Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 07:58:37 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 70
Total: 70

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Artikel ForSa - Termodinamika

Dimulai oleh reborn, Februari 16, 2011, 08:32:03 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

12

coba gini, pada suhu 0 derajat kelvin atom/molekul penyusun benda itu diam, jadi frekuensi dan amplitudonya nol. ketika suhu dinaikan maka atom/molekul itu mulai bergetar, artinya frekuensi dan amplitudonya mulai ada. semakin tinggi suhunya maka frekuensi dan amplitudonya menjadi semakin besar. meningkatnya amplitudo ini menyebabkan benda itu mulai memuai.

jadi, amplitudo dan frekuensi dari getaran atom sama-sama terpengaruh oleh perubahan suhu.
#12

12

coba gini, pada suhu 0 derajat kelvin atom/molekul penyusun benda itu diam, jadi frekuensi dan amplitudonya nol. ketika suhu dinaikan maka atom/molekul itu mulai bergetar, artinya frekuensi dan amplitudonya mulai ada. semakin tinggi suhunya maka frekuensi dan amplitudonya menjadi semakin besar. meningkatnya amplitudo ini menyebabkan benda itu mulai memuai.
jadi, amplitudo dan frekuensi dari getaran atom sama-sama terpengaruh oleh perubahan suhu.
#12

Muhammad Taufiqi

Kutip dari: 12 pada Juli 22, 2011, 05:01:04 PM
coba gini, pada suhu 0 derajat kelvin atom/molekul penyusun benda itu diam, jadi frekuensi dan amplitudonya nol. ketika suhu dinaikan maka atom/molekul itu mulai bergetar, artinya frekuensi dan amplitudonya mulai ada. semakin tinggi suhunya maka frekuensi dan amplitudonya menjadi semakin besar. meningkatnya amplitudo ini menyebabkan benda itu mulai memuai.
jadi, amplitudo dan frekuensi dari getaran atom sama-sama terpengaruh oleh perubahan suhu.

Wah, saya setuju ini. :D

Sekarang pertanyaannya adalah, (di kepalah saya banyak sekali pertanyaan, hehe, dan jawaban2 yang hanya berupa hipotesa), kita kan mengenal koefisien muai, dan aja juga koefisien konduktifitas (untuk benda padat). Apakah ada hubungannya dengan seberapa spontan kah atom bergetar ketika diberi kalor? Apakah jika semakin spontan perubahan frekuensi atom, maka semakin besar koefisien konduktifitas. Apakah jika semakin spontan perubahan amplitudo atom, maka semakin besar koefisien muainya.
Theoritical Physics


[move]See The World in Different Ways[/move]

12

tapi yah kalau mengenai pegas frekuensinya itu kan hanya dipengaruhi konstanta pegas. sedangkan energi akan mempengaruhi amplitudonya saja.

ketika saya mengutip E=hf maksudnya adalah kalau atom itu dianggap sebagai gelombang. sedangkan maksud anda kan atom itu bergetar, bukan bergelombang.

jadi energi akan mempengaruhi frekuensi dari "gelombang atom". tapi jika atom dilihat sebagai materi yg bergetar/vibrasi maka frekuensi dari vibrasinya itu tidak dipengaruhi oleh energi. energi hanya akan mempengaruhi amplitudonya saja.

jadi kalau atom dianggap sebagai pegas, maka dia memiliki semacam konstanta pegas. setiap atom/molekul memiliki konstanta yg berbeda2 makanya ada yg gampang naik suhunya ada yg susah. ada yg gampang memuai ada juga yg susah. 8)
#12

Muhammad Taufiqi

Kutip dari: 12 pada Juli 23, 2011, 08:47:21 PM
tapi yah kalau mengenai pegas frekuensinya itu kan hanya dipengaruhi konstanta pegas. sedangkan energi akan mempengaruhi amplitudonya saja.

ketika saya mengutip E=hf maksudnya adalah kalau atom itu dianggap sebagai gelombang. sedangkan maksud anda kan atom itu bergetar, bukan bergelombang.

jadi energi akan mempengaruhi frekuensi dari "gelombang atom". tapi jika atom dilihat sebagai materi yg bergetar/vibrasi maka frekuensi dari vibrasinya itu tidak dipengaruhi oleh energi. energi hanya akan mempengaruhi amplitudonya saja.

jadi kalau atom dianggap sebagai pegas, maka dia memiliki semacam konstanta pegas. setiap atom/molekul memiliki konstanta yg berbeda2 makanya ada yg gampang naik suhunya ada yg susah. ada yg gampang memuai ada juga yg susah. 8)


Kalau dilihat sebagai gelombang : Energi kalor mempengaruhi frekuensi
Kalau dilihat sebagai pegas : Energi kalor mempengaruhi amplitudo

Apakah seperti itu maksud Anda?
Theoritical Physics


[move]See The World in Different Ways[/move]

12

#20
ya, dalam gelombang (gelombang de broglie), energi berkaitan dengan frekuensi gelombang \large E=hf. sedangkan dalam getaran sebuah pegas, energi berkaitan dengan amplitudo getaran \large E=1/2 kA^2. jadi menurutku frekuensi getar molekul itu tetap, sekali ia mendapat energi (kalor) ia akan bervibrasi dengan frekuensi vibrasi yg tetap. meningkatnya kalor hanya akan meningkatkan amplitudo getaran.

Kutip dari: Muhammad Taufiqi pada Juli 19, 2011, 10:00:41 PM
...........................tapi kalau dipikir2, semakin panas api kan cenderung berwarna biru, kalau dilihat di gelombang elektromagnetik, warna biru termasuk warna dengan frekuensi yang tinggi dalam rentangan cahaya tampak, artinya benda panas, frekuensi juga bertambah. .....

nah disini bedanya, cahaya api dilihat sebagai gelombang elektromagnetik makanya energi korelasinya ama frekuensi, sedangkan atom yg bergetar adalah partikel makanya energi getar korelasinya ama amplitudo. :kribo:

note::: fekuensi "gelombang atom" berbeda dengan frekuensi "getaran atom".
#12

Muhammad Taufiqi

Saya masih agak bingung dengan kalimat ini : fekuensi "gelombang atom" berbeda dengan frekuensi "getaran atom".

Mohon penjelasannya lebih lanjut.. ;D

Kalau besi dipanaskan, warnanya akan berubah menjadi merah, menurut Anda, mengapa itu terjadi? Apa ada hubungannya dengan apa yang Anda katakan di atas?
Theoritical Physics


[move]See The World in Different Ways[/move]

12

#22
menurut de broglie, sebuah mobil yg bergerak lurus bisa dianggap sebagai sebuah gelombang dengan frekuensi \large f = E/h. ini yg saya maksud dengan gelombang de broglie. begitupun dengan atom yg bergerak, atom itu bisa dilihat sebagai gelombang dengan frekuensi \large f = E/h. ini yg saya maksud frekuensi "gelombang atom". (bayangkan ketika bergetar, atom melakukan gerak translasi bolak-balik disekitar titik pusat getaran sehingga ia bisa dilihat sebagai gelombang yg bervibrasi). frekuensi gelombang atom adalah \large f = E/h sedangkan frekuensi vibrasi atom adalah \large f = \frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{k}{m}} dengan k=konstanta, dan m=massa atom/molekul. ;D

mengenai pemanasan besi mungkin gini yah, besi ketika dipanaskan akan menyerap kalor dan kalor itu sebagian digunakan atom/molekul untuk bervibrasi dan sebagian lagi dilepas kelingkungan dengan meradiasi gelombang elektromagnetik (foton). ketika dipanasin itu elektron2 di dalam atom tereksitasi dari lintasannya ketingkat energi yg lebih tinggi kemudian kembali lagi ketingkat energi semula sambil melepas foton. foton ini yg kita liat sebagai bara api. >:D




#12

Muhammad Taufiqi

Kutip dari: 12 pada Juli 25, 2011, 05:25:10 PM

mengenai pemanasan besi mungkin gini yah, besi ketika dipanaskan akan menyerap kalor dan kalor itu sebagian digunakan atom/molekul untuk bervibrasi dan sebagian lagi dilepas kelingkungan dengan meradiasi gelombang elektromagnetik (foton). ketika dipanasin itu elektron2 di dalam atom tereksitasi dari lintasannya ketingkat energi yg lebih tinggi kemudian kembali lagi ketingkat energi semula sambil melepas foton. foton ini yg kita liat sebagai bara api. >:D






Besi ketika dipanaskan pada tingkat tertentu, akan berwarna merah, tapi jika diteruskan, warna baranya akan berubah, tidak merah lagi. Apakah itu juga karena foton.
Theoritical Physics


[move]See The World in Different Ways[/move]

semut-ireng

Kutip dari: Muhammad Taufiqi pada Agustus 16, 2011, 11:12:21 AM
Besi ketika dipanaskan pada tingkat tertentu, akan berwarna merah, tapi jika diteruskan, warna baranya akan berubah, tidak merah lagi. 

Mengingatkan kepada Max Planck.  Sekitar tahun 1901 dia mengumumkan hipotesa yang cukup mengejutkan,   bahwa energi cahaya  tidak mengalir dalam arus yang kontinyu, tetapi terdiri dari potongan-potongan yang disebutnya quanta.  Idenya itu timbul setelah dia mengamati perubahan warna besi ketika dipanasi,  semula berwarna merah,  dan ketika dipanasi terus maka warna merah berubah menjadi kekuningan,  dstnya.  Dari konsep besi dipanaskan,  dan hipotesa quanta / kuantum,  yang lalu dibuktikan kebenarannya oleh Einstein,  maka Max Planck dikenal sebagai Pencetus Teori Kuantum. :)

12

Kutip dari: Muhammad Taufiqi pada Agustus 16, 2011, 11:12:21 AM
Besi ketika dipanaskan pada tingkat tertentu, akan berwarna merah, tapi jika diteruskan, warna baranya akan berubah, tidak merah lagi. Apakah itu juga karena foton.
warna berubah berarti frekuensi foton yg dipancarkan itu berubah. semakin lama besi dipanaskan berarti energi per area yg diserap besi meningkat hal itu kemungkinan menyebabkan  eksitasi elektronnya itu semakin jauh dan foton yg dipancarkan semakin terang. warna-warna itu bermacam-macam simply karena frekuensi dari gelombang foton yg berbeda-beda
#12

12

tapi eksitasi elektron itu kayaknya teori klasik. kalau menurut teori planck bara api itu muncul akibat vibrasi dari atom (bermuatan listrik) yg menghasilkan gelombang elektromagnetik pada frekuensi cahaya tampak (405 THz-790 THz).mengapa atom yg bergetar itu bermuatan listrik aku juga gak ngerti he2 ;D
#12

obay

saya mau tanya tentang :
1. hukum termodinamika k 0 dan suhu absolut
2. hukum termodinamika k 1 ,termometer dan suhu absolut