Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 06:14:27 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 2
Guests: 91
Total: 93

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion

Dimulai oleh ytridyrevsielixetuls, Januari 30, 2015, 01:41:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ytridyrevsielixetuls

#15
saya malah berasumsi bahwa ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. dan semakin jauh kita dari benda-benda langit maka semakin mendekati kehampaan. untuk berpindah dari satu benda langit ke benda langit yang lain, diperlukan medium. dan medium tsb muncul dari massa yang berotasi dan berevolusi. jadi tata-surya ini pada dasarnya tidak vakum absolut karena medium tsb ada dimana-mana karena tata-surya adalah tempat massa-massa berputar dalam sistem berputar. tapi cahaya tidak perlu medium itu untuk merambat dari sebuah benda langit ke benda langit lain meski harus melewati vakum (misal menyeberangi galaksi).

saya berasumsi kalau anda meninggalkan tata-surya bahkan meninggalkan bima-sakti, anda akan makin mendekati vakum. densitas medium tersebut lebih tipis sehingga anda akan lebih kesulitan bergerak. contohnya kasus Pioneer Anomaly. dimana dua wahana Pioneer 10 dan 11 melambat dan memanas setelah keluar dari tata-surya. menurut saya karena densitas medium tsb lebih tipis daripada di dalam tata-surya.

plus, saya berasumsi alam semesta akan lebih terang. karena semakin renggang jarak antar galaksi-galaksi yang saling menjauh, maka akan lebih banyak ruang untuk sumbu-sumbu putar baru yang akan menghasilkan galaksi, bintang, planet, baru. meski sudah banyak bintang dan galaksi yang lenyap, tapi partikel-partikel di luar angkasa kan bisa menciptakan pembakaran sendiri. mau itu partikel bekas bintang meledak atau partikel lainnya. atau bahkan sumbu putar bisa muncul dari kehampaan. belakangan saya mulai percaya ada sumbu putar yang merupakan kebalikannya dari Lubang Hitam. jadi sumbu putar tsb pada dasarnya Lubang Putih yang memuntahkan materi. CUMA ASUMSI SAYA LHO.

kira-kira masuk akal nggak nih ?

....Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot ---> Lubang Putih ---> Materi Dimuntahkan ---> Terbentuk Galaksi, Bintang, Planet, dll ---> Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot....

dan seterusnya.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AM
saya malah berasumsi bahwa ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. dan semakin jauh kita dari benda-benda langit maka semakin mendekati kehampaan. untuk berpindah dari satu benda langit ke benda langit yang lain, diperlukan medium. dan medium tsb muncul dari massa yang berotasi dan berevolusi. jadi tata-surya ini pada dasarnya tidak vakum absolut karena medium tsb ada dimana-mana karena tata-surya adalah tempat massa-massa berputar dalam sistem berputar. tapi cahaya tidak perlu medium itu untuk merambat dari sebuah benda langit ke benda langit lain meski harus melewati vakum (misal menyeberangi galaksi).
Memang, makin jauh dari sistem bintang, makin vakum pula ruang angkasa di sana, meski tidak ada yang benar-benar vakum. Tapi gak ngerti soal medium yang muncul dari massa yang berotasi.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AMsaya berasumsi kalau anda meninggalkan tata-surya bahkan meninggalkan bima-sakti, anda akan makin mendekati vakum. densitas medium tersebut lebih tipis sehingga anda akan lebih kesulitan bergerak. contohnya kasus Pioneer Anomaly. dimana dua wahana Pioneer 10 dan 11 melambat dan memanas setelah keluar dari tata-surya. menurut saya karena densitas medium tsb lebih tipis daripada di dalam tata-surya.
Pioneer anomaly?
Ada banyak penjelasan lain soal itu, misal thermal recoil force.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AMplus, saya berasumsi alam semesta akan lebih terang. karena semakin renggang jarak antar galaksi-galaksi yang saling menjauh, maka akan lebih banyak ruang untuk sumbu-sumbu putar baru yang akan menghasilkan galaksi, bintang, planet, baru.
Dasar asumsinya apa, kalau sumbu putar baru ini menghasilkan bintang dsb?

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AM....Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot ---> Lubang Putih ---> Materi Dimuntahkan ---> Terbentuk Galaksi, Bintang, Planet, dll ---> Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot....
White hole masih berstatus hipotesis yang belum punya pembuktian.

Sandy_dkk

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls
betul. makanya pertanyaan ini masih belum ketahuan jawabannya :

Kelereng di dalam toples.
Topless di dalam kamar.
Kamar di dalam rumah.
Rumah di dalam planet Bumi.
Planet Bumi di dalam ruang angkasa.
Ruang angkasa di dalam...?

saya pikir sama saja. karena mereka membutuhkan sesuatu yang lebih luas. selama itu 3 dimensi kita selalu butuh "ruang pembungkus"-nya.

ya, konsep yang saya kemukakan memang terhenti pada ketakterhinggaan. maksudnya jika kita terus berpikir mengenai itu, pikiran tak akan pernah berhenti, selalu ada yang lebih besar, tak berhingga besarnya. para kreasionis mungkin akan bertepuk tangan karena banyak yang meyakini sesuatu yang tak berhingga itulah Tuhan, Maha Besar!



Kutip
kalau alam semesta itu seperti tesseract biru tsb, atau berbentuk lain macam terompet, eklips, bulat, dan sebagainya maka tetap saja kita menganggap ada tepinya karena mereka bangun 3 dimensi. artinya harus ada ruang lagi yang "membungkus" alam semesta. diperlukan ruang yang lebih besar ukurannya. bahkan kalau kita katakan alam semesta itu datar, maka harus ada ruang atau objek yang menjadi wadah atau tempat ditaruhnya alam semesta datar ini. model tesseract biru tersebut tetaplah bangun 3 dimensi. coba anda pikir, sampai berapa lapis alam semesta kita kalau memang seperti itu konsepnya ?

jadi memang bukan masalah ketemu tidak atau ketemu tepinya. melainkan eksis atau tidak eksis tepinya.

itu bukan tessrract, tapi hypercube, yaitu proyeksi tesseract pada 3 dimensi. hypercube sebagai proyeksi memang 3 dimensi, tapi tesseract adalah benda 4 dimensi yang mustahil bisa dilihat secara utuh oleh manusia. bahkan mustahil bisa dibuat manusia, jadi tesseract hanya ada dalam konsep saja.
lagipula gambar proyeksi diatas bukan untuk menunjukkan bentuk alam semesta.



Kutip
makanya saya berasumsi alam semesta ini tidak ada tepinya. tapi massa-massa yang ada di alam semesta ini seperti planet dan bintang itu 3 dimensi.

ruang 3 dimensi tak bertepi yang memiliki luasan tak hingga ya?
jika seperti ini, maka ruang dengan dimensi yang lebih tinggi memang tidak diperlukan lagi.
walaupun tetap ada ketakterhinggaan.



Kutip
atau lebih tepatnya, tesseract itu sendiri yang menjadi inspirasi bagi film Interstelar. tapi bro, bikin film kan butuh waktu lama. itu waktu rilis perdananya yang anda cantumkan. jadi sepertinya ide film itu sudah muncul duluan sebelum thread anda. sebenarnya kata tesseract sendiri sepertinya saya pernah dengar jauh sebelum sekarang. kalau nggak salah itu salah satu animasi dalam Windows yang muncul ketika komputernya lagi idle (Screen Saver).

saya sendiri juga tidak tahu sejak kapan istilah dan konsep tesseract muncul, agak jarang baca sejarah, hehe.

Pi-One

#18
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 01:43:35 AMsingkatnya, mereka kan lagi mencari tahu, apa sih bentuk atau jenis energi yang selama ini mereka sebut dark energy dan dark matter.
Toh intinya, yang mereka cari adalah apa dan bagaimana dark matter dan dark energy yang muncul secara matematis tadi. Dan tidak banyak yang kita ketahui, bisa dibilang hampir gak ada.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 01:43:35 AMapakah itu berarti semakin jauh kita menyusuri ruang angkasa, kita akan sampai ke planet Bumi kembali ? atau hanya analoginya saja yang susah digambarkan ?
Teknisnya.
Meski dalam kasus ini, karena ekspansi alam semesta yang dipercepat, kita hanya akan menjalani perjalanan tanpa akhir (karena kemustahilan menembus kecepatan cahaya, sedang pengembangan melebihi kecepatan cahaya.

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 11:41:07 PM
barusan saya cek di wikipedia, ternyata film interstellar rilis perdana baru pada tanggal 26 oktober 2014. padahal di forum sebelah saya sudah menulis tentang tesseract pada tanggal 6 september 2014 pukul 12.59.33 , ini link-nya: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. jadi tidak benar bahwa konsep tesseract diperkenalkan oleh film interstellar, karena konsep tesseract sudah lebih lama ada pada matematika geometri.
Maaf jika sudah bikin salah paham.
Istilah terrasect adalah istilah matematika yang sudah lama ada. Maksudnya istilahnya diperkenalkan kepada masyarakat awam yang sebelumnya mungkin bahkan gak pernah dengar :)

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 12:00:44 PM
Memang, makin jauh dari sistem bintang, makin vakum pula ruang angkasa di sana, meski tidak ada yang benar-benar vakum. Tapi gak ngerti soal medium yang muncul dari massa yang berotasi.

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Pioneer anomaly?
Ada banyak penjelasan lain soal itu, misal thermal recoil force.

iya sih. masih banyak analisa dan solusi lain. saya sendiri masih berasumsi. saya sendiri masih belum membaca secara detail analisa dan solusi tersebut. dan masih belum melihat point kenapa anomali itu terjadi ketika Pioneer keluar dari tata-surya.

para ilmuwan sendiri masih belum tahu mengapa alam semesta bisa dipercepat pengembangannya tapi keseimbangan orbit tetap terjaga. mungkin saja dark energy/matter bisa dijelaskan secara sederhana dengan efek Casimir. sepertinya eksperimen itu mengindikasikan fluktuasi vakum. atau menjelaskan mengapa energi dari massa yang dipancarkan bisa lebih banyak dari perhitungan ilmuwan. dan mungkin saja itu yang menyebabkan tersebarnya medium tersebut di dalam sistem berputar.

CMIIW

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Dasar asumsinya apa, kalau sumbu putar baru ini menghasilkan bintang dsb?

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
White hole masih berstatus hipotesis yang belum punya pembuktian.

bukankah planet, bintang, dan galaksi itu berputar pada porosnya ? jadi awal terbentuknya dan berputarnya sebuah benda langit kan harus ada sumbu putar dulu yang mengumpulkan partikel atau materi di sekitarnya sehingga terbentuk bintang, dsb. atau mungkin saja sumbu putar bisa muncul sendiri di ruang hampa. kalau tidak, bagaimana menjelaskan kenapa benda-benda langit itu berotasi. kalau mau ditelusuri kita akan temukan bintang dan galaksi juga berotasi. artinya harus ada sumbu putar awal untuk menciptakan suatu sistem berputar.

CMIIW

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Meski dalam kasus ini, karena ekspansi alam semesta yang dipercepat, kita hanya akan menjalani perjalanan tanpa akhir (karena kemustahilan menembus kecepatan cahaya, sedang pengembangan melebihi kecepatan cahaya.

kalau boleh tahu pendapat anda, tepi alam semesta itu eksis atau tidak?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 03, 2015, 08:17:21 PM
ruang 3 dimensi tak bertepi yang memiliki luasan tak hingga ya?
jika seperti ini, maka ruang dengan dimensi yang lebih tinggi memang tidak diperlukan lagi.
walaupun tetap ada ketakterhinggaan.

iya. itu cuma analisa saja. setelah keluar angkasa tidak ada lagi ruang yang membungkusnya. ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. tidak bertepi. tidak berlantai dan tidak berlangit. absolute vaccum. dengan demikian tidak ada yang di tengah dan di pinggir alam semesta. segala yang eksis itu ada di dalam sistem berputar dan sekitarnya (seperti tata-surya atau galaksi). di situlah ada massa. semakin jauh dari sistem berputar, maka semakin mendekati vakum. atau mendekati ketiadaan. tidak ada yang bisa melewati kehampaan total kecuali cahaya. kecuali kalau kehampaan itu berupa "inflasi" (seperti lubang hitam). cahaya juga bisa tertarik.

adapun lubang hitam itu pada dasarnya adalah alam semesta yang lecek seperti ada yang mencubit dan menariknya dengan bentuk cubitan seperti pusaran. tapi sumber cubitannya dari dalem dimensi lain (susah dijelaskan sih jadi terpaksa pakai analogi itu  :D). jadi saya pikir tidak salah juga kalau gravitasi versi Einstein dipakai (lengkungan ruang-waktu) untuk menggambarkan lubang hitam. cuma untuk kasus macam benda-benda jatuh ke tanah dan pesawat bisa terbang saya lebih setuju gravitasi Newton. jadi Einstein dan Newton sama-sama bener.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

saya jadi penasaran kenapa teleskop bisa melihat gambar galaksi ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya dengan jernih tanpa gangguan penglihatan seperti blur atau semacamnya. padahal atmosfer Bumi saja sudah cukup mengganggu sehingga teleskop pun harus diterbangkan ke luar angkasa. bukti bahwa pengaturan lensa dan penyinaran saja tidak cukup. apakah cahaya dari galaksi jauh melewati vakum absolut sehingga bisa teramat jelas oleh pengamat?

saya masih tidak mengerti betul kenapa gelombang elektromagnetik dari cahaya dari galaksi nun-jauh disana tidak tercecer oleh rintangan-rintangan sepanjang perjalanan menuju ke sini. itu nggak main-main jaraknya. ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya! padahal atmosfer bumi aja bisa kok mempendarkan cahaya matahari "deket" sini.

dan apa jadinya kalau kita bisa melampaui kecepatan cahaya dan sampai ke galaksi jauh sana? apakah kita tiba disana dalam keadaan yang sama ketika teramati dari sini? kalo iya berarti kita menuju masa lampau dan bisa ketemu dinosaurus ;D. kalau tidak berarti pas kesana kita malah ketemu ruang hampa nan gelap karena galaksinya sudah kiamat. ;D
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMpara ilmuwan sendiri masih belum tahu mengapa alam semesta bisa dipercepat pengembangannya tapi keseimbangan orbit tetap terjaga.
Orbit obyek langit?
Itu karena ada gravitasi.
Itu pula alasan galaksi-galaksi dari kluster yagn sama tidak menjauh sedang galaksi dari kluster berbeda menjauh.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMbukankah planet, bintang, dan galaksi itu berputar pada porosnya ? jadi awal terbentuknya dan berputarnya sebuah benda langit kan harus ada sumbu putar dulu yang mengumpulkan partikel atau materi di sekitarnya sehingga terbentuk bintang, dsb. atau mungkin saja sumbu putar bisa muncul sendiri di ruang hampa. kalau tidak, bagaimana menjelaskan kenapa benda-benda langit itu berotasi. kalau mau ditelusuri kita akan temukan bintang dan galaksi juga berotasi. artinya harus ada sumbu putar awal untuk menciptakan suatu sistem berputar.
Perputaran terjadi sebagai efek dari proses pembentukan.
Planet dan bintang terbentuk dari kabut debu dan gas yang berkumpul dan berputar, menyatu.\
Bukannya tidak apa-apa yang berputar lalu materi di sektiar terkumpul.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMkalau boleh tahu pendapat anda, tepi alam semesta itu eksis atau tidak?
Tepi dalam batasan seperti tepi ruang, tidak.

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:27:27 AM
saya jadi penasaran kenapa teleskop bisa melihat gambar galaksi ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya dengan jernih tanpa gangguan penglihatan seperti blur atau semacamnya. padahal atmosfer Bumi saja sudah cukup mengganggu sehingga teleskop pun harus diterbangkan ke luar angkasa. bukti bahwa pengaturan lensa dan penyinaran saja tidak cukup. apakah cahaya dari galaksi jauh melewati vakum absolut sehingga bisa teramat jelas oleh pengamat?

saya masih tidak mengerti betul kenapa gelombang elektromagnetik dari cahaya dari galaksi nun-jauh disana tidak tercecer oleh rintangan-rintangan sepanjang perjalanan menuju ke sini. itu nggak main-main jaraknya. ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya! padahal atmosfer bumi aja bisa kok mempendarkan cahaya matahari "deket" sini.

dan apa jadinya kalau kita bisa melampaui kecepatan cahaya dan sampai ke galaksi jauh sana? apakah kita tiba disana dalam keadaan yang sama ketika teramati dari sini? kalo iya berarti kita menuju masa lampau dan bisa ketemu dinosaurus ;D. kalau tidak berarti pas kesana kita malah ketemu ruang hampa nan gelap karena galaksinya sudah kiamat. ;D
Coba cari penjelasan via google, kenapa teleskop hubble bisa mengambil citra jelas dari galaksi dan nebula yagn jauh, sedang citra dari planet pluto yang lebih dekat malah gak jelas.

Sandy_dkk

sebenarnya mana sih yang benar:

apakah distant galaxy menjauh karena alam semesta mengembang?
atau,
apakah alam semesta mengembang karena distant galaxy menjauh?

ytridyrevsielixetuls

yang ada cuma asumsi. dengan mengamati cahaya-cahaya di distant galaxies bergerak ke redshift, maka diambil kesimpulan alam semesta mengembang. tapi inti pertanyaannya mungkin siapa yang jadi penyebab dan siapa yang jadi akibat. mungkin begitu ya?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 10, 2015, 02:55:39 AM
sebenarnya mana sih yang benar:

apakah distant galaxy menjauh karena alam semesta mengembang?
atau,
apakah alam semesta mengembang karena distant galaxy menjauh?
Galaksi-galaksi yang jauh (dari kluster berbeda) saling menjauh karena alam semesta mengembang.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 10, 2015, 04:25:49 AM
yang ada cuma asumsi. dengan mengamati cahaya-cahaya di distant galaxies bergerak ke redshift, maka diambil kesimpulan alam semesta mengembang. tapi inti pertanyaannya mungkin siapa yang jadi penyebab dan siapa yang jadi akibat. mungkin begitu ya?
Alam semesta mengambang itu fakta.
Penyebab alam semesta mengembang yang merupakan hipotesa.

*Tapi fakta ilmiah juga bukan sesuatu yang tak bisa berubah.

nʇǝʌ∀

saya lihat di thread lama, big bang itu berawal dari titik kecil terkompresi alias limit nol tapi kok bisa nyasar ke persoalan ada garis lurus atau tidak. apa hubungannya?

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

__________

saya liat2 juga ky gitu. Pi-One debat sama member2 lain tentang Big Bang. jadi big bang itu bukan ledakan. dan berasal dari titik kecil terkompresi. tapi kalau hukum kekekalan energi tidak dilanggar, berarti titik tersebut mengandung energi yang setara dengan energi seluruh massa alam semesta sekarang ??

Pi-One

Kutip dari: __________ pada Februari 11, 2015, 09:50:22 AM
saya liat2 juga ky gitu. Pi-One debat sama member2 lain tentang Big Bang. jadi big bang itu bukan ledakan. dan berasal dari titik kecil terkompresi. tapi kalau hukum kekekalan energi tidak dilanggar, berarti titik tersebut mengandung energi yang setara dengan energi seluruh massa alam semesta sekarang ??
Big bang tidak pernah bicara soal ketiadaan mutlak.
Tidak bicara soal penciptaan singularitas.
Big bang adalah pengembangan, bukan penciptaan dalam artian tercipta dari ketiadaan.

Jadi big bang gak bisa dipakai untuk menyanggah hukum kekekalan energi.