Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 05:00:17 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

[ASK] Asal Mula Kehidupan

Dimulai oleh reborn, Februari 28, 2007, 01:24:35 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Kholil

Kutip dari: milmi pada Agustus 05, 2008, 11:59:08 AM
Spot on mate! Jadi ingat ayat AlQur'an yg pertama turun kan berbunyi Iqra', yang artinya "bacalah!". Ini kata perintah supaya manusia membaca, atau secara lebih luas belajar. Apa yang dipelajari? Ya jelas ciptaan Tuhan donk, karena kalo mencoba mempelajari Tuhan, mang kita apa? (Kok jadi khotbah ya? ~Kabuuur~)

Kenapa harus kabur, ngga salah kok!

Pi-One

Kutip dari: milmi pada Juni 17, 2008, 04:38:54 PM
Yang namanya eksperimen itu memang didesign sedemikian rupa supaya dapat menjawab hipotesis yang diajukan. Nah, Urey dan Miller menduga, menduga looh, bahwa dahulu atmosfer purba penuh dengan gas metana. Jadi eksperimennya valid. Masalahnya, benarkah dugaan mereka? Nah, hal itu kan belum terpatahkan sampai saat ini, atau setidaknya belum ada teori tandingan. Sampai ada teori tandingan, teori evolusi biokimia Urey-Miller masih dipakai.
Yagn namanya percobaan di lab, ya dibuat pada kondisi yang menunjang. kalo emngharap proses alami seperti di alam, mau nunggu berapa lama? Beberapa juta tahun? :D

maulidia_ekaputri

Aduh, pada seneng baca buku Harun yahya, ya? sama donk!
Memang, sampai sekarang teori evolusi masih menjadi perdebatan sengit antara kaum evolusionis dan para ilmuwan muda yang tidak mempercayainya. Dan sekarang mulai terbukti kalau ternyata teori evolusi itu bukannya menjadi sebuah teori tapi malah berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang disebut neo-darwinisme. Sebuah kepercayaan yang berkembang dari teori atheisme yaitu teori yang percaya pada benda-benda fisik dan cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. Dan walaupun teori itu sudah lama terbukti tidak sesuai dengan fakta ilmiah semenjak ilmu genetika modern berkembang, tapi mengapa tetap dipercaya oleh para evolusionis dan sebagian orang?

Jawabannya mudah saja, pertama para evolusionis tidak mempunyai pilihan lain selain mendukung teori tersebut. Soalnya, mereka cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. karena mereka kebanyakan sangat mendewakan ilmu pegetahuan. Padahal, Aristoteles pun pernah menyatakan, "Ilmu pengetahuan yang baik harus didasari dengan iman."

Lalu, kenapa masyarakat yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang kepercayaan semacam itu juga jadi percaya terhadap teori tersebut? simpel saja, karena selama ini para evolusionis telah mendoktrin masyarakat yang tidak terlalu mengerti tentang hal ini dengan bukti-bukti yang telah direkayasa dan mengajukan berbagai asumsi yang kesannya "ilmiah" kepada khalayak ramai. Padahal, dengan berpikir menggunakan sebuah otak anak TK saja kita sudah bisa menyatakan bahwa itu adalah hal yang mustahil.
Coba saja kita survey ke anak TK, kita tanya:
"Dek, tau gak kalo manusia berasal dari kera?"
Kira-kira jawabannya seperti ini:
"Hahaha... mana mungkin? emang aku monyet?"

Jadi, kesimpulannya, saya (pribadi) sih gak percaya. Yaiyalah, kalo emang manusia berevolusi dari kera, kenapa sampe sekarang keranya masih ada? terus kalo evolusi itu kebetulan, kenapa kera gak berevolusi jadi apaan, kek! kenapa bisa jadi makhluk yang memepunyai akal pikiran seperti manusia? Terus, kalo karena mutasi gen, bukannya mutasi hanya menyebabkan kerugian atau tidak menguntungkan sama sekali, ya? terus, kenapa kalo iya kera bermutasi, kok bisa jadi yang super duper lebih baik : manusia?

Ya gak? ya gak?

Pi-One

Kutip dari: maulidia_ekaputri pada Juni 22, 2009, 03:04:05 PM
Aduh, pada seneng baca buku Harun yahya, ya? sama donk!
Memang, sampai sekarang teori evolusi masih menjadi perdebatan sengit antara kaum evolusionis dan para ilmuwan muda yang tidak mempercayainya. Dan sekarang mulai terbukti kalau ternyata teori evolusi itu bukannya menjadi sebuah teori tapi malah berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang disebut neo-darwinisme. Sebuah kepercayaan yang berkembang dari teori atheisme yaitu teori yang percaya pada benda-benda fisik dan cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. Dan walaupun teori itu sudah lama terbukti tidak sesuai dengan fakta ilmiah semenjak ilmu genetika modern berkembang, tapi mengapa tetap dipercaya oleh para evolusionis dan sebagian orang?

Jawabannya mudah saja, pertama para evolusionis tidak mempunyai pilihan lain selain mendukung teori tersebut. Soalnya, mereka cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. karena mereka kebanyakan sangat mendewakan ilmu pegetahuan. Padahal, Aristoteles pun pernah menyatakan, "Ilmu pengetahuan yang baik harus didasari dengan iman."

Lalu, kenapa masyarakat yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang kepercayaan semacam itu juga jadi percaya terhadap teori tersebut? simpel saja, karena selama ini para evolusionis telah mendoktrin masyarakat yang tidak terlalu mengerti tentang hal ini dengan bukti-bukti yang telah direkayasa dan mengajukan berbagai asumsi yang kesannya "ilmiah" kepada khalayak ramai. Padahal, dengan berpikir menggunakan sebuah otak anak TK saja kita sudah bisa menyatakan bahwa itu adalah hal yang mustahil.
Coba saja kita survey ke anak TK, kita tanya:
"Dek, tau gak kalo manusia berasal dari kera?"
Kira-kira jawabannya seperti ini:
"Hahaha... mana mungkin? emang aku monyet?"

Jadi, kesimpulannya, saya (pribadi) sih gak percaya. Yaiyalah, kalo emang manusia berevolusi dari kera, kenapa sampe sekarang keranya masih ada? terus kalo evolusi itu kebetulan, kenapa kera gak berevolusi jadi apaan, kek! kenapa bisa jadi makhluk yang memepunyai akal pikiran seperti manusia? Terus, kalo karena mutasi gen, bukannya mutasi hanya menyebabkan kerugian atau tidak menguntungkan sama sekali, ya? terus, kenapa kalo iya kera bermutasi, kok bisa jadi yang super duper lebih baik : manusia?

Ya gak? ya gak?
Korban HY?

Sejak kapan teori evolusi bertentangan dengan ilmu genetika? Sekarang ilmu genetika malah digunakan untuk melacak moyang makhluk tertentu, dan menguji hubungan kekerabatan makhluk hidup. Misal, kita bisa tahu bahwa Homo sapiens sapiens dan homo neanderthal (atau kadang dianggap homo sapiens neanderthal) adalah dua makhluk berbeda, karena genetika mereka beda.

Dan sebagian besar mereka yang anti teori evolusi, sejauh yang aku temukan, tidak tahu apa-apa, atau tahu hal keliru mengenai teori evolusi. Teori evolusi misalnya, tidak bilang mahnusia berasal dari kera. Teori evolusi bilang manusia dan kera memiliki moyang yang sama, nenek moyang bersama. Dan nenek moyang ini berkembang jadi beberapa makhluk termasuk kera dan manusia. Simpanse misalnya, tidak ada di masa lalu, simpanse juga hasil evolusi sebagaimana manusia. Simpanse tidak pernah jadi moyang manusia (apalagi monyet, yang jelas-jelas bahkan gak masuk keluarga kera besar).

Dan kurasa bahkan banyak dari kmereka yang tidak tahu beda kera dan monyet :)

*Dan apa harus aku ulangi, kalau teori asal-mula makhluk hidup pertama (abiogenesis modern) dan teori evolusi adalah dua teori berbeda?

Pi-One

Salah satu artikel:
KutipHow RNA got started
Scientists identify chemical reactions that could be responsible for the origin of life
By Solmaz Barazesh
June 6th, 2009; Vol.175 #12 (p. 5)
font_down font_up Text Size

Scientists may have figured out the chemistry that sparked the beginning of life on Earth.

The new findings map out a series of simple, efficient chemical reactions that could have formed molecules of RNA, a close cousin of DNA, from the basic materials available more than 3.85 billion years ago, researchers report online May 13 in Nature.

"This is a very impressive piece of work — a really excellent analysis," comments chemist James Ferris of the Rensselaer Polytechnic Institute in Troy, N.Y.

The new research lends support to the idea that RNA-based life-forms were the first step toward the evolution of modern life. Called the RNA world hypothesis, the idea was first proposed some 40 years ago. But until now, scientists couldn't figure out the chemical reactions that created the earliest RNA molecules.

Today, DNA encodes the genetic blueprint for life — excluding some viruses, for those who consider viruses living — and RNA acts as an intermediary in the process, making protein from DNA. But most scientists think it's unlikely that DNA was the basis of the origin of life, says study coauthor John Sutherland of the University of Manchester in England.

Information-bearing DNA holds the code needed to put proteins together, but at the same time, proteins catalyze the reactions that produce DNA. It's a chicken-or-egg problem. Scientists don't think that DNA and proteins could have come about independently — regardless of which came first — and yet still work together in this way.

It's more plausible that the first life-forms were based on a single molecule that could replicate itself and store genetic information — a molecule such as RNA (SN: 4/7/01, p. 212). RNA world proponents speculate modern DNA and proteins evolved from this RNA-dominated early life, and RNA in cells today is left over from this early time.

While reactions to make RNA from ancient precursors worked on paper, the chemistry didn't work in the lab. And some scientists thought even RNA molecules were too complex to have spontaneously formed in the primordial soup. Sutherland and his colleagues have shown the reactions are possible.

RNA molecules are formed from three components: a sugar, a base and a phosphate group. In past research, chemists developed each of the components and then tried to put them together to make the complete molecule. "But the components are quite stable, and so they wouldn't stick together," Sutherland says. "After 40 years of trying, we decided there had to be a better way of doing this reaction."

The team took a different approach, starting with a common precursor molecule that had a bit of the sugar and the base. "Basically, we took half a base, added that to half a sugar, added the other piece of base, and so on," Sutherland says. "The key turned out to be the order that the ingredients are added and the way you put them together — like making a soufflé."

Another difference is that Sutherland and his team added the phosphate to the mix earlier than in past experiments. Having the phosphate around so early helped the later stages of the reaction happen more quickly and efficiently, the scientists say.

The starting materials and the conditions of the reaction are consistent with models of the geochemistry of an early Earth, the team says.

"But while this is a step forward, it's not the whole picture," Ferris points out. "It's not as simple as putting compounds in a beaker and mixing it up. It's a series of steps. You still have to stop and purify and then do the next step, and that probably didn't happen in the ancient world."

Sutherland and his team can so far make RNA molecules with two different bases, and there are still another two bases to figure out. "It's related chemistry," Sutherland says. "That's how it must have been in the very beginning — a series of fundamental reactions that could make all four types of RNA molecule."

Once those RNA molecules formed, they would have had to string together to make multiple letters of the code, which could then make proteins. Proteins could then make all the components that make up a cell, and the process would continue from there.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

milmi

Kutip dari: Pi-One pada Juni 23, 2009, 11:47:52 AM
Dan sebagian besar mereka yang anti teori evolusi, sejauh yang aku temukan, tidak tahu apa-apa, atau tahu hal keliru mengenai teori evolusi. Teori evolusi misalnya, tidak bilang mahnusia berasal dari kera. Teori evolusi bilang manusia dan kera memiliki moyang yang sama, nenek moyang bersama. Dan nenek moyang ini berkembang jadi beberapa makhluk termasuk kera dan manusia. Simpanse misalnya, tidak ada di masa lalu, simpanse juga hasil evolusi sebagaimana manusia. Simpanse tidak pernah jadi moyang manusia (apalagi monyet, yang jelas-jelas bahkan gak masuk keluarga kera besar).

Membetulkan sedikit. Darwin dalam buku pertamanya (the origin of species) tidak pernah menyebut-nyebut kata evolusi. Apalagi menyatakan bahwa manusia dan kera punya nenek moyang yang sama. Dia hanya bilang bahwa spesies baru dapat terbentuk sebagai hasil dari seleksi alam. Barulah pada buku ke 2 nya (The descendant of man) ia banyak berteori tentang asal usul manusia. Saya harap apabila ingin membicarakan "teori evolusi" tolong diacu buku pertama darwin yang menceritakan proses seleksi alam, karena itulah dasar dari evolusi.

cignus

klo masalah perbedaan mahluk hidup yg beraneka ragam (kayanya yg ini belum dijawab deh) itu bisa diliat dari basa aminanya
kombinasi basa amina (purin pirimidin DKK) bisa membentuk jumlah yg sangat banyak sehingga menghasilkan mahluk hidup yg beraneka ragam termasuk perbedaan dalam spesies itu sendiri misalnya perbedaan kepribadian antara aku dan kamu (walaupun faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi)

heru.htl

#22
Saya lebih merasa logis jika evolusi makhluk hidup itu dari seleksi alam (contoh: mengapa orang yang hidup digunung rata-rata berbadan pendek dan berkaki kuat, sedangkan orang hidup didataran berbadan jangkung dan berkaki panjang),
tetapi soal transformasi dari kera menuju manusia, itu yang perlu dipertanyakan--jika kera memang telah mengalami transformasi genetika sejak dan selama jutaan tahun ke wujud manusia tentu yang ada hanyalah manusia saat ini sebagai kelanjutan dari kera (setidaknya species kera tertentu itu telah menjadi manusia seutuhnya seperti sekarang), tetapi mengapa kera itu masih ada?
Contoh pendekatan logis:
jika memang ada persamaan bahwa gorila itu punya sidik jari mirip manusia, seharusnya perlu diteliti kembali apa yang berasal dari apa, apakah gorila berasal dari manusia atau sebalikanya, bukan diklaim secara teoritis melulu (atau hanya dengan eksperimen yang kurang meyakinkan hasilnya) bahwa manusialah yang pasti berasal dari gorila (dan pasti katanya?)...
Terus terang, saya tidak membidangi Biologi sebab saya programmer/coder (dimana kami para coder bekerja dan berteori secara full logis, tidak ada kata "in float"). Tetapi, membaca buku-buku biologi (terutama yang terhubung teori evolusi), saya jadi heran, dengan mudahnya para pakar mengatakan sesuatu berasal dari sesuatu dll... dan ternyata sering tidak ada record ekperimentasi dasar dari teori yang dipublikasikan--sering hanya sebatas cetusan teori yang kemudian dipublikasikan lewat karya-karya penulisan buku--Ok, ok, dari segi pemikiran saya tetap menghargai mereka meski tetap bertanya-tanya dalam otak sy.
Saya pernah membaca teori asal kehidupan oleh Miller, kalau yang satu ini, saya merasa logis dan OK--sy setuju dengan Miller.

biobio

"The pen is mightier than the sword"

Pi-One

Salah satu bantahan kreasionis yang sering digunakan adalah masalah 'peluang'. Mereka mengklaim peluang pembentukan makhluk hidup awal secara alami itu sangat kecil. Tapi mereka juga sering merupakan dua point:
1. Makhluk hidup awal itu tidak harus berbentuk makhluk hidup paling sederhana yang kita kenal sekarang. Mungkin bentuknya adalah repilicator yang lebih sederhana dari virus, dan kalo menurut definisi biologi belum bisa dianggap 'makhluk hidup'. Katakan saja 'prototype' atau 'moyang'. Makhluk macam itu mungkin hanya terdiri dari rangkaian RNA dengan kemampuan menggandakan diri.
2. Nilai proabilitas itu berlaku untuk satu kali proses. Sementara proses di alam itu berlangsung simultan.

biobio

Kutip dari: Pi-One pada Juli 12, 2009, 05:37:44 PM
Salah satu bantahan kreasionis yang sering digunakan adalah masalah 'peluang'. Mereka mengklaim peluang pembentukan makhluk hidup awal secara alami itu sangat kecil. Tapi mereka juga sering merupakan dua point:
1. Makhluk hidup awal itu tidak harus berbentuk makhluk hidup paling sederhana yang kita kenal sekarang. Mungkin bentuknya adalah repilicator yang lebih sederhana dari virus, dan kalo menurut definisi biologi belum bisa dianggap 'makhluk hidup'. Katakan saja 'prototype' atau 'moyang'. Makhluk macam itu mungkin hanya terdiri dari rangkaian RNA dengan kemampuan menggandakan diri.
2. Nilai proabilitas itu berlaku untuk satu kali proses. Sementara proses di alam itu berlangsung simultan.
1. dalam bahasa biologi sering disebut protobion...
"The pen is mightier than the sword"

Hendy wijaya, MD

#26
Contoh lain lagi, terdapat bukti yang kuat bahwa molekul "hidup" pertama, RNA, berevolusi dalam "clay"..atau lumpur --> manusia diciptakan dari debu..ash to ash,dust to dust..
Kehidupan pertama terbentuk dalam air (primordial soup) --> Air adalah kehidupan.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Hendy wijaya, MD

#27
Neo-Darwinisme bukan kepercayaan tetapi merupakan sebuah teori hasil perpaduan teori evoulusi dan ilmu genetika populasi (population genetics).
Perkembangan Ilmu Genetik dan hasil-hasil temuannya justru mendukung teori evolusi. Dan perlu ditekankan di sini dalam teori evolusi tidak ada yang menyebutkan bahwa manusia berasal atau berevolusi dari kera tapi manusia dan kera memiliki nenek moyang bersama. Itu yang perlu teman2 ketahui supaya informasi tidak terdistorsi. Secara genetika molekuler, terdapat bukti yang mendukung bahwa hipotesis nenek moyang bersama (common ancestor) dapat dibuktikan dengan keberadaan pseudogen yang sama antara manusia dan chimps..Pseudogen merupakan gen hasil duplikasi, baik yang mengalami proses transkripsi (processed pseudogenes) ataupun tidak (unprocessed pseudogenes), yang pada akhirnya seiring evolusi, gen hasil duplikasi ini mengalami sejumlah mutasi dan tidak dapat berfungsi lagi layaknya gen asalnya.
Manusia dan chimps, memiliki beberapa pseudogenes yang sama, hal ini bisa menjadikan bukti bahwa manusia dan chimps memiliki nenek moyang bersama.

Hal ini bisa diibaratkan jika kita ingin mengetahui/menguji sebuah buku itu asli hasil pemikiran sendiri ataupun hanya merupakan hasil plagiat/kopian dari pemikiran orang lain (dalam hal evolusi --> common ancestor), kita tidak melihat pada kesamaan sejumlah pernyataan yang benar, tapi melihat dari kesalahan yang ada pada buku tersebut, salah cetak ataupun salah ketik yang memang secara sengaja dimasukkan oleh si penulis asli, untuk "menandai" orisinalitas karya..jika ada orang yang mencontek, maka kesalahan ketik ini akan ikut tercontek. Hal ini menjadi bukti bahwa buku hasil contekan berasal dari satu karya. (kesalahan cetak disini sebagai pegganti pseudogen). Kalau memang hasil karya itu asli dan bukan contekan, mengapa buku itu memiliki kesalahan cetak yang persis sama?(=kalau manusia dan chimps merupakan "hasil karya sendiri2" atau berevolusi sendiri2 sejak awal dari nenek moyangnya masing2 mengapa mereka memiliki pseudogenes yang persis sama?)
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

The Houw Liong

Salah satu hal yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah (deduksi logis dar hukum alam yang sudah teruji, dan bukti experimen) dari hipotesis NeoDarwin  ialah :
Awal kehidupan , khususnya terjadinya inteligen (DNA) dari elemen anorganik.
HouwLiong

Hendy wijaya, MD

#29
Ya, itu tetap menjadi missing link..sebab keterbatasan-keterbatasan kita dalam melakukan eksperimen. Kita menggeneralisaskian hasil pemikiran atau kesimpulan berdasarkan uji laboratorium yang hanya beberapa tahun saja lamanya, dibandingkan umur bumi yang 4,5 milyar tahun (kurang lebih 4 milyar kali lebih lama), dan paling banter kita hanya melakukan uji coba dalam tabung reaksi di lab dengan jumlah total luasnya sekitar 10 meter persegi, bumi memiliki luas 500 juta kilometer persegi (kurang lebih 50 triliyun kali lebih luas)...Dengan demikian, bumi memiliki peluang yang jauh lebih besar sebagai tempat "trial and error" munculnya kehidupan dari molekul anorganik ketimbang dalam lab..
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio