Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:08:48 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 89
Total: 89

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Materi. Nyata atau tidak?

Dimulai oleh superstring39, November 22, 2007, 10:27:44 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

humaam dz.

jika memang itu semua hasil impuls2 yang dikirimkan ke otak melalui saraf, bagaimana dengan saraf?

nyata tidak?

kalo di umpamakan seperti ini:

jika kita memukul sebuah balok besi yang teramat sangat keras, kita akan merasa kesakitan. atau dengan kata lain, kita tangan menerima impuls2 hasil pukulan tersebut lalu saraf menyampaikannya ke otak dan otak memberikan perintah 'sakit'.

nah, jika semua itu tidak nyata, bagaimana kita bisa menjelaskan tulang kita yang terbentur balok besi yang memang terdiri atas partikel yang susunannya teramat sangat rapat itu tidak nyata?

otak hanyalah sebuah 'fasilitas' untuk menjelaskan apa yang sebenarnya kita rasakan.

atau, jika kita menyayat kulit tangan kita dengan pisau atau silet, maka akan terasa perih dan sakit lalu juga mengeluarkan darah kan?

apakah darah juga tidak nyata?

kesimpulannya, materi itu (menurut saya) nyata.
[move]akan ada pengorbanan di setiap mimpi yang kita perjuangkan.[/move]

HyawehHoshikawa

gimana kalo' gini?
yang ada didunia ni cuman kamu doang(bahkan dunia ini juga ga ada)
reality ini mimpi, di dalem mimpi yang terjadi itu apa yang kamu pikirkan, bukan kamu inginkan,(kalo' ga salah di buku quantum ikhlas juga bilang bahwa di realita pun apa yang terjadi itu yang kamu pikirkan, ga cuman sekedar dalem mimpi).

loh malah mbahas quantum ikhlas..-_-
terus, bedanya reality ama mimpi itu cuman, didalem mimpi kamu cuman bisa ngliat dan mendengar(apakah yang kita lihat dalam mimpi itu merupakan sesuatu yang berasal dari rangsangan?)ngga' kan? jadi ga ada bukti juga kalo' realita itu bukan sekedar mimpi yang mana kita hanya menunggu waktu untuk bangun.


jah, kaum anti-religi ko' ngomongin kayak gini sih....merusak keyakinan sendiri aja-_-
Rationality alone isn't enough, the world is Complex.

erik hardianto

#17
Kutip dari: Pi-One pada Mei 01, 2009, 11:36:51 AM
semua adalah soal persepsi...
T.O.P.. sederhana tp pasti.
saya tulis begini mungkin ga ngerti, oleh kaka2 skalian tentang dunia nyata ato tidak nyata.. piss, kalo ga nyata knp kita bisa berasa sakit ya. mumet aku :)
nyata ga nyata.. nimatin aja lahhhhh, santai kaya dipantai. nikmati dunia yg menurut saya nyata..

Sky

@atas
Haha....
Filosofi Life is flowing, ya?

Maksudku sih yang ga nyata itu persepsinya, kalo materinya sih nyata lah....

utusan langit

kalau saya balik begini, bagaimana anda mengetahui suatu materi itu nyata, sedangkan yang digunakan adalah presepsi?  :D :D
makin seru aja!

ujang

materi nyata, karena persepsi = hasil dari materi yg membentuk sistem (misalnya tubuh/komputer yg didalamnya terdapat otak/CPU)
antara materi dan persepsi harus ada mana yang mengawali  :-\

Pi-One

Itu semua hanya konsep.

Atau mungkin lebih familiar dengan yagn ini:
Itu semua hanya matrix...

:D :D :D

embud2006

WAduh... klo aku ga salah menilai... ni kayaknya dah agak berbau-bau filsafat ya....
Be carefull....
Klo melihat tulisan sdr penanya, anda menganggap semua interpretasi indra kita bersifat "relatif", relatif dari (keadaan) penafsirnya.
Cara berpikir kia sebaiknya tidak demikian...
Warna merah, hijau dan sebagainya adalah sesuatu yang nyata.
Benda-2 di sekitar kita adalah nyata, mereka menempati ruangan dan memiliki massa, memiliki besaran2 yang dapat terukur dan dinyatakan dengan satuan tertentu yang disepakati.
Semua ini adalah OBYEKTIF. Semua orang yang normal akan menyatakan tanggapan yang sama atas sesuatu materi.....
Bukti konkret-nya penafsiran tadi membimbing kita tuk membuat formula dan akhirnya terwujud dalam teknik rekayasa.... (dih... jadi serius banget nih....). :D >:(
dan terbukti bermanfaat, Ini menunjukkan bhwa lingkungan kita teratur dan semua orang dapat merasakannya, sekaligus penafsiran kita tepat - bukan ilusi.

Klo sekedar ilusi kayaknya bakal terasa gejala di lingkungan kita hanya maya, acak, dan menafikan hubungan sebab-akibat.....

Duh cara berpikir Anda terlalu jauuuuuuh... dan duaaalaammmm. Hai2 mbok ga bisa naik lho....
Berat juga nih...ngebahasnya......

Sky

@embud2006
haha.... kayaknya (mas atau mba) nih, yang mikirnya ketinggian....

santai aja lah....
Ga filosofis banget ko....

Ini sih semacam tempat mengutarakan persepsi masing-masing j.

@Ul
Kutip dari: utusan langit pada Mei 03, 2009, 11:48:12 AM
kalau saya balik begini, bagaimana anda mengetahui suatu materi itu nyata, sedangkan yang digunakan adalah presepsi?  :D :D
makin seru aja!
Hehe.... ya jelas nyata lah, buktinya: materi itu bisa dipersepsi.....
Halah, makin pusing aja kedengarannya...

haha...materinya absolut, tapi persepsinya relatif....
Jadi, materinya nyata, tapi persepsinya maya.....

superstring39

Anda pernah menonton acara Rony Rafael si ahli hipnosis.
Saat dia menghipnosis sekelompok orang secara bersamaan dan memanipulasi apa yang ada di dalam pemikiran mereka maka sugesti itulah yang merupakan 'kenyataan' bagi  mereka. saat mereka disodorkan image bahwa mereka sedang di dalam sebuah ruangan yang gelap, maka mereka melihat gelap. saat mereka dibawa ketempat berisik maka mereka merasakan berisik. saat mereka dipukul dalam pikiran mereka merasakan sakit, mereka bisa tertawa atau menagis. semua sugesti tersebut merasuk kedalam pikiran mereka. dan menganggapnya sebagai sebuah 'kenyataan'

di sisi lain penonton pertunjukan tersebut hanya melihat orang-orang yang sedang dihipnosis tersebut hanya duduk di atas bangku yang kecil tanpa berrpindah kemanapun. Namun saat dalam pengaruh hipnosis, mereka benar-benar merasakannya sebagai hal yang nyata dan memang nyata menurut mereka.

atau mungkin berlaku sebaliknya, bahwa yang sebenarnya dihipnosis adalah para penonton yang lain sehingga mereka melihat apa yang diharapkan oleh sang mentalis untuk mereka lihat. sedangkan sekelompok orang yang dipanggil ke depanlah yang dibuat 'sadar'? Jadi sebenarnya siapakah yang dihipnosis? sekelompok orang diatas panggung atau para penonton? sedangkan mereka semua merasakannya sebagai hal yang 'nyata'? atau mungkin saja sebenarnya sang mentalislah yang menghipnosis dirinya sendiri sehingga dia melihat hal yang dia sendiri harapkan untuk dilihat?

dalam hal ini sebenarnya siapakah yang melihat hal yang nyata? apa karena lebih banyak orang yang melihat suatu hal berarti dia telah melihat hal yang nyata? apakah karena lebih sedikit atau segelintir orang saja yang melihat berarti hal yang ia lihat menjadi tidak nyata? jika memang seperti itu sesuatu hal yang 'nyata' hanyalah sebuah kesepakatan antara kaum mayoritas, yang melihat suatu hal? apakah hanya karena manusia yang bisa melihat hantu hanya segelintir jumlahnya membuat hantu menjadi tidak nyata? sebaliknya apakah hanya karena lebih banyak orang yang bisa melihat bukit maka bukit itu menjadi nyata? hal ini berlaku untuk indera yang lainnya pula, merasa, mendengar, mengecap, mengendus.

apa itu 'nyata'? kesepakatan?

Pi-One

Kutip dari: embud2006 pada Mei 03, 2009, 02:32:06 PM
WAduh... klo aku ga salah menilai... ni kayaknya dah agak berbau-bau filsafat ya....
Be carefull....
Klo melihat tulisan sdr penanya, anda menganggap semua interpretasi indra kita bersifat "relatif", relatif dari (keadaan) penafsirnya.
Cara berpikir kia sebaiknya tidak demikian...
Warna merah, hijau dan sebagainya adalah sesuatu yang nyata.
Benda-2 di sekitar kita adalah nyata, mereka menempati ruangan dan memiliki massa, memiliki besaran2 yang dapat terukur dan dinyatakan dengan satuan tertentu yang disepakati.
Semua ini adalah OBYEKTIF. Semua orang yang normal akan menyatakan tanggapan yang sama atas sesuatu materi.....
Bukti konkret-nya penafsiran tadi membimbing kita tuk membuat formula dan akhirnya terwujud dalam teknik rekayasa.... (dih... jadi serius banget nih....). :D >:(
dan terbukti bermanfaat, Ini menunjukkan bhwa lingkungan kita teratur dan semua orang dapat merasakannya, sekaligus penafsiran kita tepat - bukan ilusi.

Klo sekedar ilusi kayaknya bakal terasa gejala di lingkungan kita hanya maya, acak, dan menafikan hubungan sebab-akibat.....

Duh cara berpikir Anda terlalu jauuuuuuh... dan duaaalaammmm. Hai2 mbok ga bisa naik lho....
Berat juga nih...ngebahasnya......
Apakah warna itu nyata? Apakah bau itu nyata? Bukankah itu hanya persepsi kita, penerjemahan atas informasi yang kita terima?

Orang yang buta warna melihat warna merah sebagai warnalain, apa mereka salah? Mungkin mereka berbeda, karena informasi yang mereka terima lain, tapi itu adalah informasi yang mereka terima, kebenaran bagi mereka. Durian adalah bau yang busuk bagi sebagian orang, itu adalah persepsi mereka atas bau durian.

bahkan apa benar langit berwarna biru? Itu juga cuma persepsi kita atas efek yang terjadi di atmosfer kan?

Kita melihat batu itu padat, kita melihat laut sebagai kesatuan utuh, kita melihat pantai sebagai lembaran pasir, apa itu 'nyata'?

Semua bergantung pada cara pandang...

Karno Giyantono

#26
 ::)
:)
Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.

      oke  

(kbh: om karno, kalo mau latihan posting di http://www.forumsains.com/bukan-sains/ aja ya, sementara ga di-delete biar jd contoh aja)
"Orang Pintar adalah Orang yang Berusaha Membangun Rumah atau Kehidupan yang Bagus di dunia dan Istana Di Surga"

[move]caranya Belajar dan Bekerja serta Beramal dan Beribadah

humaam dz.

yang ditanyakan di atas itu kan materinya nyata atau tidak..
kalo hal dijelaskan oleh mas embud2006 itu kan lebih menuju ke hal2 yang abstrak..

kalo menurut saya sih sebenarnya warna pun juga nyata, semua bergantung pada indera penglihatan kita, jika normal maka akan terlihat hal yang sebenarnya ada. Kalo dalam kasus orang buta itu kan, indera penglihatannya masuk dalam kategori gak normal...

jadi, dia akan melihatnya secara berbeda atau yang sebenarnya bukan atau tidak ada.

tapi tetap saja, materi itu nyata.
[move]akan ada pengorbanan di setiap mimpi yang kita perjuangkan.[/move]

Pi-One

Kutip dari: humaam dz. pada Mei 06, 2009, 08:52:49 AM
yang ditanyakan di atas itu kan materinya nyata atau tidak..
kalo hal dijelaskan oleh mas embud2006 itu kan lebih menuju ke hal2 yang abstrak..

kalo menurut saya sih sebenarnya warna pun juga nyata, semua bergantung pada indera penglihatan kita, jika normal maka akan terlihat hal yang sebenarnya ada. Kalo dalam kasus orang buta itu kan, indera penglihatannya masuk dalam kategori gak normal...

jadi, dia akan melihatnya secara berbeda atau yang sebenarnya bukan atau tidak ada.

tapi tetap saja, materi itu nyata.
Materi adalah konsep. Materi itu nyata adalah konsep. Abaikan segala konsep, maka tak tersisa apapun, tidka juga materi.

Orang dulu bilang: Aku berpikir, maka aku ada.
Tapi mereka tak pernah membuktikan bahwa 'aku yang berpikir' itumemang ada, atau 'aku yang berpikir' sebenarnya tak lebih dari buah pikirannya sendiri.

humaam dz.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 07, 2009, 12:23:17 PM
Materi adalah konsep. Materi itu nyata adalah konsep. Abaikan segala konsep, maka tak tersisa apapun, tidka juga materi.

Orang dulu bilang: Aku berpikir, maka aku ada.
Tapi mereka tak pernah membuktikan bahwa 'aku yang berpikir' itumemang ada, atau 'aku yang berpikir' sebenarnya tak lebih dari buah pikirannya sendiri.

aku yang berpikir itu kan juga asalnya dari materi yang nyata.
[move]akan ada pengorbanan di setiap mimpi yang kita perjuangkan.[/move]