Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 05:13:14 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 188
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 171
Total: 171

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Pemrograman DNA

Dimulai oleh Farabi, Oktober 05, 2014, 02:47:03 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

https://www.youtube.com/watch?v=xJFqqxxtbRY

Menarik juga seminar yang ada di video ini. Video ini membahas secara singkat tetang bagaimana perkembangan pemrograman kedepan dan munculnya para biohacker yang mungkin saja muncul dimasa depan.

Seperti yang anda ketahui, pada DNA dikenal simbol CUAG sebagai dasar dari tiap tiap informasi terkecil dan CUTG pada mRNA. DNA membuat sebuah protein dimana protein tersebut kemudian di bentuk dalam tubuh sel supaya mempunyai bentuk yang sesuai dengan kunci pada tiap tiap penerima. Saya lupa dengan mRNA, tapi mRNA ini adalah sebuah informasi yang digunakan oleh antar sel untuk berkomunikasi.
Dalam ilmu komputer, bilangan terkecil disebut bit, dan hanya ada dua kemungkinan kalau bukan 0 maka 1. Sedangkan dalam DNA ada 4 buah kemungkinan untuk bilangan terkecil. Dan dalam ilmu pemrograman komputer, bilangan terkecil tersebut bisa ditafsirkan sebagai sebuah angka yang lebih besar jumlahnya dengan membacanya misalkan setiap 2, 4, 8, 16, 32 bits. Misalkan

00: 0
01 : 1
10 : 2
11 : 3

Sehingga, semakin panjang jumlah bitsnya, maka semakin panjang juga kemungkinan yang bisa dibentuk jika ditafsirkan sebagai sebuah angka. Beda antara prosesor dengan DNA terletak pada prosesnya. Saat prosesor hanya bisa memerintahkan prosesor DNA bisa membuat prosesornya sendiri. DNA bisa mempunyai instruksi bukan hanya untuk membuat hardwarenya sendiri, tapi juga mampu untuk meregulasi seluruh sel, kemudian mengubah bentuk sel tersebut secara terus menerus. Sebagai contoh seorang manusia, wajahnya berubah ubah setiap tahun, begitupula bentuk suara dan tinggi tubuhnya. Padahal saat tubuhnya membesar, setiap bagian tubuhnya harus mampu menunjang perubahan tersebut, misalkan jantung harus mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga derajat kecanggihan DNA jauh melebihi software komputer.
Tidak seperti pada prosesor yang bit nya bisa di tafsirkan sesuai panjangnya dimana semakin panjang jumlah bit semakin besar kemungkinannya, DNA dibaca setiap tiga basa, dan satuan dari tiga basa tersebut biasa disebut kodon. Karena DNA dibaca setiap 3 basa, maka total ada 4 pangkat 3 atau 64 kemungkinan bagi setiap DNA untuk membentuk suatu molekul.



Pada awal perkembangan teknik rekayasa genetik, seseorang harus langsung mengubah ubah susunan kode kode paling dasar di DNA tersebut. Akan tetapi, dimasa depan rekayasa genetik akan mirip seperti rekayasa pembuatan komputer, dimana orang orang tinggal memasang masang rangkaian biologi yang sudah dibuat sebelumnya untuk membuat sebuah sel. Dan jika kita memikirkan kembali tentang penafsiran DNA secara panjangnya, mungkin sekali dimasa depan DNA pun bisa didigitalisasikan sehingga kode kode C-U-A-G akan menjadi 1234.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

MuhammadRyan

Sekuens DNA salah dkit... ujung ujungny bakal kanker lho bro, ato disfungsi protein lainny. ;)

DNA itu kyk database sentral regulasi protein, protein itu kyk Solatny dalam Islam (gw Muslim)... pondasi nya sel utk berdiri.
Bisa dibilang, protein ama lemak itu sbg pondasi utama kehidupan. Dan dua duany diatur ama gen, itu sebabnya sawar pascazigotik slalu berhasil (Hewan hybrid jdi lemah ato sakit sakitan klo kawin lain spesies [error gen])

Thx
"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"

Pi-One

Kutip dari: MuhammadRyan pada Oktober 31, 2014, 07:59:11 PM
Sekuens DNA salah dkit... ujung ujungny bakal kanker lho bro, ato disfungsi protein lainny. ;)

DNA itu kyk database sentral regulasi protein, protein itu kyk Solatny dalam Islam (gw Muslim)... pondasi nya sel utk berdiri.
Bisa dibilang, protein ama lemak itu sbg pondasi utama kehidupan. Dan dua duany diatur ama gen, itu sebabnya sawar pascazigotik slalu berhasil (Hewan hybrid jdi lemah ato sakit sakitan klo kawin lain spesies [error gen])

Thx

Tergantung.
DNA itu bisa memperbaiki sendiri kesalahan yang ada, pada taraf tertentu.
Itu alasannya mayoritas mutasi itu outputnya netral.
Sisanya mayoritas mungkin merugikan (utamanya untuk mutasi yang berlangsung cepat), tapi yang begini biasa sifatnya lethal. Sebagian kecil sisanya menguntungkan.

Tapi karena sekali lagi, yang merugikan biasa bikin makhluknya gak mampu survive, sifat yang begitu jarang terwariskan.

MuhammadRyan

Kutip dari: Pi-One pada Oktober 31, 2014, 08:25:40 PM
Tergantung.
DNA itu bisa memperbaiki sendiri kesalahan yang ada, pada taraf tertentu.
Itu alasannya mayoritas mutasi itu outputnya netral.
Sisanya mayoritas mungkin merugikan (utamanya untuk mutasi yang berlangsung cepat), tapi yang begini biasa sifatnya lethal. Sebagian kecil sisanya menguntungkan.

Tapi karena sekali lagi, yang merugikan biasa bikin makhluknya gak mampu survive, sifat yang begitu jarang terwariskan.

Perakitan DNA per plet, ato kodon susah loh... karena itu artifisial.

DNA banyak dipotong ato dirakit pkenya laser, itu juga pas neliti mekanisme kangker.
Klo udh kebayang laser, pasti udh kebayang radiasi kan... inget gan, mutasi itu sebabnya gk cuman alami ato output kimia lain gan.
Mutagen mutagen lain yg bentuknya sinar juga bnyak...

Intinya, resiko lethal ato gak tahan lama... masih banyak...
Hewan hybrid yg berhasil, biasanya yg dari famili yg sama... klo ngerakit mungkin bsa pke pola nukleotida yg sma dgn lokus yg ada di famili yg sama tpi beda spesies...

Thx :D
"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"

Farabi

Saya sih bayanginnya dimasa depan bakal ada DNA assembler. Jadi kita tinggal rakit dulu di simulator udah itu baru dirakit sungguhan di DNA assembler, atau kita kirim ke pabrik rancangan DNAnya. Kalau misalkan begitu, kita kan bisa eksperimen dari 10 atau 20 kodon dulu sebagai pembelajaran, setelah itu baru kita ngelangkah ke kopi paste gen. Mirip mirip belajar pemrograman lah.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

embrio11s

Kutip dari: Farabi pada Oktober 05, 2014, 02:47:03 PM

Seperti yang anda ketahui, pada DNA dikenal simbol CUAG sebagai dasar dari tiap tiap informasi terkecil dan CUTG pada mRNA. DNA membuat sebuah protein dimana protein tersebut kemudian di bentuk dalam tubuh sel supaya mempunyai bentuk yang sesuai dengan kunci pada tiap tiap penerima. Saya lupa dengan mRNA, tapi mRNA ini adalah sebuah informasi yang digunakan oleh antar sel untuk berkomunikasi.
Dalam ilmu komputer, bilangan terkecil disebut bit, dan hanya ada dua kemungkinan kalau bukan 0 maka 1. Sedangkan dalam DNA ada 4 buah kemungkinan untuk bilangan terkecil. Dan dalam ilmu pemrograman komputer, bilangan terkecil tersebut bisa ditafsirkan sebagai sebuah angka yang lebih besar jumlahnya dengan membacanya misalkan setiap 2, 4, 8, 16, 32 bits. Misalkan


Maaf kang, koreksi bagian yang ane merah-merahin.
DNA terdiri dari basa CTAG, bukan CUAG
sedangkan RNA terdiri dari CUAG, bukan CUTG
ga penting sih sebenarnya  ;D

Menarik sih topiknya, tentang teknologi DNA (molekular) -> fenotipe (struktural)
Balik ke dogma sentral biologi

DNA -> DNA, DNA -> RNA, dan RNA -> DNA sudah ada teknolog in vitro-nya, pakai PCR dan turunannya.
Teknologi RNA -> protein yang sampai saat ini belum ditemukan teknologi in vitro, selama ini kalau kita ingin protein dari DNA kita harus memasukkan DNA ke dalam sel hidup.

Mungkin rekan-rekan forsa tahu tentang perkembangan teknologi RNA -> protein secara in vitro?

Farabi

Kutip dari: embrio11s pada November 02, 2014, 03:49:04 PM
Maaf kang, koreksi bagian yang ane merah-merahin.
DNA terdiri dari basa CTAG, bukan CUAG
sedangkan RNA terdiri dari CUAG, bukan CUTG
ga penting sih sebenarnya  ;D

Menarik sih topiknya, tentang teknologi DNA (molekular) -> fenotipe (struktural)
Balik ke dogma sentral biologi

DNA -> DNA, DNA -> RNA, dan RNA -> DNA sudah ada teknolog in vitro-nya, pakai PCR dan turunannya.
Teknologi RNA -> protein yang sampai saat ini belum ditemukan teknologi in vitro, selama ini kalau kita ingin protein dari DNA kita harus memasukkan DNA ke dalam sel hidup.

Mungkin rekan-rekan forsa tahu tentang perkembangan teknologi RNA -> protein secara in vitro?

Makasih buat koreksinya, saya lupa lupa ingat.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: MuhammadRyan pada Oktober 31, 2014, 08:31:56 PM
Perakitan DNA per plet, ato kodon susah loh... karena itu artifisial.

DNA banyak dipotong ato dirakit pkenya laser, itu juga pas neliti mekanisme kangker.
Klo udh kebayang laser, pasti udh kebayang radiasi kan... inget gan, mutasi itu sebabnya gk cuman alami ato output kimia lain gan.
Mutagen mutagen lain yg bentuknya sinar juga bnyak...

Intinya, resiko lethal ato gak tahan lama... masih banyak...
Hewan hybrid yg berhasil, biasanya yg dari famili yg sama... klo ngerakit mungkin bsa pke pola nukleotida yg sma dgn lokus yg ada di famili yg sama tpi beda spesies...

Thx :D

Kalau merakit DNA memang susah.
Tapi rasanya ada eksperimen dimana ilmuwan menunjukkan kode genetis rakitan ke sel bakteri untuk menghasilkan bakteri baru.

kalau sempat entar cari linknya lagi.

Terus kalau makhluk hybrid, memang seringkali lethal. macam Liger dan Tiglion/tigon, itu bakal sulit hidup di alam bebas. Mungkin akan lebih sukses kalau secara genetika mereka masih relatif dekat. tapi mutasi pada evolusi gak memerlukan hybrid semacma itu.

MuhammadRyan

Kutip dari: Pi-One pada November 04, 2014, 11:16:30 AM
Kalau merakit DNA memang susah.
Tapi rasanya ada eksperimen dimana ilmuwan menunjukkan kode genetis rakitan ke sel bakteri untuk menghasilkan bakteri baru.

Klo yg ditemu'in ilmuwan Osaka, kykny yg ngeprogram bkan manusia tpi bakteriny itu sendiri. Itu jga klo bakterinya itu tahan dan bisa ngelanjutin kode genetiknya... Klo yg laen mungkin ada, kyk ny temen gw pernah cerita klo Ikan Arwana itu pake penggabungan sifat unggulan ikan ikan yg berbeda di famili yg sama...

Thx

"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"

Pi-One

#9
Kutip dari: MuhammadRyan pada November 04, 2014, 07:54:24 PM
Klo yg ditemu'in ilmuwan Osaka, kykny yg ngeprogram bkan manusia tpi bakteriny itu sendiri. Itu jga klo bakterinya itu tahan dan bisa ngelanjutin kode genetiknya... Klo yg laen mungkin ada, kyk ny temen gw pernah cerita klo Ikan Arwana itu pake penggabungan sifat unggulan ikan ikan yg berbeda di famili yg sama...

Thx


Yang dimaksud itu eksperimen di  J. Craig Venter Institute, dimana ilmuwan mensintesa genome Mycoplasma mycoides (yang genomenya sudah dipangkas, dari 482 gene jadi 382 gen) dari catatan di komputer dan mentransplantasikannya ke Mycoplasma capricolum (yang DNAnya dibuang).

Farabi

Dalam pemrograman komputer, kadang sebuah perintah bisa lebih dari 1 bytes, misalkan perintah pindahkan data dari A ke B yaitu 80C0. Mungkin DNA pun sama seperti itu, misalkan CCC GCA bisa kita terjemahkan sebagai "Buat enzym A" atau dalam skala besar misalkan CCC GCA CUA CAG misalkan adalah perintah "Buat enzym A simpan disebelah enzym B12". Kalau misalkan bisa kita artikan seperti itu, pemrograman DNA akan sangat mirip sekali dengan pemrograman komputer. Tinggal bagaimana cara menafsirkan kodon kodonnya saja yang perlu kita buat tabelnya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

MuhammadRyan

Mas... Progam Human Genome Project aja udah susah kok mas. Genom manusia butuh waktu yg lama utk ditranslate dan di kodekan...

Terlebih lagi, Gen bersifat multifaktorial... artinya, satu kenampakan tubuh (semisal, warna kulit atau bentuk rambut). Diatur oleh banyak gen...

Jdi, klo semisal kita ngerakit gen A3 utk warna kulit, tpi sebenernya... gen B3, B2, B18 juga ngontrol itu (efek Pleiotrop). Itu bakal dideteksi sbg mutasi dan mekanisme 'care taker' bakal mengembalikan gen A3 ke bentuk semulanya...

Kita harus tau semua gen yg terlibat di kenampakan fenotip utk mengubah kenampakan itu... masalahnya, bagaimana?

Klo itu beneran bisa... Manusia ada di era baru dimana kita yg merancang mahkluk hidup... dan mungkin, ada banyak krisis iman di belahan bumi yg lain.

Dgn kata laen, dipentung FPI

Matur nuwun
"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"