Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 02:19:49 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 102
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 110
Total: 110

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

hutan kita di tahun baru

Dimulai oleh sutomo, Januari 14, 2008, 09:53:58 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

sutomo

Tahun baru, diharapkan menjadi awal yang baik bagi semua. Bagaimana dengan kondisi hutan kita? Apakah kita optimis akan menjadi lebih baik?


Sebagai cerminan dan bahan perenungan kiranya sekilas balik berikut ini patut disimak. Ini adalah bagian dari laporan akhir tahun, press releasenya SKEPHI (SEKRETARIAT KERJASAMA PELESTARIAN HUTAN INDONESIA) 2007, berikut cuplikannya:


"Manifestasi dari kehancuran hutan Indonesia ini dibuktikan dengan dipecahkannya rekor Guinnes World Record yang menetapkan Indonesia pada 2007 sebagai negara penghancur hutan tercepat. Sebagai salah satu dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90 persen hutan di dunia, Indonesia meraih tingkat laju penghancuran tercepat antara 2000 â€" 2005, yakni dengan tingkat 1,871 juta hektar atau sebesar 2 persen setiap tahun atau 51 kilometer persegi per hari, atau setara dengan 300 lapangan bola setiap jamnya. Padahal tingkat kerusakan tersebut merujuk pada data FAO yang bersifat konservatif.

Angka kehancuran Indonesia tersebut merupakan yang tertinggi dari 43 negara lain, disusul oleh Zimbabwe setiap tahun sebesar 1,7 persen dari luas hutan tersisa, Myanmar 1,4 persen, dan Brazil hanya 0,6 persen. Kerusakan hutan Indonesia tersebut sebaliknya telah menyelamatkan hutan Cina sebagai negara tujuan ekspor produk kayu terbesar dari Indonesia. Luas hutan Cina setiap tahun malah bertambah luas 2,2 persen. Sebaliknya Indonesia saat ini hanya menyisakan 28 persen hutan primernya.

Hutan primer tersisa, menurut data KLH yang dilansir pada pertengahan tahun 2006, telah menurun drastis. Hutan tersisa berdasarkan citra satelit di Jawa tinggal 19 persen, Kalimantan 19 persen, dan Sumatera 25 persen; jauh di bawah angka 30 persen, yakni luas hutan tersisa di suatu pulau yang diijinkan oleh Undang-Undang Kehutanan. Sedangkan hutan tersisa yang berada di atas tingkat tersebut adalah Papua (71 persen), Sulawesi (43 persen), dan Bali (22 persen). Sedangkan hutan bakau (mangrove) yang tersisa hanyalah 30 persen dari seluruh hutan bakau yang ada di tanah air sebelumnya. Bahkan saat ini 43 juta hektar area hutan telah menjadi lahan kritis.

Berdasarkan data kerusakan hutan pada tingkat 1,8 â€" 2,8 juta hektar per tahun tersebut, dalam waktu 15 â€" 22 tahun hutan alam Indonesia akan habis. Untuk pulau Sumatera di perkirakan dalam 5 tahun mendatang hutan alamnya akan musnah, sedangkan kemusnahan hutan untuk pulau Kalimantan akan terjadi dalam 10 tahun mendatang.

Data kerusakan hutan pada masing-masing daerah lebih dramatis lagi, misalnya di Provinsi Lampung 50 persen hutannya sudah rusak akibat perambahan. Sedangkan di Provinsi Riau dari 5.939.422 hektar yang tersisa, pada tahun 2015 hanya tinggal 8 persen atau 476.233 hektar. Sementara itu intensitas perambahan hutan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) naik menjadi 463 persen antara tahun 2005 â€" 2006. Di Provinsi Bali 26 ribu hektar hutan dari 127 ribu hektar hutan yang ada dalam kondisi kritis. Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sekitar 161.459 hektar hutan atau seluas 50 persen dari 322.919 hektar hutan yang ada di kawasan tersebut telah rusak berat. Hutan-hutan gundul juga muncul di daerah ketinggian di lereng-lereng gunung yang sangat mengkhawatirkan, misalnya lahan gundul di gunung Sumbing-Sindoro mencapat 2.459,5 hektar.

Kerusakan hutan juga terjadi di kawasan hutan lindung, sebagai kawasan yang harus tetap dipertahankan keberadaannya. Indonesia memiliki kawasan hutan lindung seluas 32,43 juta hektar dari total areal hutan seluas 130,85 juta hektar. Namun pada tahun 2006 terdapat 24,78 persen dari total luas hutan lindung atau setara dengan 6,27 juta hektar mengalami rusak berat.

Sekitar 10 ribu hektar hutan atau 22 persen dari hutan konservasi di Provinsi Bengkulu rusak berat. Pembalakan liar kini mengancam Taman Nasional (TN) Sebangun dan TN Kutai. Kerusakan ini diakibatkan oleh pembalakan liar, konservasi menjadi perkebunan (sawit), okupasi oleh kegiatan penambangan, dan didistribusikan untuk kegiatan penduduk. TN Bukit Dua Belas dari hasil pantauan pada tahun 2000 telah menyusut lebih dari 10 persen, sedangkan TN Gunung Palung efektif tinggal tersisa 17 persen. Hutan primer di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman di Bandar Lampung, kini tinggal tersisa hanya 26 persen. Akibat pengaktifan kembali HPH di Pulau Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka TN Siberut telah hilang dan hanya menyisakan kawasan inti seluas 4 persen. Sementara itu 10 persen kawasan TN Kerinci Seblat seluas 8.050 hektar telah menjadi lahan kritis".




peregrin

Kutip dari: sutomo pada Januari 14, 2008, 09:53:58 AM
Tahun baru, diharapkan menjadi awal yang baik bagi semua. Bagaimana dengan kondisi hutan kita? Apakah kita optimis akan menjadi lebih baik?

terus terang saya pesimis...

Dengar2 perusak hutan dalam skala besar itu justru perusahaan2 besar yang didukung aparat setempat, jadi bukannya masyarakat yang masih belum mengerti pentingnya menjaga hutan (ini, kalaupun ada, skalanya kecil sekali). Benar ngga berita ini?
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

cheloniamydas

Sebenarnya para perusak HUTAN justru berasal dari kalangan orang2 yang berpendidikan tinggi, mereka juga yang menikmati hasilnya, sedangkan masyarakat kecil hanya kebagian banjirnya doang, selama pemerintah tidak tegas dalam menangani pembalakan liar ini, selama itu pula kita akan mengalami tahap demi tahap kehancuran hutan kita, bahkan mungkin suatu saat nanti bukan tidak mungkin seluruh ekosistem yang ada akan ikut musnah.

ryoma

ikut musnah?  :-[ pasti bakal mengerikan :'(

Lalu, ke manakah larinya tanggung jawab mereka, para pengurus dan pelindung hutan?  :-\

majulah Indonesiaku...
When there is a will there is a way..
قل حو الله الحد

saintzack

<Lalu, ke manakah larinya tanggung jawab mereka, para pengurus dan pelindung hutan?>


moral mereka dah pada goler,,,ampe rela ngancurin indonesia,eh seluruh dunia demi keuntungan yg sedikit
[move]once upon a time in .......[/move]