Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 08:52:13 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 108
Total: 108

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Alat pengubah mood

Dimulai oleh Farabi, Desember 13, 2014, 11:29:17 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

Kutip dari: MuhammadRyan pada Juni 02, 2015, 10:23:44 PM
mas, sya paham klo yg pake molekul krn reseptor di otak yg biasanya ngatur emosi spt reseptor endorfin (yg jga nerima molekul morfin) bsa menstimulasi efek senang dan tenang krn pengikatan dgn ligan (molekul tertentu) yg sesuai. Tapi kalo listrik...

wait what...

gak bisa ngiket ke reseptor yg spesifik.
Ya, i know... brain works with electricity but... it's not like this...

byk reseptor yg bsa kta aktifkan di otak, dan byk terapi persignalan dgn molekul yg masih kita terapkan. Tapi klo kita menggunakan listrik, itu bukan menstimulasi hormon spesifik utk aktif... tapi malah, memberi stimulus kpd terminal efektor utk menghantarkan impuls. (Kayak, impuls pergerakan motorik... itu pake listrik gradien natrium-kalium).

Matur nuwun... :D

Saya tidak ngerti dengan detail teknisnya. Apa video ini bisa membantu? https://www.youtube.com/watch?v=Jk0TGTdCXgQ

Saya tertarik saat tubuh kemasukan nikotin. Saat awal tubuh menghisap dari nikotin, perokok pemula mulai mengalami vertigo, mual, dan euphoria. Tapi uniknya, menurut saya tubuh juga menyesuaikan diri sebagai kompensasi atas masuknya zat asing. Anda pasti tahu kalau saat tubuh dibanjiri dophamin (Hormon kan?) secara alamiah tubuh akan menutup bahkan menyembunyikan reseptornya, katanya, untuk mencegah kerusakan jika aktif terus menerus. Tapi yang saya lihat, kompensasi ini sebetulnya untuk tetap menjaga kesadaran supaya tetap diprioritaskan, karena hidup dialam ini, manusia dituntut untuk tetap sadar apapun yang terjadi sehingga mereka bisa bertahan hidup. Itu sebabnya, merokok kali yang kedua, akan terasa lebih kurang euphorianya, apalagi yang ketiga, terus sampai sehari bisa habis sebungkus, bahkan lebih. Hal yang sama juga terjadi pada anti-depresan dan opiat sintetik.
Bagi non pecandu, opiat sintetik ini bisa dikatakan sebagai racun, karena saat opiat masuk kedalam sistem tubuh, bukan hanya tidak ada euphoria, tapi juga membuat tubuh merasa mual dan muntah muntah. Hal yang sama saat molekul morphin masuk kedalam tubuh, bedanya, morphin memiliki "high" yang sangat tinggi, saat opiat sintetik tidak. Opiat sintetik ini yang kemudian dipandang bagus sebagai terapi, karena menempel di reseptor yang sama, tidak mengakibatkan gejala putus zat jika anda adalah pecandu morphin, bisa mengambil keputusan secara wajar, dan terakhir yang dijadikan pertimbangan oleh parlemen australia dijaman tahun 2000an, orang orang masih bisa bekerja.

Sekali lagi, saya tidak begitu paham dengan detilnya, apakah saat otak langsung diakses dengan menggunakan listrik akan ada reaksi berantai tidak, atau bagaimana caranya, bukankah secara alamiah hormon tertentu harus aktif sebelum pusat kesenangan diotak bisa aktif. Saya sama sekali tidak paham. Yang ingin saya katakan dari membuat thread ini adalah, pengetahuan kita masalah zat adiktif dan penanggulangannya masih primitif, sehingga alat alat seperti, biarpun masih jauh, memberikan harapan untuk sembuh, itu saja.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Ah iya, ini video bagaimana orang bisa mengontrol tangan anda melalui listrik. Berarti mereka langsung mengirim perintah ke otak, tanpa melalui reaksi berantai hormon. Betul istilahnya?

https://www.youtube.com/watch?v=rSQNi5sAwuc
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Ini adalah alat pembaca untuk otak
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Rasanya kemarin saya menemukan alat untuk feedback otak. Mereka menyebutnya sebagai tactile sensor. Saya ingin experiment dibagian CNS dan "Pleasure Circuit" tapi saya tidak punya akses ke alatnya. Saya coba pesan ke amazon tapi tidak bisa untuk pengiriman ke indonesia. Kalau tidak salah di China juga ada kantorya, tapi email saya belum dibalas ;D
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Saya keburu kehabisan uang sebelum beli alatnya, nyasar 3 hari waktu pulang dari jakarta. Ada yang bisa kirim alatnya ke rumah saya? Kayaknya saya punya suatu pemahaman yang anda mungkin tidak punya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.