Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:01:21 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 91
Total: 91

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Materi. Nyata atau tidak?

Dimulai oleh superstring39, November 22, 2007, 10:27:44 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

superstring39

Semua informasi yang kita terima dari dunia ini merupakan hasil interpretasi dari alat-alat indra yang kita miliki. objek yang kita lihat, suara yang kita dengar, aroma yang kita cium, sentuhan yang kita rasakan dan rasa yang kita ecap, semua merupakan informasi yang kita terima memalui indra dan di olah di otak dan diinterpretasikan disana. jadi semua yang ada di dunia kita ini merupakan hasil interpretasi dalam otak kita yang gelap gulita. contohnya jika seseorang yang buta sejak lahir maka warna tidak ada baginya, bagaimana cara menjelaskan kepadanya warna merah, hijau dll sedangkan ia belum pernah melihat. contoh lain jika seseorang yang tuli total sejak lahir, bagaimana cara kita menjelaskan perbedaan suara gitar, bas, biola dll. maka musik itu sebenarnya tidak pernah ada baginya. Seandainya seluruh manusia di dunia ini tidak memiliki indra pengecapan maka rasa asin, asam dll itu tidak akan pernah ada di dunia ini. jadi apakah dunia ini benar-benar ada atau hanya 'image' yang berada dalam otak kita? Sama seperti kita tertidur saat kita bermimpi kita hampir tidak bisa membedakan mana yang nyata atau tidak? sat kita terbangun baru kita sadar bahwa itu hanya mimpi. mungkin sama halnya dengan kehidupan yang kita alami sekarang ini, saat kita "terbangun" kita baru menyadari bahwa yang kita alami saat ini hanya mimpi yang sangat panjang.

peregrin

ugh... topiknya berat banget, saya bukan orang fisika juga :-[

Barusan liat satu artikel di jurnal Nature, sepertinya ada hubungannya dg post superstring39 ini.
Saya kopas aja ya. Tolong ntar dijelasin  ;D

-----------------------

Nature online, 18 April 2007

Physicists bid farewell to reality?

Quantum mechanics just got even stranger.


There's only one way to describe the experiment performed by physicist Anton Zeilinger and his colleagues: it's unreal, dude.

Measuring the quantum properties of pairs of light particles (photons) pumped out by a laser has convinced Zeilinger that "we have to give up the idea of realism to a far greater extent than most physicists believe today."

By realism, he means the idea that objects have specific features and properties â€"that a ball is red, that a book contains the works of Shakespeare, or that an electron has a particular spin.

For everyday objects, such realism isn't a problem. But for objects governed by the laws of quantum mechanics, like photons and electrons, it may make no sense to think of them as having well defined characteristics. Instead, what we see may depend on how we look.

This notion has been around ever since the advent of quantum mechanics in the early twentieth century. The theory seemed to show that, in the quantum world, objects are defined only fuzzily, so that all we can do is work out the probability that they have particular characteristics â€" such as being located in a specific place or having a specific energy.

Allied to this assault on reality was the apparent prediction of what Albert Einstein, one of the chief architects of quantum theory, called 'spooky action at a distance'. Quantum theory suggests that disturbing one particle can instantaneously determine the properties of a particle with which it is 'entangled', no matter how far away it is. This would violate the usual rule of locality: that local behaviour is governed by local events.

Einstein could not believe that the world was really so indeterminate. He supposed that a deeper level of reality had yet to be uncovered â€" so-called 'hidden variables' that specified an object's properties precisely and in strictly local terms.


Failed test

In the 1960s the Irish physicist John Bell showed how to put locality and realism to the test. He deduced that if both ideas applied to the quantum world, then two particular quantities calculated from measurements made on a pair of entangled photons would be equal to one another. If so, there would be nothing 'spooky' about entanglement after all.

Experiments were done to test his prediction in the ensuing two decades, and results showed that Bell's equality was violated. Thus, either realism or locality, or possibly both of these ideas, do not apply in the quantum world.

But which is it? That's what Zeilinger, based at the University of Vienna in Austria, and his colleagues tried to find out.

They came up with a similar test to Bell's, to see whether quantum mechanics obeys realism but not locality. Again the experiment involves comparing two quantities calculated from measurements on entangled photons, to see if they are equal. But whereas in Bell's test these quantities are derived from the so-called 'linear' polarization of the photons â€" crudely, whether their electromagnetic fields oscillate in one direction or the other â€" Zeilinger's experiment looks at a different sort of polarization, called elliptical polarization.

Like Bell's, Zeilinger's equality proved false. This doesn't rule out all possible non-local realistic models, but it does exclude an important subset of them. Specifically, it shows that if you have a group of photons that all have independent polarizations, then you can't ascribe specific polarizations to each. It's rather like saying that you know there are particular numbers of blue, white and silver cars in a car park â€" but it is meaningless even to imagine saying which ones are which.


Truly weird

If the quantum world is not realistic in this sense, then how does it behave? Zeilinger says that some of the alternative non-realist possibilities are truly weird. For example, it may make no sense to imagine what would happen if we had made a different measurement from the one we chose to make. "We do this all the time in daily life," says Zeilinger â€" for example, imagining what would have happened if you had tried to cross the road when a truck was coming. If the world around us behaved in the same way as a quantum system, then it would be meaningless even to imagine that alternative situation, because there would be no way of defining what you mean by the road, the truck, or even you.

Another possibility is that in a non-realistic quantum world present actions can affect the past, as though choosing to read a letter or not could determine what it says.

Zeilinger hopes that his work will stimulate others to test such possibilities. "Our paper is not the end of the road," he says. "But we have a little more evidence that the world is really strange."


    *
      References
         1. Gröblacher S, et al. Nature, 446. 871 - 875 (2007). | Article |
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

superstring39

Sebenernya topik yang dikutip mas peregrin itu saya juga kurang begitu paham sih coz dulu pas kuliah Fisika Kuantum hasilnya juga kurang memuaskan  :P. tapi sekilas saya coba menjelaskan sedikit. yang dimaksud dengan penjelasan 'spooky action at a distance' adalah kira-kira gini : misal ada 2 buah partikel kuantum yang kembar artinya mereka berasal dari satu partikel atau satu sumber, ceritanya kedua partikel tersebut sedang berpisah dengan kecepatan yang tak tentu dan berjarak sangat jauh. saat salah satu partikel 'diganggu' sifat kuantumnya maka yang lain juga akan terganggu padahal mereka terpisah sangat jauh dan tidak ada yang menghubungkan (mungkin kayak orang kembar gitu  :D)). hal ini juga masih merupakan misteri bagi para fisikawan. terus pada bagian akhir mungkin tentang persamaan ketidakpastian Heisenberg "Uncertainty principle". Prinsip itu berlaku untuk keadaan kuantum posisi dan momentum, saat posisi bisa ditentukan maka momentum jadi taktentu sebaliknya saat momentum dapat ditentukan maka posisi jadi tidak tentu. contohnya pada kutipan di atas adalah misal kita sedang menyebrang jalan terus ada truk dengan sangat cepat mendekat kepada kita, kalau semua yang ada di sana berprilaku seperti partikel kuantum maka kita tidak akan tahu hasilnya. saat posisi orang dan truk dapat ditentukan dengan pasti/hampir pasti maka momentum keduanya tidak dapat ditentukan secara pasti (orangnya kemana - truknya kemana) tapi saat momentum keduanya dapat ditentukan dengan pasti kita tidak tahu posisi mereka (orangnya ada dimana - truknya ada dimana). jadi fisika kuantum memang memusingkan  :'( hiks.. coz dulu dapet nilai jelek. (menyesaaaa..l kenapa dulu gak rajin belajar  :'()

superstring39

Btw nanya donks, gimana sih cara masukin gambar? tadinya pengen masukkin gambar persamaannya tapi gak tau caranya. ??? ???

peregrin

oh gitu ya  ??? *ikutan pusing....

buta saya kalo soal fisika, apalagi kuantum  ;D ... tapi thanks ya udah dijelaskan  ;D

utk gambar, keknya mesti upload dulu di situs sharing pics baru codenya dipost di sini *kalo ga salah lho...
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

superstring39

Saya mengangkat topik ini kembali karena saya sangat tertarik tentang filosofi yang terkandung di dalamnya. sebenernya juga terinspirasi dari film "The Matrix". ada yang mempunyai tanggapan tentang topik ini?

HyawehHoshikawa

maw masukin gambar bukannya:
[img]url gambarnya[/img]
haha...
jadi mas superstring nganggepnya skarang realita ini hanya mimpi, jadi seolah-olah mas super lagi ngliat video gitu, semuanya bukannya hasil rangsangan yang diterima otak, tapi otak anda menipu anda begitu?

waduh...kayknya ko' susah ya...
ya sudahlah yang pasti saat ini saya yakin saya memiliki pikiran, bagaimana dengan anda?apakah anda hanya kamuflase yang dibuat oleh imajinasi saya???
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

Sky

haha..
aku juga pernah kepikiran hal yang sama. Semua yang kita alami hanya gambaran yang dibuat otak saja.
Dunia yang nyata belum tentu terlihat seperti itu, terasa seperti itu, terraba seperti itu, atau terdengar seperti itu.
Semua yang kita alami hanya interpretasi sensor/indera kita saja...


Pi-One

Kutip dari: Sky pada Mei 01, 2009, 11:07:35 AM
haha..
aku juga pernah kepikiran hal yang sama. Semua yang kita alami hanya gambaran yang dibuat otak saja.
semua adalah soal persepsi...

utusan langit

lalu bagaimana secara alamiah kita dapat mengatakan bahwa itu adalah merah, itu adalah air dll, apakah itu juga presepsi?

mengenai sensor pada indra kita, itu kan mengisyaratkan yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan!
mengenai gambaran, itu adalah gambaran sesuai kenyataan! so yang kita rasakan, selama masih normal, it's real!

superstring39

Apakah anda yakin bahwa semuahal yang anda alami selama ini adalah nyata?
apa itu nyata? jika apa yang anda raba dengan tangan, bisa diendus dengan hidung, bisa dilihat dengan mata, bisa didengar dengan telinga, bisa diecap dengan lidah, itu adalah nyata. maka dunia nyata hanyalah persepsi di otak hasil dari impuls-impuls listrik yang ditransfer dari sensor yang ada ditubuh anda melalui jaringan syaraf menuju ke otak, dan kemudian di dalam otak anda yang gelap diinterprestasikan sebagai hal nyata bagi anda berupa gambar visual, audio, motorik, kimia dll.

bagaimana jika sensor-sensor itu ternyata hanyalah sebuah generator impuls listrik yang bekerja dengan program tertentu yang mengirimkan sinyal-sinyal listrik ke otak anda sehingga anda mendapatkan gambaran tentang dunia anda sekarang. anda tidak akan bisa membedakan apakah image yang anda terima diotak anda hasil pengindraan oleh sensor ataukah hanya berupa generator impuls listrik belaka, karena keduanya menghasilkan image yang sama di dalam otak anda. semuanya sama, gelap-terang, sakit, marah, sedih, semua yang dihasilkan oleh generator impuls tersebut adalah sama persis dengan dunia anda sekarang. bagaimana?

The Houw Liong

Menurut Descartes :" I think therefore I am".
Logika, matematika dan hukum alam (LOGOS) mendahului eksistensi alam semesta (ruang-waktu dan materi).
HouwLiong

humaam dz.

kalau memang itu yang kita semua pikirkan, bahwa semua yang kita lihat, kita alami dan kita rasakan adalah sebuah gambaran yang dismapaikan oleh panca indera kita ke otak. lalu, bagaimana anda semua menjelaskan bahwa otak yang didalamnya tergambar semua kejadian yang kita alami itu tidak nyata?
[move]akan ada pengorbanan di setiap mimpi yang kita perjuangkan.[/move]

Sky

Ya ga nyata lah. semuanya hanya sinyal impuls saraf saja.
Analogikan dengan komputer.
Komputer dapat melihat gambar melalui webcam, namun dalam otak komputer itu sendiri, itu cuma kumpulan bilangan biner yang ga jelas bentuknya.
Tapi, dapat diinterpretasikan menjadi gambar oleh cpu, dan dapat ditampilkan dilayar.
Meskipun begitu, komputer tetap ga ngerti gambar itu aslinya gimana.
Dia hanya bisa memvisualisasikan saja, sesuai program (otaknya).

Terus ada lagi yang aneh, mata kita selalu menghasilkan gambar yang terbalik di retina, tapi kenapa pemandangan yang tampak pada kita itu tidak terbali?
Ataukah, karena sudah terbiasa begitu dari kecil, jadi kita tidak menyangka terbalik?
Kok bisa otak kita ngerti kalo gambarnya terbalik?
Nah, lho, kan aneh?
Jadi seperti kata Pi-One, semua itu hanyalah masalah persepsi saja.

He.... aneh,ya?


utusan langit

memang hasil yang kita terima adalah hasil dari presepsi,
tapi apakah materi yang di scan dengan scaner itu tidak real?
jika tidak real, bagaimana kita bisa mempresepsikan bahwa materi itu semacam A?