Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:19:05 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 196
Total: 196

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Come Be My Light

Dimulai oleh semut-ireng, Juni 15, 2011, 06:38:37 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

semut-ireng

SINOPSIS

Selama masa pelayanannya, yang sama panjangnya dengan kehidupannya, bagi orang-orang paling miskin di antara orang miskin, Ibu Teresa menjadi sebuah ikon untuk bela rasa kepada semua orang tanpa memandang agama mereka. Sumbangan-sumbangannya yang luar biasa dalam melayani orang-orang sakit, orang-orang sekarat, dan ribuan orang lain yang terpinggirkan telah diakui dan dipuji oleh seluruh dunia. Kendatipun demikian, sedikit yang diketahui tentang tataran kerohaniannya sendiri atau pergulatan yang dihadapinya. Kumpulan tulisan dan renungannya ini, yang hampir seluruhnya belum pernah beredar di masyarakat umum, seperti seberkas cahaya yang memungkinkan orang mengetahui kehidupan batin Ibu Teresa dengan cara yang mengungkapkan kedalaman dan intensitas kesuciannya untuk pertama kali.
Dihimpun dan disajikan oleh Pastor Brian Kolodiejchuk, M.C., yang telah mengenal Ibu Teresa selama dua puluh tahun dan menjadi postulator untuk pengajuannya sebagai santa sekaligus direktur Mother Teresa Center, buku ini menghadirkan surat-surat yang pernah ditulis Ibu Teresa kepada para pembimbing rohaninya selama berpuluh tahun. Sebuah laporan yang sangat menggugah tentang perjalanan spiritualnya--termasuk tentang saat-saat ketika ia mengalami desolasi yang sangat berat selama bertahun-tahun--surat-surat ini mengungkapkan rahasia-rahasia yang hanya diceritakannya kepada orang-orang terdekat yang paling dipercayainya. Ia tampil sebagai seorang mistikus klasik dengan kehidupan rohani yang membara dengan semangat karitatif dan dengan hati yang telah teruji dan termurnikan oleh godaan iman yang berat, yang betul-betul pernah membuat jiwanya segelap malam yang paling kelam.
---
"Ibu Teresa mengalami kondisi spiritual yang juga dialami Santo Yohanes dari Salib beratus tahun sebelumnya, suatu pengalaman mistis yang diuraikan sebagai Malam Gelap Sukma (The Dark Night of the Soul).
Maka, kekosongan, kekeringan, kesendirian, ketersiksaan yang banyak muncul dalam surat-surat Ibu Teresa tak bisa dibaca secara telanjang. Kenapa? Karena jarak antara gelap dan terang adalah ilusi. Saya percaya jalan menuju Yang Hakiki bukan jalan mulus yang terang benderang, tetapi labirin yang sempit, pengap, gelap gulita, sangat sunyi, terletak jauh di kedalaman tanpa dasar di ruang jiwa. Tak banyak orang berani mendekati, apalagi memasuki wilayah itu. Ibu Teresa tak hanya masuk; ia tenggelam di dalamnya.
Come Be My Light membuat saya---sebagai wartawan yang pernah menjadi relawan di Nirmal Hriday, rumah orang-orang papa yang sekarat di Kalighat, Kalkuta, India---paham mengapa Ibu Teresa memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memenuhi panggilan-Nya; untuk mencinta, untuk setia...."

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Mungkin ada yang sudah baca selengkapnya buku tersebut,  dan ada yang perlu dibahas,  silakan ............................

semut-ireng

Ibu Teresa di masa hidupnya sudah melihat Tuhan Allah. :)

semut-ireng

Saya sependapat dengan tulisan pada link di atas,  bahwa jalan menuju Yang Hakiki bukan jalan mulus yang terang benderang, tetapi labirin yang sempit, pengap, gelap gulita, sangat sunyi, terletak jauh di kedalaman tanpa dasar di ruang jiwa. Tak banyak orang berani mendekati, apalagi memasuki wilayah itu. Ibu Teresa tak hanya masuk; ia tenggelam di dalamnya.

Sepertinya apa2 yang dialami oleh Ibu Teresa mirip dengan pengalaman para sufi,  oleh karenanya diantara mereka ada yang mengatakan  :  "   Menempuh jalan pendakian itu ibaratnya menggunakan satu kunci.   Banyak orang ingin mendapatkan kunci itu.  Namun sekiranya kepada mereka yang ingin mendapatkan itu diberi kunci yang dicarinya itu dengan cuma-cuma,  niscaya banyak yang tidak mau menerimanya. "

Fariz Abdullah

Ibu Theresa adalah panutan bagi setiap manusia untuk belajar mencintai dengan demikian hebat..
Agama bisa "mengajari" manusia tentang cinta.Tapi menurut saya, cinta dalam bentuknya yang murni, independen dari agama, termasuk independen dari Tuhan..Cinta adalah spiritual..Dan spiritual tidak harus Agama..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

semut-ireng

Ya benar,  saya sependapat cinta adalah kekuatan spiritual,  dan kekuatan itu sedemikian hebatnya seperti yang tergambarkan dalam perjuangan Ibu Teresa.   Bukan hanya Ibu Teresa saja,   seluruh ibu-ibu di dunia,  termasuk ibu-ibu yang melahirkan kita-kita ini,  adalah ibu-ibu yang kekuatan cintanya sedemikian hebat.   Ibu-ibu yang kekuatan spiritualnya bagaikan malaikat.   Mereka mempertaruhkan nyawanya pada saat2 mengandung dan melahirkan kita.   Manusia adalah buah dari cinta ibu dan bapak.   Oleh karena itu,  pada setiap diri manusia berdasarkan fitrahnya telah tertanam benih-benih cinta.