Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 05:23:51 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 127
Total: 127

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Asal Mula Kehidupan

Dimulai oleh biobio, April 25, 2009, 05:05:47 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

The Houw Liong

#30
Hukum alam yang lulus dari uji logico-empiricism seharusnya ditemukan (dicover) supaya ilmu itu berkembang. Hipotesis yang belum lulus uji logico-epiricism harus dimodifikasi/diperbaiki.
Contoh : Untuk memperluas daerah keberlakuannya teori mekanika klasik diperbaiki/ dimodifikasi menjadi teori relativitas khusus, kemudian menjadi teori relativitas umum.
Umumnya ilmuwan mengakui bahwa Teori Big Bang yang merupakan konsekuensi dari teori relativitas umum untuk waktu 10-37 detik setelah Big Bang sudah lulus dari uji logico-empiricism. Yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah ialah keadaan sebelum 10-37 detik.
Banyak ilmuwan yang masih menyatakan bahwa hipotesis makroevolusi dan hipotesis asal mula kehidupan belum lulus uji logico-empiricism termasuk uji dengan bantuan komputer.
Uji dengan pertolongan komputer sudah umum dilakukan pada zaman informatika.
Jadi ada 2 hal penting yang belum/tidak bisa dijelaskan secara ilmiah : Asal energi awal dari Big Bang (energi awal dari alam semesta) dan awal dari kehidupan.


[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
HouwLiong

biobio

Begini sajalah...
Saya dapat ide dari teman saya yang kejatuhan tahi burung tepat di kepalanya ketika berjalan di belakang sekolah kemarin. Kejadian itu, meskipun cukup sering terjadi, tetap saja memiliki peluang yang amat kecil.
Jika dihitung dengan superkomputer atau apalah, berapa sih peluang seseorang kejatuhan tahi burung?
Pasti amat kecil sekali, namun nyatanya itu dapat terjadi.
"The pen is mightier than the sword"

The Houw Liong

#32
Hitungannya ialah waktunya kejatuhan tahi burung kemungkinan terjadinya dalam waktu hidup manusia, tetapi terjadinya organisme hidup dari unsur anorganik memerlukan lebih dari 14 milyar tahun. Silahkan simulasikan dengan komputer.

Komponen erloji jika dikenakan proses acak tidak mungkin tersusun menjadi erloji, apa lagi organisme hidup. Jadi "by chance" saja tidak bisa menjelaskan terjadinya molekul yang kompleks, misalnya protein,RNA, DNA,  apalagi organisme hidup.

Terjadinya erloji memerlukan seorang designer yang inteligen kerena mempunyai fungsi serta tujuan, berlainan dengan kejatuhan tahi burung yang tidak berfungsi dan bertujuan. Apalagi organisme hidup yang kompleksitasnya tinggi yang harus bisa berevolusi menjadi manusia yang kompleksitasnya sangat sangat tinggi. Apakah mungkin terjadinya manusia tanpa Superinteligen designer ?
Apakah mungkin keberadaan (existensi) manusia hanya terjadi karena Hukum "by chance" & "survival for the fittest" tanpa existensi Super Inteligent Designer ?
HouwLiong

The Houw Liong

#33
Diagram inteligent design

HouwLiong

biobio

Aha, arloji... Coba cari e-booknya "Blind Watchmaker", karangan Richard Dawkins.
"The pen is mightier than the sword"

Pi-One

#35
Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 02, 2009, 07:20:04 PM
Diagram inteligent design
Apanya? Argumen paling konyol. karena A belum terbukti maka B pasti benar?

Coba dibalik aja skemanya, karena Intelligent Design gak terbukti (malah sama sekali gak bisa dibuktikan), maka teori origin of life PASTI benar :D

Hendy wijaya, MD

#36
@The Houw liong
Ingatlah pak, bahwa untuk terciptanya organisasi jasad hidup beserta fungsinya yang kompleks tidak murni by chance, seperti anda melempar dadu sekian ribu kali dan menghasilkan deret angka persis seperti yang anda inginkan, tapi dibatasi oleh hukum alam.

Andaikan anda inginkan deret angka 453213456, maka kemungkinan anda untuk memunculkan angka itu hanya dengan 9 kali lempar memang kecil kalau hanya "by chance" dengan asumsi bahwa masing-masing kejadian benar-benar bebas (independent outcomes), yaitu (1/6)^9, namun jika untuk pertama kali lempar dadu, hukum alam sudah campur tangan dimana hanya angka 4 yang "lolos seleksi alam", selanjutnya lempar dadu, hanya angka 5 yang lolos seleksi, maka terbentuknya deret angka seperti itu sangat mungkin, sebab memang sudah dibatasi oleh hukum alam. Lagipula,dari analogi tersebut di atas tersirat bahwa terbentuknya organisme yang kompleks seperti sekarang ini tidak terbentuk sekali waktu, tapi secara bertahap, dimana untuk setiap langkahnya, hukum alam lewat seleksi alamnya menentukan langkah berikut.

Minimal bacalah sampai habis buku Cell Biology penerbit saunders elseviers. Penjelasan sistem biologis dan fungsi2nya sampai ke tingkat molekuler, semuanya dibatasi hukum alam TIDAK murni by chance dan BUKAN pula ada campur tangan atau kehendak sang "inteligent designer" seperti kata anda. Intelegent designer hanyalah istilah yang hanya ada pada kamus orang-orang kreasionis, sekelompok orang dengan ketakutannya akan sesuatu yang belum bisa dijelaskan dengan akal budinya, berusaha mencampur adukkan antara mistis dengan keilmuan. Saya rasa mirip orang primitif yang takut akan petir dan bilang bahwa petir merupakan tanda kemarahan dewa.
Ingat apa kata Stephen Hawking tentang usaha manusia mencari Theory Of Everything atau dikenal juga sebagai Quantum Theory of Gravity..
Semua kejadian alam saling tergantung satu sama lain, sedangkan kita meneliti berdasarkan pembatasan asumsi dasar, atau dengan meniadakan efek hukum alam lain, bisa saja perjalanan kita untuk mengerti alam seutuhnya tidak berujung sebab memang hukum alam yang "menciptakan" kita memang tidak membuat kita bisa memahami hukum alam itu sendiri.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Hendy wijaya, MD

Sebaliknya, jika memang ada "inteligent designer" seperti kata anda, mana pula buktinya secara empiris bahwa dia memang ada menurut uji logico-empiricism anda?
Kita berbicara tentang hasil penelitian yang mengarah ke arah evolusi molekuler, bukan berspekulasi dalam ranah metafisika, untuk itu ada tempatnya di Agama. Saya rasa kita tidak perlu mencampur adukkan antara keyakinan pribadi dan iptek, karena keduanya memiliki alam yang berbeda dan menjamah aspek yang berbeda pula dari kehidupan manusia. Terus terang, saya sendiri secara pribadi percaya akan Sang Pencipta (dalam kata anda = inteligent designer) tapi bukan dalam bentuk seperti yang anda utarakan.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

The Houw Liong

#38
Saya tidak mengatakan demikian, saya mengatakan bahwa hipotesis Darwin belum bisa dibuktikan secara ilmiah, sehingga perlu diperbaiki.

Mungkin sekali metoda ilmiah yang sekarang diterima memang tidak bisa membahas awal dari alam semesta dan awal dari kehidupan. Metoda ilmiah pun perlu pengembangan.

Statusnya sekarang  menyatakan bahwa hal tsb sudah masuk bidang teologi(Superinteligent design) atau metafisika, atau perlu perluasan metoda logico-empiricism.
HouwLiong

Hendy wijaya, MD

#39
Memang betul teori Darwin masih perlu diperbaiki dan dikembangkan, tidak ada seorang pun di sini yang saya rasa bermaksud mengatakan bahwa teori tersebut sudah final, tapi terus mengalami perkembangan,namun fakta hasil penelitian yang baru semakin mendukung dan mengarah ke teori tersebut, bukan teori lain, walaupun belum ada deduksinya.
Anda sendiri setuju bahwa kelanjutan bidang tersebut sudah masuk bidang teologi kan bukan bidang biologi lagi? maka itu saya rasa tidak perlu Anda mencampurkan kembali bidang ini dengan bidang teologi dengan segala istilah tersembunyinya seperti superinteligent designer, sebab kita bicara fakta hasil penelitian. Menggali fakta tidak sama dengan mencari kebenaran dalam arti filosofi.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

The Houw Liong

Pertanyaan fundamental yang harus dipecahkan ialah :

Bagaimana molekul yang sederhana bisa tersusun menjadi molekul yang lebih kompleks ?
Dalam alam umumnya proses yang terjadi ialah molekul yang kompleks terurai menjadi yang lebih sederhana ( sistem menuju entropi maksimum).
HouwLiong

ksatriabajuhitam

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 04, 2009, 06:17:53 AM
Pertanyaan fundamental yang harus dipecahkan ialah :

Bagaimana molekul yang sederhana bisa tersusun menjadi molekul yang lebih kompleks ?
Dalam alam umumnya proses yang terjadi ialah molekul yang kompleks terurai menjadi yang lebih sederhana ( sistem menuju entropi maksimum).

SETUJU!
inilah inti dari permasalahan "Asal Mula Kehidupan",,, bukankah begitu?
jika ya, mari kembali ke topik dan fokus pada hal ini.
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

biobio

Kita sering melupakan bahwa kondisi bumi masa lampau sangat berbeda dengan sekarang. 4 milyar tahun yang lalu, terdapat banyak petir, aktivitas vulkanik, hujan meteor, dan radiasi ultraviolet yang jauh lebih kuat. Selain itu, percobaan laboratorium menunjukkan bahwa agregat molekul yang dapat mempertahankan lingkungan internalnya, dan dapat dirangsang (protobion) ternyata dapat dibentuk secara spontan dari bahan abiotik. Jika dicampur dengan air dingin, bahkan dapat menghasilkan suatu tetesan (disebut mikrosfer) yang dibungkus oleh suatu membran selektif permeabel, bisa mengembang-mengerut secara osmotik bila terpapar larutan dengan konsentrasi garam yang berbeda.
"The pen is mightier than the sword"

Hendy wijaya, MD

Aha..entropi..anda melupakan bahwa banyak makromolekul seperti micotubules, actin, intermediate filamen, flagel, cillia dan masih banyak lagi struktur sitoskeleton dalam sel tersusun dengan sendirinya (self assembly) secara in vitro berdasarkan hukum entropi (sebagian besar melalui hidrophobic interactions, ikatan vander waals, hidrogen, dll). Pernyataan "molekul kompleks selalu terurai menjadi bentuk yang lebih sederhana" sebenarnya tidaklah tepat, lebih tepat jika molekul selalu berusaha meningkatkan entropi nya, entah nanti hasilnya malah tampak lebih teratur menurut kesan kita ataupun tidak. Semua reaksi dalam sel, reaksi antara reseptor dengan ligandnya, signal-reseptor, feed-back mechanism merupakan reaksi random dalam suatu sistem (dalam hal ini sitosol) yang tunduk pada hukum alam atau ditentukan oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal.
Dan seperti yang telah saya bilang sebelumnya, terbentuknya molekul yang kompleks tidak terbentuk sekali waktu, dari tidak ada sel menjadi sel eukaryot atau bahkan sampai menjadi manusia..begitu maksud anda? Kalau memang demikian maksud anda, saya anjurkan anda baca buku ttg sejarah evolusi makhluk hidup.
Semua terjadi bertahap, dengan molekul asam nukleat (RNA) sebagai molekul "hidup" pertama, lalu berkembang menjadi molekul asam nukleat dengan kemampuan seperti enzim, disebut dengan ribozim, lalu berkembang menjadi molekul asam nukleat dalam kantong liposom, lalu berkembang suatu sistem tertutup, yang mampu mengisolasi lingkungan internal sel terhadap lingkungan eksternal, demikian seterusnya perkembangan yang terjadi berdasarkan seleksi alam atau hukum alam terhadap banyak variasi molekul hidup. Seleksi alam yang terjadi pada dasarnya tidak memiliki tujuan, tidak berarah dan tidak memiliki rencana jangka panjang. Bagaimana anda bisa menyusun algoritma dengan sesuatu yang tidak berarah dan tidak terencana?Anda pasti membuat asumsi bahwa "adanya pengarahan dan perencanaan dari molekul sampai ke manusia", apa anda bisa mensimulasikan setiap detik dalam alam beserta perubahan alam baik makro maupun mikro selama milyaran tahun?itu hal yang absurd untuk saat ini untuk dibuktikan, sama halnya dengan postulat Einstein, fakta yang tidak terelakkan tapi juga belum bisa dibuktikan. Sedangkan untuk mensimulasikan satu sel saja dalam computational biology masih sangat dini untuk dibicarakan.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Pi-One

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 03, 2009, 11:45:58 AM
Saya tidak mengatakan demikian, saya mengatakan bahwa hipotesis Darwin belum bisa dibuktikan secara ilmiah, sehingga perlu diperbaiki.
Anda salah. Teori evolusi bisa (dan sudah) dibuktikan, tapi teori ini sama dengan sekian banyak teori ilmiah lain, belum sempurna.

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 03, 2009, 11:45:58 AMMungkin sekali metoda ilmiah yang sekarang diterima memang tidak bisa membahas awal dari alam semesta dan awal dari kehidupan. Metoda ilmiah pun perlu pengembangan.

Statusnya sekarang  menyatakan bahwa hal tsb sudah masuk bidang teologi(Superinteligent design) atau metafisika, atau perlu perluasan metoda logico-empiricism.
Kesimpulannya, anda mau memasukkan pandangan filosofis (agama) dalam sains? artinya anda sudah masuk ke pseudo sains...