Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 04:57:50 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 90
Total: 90

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

belajar Fisika tanpa Rumus

Dimulai oleh utusan langit, Januari 26, 2009, 08:56:37 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

HyawehHoshikawa

maksutnya semacam soal PV = nRT
jika

n1 = a n2
P1 = b P2
V1 = c V2
R1 = d R2 ???
=> T1 = x T2 ?

yah, gw si t'serah lo aja, mw ditulis ato ndak, toh seandainya gw bilang monggo, gurune ente kan kaga bilang begitu juga.
tapi tetep, ditulis itu mengurangi "ketidaktelitian", dan nyesel dibelakang gara2 salah akibat kurang teliti itu lebih berat daripada salah gara2 ngga' taw. iya kan?
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

superstring39

Memang jika dilihat kurikulum atau soal-soal yang sering keluar di ujian-ujian baik lokal maupun nasional, mata pelajaran fisika memang akan tetap menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa. bagaimana tidak, jika dilihat dari soal-soal UN atau SPMB (sekarang SMNPTN kalo enggak salah) matpel fisika, seolah-olah siswa dituntut untuk menghapal banyak rumus dan pandai berhitung sampai-sampai banyak siswa yang bisa memperoleh nilai ujian yang bagus dibidang ini tapi saat ditanya makna fisisnya apa mereka tidak bisa menjawabnya. mereka hanya bisa menghapal rumus dan berhitung, itu sih sudah mereka dapat di matematika. seharusnya mereka lebih ditekankan kepada makna fisis setidaknya untuk tingkat SMA.

Jika dibandingkan dengan kurikulum internasional (MYP dan DP), pada saat ujian di belakang soal ujiannya terdapat banyak sekali rumus-rumus fisika sehingga mereka tidak perlu menghafal semua rumus itu (tinggal pilih sesuai kebutuhan) dan mereka diperbolehkan menggunakan kalkulator untuk ujian fisika. karena dalam kurikulum ini lebih ditekankan pemahaman terhadap konsep fisika itu sendiri.

@UL
memulai mengerjakan soal fisika dengan membayangkan fenomena secara imajiner sangat disarankan bahkan itu memang yang utama dan menggunakan analogipun adalah cara yang bagus dalam menyelesaikan soal fisika. namun menggunakan variabel sendiri dalam soal essay itu tidak bisa dibenarkan karena dalam fisika semua lambang dan simbol sudah ada ketentuannya jika salah simbol atau lambang ya nanti cuma anda sendiri yang mengerti. jika dalam corat-coretan anda sendiri boleh lah atau soal PG.

untuk memahami atau mengerjakan soal fisika kita tidak selalu perlu menuliskan rumus yang panjang jika kita mengerti itu sudah cukup. namun masalahnya jika ada orang lain yang membaca pekerjaan anda maka anda harus menulis dengan cara yang dipahami oleh orang banyak. misalnya guru anda atau setidaknya kasih keterangan yang lebih jelas. kalo masih disalahin juga coba jelaskan secara langsung .

HyawehHoshikawa

haa?
bukannya tujuannya mempelajari fisika tu "at least" bisa menentukan mana variabel yang b'banding lurus dan b'banding t'balik(juga ditambah/dikurangi) dengan variabel lainya ya?terus ditambah ama vektor dan integral (definisi fisika menurut gw si kurang lebi begitu).
jadi gw si setuju-setuju aja ama kurikulum yang ada sekarang ini...

walopun kadang ada yang ngga bisa dipahami seperti meng-log intensitas => taraf intensitas...


Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

superstring39

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Maret 31, 2009, 11:19:20 AM
haa?
bukannya tujuannya mempelajari fisika tu "at least" bisa menentukan mana variabel yang b'banding lurus dan b'banding t'balik(juga ditambah/dikurangi) dengan variabel lainya ya?terus ditambah ama vektor dan integral (definisi fisika menurut gw si kurang lebi begitu).
jadi gw si setuju-setuju aja ama kurikulum yang ada sekarang ini...
mungkin jika anda tertarik mempelajari fisika lebih lanjut anda akan mengerti bahwa fisika bukan sekedar menentukan variabel dan menghitung, tapi lebih dari itu. Dengan fisika kita bisa mempelajari masa lalu dan memprediksikan masa depan.

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Maret 31, 2009, 11:19:20 AM
walopun kadang ada yang ngga bisa dipahami seperti meng-log intensitas => taraf intensitas...
misalnya untuk kasus ini. jika anda memahami apa itu taraf intensitas dan bukan sekedar menghafal rumusnya maka anda bisa menjawab pertanyaan itu. Taraf intensitas bukanlah besaran yang mutlak untuk semua pengamat, setiap orang akan mengalami TI yang boleh jadi berbeda. karena besaran ini sangat bergantung dari properti yang dimiliki oleh manusia yakni telinga. Kenapa harus di-log-kan karena sifat indera manusia bersifat logaritmik (coba lihat sifat fungsi logaritmik di mtk). tidak hanya telinga tetapi mata. coba lihat bab tentang bintang, disana ada besaran kecerahan bintang(magnitude) yang juga fungsi logaritmik karena itu berdasarkan pengelihatan manusia. kajian lebih lanjut dipelajari dalam studi gabungan antara biologi dan fisika yang disebut biofisika (biophysics). jadi tanpa mengetahui pengertian TI maka kita tidak bisa tau kenapa harus log?

utusan langit

kalau saya malah lebih sulit belajar yang tidak bisa dinalar, tidak tahu tujuannya, lalu banyak aturan/prosedur!

@string
umumnya penalaran yang saya lakukan lebih menghemat tempat sekitar 2-9 kali jika saya menggunakan prosedur seperti yang ada pada buku materi!

apa saya tidak boleh menggunakan cara seperti bermain dengan satuan,
untuk vektor, saya lebih suka menggunakan analogi geometri bidang.
kadang untuk sesuatu yang saya lupa variabelnya saya kasih x atau n,

saking seringnya disalahi, belakangan saya malah lebih banyak menuliskan kalimat dalam pekerjaan saya untuk menjelaskan pekerjaan saya!

superstring39

Kutip dari: utusan langit pada Maret 31, 2009, 03:38:33 PM
apa saya tidak boleh menggunakan cara seperti bermain dengan satuan,
untuk vektor, saya lebih suka menggunakan analogi geometri bidang.
kadang untuk sesuatu yang saya lupa variabelnya saya kasih x atau n,

saking seringnya disalahi, belakangan saya malah lebih banyak menuliskan kalimat dalam pekerjaan saya untuk menjelaskan pekerjaan saya!
mengutak-atik satuan boleh-boleh saja, biasanya berhasil walaupun tidak selalu berhasil. menggunakan lambang lain untuk menggambarkan variabel-variabel juga boleh jika untuk kebutuhan sendiri atau soal PG, namun jika untuk soal essay yang akan diperiksa oleh guru lebih baik menggunakan lambang yang umum dipakai, atau setidaknya jika menggunkan lambang sendiri jangan lupa diberi keterangan tambahan tentang lambang2x yang digunakan.

HyawehHoshikawa

#36
Kutipkalau saya malah lebih sulit belajar yang tidak bisa dinalar, tidak tahu tujuannya, lalu banyak aturan/prosedur!
maksutnya?? contoh? kalo' yang dimaksut itu pelajaran-pelajaran hapalan saya juga tidak suka ;D (tidak bisa lebih tepat)

haha ;D sial, gw dapet peran antagonis ni disini :P
hmm...
Kutipatau setidaknya jika menggunkan lambang sendiri jangan lupa diberi keterangan tambahan tentang lambang2x yang digunakan.
kalo' ngliat dari pengalamanx si utusan langit si kayaknya gurunya bakalan em...apa ya.... "emosi" gitu karena dipersulit oleh siswanya...(mungkin)...
dah p'nah dicoba belom tu utusan langit sarannya om superstring?

;D gw si ngliat fisika (secara gampangnya) itu ya kayak kalo' di SD kita dikenalkan dengan soal:
Ani maw beli kue yang harganya 600, dia bawa uang 3 lembar uang 1000-an terus dia beli kuenya sejumlah X .... maka kembaliannya adalah?

nah, yang kemudian "mempersulit" adalah pada bagian integral dan vektor, maksutnya kalo' mw dijadiin sulit itu jadi
=> Harga tiap kue yang dibeli Ani merupakan fungsi t'hadap "X" (dimana X adalah jumlah kue yang dibeli Ani)...haha ngakak gw kalo' mbayangin waktu SD gw dikasi soal kayak gini... ;D

KutipKenapa harus di-log-kan karena sifat indera manusia bersifat logaritmik (coba lihat sifat fungsi logaritmik di mtk). tidak hanya telinga tetapi mata. coba lihat bab tentang bintang, disana ada besaran kecerahan bintang(magnitude) yang juga fungsi logaritmik karena itu berdasarkan pengelihatan manusia. kajian lebih lanjut dipelajari dalam studi gabungan antara biologi dan fisika yang disebut biofisika (biophysics). jadi tanpa mengetahui pengertian TI maka kita tidak bisa tau kenapa harus log?
hmm...b'arti pH itu juga b'sifat logaritmik karena yang digunakan adalah indera perasa manusia begitukah? apa semua perhitungan yang menggunakan indra manusia itu menggunakan fungsi logaritmik?

kalo' gw si ngliat kayaknya matematika itu memiliki sisi yang lebih mnarik daripada fisikanya, bisnya...mw gimana lagi, fisika SMA cenderung jadi sangat mudah jika tidak perlu "menghapal" memahami rumus, karena yang ada hanya perkalian, pembagian, + dan - dan sedikit sekali bagian yang lainnya...-_-

sebagai contoh, nalarlah usaha yang dilakukan oleh sistem karnot pada siklus isothermal
atw, nalarlah kejadian pada interferensi gelombang stasioner

well, kalo' gw pribadi si, ngliat soal pertama memiliki rumus nRT ln(V2/V1) dan yang kedua....(jah, gw dah lupa & males nurunin) itu lebih seru kalo' gw kerjain dengan tau cara nurunin dari pelajaran matematika....walopun pada matematikanya, teori tentang asal mula aturan-aturan integral itu juga gw ga paham... ;D ;D
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

superstring39

Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Maret 31, 2009, 10:56:08 PM
hmm...b'arti pH itu juga b'sifat logaritmik karena yang digunakan adalah indera perasa manusia begitukah? apa semua perhitungan yang menggunakan indra manusia itu menggunakan fungsi logaritmik?
Nice!! akhirnya paham juga


Kutip dari: HyawehHoshikawa pada Maret 31, 2009, 10:56:08 PM
well, kalo' gw pribadi si, ngliat soal pertama memiliki rumus nRT ln(V2/V1) dan yang kedua....(jah, gw dah lupa & males nurunin) itu lebih seru kalo' gw kerjain dengan tau cara nurunin dari pelajaran matematika....walopun pada matematikanya, teori tentang asal mula aturan-aturan integral itu juga gw ga paham... nyengir nyengir
padahal persamaan integral, diferensial dll. itu diturunkan dari konsep-konsep yang ada di fisika. kalo belajar pengertian dasar dari integral, diferensial dan limit itu pasti jadi bisa lebih menalar. padahal semua itu dasarnya juga penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian juga koq.

HyawehHoshikawa

Kutippadahal persamaan integral, diferensial dll. itu diturunkan dari konsep-konsep yang ada di fisika. kalo belajar pengertian dasar dari integral, diferensial dan limit itu pasti jadi bisa lebih menalar. padahal semua itu dasarnya juga penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian juga koq.

hee?bukannya fisika itu justru disupport oleh konsep-konsep matik yah? seperti buat nentuin EK (pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya) itu kan pake integral tingkat tinggi..emm..apa ya namanya...polinomial??? , dan kalo' gw ga salah denger untuk menguasai konsep relativistik itu perlu ilmu kalkulus yang cukup tinggi..

btw, itu ada thread baru tu "gaya reaksi" bikinannya "ricky fusion", harusnya si itu tipikal soal analisis daripada kalkulus... (banyak vektor nya kliatannya ^^)
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

Idad

hm.... fisika nalar, setuju itu...

Hahaha.., baru saya dapet pikiran..., jangan-jangan tiap orang yang seneng ama fisika(walupun ga bisa dan ulangan sering dapet jelek) kebanyakan gak seneng afalan (entah afalan apaun itu) dan elbih senneng menyelesaikan persolanan dengan intuisi

Hayo coba testing:
Jelaskan definisi dari kecepatan dan percepatan.

Tapi klo soal menghafal rumus dengn menurunkan rumus awal dengan menggunakan matematika.., saya juga seneng tuh cara kayak gitu...
Kayak menentukan gaya angakt pesawat yang F1-F2=[rho](v2-v1)A
itu kan sebenernya cuma rumus bernoulli yang diutik sedikit dan dikali dengan A

Cuma kalo buat termodinamika.., memang saya agak males menurunukannya,,,  mendingan afalin yang poin-poin aja..,

Oia.., buat UL, memang super riskan membuat variabel sendiri..., bener kayak kata SuperString. Memang sih enak buat variable sendiri, tetapi penulisan rumus itu harus dapat dimengerti orang banyak dan lambang-lambangnya juga sudah ditentukan agar tidak rancu yang satu dengan yang lainnnya...
mau tau juga si sberapa banyak yang ngerespon
hehehe....


Monox D. I-Fly

Kutip dari: Idad pada Mei 06, 2009, 09:56:13 PM
hm.... fisika nalar, setuju itu...

Hayo coba testing:

Maaf, repost postinganku di thread lain... Cuma mau sekedar meramaikan dan berbagi pendapat aja:
Kutip dari: Monox D. I-Fly pada Juli 24, 2013, 09:51:53 AM
Yup. Aku dulu bingung sama fisika soalnya aku nggak menguasai konsepnya. Padahal aku suka matematika lho, tapi yang bikin aku nggak suka fisika walaupun suka matematika adalah: Kalau matematika kan semisal jawabannya nggak ketemu masih bisa diakali pakai cara lain (jadi kayak nge-game gitu), tapi kalau fisika kan rumusnya cuma itu-itu aja, jadi kalau nggak ingat rumusnya ya udah, mentog deh, jadi sama aja kayak pelajaran hafalan. Tapi ku mulai sedikit paham waktu liat ngajarin anak SMP soal percepatan. Aku liatin satuannya m/(s^2) yang berrarti (m/s)/s dimana m/s adalah satuan kecepatan dan s adalah satuan waktu. Berarti percepatan itu pertambahan kecepatan setiap detik. Aku baru sadar karena selama ini yang diajarkan di sekolah-sekolah tentang percepatan, dsb. adalah definisi, bukan konsep. Anak SMP mah jelas bakalan bingung kalau cuma dejejali definisi-definisi tanpa tahu maksudnya gimana.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.