Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 01:44:39 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 102
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 103
Total: 104

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Wadah bagi Peminat Ilmu Genetika dan Biologi Molekuler

Dimulai oleh Hendy wijaya, MD, September 12, 2009, 02:56:56 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

milmi

Kutip dari: biobio pada September 29, 2009, 12:00:19 AM
Memang kayaknya di indonesia kurang banyak ya yang benar-benar berminat pada genetika dan biologi molekuler? Apalagi yang mendalami genetika molekuler, mungkin bisa dihitung jari.

Saya tidak setuju dengan komentar ini, karena saya dah cukup kenyang ketemu teman-teman yang ngotak-ngatik genetika dan biologi molekular. Yang perlu diingat, biologi molekular adalah tool bagi kami peneliti Biologi, saya sendiri menggunakannya dalam sebagai alat identifikasi mikrobia dan penyusunan pohon filogenetik, dan  PhD nanti saya berniat untuk mengambil bidang evolusi molekular. Kalau mas hendy tidak menemukan orang-orang yang mendalami bidang tersebut, berarti mas hendy belum cukup keras mencarinya. Harap diingat, ForSa kebanyakan berisi siswa-siswi sekolah yang belum melakukan metodologi molekular secara langsung, jadi saya rasa di sini akan sulit membahas hal-hal tersebut. Coba saja tanyakan ke mereka, ada yg tau gak apa itu RAPD, RFLP, primer, etc.

Hendy wijaya, MD

Wah, saya juga berencana terus ke Ph D bidang molecular genetics ada saran dari bung milmi di mana networking yang bagus terutama yang ada hubungannya dengan dunia kedokteran?terus terang, saya di Unud sendiri kesusahan, tanya ke dosen senior di bidang biomol n genetika aja udah mentok, udah pada pensiun dan ga ngikuti lagi perkembangannya, ilmunya banyak yg obsolete, mereka jg ga ada network lagi. atau mungkin hanya di Unud aja yg kyak gitu ya?any suggestion?
Btw, trus kalau memang banyak orang yang tertarik di biomol di indonesia kenapa ga ada asosiasinya yang bisa memfasilitasi keperluan-keperluan mereka akan informasi?seperti misalnya di eropa ada EMBO (European Molecular Biology Organization)? kenapa ga kita bikin aja IMBO atau IMBA (A= Association)?
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

milmi

Saya rasa ada asosiasinya, tapi saya lupa karena saya lebih konsentrasi ke dalam Mikrobiologi, sehingga yang saya hapal adalah asosiasi mikrobiologi Indonesia (Permi). Coba cari di Google, atau coba saja datang ke kantor saya (UGM), pasti ada orang-orang yang kompeten di bidangb tersebut. Bisa juga di lihat di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Hendy wijaya, MD

Wah, kebetulan bulan agustus lalu saya baru ikut pelatihan biologi molekuler dan imunologi di UGM, waktu saya tanya apakah ada asosiasinya, para instrukturnya bilang memang belum ada, apakah ga leboh baik kita bentuk? saya sudah pernah search di internet, yang saya dapatkan hanya Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia (PBBMI), tapi ga ada websitenya, lagipula PBBMI cabang bali udah ga aktif lagi, orang2nya pada pensiun, aku sendiri heran kok bisa ga ada penerus yang di sini..lebih lagi, saya rasa perhimpunan itu lebih cenderung ke biokimianya, bukan genetika, bidang yang saya minati mas..ada saran lain mas milmi?
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

milmi

Mungkin seperti ini mas hendy, perkumpulan tersebut belum ada karena para penggelut genetika dan biologi molekular hanya menggunakan ilmu tersebut sebagai tool, jadi mereka akan membuat asosiasi yang berhubungan dengan ilmu dasar mereka. Seperti saya beri contoh di atas, saya juga menggeluti biomolekular dalam konteks tool dalam penelitian2x mikrobiologi, jadi saya bergaul dengan perhimpunan mikrobiologi. Menurut saya memang seharusnya hal tersebut yang terjadi.

Hendy wijaya, MD

Iya saya tahu mengenai hal itu mas. Tapi ilmu genetika dan biologi molekuler sekarang telah berkembang menjadi bagian yang independen di mana2 karena perkembangannya yang pesat, luas dan dalam. Tidak lagi dibahas sepotong-sepotong sesuai bidangnya masing-masing, misalkan di bagian bedah, penggunaan biomol dan genetika hanya dalam pembahasan kanker, di bagian penyakit anak hanya pada kelainan kongenital, di interna hanya padap enyakit tertentu. Pembahasan sepotong2 tersebut akan sangat menghambat penerapan ilmu genetika secara komprehensif dan benar-benar bermanfaat. Seperti halnya ilmu kedokteran yang pecah menjadi banyak divisi. Kalau tetap hanya dipegang ilmu kedokteran umum, maka pengembangannya akan susah, karena masing-masing divisi akan dibahas secara dangkal. Saya rasa kita sudah saatnya memiliki asosiasi atau paling tidak pikiran ke arah itu, sebab kemajuan di bidang teknologi saat ini berada di penerapan ilmu ini. Lihat para pemenang nobel di bidang fisiologi atau kedokteran, semuanya orang-orang biomol dan genetika. Sedangkan para dokter di sini aja banyak yang masih bingung antara gen dan genom. Apa kata dunia?
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Hendy wijaya, MD

Bahkan di Amerika, S2 Genetika sudah ada sejak 70 an, bahkan sekarang, residency in medical genetics pun sudah ada di sana. Hasil dari penelitian-penelitian mereka pun banyak yang menjadi dasar penatalaksanaan penyakit-penyakit yang akhirnya kita anut juga di Indonesia. Mengapa kita terus-terusan jadi bangsa yang konsumtif bukanya produktif?
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio