Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 09:38:47 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 87
Total: 87

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Otak Einstein - ternyata selama ini diawetkan

Dimulai oleh clarasy, Maret 13, 2009, 12:01:41 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

clarasy

Nama Einstein tentu tidak asing lagi bagi telinga siapa pun juga. Demikian juga dengan teori relativitasnya. Tapi, penelitian terhadap otak ahli fisika ini tentu masih merupakan hal baru dan tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Namun ternyata Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955.



Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brillian dalam dunia fisika dan matematika.

Mengenai pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat ijin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: "Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan".

Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat ijin dari fihak keluarganya. Ijin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.

Prof Marian Diamond – yang membedah otak Einstein – menemukan bahwa otak Einstein sangat mirip dengan otak orang kebanyakan. Hanya otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu saja.
Prof Marian Diamond adalah ahli anatomi otak, dari Universitas California di Berkeley, telah menghabiskan waktu selama enam bulan hanya untuk meneliti otak Einstein. Beliau "menyibukkan diri" memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.

Di bagian sebelah kiri otak sang jenius ini ditemukan ditemukan lebih banyak sel glial untuk setiap neuron daripada dalam otak biasa. Hal ini mungkin bisa menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, sekalipun Professor Diamond tidak begitu dapat memastikannya.

Sebagai gambaran, ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, yang melakukan tugas berpikir dan mengatur kerja syaraf, sedangkan sel glial atau neuroglia berfungsi menyediakan "makanan" dan melakukan tugas yang menunjang kerja sel neuron.

Prof. Diamond memperoleh gagasan untuk melaksanakan penelitian itu setelah melihat gambar otak Einstein yang telah diawetkan, yang dimuat dalam sebuah majalah ilmu pengetahuan.

Otak yang diawetkan ini dimiliki oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini, pada waktu Einstein meninggal 18 April 1955 pada umur 76 tahun. Ternyata tidak gampang merawat awetan otak ini. Ahli patologi tidak sekalipun bermaksud menjualnya. Untuk membujuk ahli patologi ini, Prof. Diamond memakan waktu selama tiga tahun. Itu pun tidak seluruhnya. Sang profesor hanya mendapatkan empat irisan kecil dari otak itu.

Bagaimanapun juga, otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.

sumber:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

----pranala luar edited by mod/peregrin----

syx

ternyata otak einstein ga cuma satu ya... banyak banget. pantesan pinter. jangan-jangan selama ini bentuk rambut einstein cuma untuk menutupi kepalanya yang besar. jadi rambutnya sebenernya pendek.

clarasy

Kutip dari: syx pada Maret 13, 2009, 12:12:56 PM
ternyata otak einstein ga cuma satu ya... banyak banget. pantesan pinter. jangan-jangan selama ini bentuk rambut einstein cuma untuk menutupi kepalanya yang besar. jadi rambutnya sebenernya pendek.

:D :D  :D  :D  :D  ;D

nandaz

...bukannya orang yang paling jenius dibumi yang belum pernah dikalahkan ialah William James Sidis orang yahudi...IQnya sekitar 250-300, usianya yang 12 bulan udah bisa pake sendok dan garpu, usia 18 bulan udah bisa baca koran..disusul ama orang cina yang ber IQ 220....Einsteins masih jauh kalah dibanding mereka...
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

Pi-One

Kutip dari: nandaz pada Maret 16, 2009, 12:18:13 PM
...bukannya orang yang paling jenius dibumi yang belum pernah dikalahkan ialah William James Sidis orang yahudi...IQnya sekitar 250-300, usianya yang 12 bulan udah bisa pake sendok dan garpu, usia 18 bulan udah bisa baca koran..disusul ama orang cina yang ber IQ 220....Einsteins masih jauh kalah dibanding mereka...
Masalahnya bukan hanya tingkat IQ, tapi sumbangsihnya pada dunia sains...

The Houw Liong

Sebenarnya belum ada orang yang mengukur IQ Einstein, IQ yang beredar dalam media massa hanya perkiraan saja.
HouwLiong

syx

Kutip dari: nandaz pada Maret 16, 2009, 12:18:13 PM
...bukannya orang yang paling jenius dibumi yang belum pernah dikalahkan ialah William James Sidis orang yahudi...IQnya sekitar 250-300, usianya yang 12 bulan udah bisa pake sendok dan garpu, usia 18 bulan udah bisa baca koran..disusul ama orang cina yang ber IQ 220....Einsteins masih jauh kalah dibanding mereka...
siapa ya? baru denger...

nandaz

#7
Kutip dari: syx pada Maret 16, 2009, 03:54:11 PM
siapa ya? baru denger...
wah, emang tidak setenar Einstein....

KutipWilliam James Sidis (April 1, 1898 – July 17, 1944) was an [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] with exceptional mathematical and linguistic abilities. He first became famous for his precociousness, and later for his eccentricity and withdrawal from the public eye. He avoided mathematics entirely in later life, writing on other subjects under a number of pseudonyms. He is often cited in informal contexts as one of the most intelligent people who ever lived [1].
selengkapnya diWiki juga ada [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

Qenx

wah kalo dibuat riset, emang apa aja yg diteliti, partikel apa aja yg bisa ditemukan didalam otaknya einstein?

Aku pikir cuma einstein aja yg jenius, ternyata banyak juga orang yg jeniusnya gak kalah ma einstein...
Wah itu kepalanya sebesar apa ya kalo IQ-nya sampai 250 ke atas..
Wah gak kebayang, kalo bisa ketemu sama orang yg jenius seperti mereka

luth

Kutip dari: Pi-One pada Maret 16, 2009, 01:40:05 PM
Masalahnya bukan hanya tingkat IQ, tapi sumbangsihnya pada dunia sains...
ya betul,buat apa pintar kalo tidak "hobi berpikir" seperti einstein,sehingga berjasa di dunia sains,,
sebodoh-bodohnya sifat adalah sombong[move][/move]

nandaz

Kutip dari: luth pada April 24, 2009, 11:25:45 PM
ya betul,buat apa pintar kalo tidak "hobi berpikir" seperti einstein,sehingga berjasa di dunia sains,,
bukan....justru sidis sangat hobi berfikir, bahkan para profesor pun takjub akan prosesnya dalam memecahkan soal matematika....kan ada dalam biografinya......cuman dia kelihatannya tidak mencoba mendalami fisika modern kaya einsteins, sehingga tidak menyumbang sesuatu....dengar2 Einstein juga orang yahudi khan....aslinya orang bani israel memang jenius..,..
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

luth

Kutip dari: nandaz pada April 25, 2009, 11:52:42 AM
bukan....justru sidis sangat hobi berfikir, bahkan para profesor pun takjub akan prosesnya dalam memecahkan soal matematika....kan ada dalam biografinya......cuman dia kelihatannya tidak mencoba mendalami fisika modern kaya einsteins, sehingga tidak menyumbang sesuatu....dengar2 Einstein juga orang yahudi khan....aslinya orang bani israel memang jenius..,..
nah itu dia nandaz, makanya kata hobi berpikir nya saya kasih tanda kutip,,
maksud saya yah karena dia ngga bersumbangsih dalam sains. ;D

sebodoh-bodohnya sifat adalah sombong[move][/move]

Hendy wijaya, MD

Saya pernah baca bahwa jumlah neuron orang2 jenius memang tidak berbeda bermakna dengan jumlah neuron orang pada umumnya, tapi orang jenius memiliki lebih banyak jalur neuronal, atau dengan kata lain memiliki banyak sinaps antar neuronnya dibandingkan dengan bukan orang jenius. Banyaknya sinaps ini bisa ditingkatkan melalui proses belajar atau latihan.
Jadi, mungkin mereka para jenius memiliki banyak jalur neuronal secara kongenital.
Dengan kenyataan ini, maka sebenarnya test IQ sangat tidak relevan, sebab ia hanya mengukur tingkat kecerdasan hanya pada saat tertentu selama hidup orang itu..sedangkan prose perkembangan kceredasan itu sifatnya dinamis.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio