Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:39:46 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 123
Total: 124

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Pengembangan jagad raya?

Dimulai oleh N E R R O, November 04, 2007, 09:32:44 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

N E R R O

Ada yang tau mengapa jagad raya ini dapat makin lama makin melebar?apa karena gaya tarik antara masing-masing galaksi menurun ato gimana?
???
*Link Removed*

peregrin

 ??? masa jagad raya mengembang  ??? itu bukan krn teknologi yg makin canggih sehingga kita skr tahu bahwa jagad raya lebih luas dari yg kita duga 500 th yg lalu  ???
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

peregrin

#2
oh iya bener  ;D saya salah ngerti ternyata  :-[

ini beberapa situs tentang "expanding universe":
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

bentar baca dulu yah  ;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

rudiman

ini saya kutip dari [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Selama berabad-abad, para astronom berusaha menemukan jawaban tentang pembentukan alam semesta. Salah satu model alam semesta yang pernah dicetuskan para ahli adalah Model Alam Semesta Berosilasi. Menurut model ini, pengembangan alam semesta saat ini akan berbalik pada suatu waktu menjadi pengerutan. Pengerutan ini menyebabkan segala sesuatu runtuh menjadi satu titik tunggal yang selanjutnya meledak lagi dan memulai pengembangan baru. Siklus ini akan berulang dalam waktu tak terbatas. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya dan mengalami siklus mengembang-runtuh berulang-ulang. Namun, hasil riset selama 15-20 tahun menunjukkan alam semesta berosilasi tidak mungkin terjadi. Hukum fisika tidak dapat menerangkan mengapa alam semesta yang mengerut dan runtuh dalam satu titik tunggal harus mengembang lagi atau bahkan lebih jauh, mengapa alam semesta yang mengembang harus mengerut lagi.

Model yang kedua adalah Model Alam Semesta Kuantum. Pendukung model ini mendasarkannya pada pengamatan fisika kuantum. Dalam fisika kuantum, diamati bahwa partikel-partikel subatomik muncul dan menghilang secara spontan dalam ruang hampa. Pembentukan alam semesta dianalogikan seperti itu, alam semesta dianggap sebagai partikel subatomik di dalam partikel yang lebih besar. Artinya, alam semesta berkelakuan sama seperti partikel subatomik yang muncul spontan dari ketiadaan. Model ini kurang dapat diterima karena dalam fisika kuantum yang dimaksud ruang hampa adalah lautan partikel yang terus-menerus terbentuk dan hilang, energi lingkungan tiba-tiba menjadi materi dan tiba-tiba menghilang menjadi energi lagi. Hal tersebut bukan ketiadaan, jadi tidak ada kondisi keberadaan dari ketiadaan seperti yang tersirat dalam model ini.

Model yang ketiga adalah Model Dentuman Besar (Big Bang). Kita pasti pernah mempelajarinya di smp ;) Menurut model ini, pada suatu saat, semua materi di dalam alam semesta terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai volume nol karena gaya gravitasinya sangat besar. Alam semesta yang ada sekarang muncul dari ledakan massa yang mempunyai volume nol tersebut. Ledakan itulah yang dikenal dengan “Big Bang”. Model Big Bang mulai dirintis sejak ditemukannya perhitungan oleh Alexandra Friedman, seorang ahli fisika Rusia, pada tahun 1922, yang menunjukkan ketidakstatisan struktur alam semesta dan impuls kecil pun mungkin cukup menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein.

Astronom Belgia, George Lemaitre, adalah orang pertama yang menyadari arti perhitungan tersebut. Menurutnya, alam semesta mempunyai permulaan dan pengembangannya akibat sesuatu yang telah memicunya. Kemudian, pada tahun 1929, astronom Amerika, Edwin Hubble, menemukan bahwa cahaya bintang-bintang bergeser ke arah ujung merah spektrum dan pergeseran tersebut berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Artinya, bintang-bintang itu bergerak menjauh dari bumi. Selain itu, ia juga menemukan bahwa bintang-bintang saling menjauh satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan dari temuannya adalah alam semesta konstan mengembang.

Bukti selanjutnya yang mendukung model Big Bang adalah ditemukannya radiasi latar belakang kosmik oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965. Ditemukannya radiasi ini semakin menguatkan kebenaran model Dentuman Besar karena jika alam semesta memang terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah radiasi yang ditinggalkan akibat ledakan tersebut. Radiasi itu harus bisa dideteksi dan harus sama di seluruh alam semesta. Radiasi latar belakang kosmik yang berhasil diamati kedua peneliti tersebut berbeda dengan radiasi lain karena seragam dan tersebar merata di alam semesta. Selanjutnya pada tahun 1989, George Smoot dan tim NASA meluncurkaan satelit dengan instrumen COBE (Cosmic Background Emission Explorer). Hanya dibutuhkan waktu delapan menit untuk mendeteksi tingkat radiasi yang diamati Penzias dan Wilson.

Bukti lainnya adalah jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta. Pengamatan menunjukkan bahwa jumlah hidrogen dan helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis bila Dentuman Besar terjadi. Seiring dengan perkembangan model ini, muncul dua pertanyaan, Apa yang sudah ada sebelum Dentuman Besar terjadi ? dan Kekuatan apa yang telah menyebabkan Dentuman Besar hinggal memunculkan alam semesta yang tidak ada sebelumnya? Jawaban dari pertanyaan itu tidak sulit. Tuhan Yang Maha Tunggal, Allah SWT, yang telah ada sebelumnya dan menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya.

Menurut model Big Bang, setelah ledakan besar terjadi, gaya-gaya yang menopang dan mengatur alam semesta ini harus tepat karena kalau tidak, alam semesta tidak akan terbentuk. Dalam fisika modern disebutkan ada empat gaya dasar yang mengatur struktur dan gerakan dalam alam semesta, yaitu: 1. Gaya nuklir kuat (strong force): 15, 2. Gaya nuklir lemah (weak force): 7,03 x 10-3, 3. Gaya elektromagnetik: 3,05 x 10-12, 4. Gaya gravitasi: 5,90 x 10-39.

Di antara keempat gaya tersebut, gaya yang paling kuat adalah gaya nuklir kuat dan yang paling lemah adalah gaya gravitasi dengan perbandingan keduanya sekitar 25x1038 . Menurut ahli biologi molekuler Michael Denton, jika gaya gravitasi satu triliun kali lebih kuat, maka alam semesta jauh lebih kecil dan masa hidupnya lebih singkat, sebuah bintang memiliki masa hidup sekitar setahun. Jika gaya gravitasi kurang kuat, tidak ada bintang atau galaksi yang pernah terbentuk. Di sisi lain, jika gaya nuklir kuat sedikit lebih lemah, satu-satunya unsur yang akan stabil hanya hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Namun, jika lebih kuat sedikit, maka inti atom yang terdiri dari dua proton menjadi yang paling stabil di alam semesta, tidak ada hidrogen, dan jika ada bintang atau galaksi yang terbentuk, maka akan sangat berbeda dengan yang sekarang. Kesimpulannya, alam semesta ini diatur dengan sempurna dan seimbang. Dan hanya Sang Pencipta yang dapat merancang dan mengatur keseimbangan alam semesta yang rumit ini ;)

Sumber: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

superstring39

kalo kita bikin kue kismis kan dipanggang. saat di panggang kuenya mengembang trus jarak antar kismisnya makin jauh. kalo udah mateng terus diangkat (saat pengembangannya berhenti) trus dimakan deh (hmm... enak :P) kalo dah abis bikin lagi yang baru. itulah analoginya dengan semesta kita. ;D

Sharouk

Lubang Hitam  VS  Lubang Putih

Lubang hitam adalah kematian jasad alam manakala lubang putih pula ialah kelahiran jasad alam.
       
Maka jasad alam yang mati tidaklah sbenarnya mati tapi akan lahir semula. Manakala setiap letusan pula akan melahirkan nebula planet yang baru lantas akan membiakkan gugusan alam baru hingga infiniti.


peregrin

Kutip dari: superstring39 pada November 26, 2007, 09:44:43 AM
kalo kita bikin kue kismis kan dipanggang. saat di panggang kuenya mengembang trus jarak antar kismisnya makin jauh. kalo udah mateng terus diangkat (saat pengembangannya berhenti) trus dimakan deh (hmm... enak :P) kalo dah abis bikin lagi yang baru. itulah analoginya dengan semesta kita. ;D

biasanya analoginya kan pake balon ... pake kue kismis keknya lebih enak  ;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

rawWARus

KLO JAGAT RAYA MENGEMBANG,OTOMATIS KECEPATAN PUTAR / ROTASI DAN REVOLUSINYA JG TAMBAH CEPET Y?
KLO GITU TERJADI RELATIVITAS WAKTU DONK...JADI WAKTU ALAM SEMESTA BERUBAH TAPI KITA YG ADA DIDALAMNYA TIDAK MERASAKAN PERUBAHAN WAKTU TSB? BENER G?
KAN WAKTU BUMI TJD KARENA ROTASI DAN REVOLUSI BUMI?
KENAPA JG TDK KECEPATAN ROTASI BUMI DAN REVOLUSI BUMI YG MENJADI PATOKAN ADANYA RELATIVITAS WAKTU DMN WAKTU DIPENGARUHI KECEPATAN?KENAPA PAKE KECEPATAN CAHAYA ?
JAWAB DONK SAPA AJA YG BISA CANGGIH DEH
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

astronomsableng

Kutip dari: N E R R O pada November 04, 2007, 09:32:44 PM
Ada yang tau mengapa jagad raya ini dapat makin lama makin melebar?apa karena gaya tarik antara masing-masing galaksi menurun ato gimana?
???

Bayangkan alam semesta sifatnya homogen dan isotropik (serba sama dilihat ke segala arah dan juga di mana-mana), kita bisa hitung gimana gerak sembarang partikel di bawah pengaruh potensial objek2 di sekitarnya.

Solusinya adalah...sebuah alam semesta di mana partikel2nya bergerak saling menjauh menurut kerangka acuannya masing-masing.

Artinya...di manapun kita berada, seluruh partikel2 lain akan nampak bergerak menjauhi kita seolah2 kita menderita bau badan yang luar biasa.

Adanya ekspansi ruang ini sudah dikonfirmasi oleh pengamatan (misalnya) Edwin Hubble pada tahun 1929.

peregrin

Kutip dari: astronomsableng pada Januari 22, 2008, 02:58:57 AM
Bayangkan alam semesta sifatnya homogen dan isotropik (serba sama dilihat ke segala arah dan juga di mana-mana), kita bisa hitung gimana gerak sembarang partikel di bawah pengaruh potensial objek2 di sekitarnya.

Solusinya adalah...sebuah alam semesta di mana partikel2nya bergerak saling menjauh menurut kerangka acuannya masing-masing.

Artinya...di manapun kita berada, seluruh partikel2 lain akan nampak bergerak menjauhi kita seolah2 kita menderita bau badan yang luar biasa.

Adanya ekspansi ruang ini sudah dikonfirmasi oleh pengamatan (misalnya) Edwin Hubble pada tahun 1929.

duh, saya awam soal ini, jadi susah membayangkannya. Kalau alam semesta terus menerus mengembang tanpa batas, akhirnya gimana yah? dan konsep ruang jadi ga penting lagi dong, wong tanpa batas?  ??? ???
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

astronomsableng

Ekspansi alam semesta ini diamati oleh semua titik di alam semesta loh, bukan hanya kita yang mengamatinya, tapi andaikan kita pindah ke tempat lain, misalnya ke galaksi lain, maka kita juga akan mengamati semua objek juga bergerak menjauh.

Pengembangan alam semesta, apakah akan berhenti atau mengembang terus, tergantung dari kerapatan total alam semesta. Kalau massa total alam semesta lebih kecil suatu massa kritis, maka ia akan mengembang terus tanpa henti. Kalau lebih tinggi, akan kolaps menuju suatu peristiwa yang namanya <a href="[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]">big crunch</a>. Kalau mendekati atau sama dengan massa kritis tersebut, akan pengembangannya akan semakin melambat.

Pengamatan kontemporer menunjukkan bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tapi pengembangannya juga dipercepat. Ini membuat astronom kalang kabut dan mencoba mencari penjelasan. Akhirnya yang dijadikan penjelasan adalah "energi gelap" yang hingga saat ini masih misterius.

Kalau mau tau "energi gelap" <i><a href="[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]">(dark energy)</a></i> itu apa, jangan tanya saya karena sejauh ini belum ada yang tahu apakah itu, hehehehe...


astronomsableng

Kutip dari: peregrin pada Januari 22, 2008, 04:33:44 PM
duh, saya awam soal ini, jadi susah membayangkannya. Kalau alam semesta terus menerus mengembang tanpa batas, akhirnya gimana yah? dan konsep ruang jadi ga penting lagi dong, wong tanpa batas?  ??? ???

Wah nasib alam semesta di masa depan masih enggak pasti, karena nasibnya tergantung juga pada "energi gelap" yang masih misterius ini. Kalau alam semesta mengembang terus, maka nantinya alam semesta akan terlalu dingin untuk bisa memiliki kehidupan, setiap partikel akan meluruh. Kalau ada energi gelap ini, nasibnya bisa beda. Karena ekspansi alam semesta semakin dipercepat maka partikel bisa dibongkar. Gravitasi gak akan sanggup mengikat galaksi, tata surya, dan planet2 bersama-sama, dan atom2 akan hancur. Seram toh...

<a href="[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]">Tentang nasib akhir alam semesta</a>.

Terbaik

Mungkin, kalo gak salah baca. Itu kan konsepnya teori jagat raya mengembang to?
trus bisa seluas apa ya alam semesta kita. emangya alam semesta itu gak ada tepinya ya?
waduh banyak tanda tanya nih di kepalaku. Tolong dibetulin ya kalo ada yang salah.
??? :o ???

astronomsableng

Bisa aja alam semesta itu gak punya tepi tapi tetap memiliki volume yang terbatas. Seperti permukaan Bumi, permukaan Bumi kan gak punya tepi tapi luas areanya terbatas.

Alam semesta juga bisa demikian, tak bertepi tapi volumenya finite/terbatas.

reborn

Kutip dari: astronomsableng pada Januari 22, 2008, 02:58:57 AM
Bayangkan alam semesta sifatnya homogen dan isotropik (serba sama dilihat ke segala arah dan juga di mana-mana), kita bisa hitung gimana gerak sembarang partikel di bawah pengaruh potensial objek2 di sekitarnya.

Solusinya adalah...sebuah alam semesta di mana partikel2nya bergerak saling menjauh menurut kerangka acuannya masing-masing.

Artinya...di manapun kita berada, seluruh partikel2 lain akan nampak bergerak menjauhi kita seolah2 kita menderita bau badan yang luar biasa.

Adanya ekspansi ruang ini sudah dikonfirmasi oleh pengamatan (misalnya) Edwin Hubble pada tahun 1929.

Masih belum nangkep nih. Solusi bahwa setiap partikel di alam semesta saling menjauhi ini didapat dari alam semesta homogen dan isotropik? Maksudnya gimana?
Yang saya pernah baca, alam semesta inflasioner ini terbukti karena adanya red shift, pergeseran spektrum yang menandakan bertambahnya panjang gelombang.