Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:53:38 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 76
Total: 76

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Teori Big Bang itu MANDUL. apa mungkin sebelum big bang tak ada ruang dan waktu?

Dimulai oleh DemonThinker, Mei 22, 2010, 05:39:48 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 2 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One


Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Juni 10, 2010, 09:56:53 PM
Ngasih analog dengan cara membadingkan badan sendiri sih, kalau kurang gizi yah gak akan menarik secara kuat agar benar-benar lurus :D. Lihat tuh kabel aliran atas Kereta Api KRL, ditarik dengan kuat agar benar-benar lurus, karena kalau tidak akan mengganggu sistem kerja kereta itu dan membahayakan penumpang. :p
Dan siapa yang berani bilang bahwa kabel kereta api listrik benar-benar lurus, tanpa ada lengkungan? Sederhana saja, gaya berat pasti akan membuat kabelnya melengkung, sekecil apapun sudutnya, tetap tidak benar-benar lurus.

Kutip dari: Mat Dillom pada Juni 10, 2010, 09:56:53 PMTukang bangunan sering menggunakan benang untuk mengukur selurus bangunan yang dibuatnya. Sebelumnya untuk patokan mereka menggunakan "meter air" (air yang dimasukkan ke selang plastik panjang).
Dan siapa yang bilang itu juga mutlak lurus? Ingat, kita bicara tentang mutlak dan limit.

Mat Dillom

Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2010, 11:08:32 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juni 10, 2010, 09:56:53 PM
Ngasih analog dengan cara membadingkan badan sendiri sih, kalau kurang gizi yah gak akan menarik secara kuat agar benar-benar lurus :D. Lihat tuh kabel aliran atas Kereta Api KRL, ditarik dengan kuat agar benar-benar lurus, karena kalau tidak akan mengganggu sistem kerja kereta itu dan membahayakan penumpang. :p
Dan siapa yang berani bilang bahwa kabel kereta api listrik benar-benar lurus, tanpa ada lengkungan? Sederhana saja, gaya berat pasti akan membuat kabelnya melengkung, sekecil apapun sudutnya, tetap tidak benar-benar lurus.

Kutip dari: Mat Dillom pada Juni 10, 2010, 09:56:53 PMTukang bangunan sering menggunakan benang untuk mengukur selurus bangunan yang dibuatnya. Sebelumnya untuk patokan mereka menggunakan "meter air" (air yang dimasukkan ke selang plastik panjang).
Dan siapa yang bilang itu juga mutlak lurus? Ingat, kita bicara tentang mutlak dan limit.

Bicara mutlak dan limit = khayalan :P. Kalau saya amati Anda emang suka mengkhayal. Dalam elektronika selalu ada toleransi untuk nilai satu resistor misalnya. Karena dengan itu sesuai kebutuhan real bukan khayal. Kalau Anda selalu mengejar mutlak dan limit, saya yakin Anda tidak memiliki hasil karya apapun. Terutama yang bernilai intelektual. :D. Ada karya Anda? minimal buku sajalah meski belum diterbitkan.

No

BigBang tidak pernah menerangkan bahwa semesta terbentuk dari ketiadaan.

Nilai pi (22/7) sudah menerangkan bahwa limit itu ada dan berguna (untuk ngitung lingkaran contohnya)

@ Mat dillom: apa yang salah dengan khayalan? bukankah kebanyakan ilmu berangkat khayalan??
[move]belok KIRI jalan terus[/move]

Mat Dillom

Kutip dari: No pada Juni 11, 2010, 11:56:04 PM
BigBang tidak pernah menerangkan bahwa semesta terbentuk dari ketiadaan.

Nilai pi (22/7) sudah menerangkan bahwa limit itu ada dan berguna (untuk ngitung lingkaran contohnya)

@ Mat dillom: apa yang salah dengan khayalan? bukankah kebanyakan ilmu berangkat khayalan??

Khayalan salah kalau cuma tersimpan diotak lalu buat bahan berdebat. Bukan dikaji yang mendekatinya untuk dimanfaatkan secara real.

No

la bukankan limit dan mutlak (yg anda sebut adalah khayalan) sudah sangat banyak dikaji, berarti ga salah kan
[move]belok KIRI jalan terus[/move]

Mat Dillom

Kutip dari: No pada Juni 12, 2010, 01:00:07 AM
la bukankan limit dan mutlak (yg anda sebut adalah khayalan) sudah sangat banyak dikaji, berarti ga salah kan

Ilmu hasil penelitian yah gak pernah salahlah. Hanya sifatnya gak ada yang mutlak, semua nisbi. Apa arti mutlak dan limit kalau tidak dapat dirasakan secara real?.

Terus terang, di Indonesia sudah terlalu banyak orang yang jago hitungan. Mereka yah bekutat dengan mutlak dan limit itu. Mereka jadi tidak berguna bagi bangsa dan negaranya (kecuali guru/dosen), karena gak pernah bisa bermain pada tingkat realisasinya. Yang kami (rakyat) butuhkan bukan hitungan. Tapi realisasi bagi kesejahteraan rakyat. Contoh lainnya, hasil bumi Indonesia cukup untuk mensejahterakan rakyat secara keseluruhan, tapi itu hanya hitungan. Kenyataannya? :p

No

ou jd anda mau bilang teori limit ga ada gunanya secara real? la td saya kasih contoh nilai "pi"
[move]belok KIRI jalan terus[/move]

Mat Dillom

Kutip dari: No pada Juni 12, 2010, 02:49:45 AM
ou jd anda mau bilang teori limit ga ada gunanya secara real? la td saya kasih contoh nilai "pi"

:D

ngajakmikir

Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2010, 11:04:50 AM
Black hole dan big bang itu beda kan? Dan aku gak ingat apakah saat Einstein mengemukakan relativitas sudah ada konsep black hole (rasanya belum), begitu juga soal big bang.
Bedanya dimana?
dalam kedua kasus itu gaya gravitasi adalah kuncinya. Dan saat ini general relativity adalah teori yang paling baik yang bisa menjelaskan tentang gravitasi.
Aku adalah sesuatu yang tersembunyi. Aku berkehendak untuk dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenalKu

ngajakmikir

Aku adalah sesuatu yang tersembunyi. Aku berkehendak untuk dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenalKu

Pi-One

Kutip dari: ngajakmikir pada Juni 12, 2010, 07:58:43 AM
Bedanya dimana?
dalam kedua kasus itu gaya gravitasi adalah kuncinya. Dan saat ini general relativity adalah teori yang paling baik yang bisa menjelaskan tentang gravitasi.
Astaga.... Anda gak tahu beda big bang dan black hole? Dan masih berniat meneruskan diskusi ini?

@matt dillom
Lalu apa relevansinya? Pendekatan hanya penyederhanaan untuk perhitungan. Toleransi resitensi, apa hubungannya dengan limit?

Jika memang bukan volume nol, kenapa harus disebut nol mutlak atau ketiadaan? Bukankah itu yang disebut khayalan? Jika anda bawa-bawa big bang, tapi ngomong kalau big bang itu bicara soal penciptaan dari ketiadaan, maka tanggapannya sederhana saja: Anda sedang bicara teori apa? Sebab itu jelas bukan teori big bang :)

ksatriabajuhitam

Kutip dari: riandono pada Juni 10, 2010, 01:44:32 PM
ouuu begitu, berarti teori ini bisa dipake untuk menjelaskan penciptaan dan sebaliknya bisa dipake untuk menolak penciptaan ...

oke deh kalo gt kmbl ke astronomi lagi, sebelum ditendang modmod... hehehe

santei, bang; ni thread ga ada momodnya, "thread preman" ini, yang bisa ngedepak cuma GlobMod atau Admin

nah kan, arah diskusinya udah ketahuan; kebanyakan pake opini dan analogi sih; mangga lah dilanjutkan saja... semoga bisa diambil manfaatnya :D
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

Mat Dillom

Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2010, 10:12:41 AM
Kutip dari: ngajakmikir pada Juni 12, 2010, 07:58:43 AM
Bedanya dimana?
dalam kedua kasus itu gaya gravitasi adalah kuncinya. Dan saat ini general relativity adalah teori yang paling baik yang bisa menjelaskan tentang gravitasi.
Astaga.... Anda gak tahu beda big bang dan black hole? Dan masih berniat meneruskan diskusi ini?

@matt dillom
Lalu apa relevansinya? Pendekatan hanya penyederhanaan untuk perhitungan. Toleransi resitensi, apa hubungannya dengan limit?

Jika memang bukan volume nol, kenapa harus disebut nol mutlak atau ketiadaan? Bukankah itu yang disebut khayalan? Jika anda bawa-bawa big bang, tapi ngomong kalau big bang itu bicara soal penciptaan dari ketiadaan, maka tanggapannya sederhana saja: Anda sedang bicara teori apa? Sebab itu jelas bukan teori big bang :)

Ya begitu terus cara Anda kalau udah kepepet. Diskusi kita udah berkembang mas. Jangan Anda balikkan dulu ke teori bigbang. Kita masih bicara limit dan mutlak.

Toleransi resistensi dalam rangkaian elektronika, karena para ahli elektronika menyadari betul bahwa tidak ada nilai tahanan yang mutlak (atau dengan limit toleransi 0%) tidak ada. Sedang kebutuhan real memerlukan wujud nyata dari suatu alat. Ingat wujud nyata. kalau mereka hanya mengejar mutlak dan limit, wujud realnya gak pernah ada itu alat-alat elektronika termasuk komputer yg Anda pakai. Artinya para ahli elektronika tidak bekutat pada limit dan mutlak saja seperti Anda. :p

Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Juni 12, 2010, 07:12:34 PM
Ya begitu terus cara Anda kalau udah kepepet. Diskusi kita udah berkembang mas. Jangan Anda balikkan dulu ke teori bigbang. Kita masih bicara limit dan mutlak.

Toleransi resistensi dalam rangkaian elektronika, karena para ahli elektronika menyadari betul bahwa tidak ada nilai tahanan yang mutlak (atau dengan limit toleransi 0%) tidak ada. Sedang kebutuhan real memerlukan wujud nyata dari suatu alat. Ingat wujud nyata. kalau mereka hanya mengejar mutlak dan limit, wujud realnya gak pernah ada itu alat-alat elektronika termasuk komputer yg Anda pakai. Artinya para ahli elektronika tidak bekutat pada limit dan mutlak saja seperti Anda. :p
Lalu, apa relevansinya dengan kasus kita? Dalam kasus yang kuberikan, kita tak bisa menarik tali yang diberi beban di tengah sampai lurus, bahkan meski kita punya tenaga sekuat herkules. Dengan distribusi gaya ke arah horizontal dan vertial, tidak akan pernah ada kondisi dimana tali akan benar-benar lurus. Dengan perhitungan matematika sederhana pun kita tahu jawabannya. Sudut terkecil yang bisa kita capai adalah limit nol, tidak pernah menjadi nol.

Dan kasus resistensi/tahanan tidak ada relevansinya dengan kondisi limit nol atau tidak.