalau keyakinan supranatural, ya saya akan toleransi. :)

Tapi kalau keyakinan sains, boleh dong saya tanya darimana dapat klaim seperti itu?

Kutipmemang asumsi kok. konsep ether saya dengan anda beda. justru dengan adanya ether inilah kita dapat bergerak. ether bisa jadi gravitasi atau medium gravitasi. dan "ether tak murni" ini akan membuat wahana susah mencapai luar angkasa karena gravitasi bumi. mengesankan bahwa seolah-olah ether ini yang bikin susah bergerak.

tapi ketika di luar angkasa tanpa pengaruh gravitasi benda langit tapi densitas ether makin tipis, tetap susah bergerak juga. jadi ether yang murni ini yang dibutuhkan supaya kita bisa bergerak. kalau ethernya sudah jadi gravitasi atau medium gravitasi malah makin membatasi. bisa bayangin?

distant galaxies teramati tanpa gangguan. kalau mudahnya melihat distant galaxies cuma dengan pengaturan lensa atau penyinaran, tentu tak masalah melihatnya kalau teleskopnya ditaruh di bumi. tapi ternyata kalau teleskop itu ditaruh di luar angkasa dengan alasan tidak terganggu atmosfer bumi. padahal cuma atmosfer bumi, belum "rintangan" dari berbagai materi dan partikel selama cahaya itu merambat ke pengamat. asumsi saya cahaya itu melewati vakum. asumsi saya ini.
Oh, cuma asumsi. Okelah. Skip it. :)

Kutipkan saya mempertanyakan konsep pusat massa anda. apa yang terjadi kalau pusat massa bergeser diikuti oleh pusat pusaran? seharusnya ada bintang2 yang bergerak ke blue shift permanen. kalau tidak mau jawab, ya sudah.

kalau ternyata tidak ada bintang2 bergerak ke blue shift secara permanen, maka bintang-bintang di distant galaxies bergerak ke red shift karena Doppler effect. kalau anda kan beda keyakinannya. anggap saja toleransi dalam beragama. ;D
Kalau masih ada "pusaran", meskipun bergeser, red-shift tetap muncul. Alasannya, berdasarkan eksperimen Mössbauer (1958), Hay dkk.(1960), Champeney dkk. (1963, 1965) dan Kündig (1963), gaya sentrifugal akibat perputaran bisa menyebabkan perubahan panjang gelombang cahaya (red/blue-shifting).

Kutipkenapa anda malah nuduh saya mengklaim ajaran islam begitu? ;D

saya berpikir begitu atas dasar jawaban anda sebelumnya. baca lagi donk jawaban anda sendiri. jawaban anda itulah yang membuat saya berpikir begitu.

OK, sekarang FOKUS. jawab dalam hati anda :

"jembatan sirathal mustaqim itu ada di atas atau di bawah air setelah kiamat?"
Saya tidak menuduh. Mungkin Anda sedang sensitif. ;D

Kan sudah saya jelaskan. Bahwa setelah Kiamat dan memasuki fase Kebangkitan, alam semesta mengalami restrukturisasi kembali. Makanya saya tanya, "Tahu darimana?" Maksudnya, tahu darimana nanti Jembatan Sirothol Mustaqim itu posisinya MASIH SAMA seperti sebelum Kiamat?

Di nash-nash Islamic yang shahih, tidak disebutkan posisinya di mana lagi. Jadi, saya tidak bisa menjawab dan balik bertanya kepada Anda, "Tahu darimana?" Gitu lho. ;D

Kutipya sudah. lagipula kan anda sendiri yang bilang air membungkus alam semesta. surga tentu bukan di bawah air. silahkan direnungkan.
Begini...

Berbeda dengan sains, dimana orang boleh berasumsi begini dan begitu, dalam hal supranatural (hal-hal gaib -red), orang-orang seperti saya ini cuma bisa mengklaim berdasarkan pemberitahuan dari Yang Maha Tahu melalui utusan-Nya yang kemudian tercatat di dalam nash-nash shahih (alQur-an atau alHadits). That's All. Jika tidak terdapat di dalam nash-nash shahih tersebut, saya cuma bisa bilang, "Wallaahu `alaam." Alias, "Tidak tahu." ;D

Kutipya hadist-hadist itu sendiri yang menyatakan bahwa padang mahsyar sebelum kiamat dan muncul api, dsb. suka tidak suka anda melihat ada kontradiksi dalam agama anda sendiri (karena anda bilang padang mahsyar itu sesudah kiamat). kalau mau dicocokin ke makin banyak bintang, maka anda harus meninggalkan teori geosentris anda :) tapi itu adalah persoalan internal dalam penganut agama anda sendiri.

"apakah padang Mahsyar itu SEBELUM atau SESUDAH kiamat? dan seperti apakah proses kiamat ?"

ya silahkan anda dan teman-teman seiman anda mendiskusikannya.
Apa hubungannya padang Masyhar dengan Geocentrism? ;D ;D ;D

Kutipyang ngomong gitu kan anda sendiri. lha jelas ditanya massa atau body kok. masak saya yang disalahkan. ;D

lagipula, dalam geocentrism, ether atau perputaran ether tidak menciptakan pusat massa. massa-massa di alam semesta lah yang menciptakan pusat massa, bukan perputaran ether.

lagipula, kalau ada body yang lenyap, distribusi massa berubah. apalagi setelah banyak bintang yang lenyap. tentu pusat massa akan bergeser atau berubah. ini kan klaim anda sendiri.
Tapi, massa dalam sistem kan tidak berubah. Di dalam-dalam juga. Ibaratkan semesta dalam Geocentric itu seperti bola berisi air, Anda harus menambahkan air ke dalam bola atau membuang sebagian air dari bola tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Hoyle terkait center-of-mass:

It appears, then, that the "center" to be used for any set of bodies depends on the way in which the local system is considered to be isolated from the universe as a whole. If a new body is added to the set from outside, or if a body is taken away, the "center" changes. [Fred Hoyle, "Nicolaus Copernicus," hal. 85.]

Kutipsaya kemarin-kemarin nanyain apa yang membungkus alam semesta. anda jawab air menurut Sawami. anda yang berinisiatif duluan membawa-bawa agama Samawi sebagai jawaban atas pertanyaan sains dari saya. jadi pertanyaan sains saya anda jawab dengan supranatural. jadi yang ini murni supranatural yah? tak ada bukti ilmiahnya?
Coba di-trace ke belakang. Saya menjawab:

Kutip dari: Goen pada Januari 01, 1970, 07:00:00 AM
Kutip6. Di bagian tepi alam semesta itu warnanya apa, dan berupa bahan apa?
Tidak tahu.

Dalam Samawi Geocentrism (tidak hanya Islam), di balik semesta ada elemen air. Sama halnya dengan lapisan langit, elemen air ini transparan. Tidak ada warna.

Saya berikan Anda dua jawaban, dari sisi sains dan supranatural. Dari sisi sains, saya sudah jawab, "Tidak tahu." Sedangkan alternatif dari sisi supranatural, saya jawab sebagaimana di atas.

Terlihat, Anda sendiri yang ingin melanjutkan pembahasan dari sisi supranatural. I'm just answering your questions. ;D

Kutipdalam efek Casimir, timbul interaksi antara partikel-partikel dari massa (plat) terhadap partikel-partikel dari massa (plat) lain, dan pertikel-partikel bebas dalam "kotak". interaksi antar partikel2 itu menjadikan kedua plat saling mendekat. nah itulah kekuatan ether. sebagai cikal bakal gravitasi. kalau kasus Pioneer 10 dan 11 justru karena kekurangan ether sebagai "medium perjalanan".

jadi, ether dalam efek casimir itu menciptakan gravitasi, padahal gravitasi ini akan membuat pesawat luar angkasa sulit terbang, bukan tambah bebas. tapi kalau ether murni justru itu yang membuat pesawat mampu bergerak. namanya juga asumsi.

mau lihat ether langsung oleh mata anda sendiri? tak perlu teknologi.
tubuh anda juga memancarkan ether. tapi ether itu sudah bercampur dengan panas tubuh. jadi bukan ether murni. kali ini nggak jauh-jauh pakai eksperimen ini dan itu. langsung ke tubuh anda sendiri observasinya, dan oleh mata anda sendiri.
Cuma asumsi, kan? Okelah. Skip it. :)

Goen

Kutip dari: mhyworld pada Januari 25, 2015, 08:40:19 AMDari bumi yang tampak bergerak naik turun 23.5 derajat hanya matahari , dengan periode 1 tahun. Galaksi2 dan bahkan Bintang lain di bimasakti tidak.
Masa, sih? ;D

Coba dicek lagi. Jadinya kontradiktif dengan pernyataan Anda berikutnya.

KutipHal ini dapat dijelaskan dengan model bumi berrevolusi terhadap matahari dengan sumbu bergeser 23.5 derajat dari sumbu rotasinya.
Dalam sistem heliocentric, kemiringan bumi sebesar 23,5 derajat akan menyebabkan TIDAK HANYA matahari yang tampak bergerak naik-turun, tapi seluruhnya. Jika hanya matahari saja yang tampak naik-turun, jadinya malah aneh. Semua, selain matahari, harus miring bersama bumi sebesar 23,5 derajat terhadap matahari. ;D

Kutip dari: mhyworld pada Januari 25, 2015, 09:00:30 AMMengenai adanya lapisan air di langit, itu adalah kesimpulan dari orang2 pre- sains untuk menjawab pertanyaan dari mana datangnya air hujan yang tampaknya tidak habis2. Mereka bahkan tidak tahu mengenai atmosfer bumi, apalagi galaksi2 lain.
Skip dulu asumsi orang-orang pre-sains. Pertanyaannya, apakah sains itu sendiri sudah menyatakan hal ini MUSTAHIL bahwa ada elemen air di balik semesta?

mhyworld

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:48:02 AM
Masa, sih? ;D

Coba dicek lagi. Jadinya kontradiktif dengan pernyataan Anda berikutnya.
Dalam sistem heliocentric, kemiringan bumi sebesar 23,5 derajat akan menyebabkan TIDAK HANYA matahari yang tampak bergerak naik-turun, tapi seluruhnya. Jika hanya matahari saja yang tampak naik-turun, jadinya malah aneh. Semua, selain matahari, harus miring bersama bumi sebesar 23,5 derajat terhadap matahari. ;D
...
Silakan dibandingkan dengan diagram berikut

posisi distant star, termasuk di antaranya polaris, sangat jauh jika dibandingkan dengan diameter revolusi bumi, sehingga posisinya tampak tidak berubah sepanjang tahun.
Saya jadi penasaran, bagaimana anda bisa sampai pada kesimpulan di atas?
once we have eternity, everything else can wait

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Like I said before:

Kutip dari: Goen pada Januari 23, 2015, 11:19:25 AM
Coba browsing-browsing gambar atmosfir di planet-planet lain yang mengalami Coriolis Effect, pasti nemu.

berarti temuan ini menggugat klaim Bumi adalah pusat semesta. ;D
masak iya Bumi pusat semesta padahal planet-planet lain juga mengalami Coriolis effect? ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Anda salah paham. ;D

Saya cuma membantah bahwa Coriolis Effect (dan Foucault Pendulum) itu MUTLAK disebabkan oleh rotasi planet. Coba simak lagi komentar saya sebelumnya.

mau itu dari spinning galaxies atau bukan, kalau ternyata planet-planet lain juga mengalami Coriolis effect dan Foucault Pendulum, ya klaim Bumi adalah pusat semesta jadi runtuh. ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Pertanyaan saya, bumi di pinggir galaksi bimasakti itu berdasarkan keyakinan supranatural atau keyakinan sains?

Kalau keyakinan supranatural, ya saya akan toleransi. :)

Tapi kalau keyakinan sains, boleh dong saya tanya darimana dapat klaim seperti itu?

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

nah sekarang giliran saya minta, ada punya nggak bukti Michelson-Morley experiment di planet-planet lain? ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Kalau masih ada "pusaran", meskipun bergeser, red-shift tetap muncul. Alasannya, berdasarkan eksperimen Mössbauer (1958), Hay dkk.(1960), Champeney dkk. (1963, 1965) dan Kündig (1963), gaya sentrifugal akibat perputaran bisa menyebabkan perubahan panjang gelombang cahaya (red/blue-shifting).

mau bintangnya itu ke red shift atau blue shift, skenario geocentrism sendiri menghasilkan pusat massa bergeser dari tengah alam semesta. jadi Bumi sudah bukan pusat semesta lagi. artinya klaim Bumi adalah pusat semesta sudah seharusnya runtuh, meski kita pakai model geocentric. ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Tapi, massa dalam sistem kan tidak berubah. Di dalam-dalam juga. Ibaratkan semesta dalam Geocentric itu seperti bola berisi air, Anda harus menambahkan air ke dalam bola atau membuang sebagian air dari bola tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Hoyle terkait center-of-mass:

It appears, then, that the "center" to be used for any set of bodies depends on the way in which the local system is considered to be isolated from the universe as a whole. If a new body is added to the set from outside, or if a body is taken away, the "center" changes. [Fred Hoyle, "Nicolaus Copernicus," hal. 85.]

as I said before, perputaran ether tidak menciptakan pusat massa. itu dalam geocentrism sendiri. mau itu ether punya massa atau tidak. mau itu total massa tetap atau berubah. setelah  body jadi ether, tidak lagi berkontribusi menciptakan pusat massa. ketika jumlah body berubah, distribusi massa berubah so pusat massa pasti berubah. beda kan massa dalam wujud celestial body dengan massa dalam wujud ether.

so once again, perputaran ether tidak menciptakan pusat massa.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Saya tidak menuduh. Mungkin Anda sedang sensitif. ;D

Kan sudah saya jelaskan. Bahwa setelah Kiamat dan memasuki fase Kebangkitan, alam semesta mengalami restrukturisasi kembali. Makanya saya tanya, "Tahu darimana?" Maksudnya, tahu darimana nanti Jembatan Sirothol Mustaqim itu posisinya MASIH SAMA seperti sebelum Kiamat?

Di nash-nash Islamic yang shahih, tidak disebutkan posisinya di mana lagi. Jadi, saya tidak bisa menjawab dan balik bertanya kepada Anda, "Tahu darimana?" Gitu lho. ;D

oh.. OK. OK. saya juga tidak tahu.
Jadi, dimana lokasi jembatan Sirathal Mustaqim setelah kiamat. di atas air atau di bawah air?
kali ini saya nggak nanyain sains.

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Begini...

Berbeda dengan sains, dimana orang boleh berasumsi begini dan begitu, dalam hal supranatural (hal-hal gaib -red), orang-orang seperti saya ini cuma bisa mengklaim berdasarkan pemberitahuan dari Yang Maha Tahu melalui utusan-Nya yang kemudian tercatat di dalam nash-nash shahih (alQur-an atau alHadits). That's All. Jika tidak terdapat di dalam nash-nash shahih tersebut, saya cuma bisa bilang, "Wallaahu `alaam." Alias, "Tidak tahu." ;D

OK. terus darimana dasar islamnya urutannya seperti ini :

Bumi --> Tujuh Lapis Langit (neraka di langit ke-1) --> Air --> Qursiy --> Surga --> Arsy

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Apa hubungannya padang Masyhar dengan Geocentrism? ;D ;D ;D

ya itu kan cuma tawaran cocoknologi dari saya untuk proses kiamat yaitu makin banyak bintang. dan panasnya bintang itu akan sampai ke Bumi dan membakar padang Mahsyar. tapi sayangnya cocoknologi itu bertentangan dengan geocentrism bahwa jumlah bintang terbatas dan terus berkurang. jadi ya memang banyak kontradiksinya. :)

tapi biar tidak kontradiksi, saya perlu kejelasan :

"Padang Mahsyar itu sebelum atau sesudah kiamat?"

tinggal jawab saja yang mana ;D referensinya kan agama anda sendiri. kali ini bukan sains.

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:46:18 AM
Coba di-trace ke belakang. Saya menjawab:

Kutip
Tidak tahu.

Dalam Samawi Geocentrism (tidak hanya Islam), di balik semesta ada elemen air. Sama halnya dengan lapisan langit, elemen air ini transparan. Tidak ada warna.

Saya berikan Anda dua jawaban, dari sisi sains dan supranatural. Dari sisi sains, saya sudah jawab, "Tidak tahu." Sedangkan alternatif dari sisi supranatural, saya jawab sebagaimana di atas.

Terlihat, Anda sendiri yang ingin melanjutkan pembahasan dari sisi supranatural. I'm just answering your questions. ;D

anda berinisiatif duluan menjawab pertanyaan sains dari saya dengan jawaban alternatif supranatural meskipun tahu ini bukan sub forum agama/pseudo science. kalau keyakinan supranatural anda bisa jadikan jawaban ya berarti anda siap jika keyakinan supranatural anda saya kritisi juga, makanya saya lanjutkan mengkritisi keyakinan supranatural anda. anda bawa keyakinan supranatural ya saya kritisi juga keyakinan supranatural anda. ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:48:02 AM
Skip dulu asumsi orang-orang pre-sains. Pertanyaannya, apakah sains itu sendiri sudah menyatakan hal ini MUSTAHIL bahwa ada elemen air di balik semesta?

di balik semesta ada bidadari-bidarari lesbian. silahkan sains buktikan kalau klaim ini salah. ;D
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

mhyworld

Kutip dari: Goen pada Januari 27, 2015, 11:48:02 AM
...
Skip dulu asumsi orang-orang pre-sains. Pertanyaannya, apakah sains itu sendiri sudah menyatakan hal ini MUSTAHIL bahwa ada elemen air di balik semesta?
AFAIK, object terjauh yang memancarkan radiasi electromagnetik yang dapat diamati dengan instrumen yang ada adalah Cosmic Microwave Background, yang distribusi frekuensinya menyerupai black body radiation dengan suhu 2,7 K. Kalau memang ada lapisan air di antara bumi dan sumber CMB, seharusnya ada serapan spektrum pada panjang gelombang tertentu sesuai karakteristik atom-atom hidrogen, oksigen, dan ikatan molekul O-H, sebagaimana yang biasa diamati dalam spektroskopi untuk mengukur kandungan air dalam suatu bahan. Jadi secara sains sudah dibuktikan bahwa tidak ada lapisan air di depan CMB. Sampai saat ini dengan instrumen yang ada kita tidak bisa mendeteksi apa-apa di balik CMB, sehingga anda bisa saja mengklaim ada air, atau emas, atau object apa pun di sana tanpa bisa difalsifikasi. Bisa saja diklaim bahwa saking jauhnya lapisan tersebut, cahayanya bahkan belum sampai ke bumi.
once we have eternity, everything else can wait

Pi-One

#97
Kutip dari: mhyworld pada Januari 27, 2015, 08:55:04 PM
AFAIK, object terjauh yang memancarkan radiasi electromagnetik yang dapat diamati dengan instrumen yang ada adalah Cosmic Microwave Background, yang distribusi frekuensinya menyerupai black body radiation dengan suhu 2,7 K. Kalau memang ada lapisan air di antara bumi dan sumber CMB, seharusnya ada serapan spektrum pada panjang gelombang tertentu sesuai karakteristik atom-atom hidrogen, oksigen, dan ikatan molekul O-H, sebagaimana yang biasa diamati dalam spektroskopi untuk mengukur kandungan air dalam suatu bahan. Jadi secara sains sudah dibuktikan bahwa tidak ada lapisan air di depan CMB. Sampai saat ini dengan instrumen yang ada kita tidak bisa mendeteksi apa-apa di balik CMB, sehingga anda bisa saja mengklaim ada air, atau emas, atau object apa pun di sana tanpa bisa difalsifikasi. Bisa saja diklaim bahwa saking jauhnya lapisan tersebut, cahayanya bahkan belum sampai ke bumi.
Dan airnya dalam bentuk padat, cair, gas?
Tapi kalau menurut kepercayaan, mestinya airnya berbentuk cair.
Lalu gimana bisa tetap cair, meski penelitian menunjukkan obyek yang jauh dari sumber panas mestinya membeku?

Lari ke supranatural, airnya tetap cair karena dapat radiasi panas dari api neraka  :P

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 27, 2015, 07:37:57 PMberarti temuan ini menggugat klaim Bumi adalah pusat semesta. ;D
masak iya Bumi pusat semesta padahal planet-planet lain juga mengalami Coriolis effect? ;D

mau itu dari spinning galaxies atau bukan, kalau ternyata planet-planet lain juga mengalami Coriolis effect dan Foucault Pendulum, ya klaim Bumi adalah pusat semesta jadi runtuh. ;D
Lha, ngapain capek-capek ke Coriolis Effect dan Foucault Pendulum kalau begitu. Jadinya seperti heliocentrists tempo doeloe. ;D

Dulu, heliocentrists bermodalkan teleskop melihat planet-planet be-rotasi dan mereka memutuskan, "Why Earth should be different?!"

Ya, wajar saja mereka berpikiran demikian karena posisi bumi tidak spesial di mata mereka, seperti halnya Copernican Principle. Tapi kini, ketika bukti teleskop menunjukkan rotasi Venus dan Saturnus melambat, sedangkan bumi tidak, mendadak lupa ingatan. ;D

Tapi, okelah. Itu pemikiran tempo doeloe. Sebelum ada Mach Principle (dan turunannya: Equivalence Principle). Kini, heliocentrists tak lagi menggunakan pemikiran tempo doeloe. Sayangnya, saya tidak melihat tanggapan Anda sama sekali soal prinsip ini meski sudah berulang kali saya posting. Apakah Anda masih menggunakan pemikiran tempo doeloe atau bagaimana? Entahlah. ;D

Kutip[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Dejavu. Jadi ingat si "asal tunjuk" black-hole. ;D

Kutip[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Cuma ilustrasi? ;D

Darimana kita tahu bahwa kita sedang tinggal di sebuah galaksi, yang bentuknya spiral, dan kita berada di pinggirnya? Apakah menggunakan prinsip heliocentrists tempo doeloe, menggunakan teleskop dan memutuskan, "We must live in a galaxy like the others!"?

Tapi sekarang, heliocentrists tidak berpikir seperti itu lagi. Hal itu terlihat dengan diadakannya proyek ambisius dari NASA untuk membuktikan "asumsi" ini. Proyek itu bernama GAIA.

Gaia is an ambitious mission to chart a three-dimensional map of our Galaxy, the Milky Way, in the process revealing the composition, formation and evolution of the Galaxy. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Kutipnah sekarang giliran saya minta, ada punya nggak bukti Michelson-Morley experiment di planet-planet lain? ;D
Enggak punya. ;D

Tapi, sebenarnya itu tidak diperlukan. Kenapa? Karena sudah disimulasikan dalam eksperimen Sagnac. Dan hasilnya bertolak-belakang.

Anyway, sebelum Michelson-Morley, ada juga eksperimen yang menunjukkan bumi tidak bergerak, yaitu eksperimen Airy. Sudah tahu?

Kutipmau bintangnya itu ke red shift atau blue shift, skenario geocentrism sendiri menghasilkan pusat massa bergeser dari tengah alam semesta. jadi Bumi sudah bukan pusat semesta lagi. artinya klaim Bumi adalah pusat semesta sudah seharusnya runtuh, meski kita pakai model geocentric. ;D

as I said before, perputaran ether tidak menciptakan pusat massa. itu dalam geocentrism sendiri. mau itu ether punya massa atau tidak. mau itu total massa tetap atau berubah. setelah  body jadi ether, tidak lagi berkontribusi menciptakan pusat massa. ketika jumlah body berubah, distribusi massa berubah so pusat massa pasti berubah. beda kan massa dalam wujud celestial body dengan massa dalam wujud ether.

so once again, perputaran ether tidak menciptakan pusat massa.
Ether bukan benda gaib. It's smallest particle. Dan yang namanya partikel, pasti punya massa. Dan dalam hal ini, massa-lah yang berkontribusi menghasilkan pusat-massa.

Jadi ingat postingan saya yang lalu-lalu. Saya dikomplain mengenai posisi bumi yang tak bergerak dari pusat tata-surya, meski ada massa matahari yang besar dan gabungan planet-planet yang posisinya berubah-ubah sepanjang waktu. Waktu itu saya sudah menjelaskan bahwa massa-massa dalam tata-surya selain bumi tidak sebanding dengan massa semesta secara keseluruhan. Remember?

Jadi seperti halnya kekekalan energi, massa juga tak bisa dihancurkan sampai tiada (dan diciptakan dari ketiadaan). Seperti halnya Anda menghancurkan batu dengan martil sehancur-hancurnya, batu itu hanya berubah bentuk menjadi kerikil, kerikil menjadi pasir, pasir menjadi debu dan seterusnya, dan seterusnya.

Dan tengoklah klaim NASA perihal komposisi massa semesta [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. Apa kata mereka?



Atom-atom hanya 4,6% dari total keseluruhan semesta. Jauh dibandingkan dengan Dark--supranatural--Matter dan Dark--supranatural--Energy. So, kalau pun ada beberapa bintang yang lenyap (benar-benar ditiadakan), takkan memberi pengaruh yang signifikan. ;D

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 27, 2015, 07:47:47 PMoh.. OK. OK. saya juga tidak tahu.
Jadi, dimana lokasi jembatan Sirathal Mustaqim setelah kiamat. di atas air atau di bawah air?
kali ini saya nggak nanyain sains.
Tidak tahu.

KutipOK. terus darimana dasar islamnya urutannya seperti ini :

Bumi --> Tujuh Lapis Langit (neraka di langit ke-1) --> Air --> Qursiy --> Surga --> Arsy
Dari alQur-an dan alHadits.

Kutipya itu kan cuma tawaran cocoknologi dari saya untuk proses kiamat yaitu makin banyak bintang. dan panasnya bintang itu akan sampai ke Bumi dan membakar padang Mahsyar. tapi sayangnya cocoknologi itu bertentangan dengan geocentrism bahwa jumlah bintang terbatas dan terus berkurang. jadi ya memang banyak kontradiksinya. :)

tapi biar tidak kontradiksi, saya perlu kejelasan :

"Padang Mahsyar itu sebelum atau sesudah kiamat?"

tinggal jawab saja yang mana ;D referensinya kan agama anda sendiri. kali ini bukan sains.
Padang Mahsyar ada setelah kiamat.

Kutipanda berinisiatif duluan menjawab pertanyaan sains dari saya dengan jawaban alternatif supranatural meskipun tahu ini bukan sub forum agama/pseudo science. kalau keyakinan supranatural anda bisa jadikan jawaban ya berarti anda siap jika keyakinan supranatural anda saya kritisi juga, makanya saya lanjutkan mengkritisi keyakinan supranatural anda. anda bawa keyakinan supranatural ya saya kritisi juga keyakinan supranatural anda. ;D
Ya, monggo. ;D

Tapi, siap-siap diomelin moderator, ya. Saya enggak tanggung-jawab. I'm just answering your questions. :)

Kutipdi balik semesta ada bidadari-bidarari lesbian. silahkan sains buktikan kalau klaim ini salah. ;D
Elemen air, kok disamain dengan bidadari (lesbian pula) yang supranatural. Jangan jauh-jauhlah. Jin dan malaikat saja yang ada di sini gak bisa dibuktikan secara sains.

Masih ingat perkataan saya yang lalu perihal dua sisi koin, supranatural dan sains? Supranatural takkan bisa dijelaskan secara sains, begitu pula sebaliknya. Bila supranatural bisa dijelaskan secara sains, dia tak lagi menjadi supranatural tapi sudah menjadi sains, begitu pula sebaliknya.

Atau Anda menganggap elemen air, seperti yang kita minum itu, supranatural? ;D

Note:
Saya tahu Anda tidak bermaksud menghina (SARA). Tapi, bidadari dalam agama Samawi (khususnya, Islam) adalah makhluk yang disucikan. Mereka jauh dari perbuatan tercela, seperti lesbian. Jadi, enggak perlu-lah ada tambahan seperti itu. Cukup bidadari saja. Next time, please don't do that again. :)

Goen

Kutip dari: mhyworld pada Januari 27, 2015, 07:30:44 PMSilakan dibandingkan dengan diagram berikut

Yakin? ;D

Kutipposisi distant star, termasuk di antaranya polaris, sangat jauh jika dibandingkan dengan diameter revolusi bumi, sehingga posisinya tampak tidak berubah sepanjang tahun.
Saya jadi penasaran, bagaimana anda bisa sampai pada kesimpulan di atas?
Sekarang gini aja. Pada diagram Anda, tambahkan satu titik di atas matahari yang mewakili Polaris Star. Tarik garis lurus dari kutub bumi saat Apoapsis dan Periapsis dan perhatikan sudutnya. Ada perubahan sudut, tidak?

Kutip dari: mhyworld pada Januari 27, 2015, 08:55:04 PMAFAIK, object terjauh yang memancarkan radiasi electromagnetik yang dapat diamati dengan instrumen yang ada adalah Cosmic Microwave Background, yang distribusi frekuensinya menyerupai black body radiation dengan suhu 2,7 K. Kalau memang ada lapisan air di antara bumi dan sumber CMB, seharusnya ada serapan spektrum pada panjang gelombang tertentu sesuai karakteristik atom-atom hidrogen, oksigen, dan ikatan molekul O-H, sebagaimana yang biasa diamati dalam spektroskopi untuk mengukur kandungan air dalam suatu bahan. Jadi secara sains sudah dibuktikan bahwa tidak ada lapisan air di depan CMB.
Seiring perkembangan teknologi, elemen air ternyata elemen yang umum terdapat di dalam semesta. Seperti halnya elemen-elemen lain: api, udara dan tanah. Sebagaimana dikatakan oleh West Marrin:

Water is certainly not limited by the confines of this planet and is, in fact, one of the most common molecules in the universe. The more that science looks for water in the cosmos, the more places they seem to find it. [West Marrin, "Universal Water: The Ancient Wisdom and Scientific Theory of Water," hal. 67.]

Observasi sudah dilakukan oleh para ilmuwan. Salah satunya, James A. Braatz dari Universitas Maryland:

Astronomers have detected water at the most distant point from Earth so far, a discovery that adds to the growing belief this essential ingredient of life may be present throughout the universe. The water was found 200 million light years away by radio telescope in Markarian 1...said James A. Braatz, an astronomer at the University of Maryland. ["Water found on distant galaxy," Associated Press, Minneapolis, 1994.]

Dari [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]-nya James Braatz, ada grafik dari tahun ke tahun penemuan Extragalactic H2O Maser.



What do you think? :)

KutipSampai saat ini dengan instrumen yang ada kita tidak bisa mendeteksi apa-apa di balik CMB, sehingga anda bisa saja mengklaim ada air, atau emas, atau object apa pun di sana tanpa bisa difalsifikasi. Bisa saja diklaim bahwa saking jauhnya lapisan tersebut, cahayanya bahkan belum sampai ke bumi.
Artinya, selama sains belum bisa memastikan ke-MUSTAHIL-annya, berarti argumen supranatural bahwa ada air di balik semesta belum bisa disalahkan. Ini lho, maksud saya. ;D

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Lha, ngapain capek-capek ke Coriolis Effect dan Foucault Pendulum kalau begitu. Jadinya seperti heliocentrists tempo doeloe. ;D

Dulu, heliocentrists bermodalkan teleskop melihat planet-planet be-rotasi dan mereka memutuskan, "Why Earth should be different?!"

Ya, wajar saja mereka berpikiran demikian karena posisi bumi tidak spesial di mata mereka, seperti halnya Copernican Principle. Tapi kini, ketika bukti teleskop menunjukkan rotasi Venus dan Saturnus melambat, sedangkan bumi tidak, mendadak lupa ingatan. ;D

Tapi, okelah. Itu pemikiran tempo doeloe. Sebelum ada Mach Principle (dan turunannya: Equivalence Principle). Kini, heliocentrists tak lagi menggunakan pemikiran tempo doeloe. Sayangnya, saya tidak melihat tanggapan Anda sama sekali soal prinsip ini meski sudah berulang kali saya posting. Apakah Anda masih menggunakan pemikiran tempo doeloe atau bagaimana? Entahlah. ;D

ya tetap saja klaim bumi pusat semesta tidak terbukti. spinning galaxies atau distant mass tidak membuktikan "pengaruh" itu cuma sampai ke bumi saja.

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Dejavu. Jadi ingat si "asal tunjuk" black-hole. ;D

jadi, anda punya bukti observasi langsung yang menyatakan bumi tidak ada di galaksi bima sakti atau tata surya itu terisolasi dari benda-benda langit lain ?

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Cuma ilustrasi? ;D

sama. anda juga beberapa kali menggunakan ilustrasi. ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Darimana kita tahu bahwa kita sedang tinggal di sebuah galaksi, yang bentuknya spiral, dan kita berada di pinggirnya? Apakah menggunakan prinsip heliocentrists tempo doeloe, menggunakan teleskop dan memutuskan, "We must live in a galaxy like the others!"?

Tapi sekarang, heliocentrists tidak berpikir seperti itu lagi. Hal itu terlihat dengan diadakannya proyek ambisius dari NASA untuk membuktikan "asumsi" ini. Proyek itu bernama GAIA.

Gaia is an ambitious mission to chart a three-dimensional map of our Galaxy, the Milky Way, in the process revealing the composition, formation and evolution of the Galaxy. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

ok, deh. mesti up-to-date. oh ya, dalam komunitas geocentrist, ada tidak proyek semacam itu untuk membuktikan bahwa bumi itu pusat semesta dan tidak berada di dalam galaksi ?

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Enggak punya. ;D

Tapi, sebenarnya itu tidak diperlukan. Kenapa? Karena sudah disimulasikan dalam eksperimen Sagnac. Dan hasilnya bertolak-belakang.

Anyway, sebelum Michelson-Morley, ada juga eksperimen yang menunjukkan bumi tidak bergerak, yaitu eksperimen Airy. Sudah tahu?

kalau begitu tak perlu lah observasi langsung untuk membuktikan keberadaan Black Hole :)

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Ether bukan benda gaib. It's smallest particle. Dan yang namanya partikel, pasti punya massa. Dan dalam hal ini, massa-lah yang berkontribusi menghasilkan pusat-massa.

Jadi ingat postingan saya yang lalu-lalu. Saya dikomplain mengenai posisi bumi yang tak bergerak dari pusat tata-surya, meski ada massa matahari yang besar dan gabungan planet-planet yang posisinya berubah-ubah sepanjang waktu. Waktu itu saya sudah menjelaskan bahwa massa-massa dalam tata-surya selain bumi tidak sebanding dengan massa semesta secara keseluruhan. Remember?

Jadi seperti halnya kekekalan energi, massa juga tak bisa dihancurkan sampai tiada (dan diciptakan dari ketiadaan). Seperti halnya Anda menghancurkan batu dengan martil sehancur-hancurnya, batu itu hanya berubah bentuk menjadi kerikil, kerikil menjadi pasir, pasir menjadi debu dan seterusnya, dan seterusnya.

Dan tengoklah klaim NASA perihal komposisi massa semesta [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. Apa kata mereka?



Atom-atom hanya 4,6% dari total keseluruhan semesta. Jauh dibandingkan dengan Dark--supranatural--Matter dan Dark--supranatural--Energy. So, kalau pun ada beberapa bintang yang lenyap (benar-benar ditiadakan), takkan memberi pengaruh yang signifikan. ;D

silahkan saja anda berasumsi seperti itu. masalahnya argumen anda kontradiktif dengan argumen anda yang lain. anda sendiri yang membenarkan bahwa bukan perputaran ether yang menciptakan pusat massa. mengapa anda berubah lagi mengatakan ether menciptakan pusat massa ?

dan omong-omong soal ether, saya perlu konfirmasi, ether itu masuk ke semua planet kan? pengaruh ether juga masuk ke bumi?

dan dalam geocentrism, apakah pernyataan ini salah :

"perputaran ether tidak menciptakan pusat massa."
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Dari alQur-an dan alHadits.

ya dalam referensi agama anda pula, sebelum Tuhan menciptakan langit, air itu ada di bawah arsy. dan setelah diciptakan langit ketujuh, barulah arsy itu ditaruh di langit ketujuh. kemudian Tuhan menciptakan awan sebagai penyaring air agar Bumi tidak tenggelam. bertentangan dengan kata anda bahwa arsy itu bukan di langit ketujuh.

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Padang Mahsyar ada setelah kiamat.

ya silahkan saja anda berkeyakinan seperti itu, meski kontradiktif dengan hadits-hadits yang tempo hari saya sodorkan. bahwa padang Mahsyar ada sebelum kiamat. karena sudah ada ketika tanda-tanda kiamat muncul.

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Elemen air, kok disamain dengan bidadari (lesbian pula) yang supranatural. Jangan jauh-jauhlah. Jin dan malaikat saja yang ada di sini gak bisa dibuktikan secara sains.

siapa yang menyamai air dengan bidadari? ;D situ sendiri boleh kok menyamakan wanita dengan tulang rusuk. saya nggak pernah mempersoalkan. ;D

selama tidak ada bukti bidadari-bidadari di balik semesta tidak ada, dan mereka tidak lesbian, tidak ada alasan sains menolak klaim itu. ;D

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Masih ingat perkataan saya yang lalu perihal dua sisi koin, supranatural dan sains? Supranatural takkan bisa dijelaskan secara sains, begitu pula sebaliknya. Bila supranatural bisa dijelaskan secara sains, dia tak lagi menjadi supranatural tapi sudah menjadi sains, begitu pula sebaliknya.

Atau Anda menganggap elemen air, seperti yang kita minum itu, supranatural? ;D

memang kenapa sih kalau saya menganggap ada bidadari di balik alam semesta? ;D terus nggak boleh gitu? yang boleh mempercayai manusia naik ke langit dengan hewan mirip burung? atau wanita terbuat dari tulang rusuk pria? atau kalau saya percaya di balik alam semesta ada api jadi boleh gitu ? atas dasar apa anda mengatur-ngatur batasan keyakinan supranatural orang lain?

Kutip dari: Goen pada Januari 28, 2015, 02:47:47 PM
Note:
Saya tahu Anda tidak bermaksud menghina (SARA). Tapi, bidadari dalam agama Samawi (khususnya, Islam) adalah makhluk yang disucikan. Mereka jauh dari perbuatan tercela, seperti lesbian. Jadi, enggak perlu-lah ada tambahan seperti itu. Cukup bidadari saja. Next time, please don't do that again. :)


istilah bidadari itu dari Hindu. kemudian muslim sendiri yang mengambil istilah itu dan membikin definisi bidadari versi mereka sendiri. apakah muslim SARA ? atas dasar apa anda berhak menetapkan bidadari dalam keyakinan orang lain itu tidak boleh lesbian? kalau anda menganggapnya tercela ya itu kan dalam standar keyakinan anda sendiri dan juga sebagian orang lain. mana ada standar itu dalam keyakinan saya dan sebagian orang lain. lagian siapa juga sih yang mengklaim bidadari lesbian itu dalam keyakinan anda?

dan atas dasar apa definisi bidadari wajib memakai versi Samawi? umat anda sendiri yang mengambil istilah bidadari dari keyakinan lain kemudian dibikin definisi sendiri. kenapa anda melarang pihak lain melakukan hal yang sama? :)

sama seperti definisi Tuhan atau Malaikat atau Setan. Tuhan atau Malaikat dalam suatu agama bisa jadi Setan dalam agama lain toh ?

itu keyakinan supranatural. sama seperti agama anda. dan harus dihormati. kenapa anda boleh percaya ada manusia naik ke atas langit dengan hewan mirip burung tapi melarang orang lain percaya ada bidadari lesbian di balik alam semesta ?

BTW, patung atau berhala itu benda pengundang setan apa tidak? :)
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

nʇǝʌ∀

#102
Thread saya pindahkan ke sub-forum Pseudo-Science. baca Himbauan Moderator. saya pasang di awal next page supaya tidak cepat dilupakan. atas dasar itulah saya membuat post rangkap tiga ini.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

nʇǝʌ∀

Thread saya pindahkan ke sub-forum Pseudo-Science. baca Himbauan Moderator. saya pasang di awal next page supaya tidak cepat dilupakan. atas dasar itulah saya membuat post rangkap tiga ini...

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

nʇǝʌ∀

Thread saya pindahkan ke sub-forum Pseudo-Science. baca Himbauan Moderator. saya pasang di awal next page supaya tidak cepat dilupakan. atas dasar itulah saya membuat post rangkap tiga ini......

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!