Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 18, 2024, 08:12:30 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 51
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 28
Total: 28

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Bagaimana bisa tahu jarak di jagat raya?

Dimulai oleh Mat Dillom, Desember 21, 2009, 01:55:58 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Mat Dillom

Di kompas dot kom ada artikel tentang adanya planet yang mirip bumi di tata surya lain. Kemudian di katakan jaraknya 40an juta tahun cahaya.

Saya tidak bisa mengerti kenapa mereka bisa tahu jarak itu hanya dengan melihat melalui pandangan menggunakan teropong (Hubble). Apakah kecepatan pandangan dengan teropong melebihi kecepatan cahaya?. Jika sama dengan kecepatan cahaya, bukankah diperlukan waktu 40an juta tahun untuk menerima informasi planet tersebut.

Pertanyaan ini mungkin naif sekali, tapi ini sangat mengganggu fikiran saya. Tolong yah dijelaskan.

Pi-One

Lupa nama metode untuk pengukuran bintang ini, deviasi atau apa ya? Intinya menggunakan rumus segitiga, dengan emngetahui jarak antara 2 titik dan besar sudutnya, maka bisa diukur jaraknya.

HyawehHoshikawa

#2
kayaknya bukan itu deh...
maksudnya make sudut paralax gitu kan?
kalo make sudut itu kan untuk ngitung jarak yang deket, misalnya ke bulan, ambil 2 orang dengan posisi dibumi beda, terus suruh dia ngliat ke bulannya, dan itung sudutnya. nah kalo itu bisa, tapi kalo untuk ngliat bintang yang jaraknya 40 juta tahun cahaya...
hmm gw ngga yakin bisa pake cara ini, soalnya perbedaan sudut antara orang pertama dan kedua bakalan terlalu kecil...
{tapi emang ini cara orang jaman dulu banget sih...}

kayaknya kalo sekarang yang dipake tu pake spektrum, luminositas, magnitude... dari bintang...
hmm... gw agak lupa sama rumusnya, tapi jarak tu berbanding lurus dengan kuadrat "derajat keterangan" bintang yang dicari...
(kalo ga salah "derajat keterangan" itu luminositas deh)

tapi bisa juga pake ngitung pergerakannya di ruang angkasa... {gw ngga tau cara yang ini}
ralat: maksudnya yang ini ngga tau, yang lainnya dah lupa.. :P
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

Pi-One

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Desember 21, 2009, 08:55:53 AM
kayaknya bukan itu deh...
maksudnya make sudut paralax gitu kan?
kalo make sudut itu kan untuk ngitung jarak yang deket, misalnya ke bulan, ambil 2 orang dengan posisi dibumi beda, terus suruh dia ngliat ke bulannya, dan itung sudutnya. nah kalo itu bisa, tapi kalo untuk ngliat bintang yang jaraknya 40 juta tahun cahaya...
hmm gw ngga yakin bisa pake cara ini, soalnya perbedaan sudut antara orang pertama dan kedua bakalan terlalu kecil...
{tapi emang ini cara orang jaman dulu banget sih...}

kayaknya kalo sekarang yang dipake tu pake spektrum, luminositas dari bintang...
hmm... gw agak lupa sama rumusnya, tapi jarak tu berbanding lurus dengan kuadrat "derajat keterangan" bintang yang dicari...
(kalo ga salah "derajat keterangan" itu luminositas deh)

tapi bisa juga pake ngitung pergerakannya di ruang angkasa... {gw ngga tau cara yang ini}

benar, metode paralax. Dan setahuku metode ini bisa kok dipakai untuk mengukur jarak bintang.

HyawehHoshikawa

oh iya deng bisa,
paralaxnya bukan antar orang di bumi tapi bumi dengan matahari
tapi gw bingung kenapa cuman bisa sampe 32.6 parsecs yah?
harusnya kalo udah tau jarak dengan bintang lain kan bisa pake acuan bintang tersebut untuk menentukan jarak ke bintang yang lebih jauh lagi???
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

Pi-One

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Desember 21, 2009, 09:19:01 AM
oh iya deng bisa,
paralaxnya bukan antar orang di bumi tapi bumi dengan matahari
tapi gw bingung kenapa cuman bisa sampe 32.6 parsecs yah?
harusnya kalo udah tau jarak dengan bintang lain kan bisa pake acuan bintang tersebut untuk menentukan jarak ke bintang yang lebih jauh lagi???
Karena lebih dari itu, sudutnya sudah terlalu kecil untuk bisa diukur...

Mat Dillom

Derajat kecemerlangan?. Bukankah penjalanan di jagat raya menimbulkan banyak bias meski dalam ruang "hampa"?. Lagi pula, jika memang derajat kecemerlangan, tentu cahaya yang sampe ke mata ahli itu adalah cahaya yang dilepaskan 40 juta tahun cahaya itu donk?. Kalau buat bintang sih masuk akallah. Tapi planet? apakah cahaya pantulannya dapat bertahan sejauh itu?.

Ane malah curiga sama NASA, jangan-jangan photo mengenai banyak hal di langit adalah rekayasa aja :D.

kurapnaga

#7
Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 21, 2009, 02:23:18 PM
Derajat kecemerlangan?. Bukankah penjalanan di jagat raya menimbulkan banyak bias meski dalam ruang "hampa"?. Lagi pula, jika memang derajat kecemerlangan, tentu cahaya yang sampe ke mata ahli itu adalah cahaya yang dilepaskan 40 juta tahun cahaya itu donk?. Kalau buat bintang sih masuk akallah. Tapi planet? apakah cahaya pantulannya dapat bertahan sejauh itu?.

maksudnya cahaya pantulan bertahan apa?

ketika kita lihat matahari sekarang, yg kita lihat bukanlah matahari sekarang

tapi matahari yg s/c detik yg lalu

karena cahaya membutuhkan waktu tuk merambat

KutipAne malah curiga sama NASA, jangan-jangan photo mengenai banyak hal di langit adalah rekayasa aja :D.

maksudnya yg mana?

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Desember 21, 2009, 08:55:53 AM
kayaknya bukan itu deh...
maksudnya make sudut paralax gitu kan?
kalo make sudut itu kan untuk ngitung jarak yang deket, misalnya ke bulan, ambil 2 orang dengan posisi dibumi beda, terus suruh dia ngliat ke bulannya, dan itung sudutnya. nah kalo itu bisa, tapi kalo untuk ngliat bintang yang jaraknya 40 juta tahun cahaya...
hmm gw ngga yakin bisa pake cara ini, soalnya perbedaan sudut antara orang pertama dan kedua bakalan terlalu kecil...
{tapi emang ini cara orang jaman dulu banget sih...}

kayaknya kalo sekarang yang dipake tu pake spektrum, luminositas, magnitude... dari bintang...
hmm... gw agak lupa sama rumusnya, tapi jarak tu berbanding lurus dengan kuadrat "derajat keterangan" bintang yang dicari...
(kalo ga salah "derajat keterangan" itu luminositas deh)

tapi bisa juga pake ngitung pergerakannya di ruang angkasa... {gw ngga tau cara yang ini}
ralat: maksudnya yang ini ngga tau, yang lainnya dah lupa.. :P

betul, itu cara cepatnya

errornya tentu cukup besar, tapi tidak masalah

bisa dikoreksi lagi dengan menggunakan jarak yg sudah kita ketahui, misal jarak bumi-bulan sebagai patokan koreksi

jarak bumi-bulan sudah diketahui dan derajat ketepatannya sudah baik karena disana ada alat reflextor sinar


Mat Dillom

Kutip
maksudnya cahaya pantulan bertahan apa?
ketika kita lihat matahari sekarang, yg kita lihat bukanlah matahari sekarang
tapi matahari yg s/c detik yg lalu
karena cahaya membutuhkan waktu tuk merambat

Maksudnya cahaya dari planet yang dikatakan jaraknya 40an juta tahun itu. Apa cahaya pantulan dari bintangnya bisa mencapai bumi?

Kutip
maksudnya yg mana?
semua produk nasa yang ilmuwan negara lain tidak bisa mengetahui karena tidak ada akses langsung ke hubble.


Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 25, 2009, 04:33:54 PM
Maksudnya cahaya dari planet yang dikatakan jaraknya 40an juta tahun itu. Apa cahaya pantulan dari bintangnya bisa mencapai bumi?
Secara teknis tentu saja bisa.

Tapi umumnya pengamatan keberadaan planet di sistem bintang lain bukan dengan cara mengamati planet secara langsung, tapi dengan mengamati perubahan kecemerlangan bintang (yang seakan terhalang satu objek yang diduga mengorbit padanya)

kurapnaga

Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 25, 2009, 04:33:54 PM
Maksudnya cahaya dari planet yang dikatakan jaraknya 40an juta tahun itu. Apa cahaya pantulan dari bintangnya bisa mencapai bumi?

why not

Kutipsemua produk nasa yang ilmuwan negara lain tidak bisa mengetahui karena tidak ada akses langsung ke hubble.

wah klo gitu mah negara lain tinggal duduk manis, trus minta laporan kegiatan nasa

sedangkan as repot sendiri nyediain duit n nyari orang kompeten

memang idealnya ilmu pengetahuan itu milik seluruh umat manusia

tapi sifat manusia yg tidak bisa mencapai ideal itu

si anak gajah

pernah denger, metode paralax memang dipakai untuk mengukur bintang yang dekat...
untuk yang jauh pake bintang variabel Cepheid, tapi penjelasannya kurang tahu, saya bukan astrophysician...
coba cari infonya di
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[move]Keep Moving Forward!!![/move]

BugsBuster

kalau galaksi menggunakan metode red-shirft, yaitu semakin jauh jarak suatu galaksi, maka semakin merah warnanya
[move]That's one small step for a man, one giant leap for mankind"[/move]

Scorpion

bguslah di forum ini konsepnya dah pada tahu

Bernando

Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 25, 2009, 04:33:54 PM
Kutip
maksudnya cahaya pantulan bertahan apa?
ketika kita lihat matahari sekarang, yg kita lihat bukanlah matahari sekarang
tapi matahari yg s/c detik yg lalu
karena cahaya membutuhkan waktu tuk merambat
Maksudnya cahaya dari planet yang dikatakan jaraknya 40an juta tahun itu. Apa cahaya pantulan dari bintangnya bisa mencapai bumi?

bisa tetapi cahaya yang nyampe ke bumi itu adalah cahaya 40an juta tahun yang lalu...bisa2 aja ketika kita lihat cahayanya itu bintang atau planetnya sudah tidak ada...;D

btw gmana sih mereka tau planet itu mirip bumi?
kalo gak salah dulu pernah baca di kompas untuk mengetahuinya menggunakan derajat kewarnaan pengamatan...tapi saya masih bingung?;D
Be the sustainable learner, because life is learning...