Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 02:29:20 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 155
Total: 155

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

SUPERKONDUKTOR????

Dimulai oleh khurinnur, April 28, 2008, 01:07:39 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

khurinnur

HAI..
maaf saya pengen menanyakan masalah superkonduktor, tubarang bentuknya kayak apa? apa semua jenis bahan bisa jadi superkonduktor? emanfaatan untuk kehidupan seharihari apa ya??
makasih...

mozzpunkz

#1
Ini salah satu gambar dari superkonduktor suhu tinggi namanya :kristal banyak-lapisan (contohnya, BSCCO)


Kalau untuk kegunaannya secara spesifik saya kurang, mungkin ada teman2 yang lain yg bisa membantu, tapi kalau mau melihat effek yang dihasilkannya kita bisa lihat video nya di link ini :
http://www.youtube.com/watch?v=c3asSdngzLs

Hanya ini informasi yg bisa saya sampaikan, Semoga bisa membantu..
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

insan sains

DEFINISI DAN KEUNTUNGAN
Pernah mencoba memegang peralatan elektronik? Ya pasti pernahlah, mulai dari handphone, notebook, adaptor, charger, televisi, etc. Dan tentu merasakan juga peralatan elektronik itu lambat laun menjadi panas saat digunakan. Hal ini akan mudah teramati dan dirasakan pada peralatan elektronik yang mengandung lilitan kawat, seperti charger, televisi, kipas angin maupun komponen yang bekerja pada frekuensi sangat tinggi seperti processor, handphone. Mengapa peralatan elektronik tersebut bisa panas?

Jawabannya, karena semua perlengkapan elektronik itu sebagian besar kini menggunakan bahan konduktor maupun semikonduktor. Dimana terdapat resistansi (tahanan) pada material bahan tersebut. Ketika suatu arus listrik dialirkan pada bahan tersebut, sebagian arus tersebut berubah (terbuang) menjadi panas ketika bertemu dengan bahan yang mengandung resistansi. Hasilnya efisiensi daya (perbandingan daya output dengan daya input) yang tercipta menjadi rendah, karena menurut hukum kekekalan energi, daya yang diberikan harus sama dengan daya yang dikeluarkan. Nah karena sebagian energi telah diubah menjadi panas, maka sisanyalah yang kemudian akan menjadi daya output.

Bila nilai output sama dengan input yang diberikan, maka tergolong efisiensi yang luar biasa. Tapi bisakah efisiensi ini mencapai 99-100% mengingat tidak ada satu material pun di alam ini yang tidak memiliki resistansi (tahanan)? Termasuk tubuh kita sendiri pun sebenarnya memiliki sebuah resistansi alamiah.

Jawabannya, BISA. Yaitu superkonduktor. Bahan ini memiliki resistansi yang teramat kecil sehingga saking kecilnya bisa diabaikan. Alhasil efisiensi bisa mendekati 100% sebab tidak ada energi yang terbuang. Tidak dirasakan lagi panas pada barang-barang elektronik. Yang juga akan berimbas pada kecepatan aliran elektron yang maksimal sehingga peralatan elektronik modern dapat berfungsi 100 kali lebih cepat.





SEJARAH

Bahan superkonduktor ini pertama kali diteliti oleh seorang fisikawan Universitas Leiden yang bernama Heike Kamerlingh Onnes pada tahun 1911. Tahun sebelumnya, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1908, fisikawan asal Belanda ini melakukan eksperimen pengukuran resistansi air raksa murni yang didinginkan dengan helium cair pada suhu 4 K (Kelvin) atau -269 C (Celcius). Dari experiment tersebut, Onnes mengambil kesimpulan bahwa hambatan suatu logam akan turun (bahkan hilang sama sekali) ketika mendinginkan logam tersebut dibawah suhu ruang (suhu yang sangat dingin) atau setidaknya lebih rendah dari suhu kritis (critical temperature, Tc) logam tersebut.



Suhu kritis yang dimiliki tiap material untuk mencapai sifat superkonduktifitas-nya berbeda-beda. Lalu apa yang terjadi bila bahan dapat didinginkan hingga mencapai suhu nol mutlak? Salah satu ilmuwan, William Kelvin sendiri memperkirakan bahwa ketika dicapai suhu nol mutlak (0 K) maka elektron akan berhenti mengalir (arus statis).

Namun ada satu masalah disini, ketika efisiensi bisa dicapai setinggi-tingginya oleh bahan superkonduktor ini hingga bisa mencapai 100%. Namun perlu diingat bahwa untuk mencapai sifat superkonduktifitas ini diperlukan energi untuk pendinginan yang tidak kalah besarnya. Oleh sebab itulah, sejak penemuan Onnes ini dipublikasikan, hingga kini para ilmuwan masih berupaya mencari material superkonduktor yang bisa beroperasi pada suhu ruang (sehingga tidak diperlukan lagi pendingin).

Berikut beberapa bahan yang telah berhasil dibuat menjadi superkonduktor.
Bahan                    Tc (K) Ditemukan tahun
Raksa Hg (α )               4,2          1911
Timbal Pb                     7,2          1913
Niobium nitrida          16,0          1960-an
Niobium-3-timah          8,1         1960-an
Al0,8Ge0,2Nb3           20,7         1960-an
Niobium germanium  23,2         1973
Lanthanum barium
Tembaga oksida           28           1985
Yttrium barium tembaga
oksida (1-2-3 atau YBCO) 93       1987
Thalium barium kalsium
Tembaga oksida           125          -

Yang menarik adalah ketika ditemukan material keramik yang ternyata dapat diubah menjadi bahan superkonduktor. Bahan keramik yang seyogyanya dikenal sebagai isolator karena tidak bisa menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang, ternyata pada tahun 1986-1987 berhasil didobrak oleh Alex Miller dan George Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rischlikon, Switzerland. Mereka membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium Tembaga dan oksigen yang berhasil menciptakan material bersifat superkonduktor pada suhu tinggi, dengan menggunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya.

Suhu kritis tertinggi dari bahan superkonduktor sampai saat ini adalah 138 K yang ditemukan pada tahun 1993 dengan rumus kimia Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33


APLIKASI

# Kereta Magnet (Maglev, Magnetic Levitation Train)
Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev train, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, 343 mph (550 km/jam)



# Generator listrik super-efisien
Bayangkan pembangkit-pembangkit listrik bisa berefisiensi tinggi. Berapa milyar uang negara yang bisa di hemat? Sebagai perbandingan, untuk transmisi listrik, pemerintah AS dan Jepang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, 250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

# Supercomputer
Jangankan Pentium Core 2 Duo, ratusan kali lebih cepat dari processor PC tercepat saat ini pun bisa dibuat dengan superkonduktor. Bahkan di bidang militer, HTS-SQUID (Superconducting Quantum Interference Devices) telah digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut.

# Kedokteran
Diciptakannya alat MRI, sebuah alat pencitra Gema Magnetik.



Sebenarnya masih banyak pembahasannya, seperti teori-teori yang berkaitan dengan bahan superkonduktor ini (seperti : Meissner Effect, Teori London, Teori BCS), berhubung sudah ngantuk, dan pas baca ulang tulisan ini ternyata rada sedikit ngawur, akhirnya dicukupkan segini dulu. Coz tubuhnya minta diistirahatkan dulu.... ^_^

(sorry link-nya ketinggalan di komputer kantor, nanti ditambahin deh sebagai sumber bacaannya)
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030

mcfbcmnfsz1

ada yg tau informasi mengenai material superkonduktor terbaru?
btw klo ada yg punya jurnal/artikel mengenai superkonduktor g?
ebook nya ada yg punya?

fitrie

klo nufton gimana? pernah dengan nufton  ??? ??? ??? ???

Nama Nufton itu sendiri pemberian Budi. Bentuknya berupa pasta
lengket kecokelatan. Nufton ini tak sembarang material. Ia sanggup
meningkatkan arus listrik sampai dua kali lipat. Lapisan tipis Nufton
dapat menurunkan resistensi konduktor logam, seperti tembaga,emas,
atau perak. Temuan ini sudah diperiksa di Laboratorium Konversi
Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Desember lalu.Hasilnya,
memuaskan. Itulah sebabnya, Budi, 30 Desember lalu, mematenkan
temuannya tersebut ke Direktorat Jenderal Hak Cipta, Merek dan Paten.

Peningkatan arus listrik sampai dua kali lipat pada suhu kamar ini
membuat kaget beberapa peneliti ITB. Bahkan, sifat Nufton disebut-sebut
mendekati bahan superkonduktor. "Ini sedang dikejar-kejar dunia sains,"
kata Budhiyanto, master bidang material science lulusan Tokyo Institute of
Technology, yang mengamati riset Budi Purnomo.

Nufton calon superkonduktor? Terlalu dini untuk dinilai. Yang
jelas, hingga saat ini, material superkonduktor umumnya hanya bisa
berfungsi dalam temperatur ekstra dingin. Sejumlah material hanya bisa
menunjukkan sifat superkonduktornya setelah dibenamkan dalam
helium atau nitrogen cair. Tak mengherankan bila material ini disebut
high temperature superconductor (HTSC). "Mereka memerlukan
kondisi dengan temperatur minus 1000C," kata Budhiyanto.

Fenomena superkonduktivitas, yang belakangan ini menjadi salah satu
primadona dalam riset fisika, mula pertama ditelusuri tiga ahli fisika
Amerika Serikat: John Bardeen, Leon N. Cooper, dan John Robert
Schrieffer. Mereka mengemukakan teori bahwa logam dapat memiliki
hantaran super pada temperatur sangat dingin. Mereka menamakan
teorinya BCS, yang merupakan akronim dari huruf depan nama ketiga
orang itu.

Menurut teori BCS, bahan superkonduktor akan memiliki hambatan listrik
nol bila eletron-elektron bebas dalam material itu berpasangan.
Pasangan-pasangan elektron tersebut bisa melaju dalam struktur
bangunan molekul logam tanpa hambatan. Memang, teori ini menabrak
postulat Pauling, yang mengatakan bahwa dua muatan sejenis tak
mungkin bisa berpasangan, karena mereka akan saling menolak.BCS
menjawab bahwa pasangan itu bisa saja terbentuk, tapi pada suhu
yang sangat rendah, mendekati temperatur mutlak minus 2730C. Pada
temperatur ini, semua materi hampir diam, tidak bergerak.Berkat
teorinya itu, ketiga pakar tersebut menerima Hadiah Nobel pada 1972.

Baru sekitar 14 tahun kemudian, pada 1986, dua ahli fisika, J.Georg
Bednorz dari Jerman dan K. Alex Muller dari Swiss -keduanya bekerja
di laboratorium IBM- mengemukakan temuan gejala superkonduktor
pada temperatur lebih hangat. Berbeda dengan BCS, dua ahli fisika dari
daratan Eropa ini mencari sifat konduktivitas pada bahan keramik,
material yang pada suhu kamar tak dapat menghantarkan listrik.
Baru setelah itu, banyak peneliti, terutama yang bekerja di laboratorium
industri, mulai mencari jenis keramik lain untuk bahan superkonduktor.

Jenis inilah yang kemudian dikenal sebagai HTSC. Untuk perintisannya
menemukan superkonduktivitas pada bahan keramik, Bernorz dan
Muller juga memperoleh Hadiah Nobel pada 1987. Terobosan yang dilakukan
Budi memang keluar dari pakem Muller dan Bednorz. Ia kembali mengutak-atik
peningkatan daya hantar pada logam, bahan yang sangat umum dipakai di
berbagai perangkat elektronika. Keruan saja, peningkatan daya hantar pada
temperatur kamar yang dihasilkannya mengundang penasaran para ahli.
Kalaulah keandalan Nufton ini terbukti, dan bisa diakui, nama Budi
Purnomo tentu akan mendunia.

Budi Purnomo memang menafikan teori BSC. Ia berani mengemukakan
bahwa penurunan tahanan terjadi, karena elektron bebas pada
logam yang menghambat arus itu diikat proton pada Nufton. Jadi, bila
Nufton dilapiskan pada bahan metal, ia seolah berfungsi sebagai
lapisan tipis proton yang mampu menarik elektron-elektron bebas yang ada
dalam logam. Akibatnya, arus yang asalnya tertahan itu menjadi bebas
melaju.

"Kayak mobil dari daerah macet, lalu tiba-tiba kendaraan lain
ditarik ke pinggir. Maka, mobil tadi seperti melaju di jalan tol," kata
Budi.Teori, yang tentu belum diakui komunitas ilmiah, itu oleh Budi
dinamakan teori relativitas murni. Nufton, menurut Budi, memiliki sifat
menyimpang lain. Ia dapat bersifat isolator sekaligus konduktor. Nufton
yang tebal memiliki sifat seperti keramik, tak bisa menghantarkan listrik.
Namun, kalau dibuat sangat tipis, Nufton menjadi bersifat konduktor. Budi
mengambil nama Nufton dari kata nuftah, yang artinya cairan yang melekat.
Cairan tersebut hasil racikan Budi dari 19 komponen yang diringkaskan
menjadi tiga bagian terpisah.

Bagian pertama berupa cairan kental senyawa hidrokarbon, bagian
kedua serbuk inti, dan bagian ketiga katalis. Bila Nufton akan
dipakai, ketiga komponen tersebut dicampur sampai serba rata pada suhu
kamar tak perlu suhu ekstra dingin. Hasilnya berupa pasta kecokelatan,
yang harus segera dioleskan pada logam, dengan ketebalan 0,25-0,5
milimeter. Setelah itu, dalam satu jam, daya hantar bahan sudah meningkat.
Namun, untuk mendapat daya hantar yang optimal, sebaiknya dibiarkan selama
4 x 24 jam.

Alih-alih menuntut suhu ekstra dingin, menurut Budi, lapisan Nufton bahkan
bisa tahan sampai 2500C tanpa kehilangan sifat aslinya. Dengan begitu, zat
ini bisa dilapiskan pada berbagai ukuran kabel, pada tegangan berapa pun.
Karena itu, menurutnya, terapan Nufton bisa dilakukan sangat luas. "Semua
alat yang memakai listrik bisa memanfaatkan Nufton," katanya. Karena
kemampuan menurunkan tahanan listrik, Nufton pun punya efek menghemat
energi. Budi siap mendemonstrasikannya. Untuk sebuah kipas kecil,
biasanya dalam satu jam sudah harus diganti dua baterainya. Namun,
dengan Nufton, menurut Budi, baterai bisa tahan sampai tiga jam. Begitu
juga untuk lemari es 150 watt, menurutnya, bila menggunakan Nufton,
dayanya bisa hanya sekitar 75 watt. "Temuan saya ini bisa dipakai dan
dirasakan langsung oleh rakyat," katanya.

Yang lebih ekonomis, menurutnya, kalau dilakukan dalam skala pabrik.
Sebab, penggunaan Nufton akan mampu menghemat energi atau membuat barang
dengan ukuran lebih kecil. Trafo besar, misalnya, bisa diubah ukurannya
menjadi setengahnya, namun memiliki kemampuan yang sama. Atau untuk
pendingin ruangan, yang memiliki kemampuan satu tenaga kuda dengan daya
750 watt, bila menggunakan Nufton, bisa menjadi hanya 350 watt.

Nufton bukanlah temuan Budi Purnomo satu-satunya. Dengan dasar
teori relativitas murninya (TRM), Budi mengklaim telah menemukan 19 jenis
material baru dan ratusan turunannya. Namun, saat ini baru lem super untuk
logam bernama Metalloam dan Nufton yang sudah siap dipasarkan. Budi, anak
bekas Wedana Tambun, Bekasi Timur, Jawa Barat, yang tidak lulus kuliah
dari Jurusan Antropologi Universitas Indonesia, mempercayakan temuannya
pada Yayasan Widya Duta. Yayasan yang misinya menyosialisasikan TRM, dan
memegang paten semua hasil penelitiannya, ini didirikan pertengahan tahun
lalu. Yayasan ini diketuai Budi Dharmawan, 37 tahun, sarjana psikologi
lulusan Universitas Indonesia. Lalu bagian pemasaran teknologi
ditangani Budi Hartanto, master bisnis administrasi dari Monash
University, Australia, yang juga insinyur teknik mesin lulusan
Institut Teknologi Bandung angkatan 1981. Satu lagi yang memegang
bagian riset yayasan adalah master material science, Budhiyanto.
Secara kebetulan, semua tokoh yayasan ini punya nama depan "Budi".

Pada tiga Budi inilah, Budi Purnomo menyerahkan nasib teori dan
temuannya. Sejak tahun lalu, anak Betawi yang memahami berbagai
teori mutakhir fisika dan kimia ini telah terbang ke Tokyo untuk
berbicara dalam sebuah simposium. Ia bertemu dengan Sacahiko Kano,
Wakil Presiden NTT, perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang.
Ia juga terbang ke Kuala Lumpur, dan memamerkan Nufton ke pimpinan
Tenaga Nasional Berhard -PLN-nya Malaysia. "Mereka menawarkan
diri untuk mematenkan temuan Pak Budi ini," kata Budi Dharmawan.

Di Tanah Air, Budi juga sudah berkeliling ke beberapa kampus
dan perusahaan. Lelaki berpenampilan sederhana dan berkumis tebal
itu hanya ikut pada program yayasan. Namun, ia tetap bertekad agar
temuannya bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. "Saya tak mau
pabrik Nufton dibangun di luar negeri. Kalau mereka tertarik, biar
tanam modal di sini," katanya. Ia tak terlalu peduli bahwa temuannya
belum mendapatkan pengakuan dari masyarakat ilmiah secara luas.
semua itu hanya karena kasih dan sayang...........tidakkah engkau pahami itu.........

lovianettesherry_gonz

hmm...Helium 3 dan Helium 4 pun superkonduktor pada suhu 2,7 K(ini materi pertama yang diajarkan ke anak-anak ASC oleh Prof. Douglas Osheroff)..sebenernya aku gak ngerti kenapa untuk beberapa benda,harus didingikan mendekati absolute zero baru mereka punya sifat superkonduktivitas..trus untuk kasus Helium ini,saat mereka menjadi superkonduktor,mereka juga berubah wuijud jadi solid atau liquid gitu,tapi istilahnya superfluida...

dark_nekron

#6
ya itu karena setiap metal alloy bahkan semua benda mempunyai phase2 hal itu dikenal sebagai phase diagram.

untuk jelasnya kita tanyakan aja ma arek2 material dan metallurgy. cz phase diagram tuh inti dari metalurgy mulai dari casting, molding, melting, coating, plating, sifat-sifat metal benda mulai dari suhu minus sampai plus di jelaskan di phase diagram. pokoknya yang berhubungan dengan material ada phasenya. aq sendiri gak mudeng2 pas dijelasin phase diagram ma teman q di warkop.  cz selain bentuk diagramnya yang linier gak linier, parabola gak parabola phase diagram juga banyak standarisasinya, ada yang standarisasi eropa, japan, rusia n bentuknya juga beda cz satuan dan standartnya beda selain itu juga jurusan q bukan metalurgy.

n tuk superconductor tuh bukan hanya didinginkan saja tapi juga ada yang di panaskan. cz TA nya teman q juga membuat superconductor pada suhu 2.000 C.

nih ada beberapa screenshot dari beberapa ebook superconductors dan phase diagram di kompie q. agak narzis sih.... cz aku males edit diputusup.









[move]......i'am still stupid..... and always stupid......[/move]
----ORANG GENDENG----

superstring39

@ fitrie
maaf ya tapi lain kali kalo copy-paste sumbernya diikut sertakan juga nih ketinggalan link-nya :
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
ada yang bilang ini hoax tapi produknya sudah dipasarkan mungkin para ilmuan bisa menguji apakah material ini benar-benar seperti apa yang diceritakan. kita tunggu saja.


Mengenai superkonduktor katanya sih kalo logam didinginkan dengan temperatur yang rendah maka atom-atomnya akan lebih pelan bervibrasi tapi elektronnya makin gila beraksi. saat elektron bergerang dengan liarnya maka induksi magnetik disekitarnya akan semakin membeludak. sehingga saat ada magnet atau superkondutor lain dengan kutub yang sama akan tertolak sehingga kereta api pun dapat melayang di udara.  :kribo:


fitrie

@ superstring

o iya, maaf deh  ;D ;D ;D ;D ;D
semua itu hanya karena kasih dan sayang...........tidakkah engkau pahami itu.........

AgneXiah28

huwaaa.. thx bgt nih.. jadi terbantu buat makalah superkonduktor..  :D
[move]tryin' to LOVE the SCIENCE[/move]

heru.htl

#10
Superkonduktor :: emas 24 karat!

mengapa normal konduktor tidak menjadi superkonduktor? sebab ia dapat fall out in the thermal driven!
Thermal drift bahkan dapat membubarkan susunan semikonduktor secara permanen.

r.a.n

Luarr..biasa...wah hebat.....nggak nyangka MRI juga dari situ bikinnya... :o :o
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

frans3q

sampe sekarang super konduktor temperatur tertinggi cuma -135 C ya.... wew.... kapan ada super konduktor d temp kamar ya.
Terimakasih banyak buat tmn2 yg uda nambah IQ saya... :D

jeraldy

maaf, saya cuma ingin menanyakan, apakah suhu juga berpengaruh terhadap aplikasi superkonduktor gak?

Muhammad Taufiqi

Maav sebelumnya saya juga awam dalam bidang ini.

Setahu saya, superkonduktor sangat dipengaruhi oleh suhu, malahan ada bahan yang jika suhunya didekatkan ke suhu nol mutlak, resistifitasnya hampir mendekati nol. coba cari infonya.  :kribo:
Theoritical Physics


[move]See The World in Different Ways[/move]