Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:44:57 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 97
Total: 97

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

wajah dan kaitannya dengan sifat

Dimulai oleh Karno Giyantono, November 14, 2009, 06:34:15 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

nandaz

..orang dengan wajah cakep itu hanya dikarenakan sering dandan, dan merawatnya....nah, dari sini sifat suka kebersihan juga  terlihat khan? ;D
...bandingkan dengan orang yang super jelek, mungkin ngga suka dandan dan yang terlalu menor...
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

phice

Kutip dari: nandaz pada November 30, 2009, 01:59:27 PM
...bandingkan dengan orang yang super jelek, mungkin ngga suka dandan dan yang terlalu menor...

Saya merasa tersindir...
Mau Belajal Yang Pintel Bial Jadi Doktel Hewan Yang Ashoi

r.a.n

Nah..ternyata ada kaitannya antara wajah dan sifat ..ini baru dapat artikelnya semoga membantu...

Kepribadian seseorang bisa dikenali lewat wajah. AP

Oleh Djulianto Susanto

Ketika bermaksud menjalin hubungan, langkah pertama yang diambil seseorang biasanya adalah mencari informasi seperti apakah sifat dan karakter mitranya itu. Mengetahui sifat dan karakter tentunya sangat penting. Salah menilai, bisa jadi keberuntungan menjauh, malah kegagalan yang didapat.

Penampilan luar mungkin oke, tetapi bagaimana penampilan dalam? Tidak dimungkiri, penampilan luar sering menjebak. Seperti kata pepatah "serigala berbulu domba", dari luar kelihatannya baik, namun ternyata hatinya kotor.

Banyak usaha yang dilakukan orang untuk memahami karakter calon kekasihnya, calon mitra bisnisnya, atau calon karyawannya. Salah satu upaya itu adalah melalui pembacaan karakter wajah. Melihat wajah merupakan cara yang paling aman dan cepat, karena wajah merupakan anggota tubuh yang biasanya pertama kali dipandang.

Lagi pula untuk melihat wajah seseorang, kita tidak perlu meminta izin dari yang bersangkutan. Berbeda misalnya jika kita ingin mengorek sifat dan karakter seseorang lewat garis tangan (palmistri) atau tulisan tangan (grafologi), kita harus berhubungan langsung dengan yang bersangkutan.

Karena berfungsi untuk mengamati "bagian luar dan dalam" seseorang, maka melihat wajah sering kali dianggap sebagai ramalan. Ramalan melalui wajah sebenarnya telah dilakukan orang sejak ribuan tahun lampau. Ada dugaan, ramalan wajah mula pertama muncul di Tiongkok dan India, kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di dunia Barat.

Filsafat Praktis

Di dunia Barat, karakter wajah dipelajari lewat ilmu fisiognomi
Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.
. Ilmu ini dianggap warisan kuno yang luar biasa ampuhnya. Banyak pakar Yunani purba mempelajari fisiognomi untuk menafsirkan berbagai sifat dan karakter melalui berbagai bentuk wajah, warna rambut, anggota badan, dan suara. Karya Aristoteles dan Hippocrates dianggap sebagai bagian dari filsafat praktis paling kuno yang secara sistematis membicarakan fisiognomi itu.

Pada masa klasik, studi fisiognomi lebih bersifat deskriptif. Perkembangan di abad pertengahan kemudian menunjukkan bahwa fisiognomi lebih mengembangkan sisi prediksi dan astrologi, bahkan sering kali masuk ke dalam sisi magis dan mitos. Saat itu, penulis-penulis bangsa Arab banyak memberikan kontribusi pada literatur fisiognomi Barat.

Pada abad ke-18 dan ke-19, fisiognomi digunakan oleh beberapa praktisi sebagai metode untuk mendeteksi kecenderungan kejahatan. Kemudian berkembang frenologi (phrenology), yaitu ilmu yang mempelajari bentuk kepala sebagai indikasi dari mental dan sifat seseorang. Franz-Joseph Gall berdasarkan analisanya secara empiris murni menyimpulkan adanya bentuk-bentuk batok kepala yang dikategorikan sebagai batok kepala "penjahat".

Demikian pula dengan Lambroso. Dia menduga ada hubungan yang erat antara sifat psikopat penjahat dengan ukuran batok kepala. Tahun 1920-an, Edward Vincent Jones, seorang jaksa, bahkan mempelajari fisiognomi untuk mencari indikator karakter penjahat lewat bentuk wajah.

Pada 1960-an, psikolog AS, Paul Ekman, menemukan bahwa wajah adalah instrumen yang sangat efisien untuk komunikasi. Dia pun beranggapan bahwa semestinya ada rumus-rumus yang mengatur cara menafsirkan wajah. "Ada pelajaran-pelajaran fundamental yang bisa dipelajari melalui wajah seseorang," katanya (Seni Membaca Wajah, Roos Woodrow dkk, 2006).

Di zaman kerajaan Romawi, membaca wajah merupakan profesi terhormat.

Namun, di Inggris masa Ratu Elizabeth I, ilmu fisiognomi begitu dimusuhi, sampai-sampai Sang Ratu memberi titah, "Siapa saja yang menguasai ilmu fisiognomi atau 'imajinasi fantastik', harus ditelanjangi separuh dada dan dicambuk sampai tubuhnya babak belur," (Membaca Karakter Lewat Wajah, Lailan Young, 1997).

Senyum yang Sopan

Umumnya literatur-literatur fisiognomi yang beredar, didasarkan pada metode analisa karakter Barat yang mempertimbangkan masalah ciri-ciri fisik dan tingkah laku. Di India, pengetahuan fisiognomi seluruhnya bersumber pada kitab-kitab kuno, seperti Purana dan Samudrik Shastra.

Banyak ciri fisik wajah seseorang, termasuk bagian tubuh lain, digambarkan lewat syair-syair klasik masa Hindu, seperti dalam kitab kuno Ramayana. Sinta, misalnya, dikatakan wanita yang sempurna karena memiliki rambut yang bagus, lembut, hitam, dan seragam. Ini didukung alis mata yang tidak bertemu, gigi yang berjarak rata, serta tulang pelipis dan mata yang simetris dan berbentuk bagus. Ditambah kulit yang bercahaya dan senyum yang sopan, jadilah apa yang dimiliki Sinta itu menjadi pedoman fisiognomi India sampai sekarang.

Sedangkan suami Sinta, Rama, digambarkan memiliki wajah yang menyenangkan, leher berbentuk seperti siput, tulang lehernya sangat terbenam dalam daging dan tidak terlihat. Sementara sudut matanya mempunyai corak kemerah-merahan, suaranya dalam dan berbunyi seperti genderang. Dikatakan pula, roman muka Rama gagah berani, kulitnya halus, serta bagian da- ri tubuhnya simetris dan mempunyai tanda-tanda yang ba- ik (Menguak Rahasia Tubuh, Ashok Girish Mukherjee, 2006).

Meskipun setiap ciri-ciri fisiognomi yang beragam itu penting, tapi wajah dipandang yang paling utama dari semuanya. Wajah merupakan bagian dari anggota tubuh yang paling mudah diamati karena terlihat langsung dari luar.

Membaca Wajah

Di Tiongkok, seni membaca wajah sudah dikenal sejak zaman Confucius atau Konghucu. Namun, saat itu membaca wajah bukan untuk kepentingan ramalan, tetapi digunakan oleh para tabib sebagai alat bantu mendiagnosis suatu penyakit.

Praktik pembacaan wajah muncul pertama kali pada abad ke-6 SM. Dibandingkan metode Barat dan India, seni pembacaan wajah cara Tiongkok sangat rumit. Seorang pembaca wajah terlebih dulu harus mengklasifikasikan bentuk-bentuk wajah secara individual dengan menilai warna, ukuran, serta kecacatan tertentu pada areal wajah. Pada dasarnya, wajah dibagi menjadi 130 area. Setiap area merupakan situasi umur dan kehidupan tertentu. Dengan mengamati lima elemen siklus produktif dan destruktif (kayu, api, tanah, logam, air) dan teori yin-yang, maka seorang pembaca wajah yang terampil mampu memprediksi kejadian tertentu, mendiagnosa penyakit, atau memahami kepribadian seseorang.

Selain itu, wajah mencakup Dua Belas Istana, yakni daerah-daerah berbeda di seluruh wajah; Tiga Belas Posisi memanjang dalam satu garis dari dahi ke dagu; Dua Belas Cabang Bumi yang membentuk sebuah lingkaran di sekeliling wajah; dan Tiga Daerah Wajah berikut Lima Gunung dan Empat Sungai (Seni Membaca Wajah dan Garis Tangan, Man-Ho Kwok, 2002).

Dalam ajaran Feng Shu Tubuh, wajah dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian pertama (dahi ke alis), mewakili langit; bagian kedua (alis ke ujung hidung) mewakili manusia (orang itu sendiri), dan bagian ketiga (ujung hidung ke dagu) mewakili bumi. Keadaan yang ideal adalah langit, manusia, dan bumi berada [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] keselarasan sempurna (Body Feng Shui, Chao-Hsiu Chen, 2003).

Pada dasarnya, pakar yang telah berpengalaman mampu menganalisa wajah seseorang dengan cepat dan akurat. Lewat wajah, kita dapat mengetahui kesombongan, keramahan, nasib, hasrat seksual, kejujuran, ambisi, kreativitas, kesehatan, ketekunan, kekejaman, dan lain-lain watak dari seorang manusia. Nah, jangan heran kalau ada orang yang menatap wajah Anda berlama-lama dengan serius. Mungkin dia sedang menganalisa sifat dan karakter Anda.

Diambil dari:[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

Karno Giyantono

gila mantab bgt, ran tulisan km!!!

oia nah sedari kecil saya meneliti hal ini.

ternyata di sekolah sy liat dari ribuan murid yg pernah saya didik, ada beberapa yg saya tafsir raut n karakter wajahnya sama, n ternyata sifat atau roh nya saya prediksi adakah kemungkinan sama juga?

bedanya dgn orang kembar?
"Orang Pintar adalah Orang yang Berusaha Membangun Rumah atau Kehidupan yang Bagus di dunia dan Istana Di Surga"

[move]caranya Belajar dan Bekerja serta Beramal dan Beribadah

r.a.n

 ;D ;D itu bukan tulisan saya mas...itu tulisannya Djulianto Susanto yang saya ambil dari Suara Pembaharuan
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

nandaz

Kutip dari: phice pada November 30, 2009, 06:51:52 PM

Saya merasa tersindir...
wait, saya bilang khan orang yang cakep itu suka dandan...dan cakep itu bagi mereka belum tentu cakep bagi orang lain...tergantung dandanannya dong... kurasa semua wanita juga suka dandan, tetapi gayanya tentu saja berbeda...paling tidak saat mau menyisir rambut.


starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

Hendy wijaya, MD

Kalau dinalar logis, bentuk wajah seseorang tidak mempengaruhi karakternya demikian juga sebaliknya, apalagi kalau sampai dikait2kan segala dengan gen apa saja yang terkait. Memang terkadang kita mengasosiasikan beberapa karakter wajah tertentu dengan karakter kepribadian seseorang, tapi itu hanya persepsi. Seperti anda mempresepsikan bahwa wajah preman itu sangar2 sebab anda sering disuguhi dengan film atau gambar yang mengkarakteristikkan preman dengan wajah sangar. Jadi di sini ada proses pembelajaran tentang persepsi berdasarkan impuls sensorik di korteks asosiasi.

Hal ini hampir sama persis dengan mekanisme pembelajaran anda mengenali benda dan pemberian nama. Misalkan anda melihat suatu objek berbentuk bola, anda meraba, memegang bola tersebut dan memasukkan segala input sensorik mekanoreseptor ke daam korteks asosiasi dan area penamaan benda. Setelah itu ketika anda menutup mata dan disuruh meraba objek lain berbentuk bulat anda akan tetap menamainya itu bola, sebab demikian orang menyebutnya. Bagaimana kalau sejak kecil anda diajarkan bahwa segala sesuatu yang berbentuk bulat dinamai kotak..anda akan menyebutnya demikian.

Itu semua masalah persepsi, seperti pada umumnya anda mempersepsikan bahwa seorang ibu itu baik, lembut penuh cinta kasih sebab anda dibesarkan oleh seorang ibu, bagaimana kalau anda dibesarkan seekor simpanse seperti tarzan?Tentu saja anda akan berpresepsi bahwa wajah simpanse itu lembut, pebuh cinta kasih seperti hanya sorang ibu, sebab itu yang tersimpan di korteks asosiasi anda.

Peran gen terhadap perilaku walaupun kecil, memiliki peran yang penting. Gen dapat dianalogikan seperi hardware dalam dunia komputer, sedangkan lingkungan adalah software. Hardware sangat menentukan kinerja dan bagaimana suatu sistem berperilaku jika dalam kondisi tertentu walaupun ia mempengruhinya secara tidak langsung dan softwarenya yang melakukan peran langsung itu. Bukti bahwa peran gen atau hardware itu sangat fundamental yaitu anda tidak akan pernah bisa memproduksi simpanse yang bisa berbicara dan berperilaku persis seperti manusia walupun anda melakukan teknik SCNT pada nukleus simpanse dalam sitoplasma ovum manusia, mengimplantasikannya dalam uterus manusia dan setelah lahir pun anda  membesarkannya di lingkungan manusia, jadi di sini total faktor lingkungan adalah sama dengan manusia lain(walaupun penelitian semacam ini sangat tidak etis). Sebab hardware (gen) nya adalah hardware simpanse bukan hardware manusia.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio