Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 24, 2024, 03:50:30 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 105
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 91
Total: 91

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Rahasia "MUMI Cantik" Rosalia Lombardo

Dimulai oleh clarasy, Maret 13, 2009, 11:45:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

clarasy

Mayat Rosalia Lombardo, seorang anak perempuan Sisilia berusia dua tahun yang meninggal tahun 1920, masih terlihat segar. Muminya yang dikenal dengan "Sleeping Beauty" disimpan dalam kotak kaca di Palermo, Italia


Ramuan apa yang membuat mumi tersebut masih terlihat segar, menjadi rahasia selama bertahun-tahun. Namun, ahli antropologi biologi dari Institute for Mummies and the Iceman bernama Dario Piombino-Mascali berhasil mengungkap racikan yang dipakai untuk mengawetkan Rosalia.



Ia mencari tahu bahan-bahan yang digunakan dari kerabat dan orang-orang dekat Alfredo Salafia, seorang taksidermis atau ahli pembuat awetan yang tewas tahun 1933. Dari catatan tangan yang dibuat Salafia terungkap bahwa ia menyuntikkan zat-zat kimia ke tubuh Rosalia berupa formalin, garam seng, alkohol, asam salisilat, dan gliserol.

Formalin merupakan bahan yang saat ini paling umum digunakan untuk mengawetkan mayat. Campuran formaldehid dan air itu membunuh semua bakteri penyebab pembusukan daging. Salafia adalah salah satu pelopor penggunaan bahan kimia tersebut untuk mengawetkan mayat.

Sementara alkohol di daerah yang kering akan berfungsi mempertahankan mayat Rosalia tetap kering sehingga lebih awet terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Gliserol seperti minyak akan mencegah tubuhnya terlalu kering dan asam salisilat mencegah pertumbuhan jamur.

Namun, kunci utama pengawetan mayat tersebut adalah garam seng. Menurut Melissa Johnsons Williams, Direktur Eksekutif American Society of Embalmers, seng tidak digunakan dalam proses pengawetan di AS. "Seng membuatnya kaku. Anda dapat mengangkatnya dari peti dan membiarkannya berdiri," jelas Williams.

Sumber :
National Geographic News
Kompas.Com


clarasy


nandaz

pengawetan memang dapat dibuat dengan berbagai cara dulu2 sekali....ada dengan menaburkan garam, glukosa, sendawa(antioksidan) dan termasuk zink....material garam seng yang disini digunakan untuk mempertahankan perusakan kulit, formalin yang biasa dimanfaatkan untuk pengawetan mayat juga menyelamatkan dari proses pembusukan...
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

syx

wow... pake garam, glukosa (gula)... coba tambah bawang, kecap, merica gimana jadinya.
mumi modern kalo ga salah pake polimer dalam pengawetannya.

clarasy

Kutip dari: syx pada Maret 16, 2009, 08:59:06 AM
wow... pake garam, glukosa (gula)... coba tambah bawang, kecap, merica gimana jadinya.
mumi modern kalo ga salah pake polimer dalam pengawetannya.

:D :D :D :D :D :D

nandaz

Kutip dari: syx pada Maret 16, 2009, 08:59:06 AM
wow... pake garam, glukosa (gula)... coba tambah bawang, kecap, merica gimana jadinya.
mumi modern kalo ga salah pake polimer dalam pengawetannya.
iya..kan tadinya aku mau bilang pengawetan orang2 jaman dulu...teknik ini mudah dan ditemukan cukup lama...tetapi untuk mumi bukan pake Garam dan Glukosa (ini biasanya digunakan untuk Tortilla nama suatu masakan di Meksiko yang lumayan sudah sangat lama)...kebanyakan mereka memakai Palm oil dan balsem...

hehehe...tambah kecap ;D
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

biobio

Ada juga St. Bernadette yang dianggap sebagai orang suci dalam agama katolik. Tubuhnya dipercaya tidak pernah memakai pengawet. Meskipun rosario (kalung kayak tasbih) di tangannya sudah berkarat, tubuhnya tidak pernah rusak (beliau meninggal 1879). ketika makamnya diangkat untuk proses beatifikasi (memulai "menjadikan santa/orang suci"), ditemukan tubuhnya tidak rusak, bahkan tangan dan kakinya tidak kaku, lemas, dan kulitnya masih lembut.
"The pen is mightier than the sword"

syx

^ yang itu kasus khusus... mujizat ga usah dimasukkan ke sini.

biobio

Kutip dari: syx pada Maret 16, 2009, 03:53:10 PM
^ yang itu kasus khusus... mujizat ga usah dimasukkan ke sini.
Maksudku agar didiskusikan, apakah mujizat ini bisa dijelaskan secara ilmiah..mungkin peti yang kedap udara atau penggunaan bahan kimia yang bagaimana ...
"The pen is mightier than the sword"

syx

ok... mengenai mumi modern, teknik pengawetannya dinamakan plastinasi. prosedurnya adalah dengan mengganti cairan tubuh dan lemak dengan polimer seperti silikon atau resin poliester untuk mempertahankan bentuk tiap jaringan melalui proses vakum khusus. teknik ini bisa membutuhkan waktu hingga 5000 jam untuk plastinasi seluruh tubuhnya. ini contoh hasilnya:


yang depan, bukan yang belakang...

nandaz

starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

biobio

Kutip dari: syx pada Maret 20, 2009, 06:05:00 PM
ok... mengenai mumi modern, teknik pengawetannya dinamakan plastinasi. prosedurnya adalah dengan mengganti cairan tubuh dan lemak dengan polimer seperti silikon atau resin poliester untuk mempertahankan bentuk tiap jaringan melalui proses vakum khusus. teknik ini bisa membutuhkan waktu hingga 5000 jam untuk plastinasi seluruh tubuhnya.
Hmmm...masih bagusan St. Bernadete ya?
"The pen is mightier than the sword"

syx

itu soalnya dibongkar biar keliatan bagian dalamnya... jadi lebih menonjolkan sistem jaringan dalam tubuh. seperti kuliah anatomi yang pake cadaver tapi yang ini dalam bentuk awetan mumi bukan awetan kloroform.