Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:58:43 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 197
Total: 197

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Apa Guna Rambut di Ketiak dan Pubis?

Dimulai oleh syx, Juli 08, 2008, 03:59:38 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Mat Dillom

Kutip dari: Huriah M Putra pada Juni 11, 2010, 08:31:41 PM
Reptil punya penis?

makanya saya sebut tangkur tadi, tapi Anda bertanya apa itu.

Astrawinata G

punya reptil mungkin namanya hemipenis :)
Best Regards,


Astrawinata G

Mat Dillom

Kutip dari: Astrawinata G pada Juni 12, 2010, 01:44:16 PM
punya reptil mungkin namanya hemipenis :)

Yah mungkin karena saya belum pernah baca nama biologinya. Di Jakarta dikenal dgn nama tangkur.

cignus

saya juga mau tanya. kalau dilihat dari sudut pandang evolusi sendiri bagaimana mungkin nenek moyang kita yg bulunya sebadan kemudian hanya menyisahkan bulu2 pada tempat2 tertentu saja.

lalu kalau pada hewan sendiri bagaimana? apakah juga terjadi analogi yg sama, maksud saya apakah semakin lebat bulu kingkong semakin besar libidonya. kalo memang analogi diatas benar besaran libido kingkong dibanding manusia ya (kayanya nafsunya besaran manusia deh hehehhehe....)

lanjut kepertanyaan ke3 bagaimana dengan manusia serigala atau seorang yg mengalami mutasi sehingga muncul bulu secara tidak wajar dalam jumlah yg besar saya lupa nama sindromya apa. apakah orang yg terkena sindrom/penyakit ini memiliki libido yg besar pula

Huriah M Putra

[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

syx

@ cignus:

yang pertama, teori tidak terbukti.

yang kedua, hubungan yang anda berikan tidak relevan sama sekali. tidak mungkin membandingkan naluri seks antar spesies hanya berdasarkan kelebatan rambut. ada faktor genetik di sini.

yang ketiga, manusia serigala dibahas di pseudoscience. kalo pun ada mutasi, bisa jadi ga ada hubungannya dengan naluri seks.

Mat Dillom

Bulu/rambut yang jelas berfungsi untuk "pendinginan"/"pelembaban".

cignus

Kutip dari: syx pada Juni 18, 2010, 05:54:05 PM
@ cignus:

yang pertama, teori tidak

saya sedang bertanya bukan mengungkapkan pedapat atau teori. Tolong dijawab dengan ilmu atau bukti penelitian biar lebih jelas

Kutip dari: syx pada Juni 18, 2010, 05:54:05 PM
@ cignus:
yang kedua, hubungan yang anda berikan tidak relevan sama sekali. tidak mungkin membandingkan naluri seks antar spesies hanya berdasarkan kelebatan rambut. ada faktor genetik di sini.

iya saya tau itu tapi barangkali Aja terjadi hubungan yg sama antara testosterone dngn kelebatan rabut pada hewan seperti manusia atau barangkali kali bisa dibandingkan gitu antara hewan Dan manusia gitu

Kutip dari: syx pada Juni 18, 2010, 05:54:05 PM

yang ketiga, manusia serigala dibahas di pseudoscience. kalo pun ada mutasi, bisa jadi ga ada hubungannya dengan naluri seks.

lah kelainan semacam itu memang benar2 Ada seperti manusia ikan yg kulitnya bersisik atau manusia pohon, sedangkan film fiksi itu yg ngikuti kejadian nyata dengan ditambahi bumbu2 horor. Yg saya tanyakan disini apabila memang Ada hub antara rambut dengan libido apakah manusia yg mengalami mutasi sehingga rambut tumbuh secara tidak wajar berakibat juga pada libido atau testosteronya gitu?

syx

Kutip dari: cignus pada Juni 24, 2010, 10:02:03 AM
Yg saya tanyakan disini apabila memang Ada hub antara rambut dengan libido apakah manusia yg mengalami mutasi sehingga rambut tumbuh secara tidak wajar berakibat juga pada libido atau testosteronya gitu?
pemikiran anda terbalik, mas. testosteron berkaitan dengan libido, rambut adalah efek samping dari testosteron terkait dengan pembentukan ciri seks kelamin sekunder. jadi bukan karena rambut lebat terus imbasnya pada libido dan testosteron.

cignus

oh mungkin maksud anda bila A dapat menyebabkan B maka B gak harus selalu disebabkan oleh A

sebenarnya belum puas sih tapi ya udalah

syx

yup, demikianlah... kalo kurang puas silakan didiskusikan lebih dalam lagi.

Takagi Fujimaru

@cignus: seperti implikasi aja mas. Jika a maka b. Pernyataan yg ekuivalen dengannya adalah "Jika tidak b maka tidak a." Bukan "Jika b maka a".

Setelah baca2 mulai halaman 1, jawaban dominan dari pertanyaan judul topik ini:
1. Mengurangi gesekan saat beraktivitas.
2. Berkaitan dengan pheromone walau dewasa ini kalah dengan bau badan.

Kutip dari: sisca, chemistry pada Maret 26, 2010, 07:40:09 PM
loh.. emang kalo ada gesekan kenapa..?
waktu kecil kan blom ada tuh..
jadi apa bedanya donk..
Kalau yg di kemaluan, buat 'itu'. Apa pas anak2 udah bisa 'itu'?
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

sisca, chemistry

[move]
~ You are what you eat ~
[/move]

Huriah M Putra

Kutip dari: Takagi Fujimaru pada Juni 30, 2010, 04:17:08 AM
Kutip dari: sisca, chemistry pada Maret 26, 2010, 07:40:09 PM
loh.. emang kalo ada gesekan kenapa..?
waktu kecil kan blom ada tuh..
jadi apa bedanya donk..
Kalau yg di kemaluan, buat 'itu'. Apa pas anak2 udah bisa 'itu'?
Kapan uda bisa 'itu' ditandai dengan kapan tanda2 seks sekunder sudah muncul ditandai dengan suara bertambah berat, jakun tumbuh, tubuh agak berotot, dan rambut kemaluan.
Ini menandakan si pria sudah siap bereproduksi.
Kenapa sekarang masih disebut anak2?
Ini karna faktor budaya dan nilai2 pada masyarakat.
Di jaman purba, tanpa budaya yang kental, anak umur 13 tahun sudah bisa punya anak.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

Takagi Fujimaru

Kutip dari: sisca, chemistry pada Juni 30, 2010, 03:50:42 PM
maksudnya bung takagi.?
Kita sebut saja 'fertilisasi'... ;D

ini nih lebih jelasnya:
Kutip dari: Huriah M Putra pada Juni 30, 2010, 06:05:43 PM
Kapan uda bisa 'itu' ditandai dengan kapan tanda2 seks sekunder sudah muncul ditandai dengan suara bertambah berat, jakun tumbuh, tubuh agak berotot, dan rambut kemaluan.
Ini menandakan si pria sudah siap bereproduksi.
Kenapa sekarang masih disebut anak2?
Ini karna faktor budaya dan nilai2 pada masyarakat.
Di jaman purba, tanpa budaya yang kental, anak umur 13 tahun sudah bisa punya anak.
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.