Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:17:15 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 112
Total: 112

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi

Dimulai oleh Dr.F, September 29, 2014, 09:15:29 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 2 Pengunjung sedang melihat topik ini.

nʇǝʌ∀

Sebenarnya efek Casimir + hukum Newton bisa dijadikan penjelasan simple tentang hukum pergerakan benda langit kan? Sama seperti kita bicara soal hukum pergerakan gelombang laut. Kita menaksir hukum pergerakan gelombang laut dengan model atau eksperimen yang lebih sederhana atau dengan hukum dasar. Toh sama-sama nggak punya persamaan matematis akurat tapi kita tetap menerimanya.

Sedangkan dark energy dan dark matter dan juga efek Casimir justru bukan ether yang selama ini diklaim oleh geocentrist. Justru itu gaya yg muncul karena keseimbangan antara pusat gravitasi dan gaya sentripugal seperti yg saya katakan sebelumnya. Pusat gravitasi ya tentu saja dari materi bermassa. Sama seperti 2 plat identik dalam kotak hampa itu yang pusat gravitasinya bergeser ke tengah. Hanya saja kedua plat tsb diam. Sehingga tertarik ke tengah, nggak menimbulkan gaya sentripugal. Dalam hal cosmology, plat tsb adalah benda langit, tapi berotasi dan berevolusi sehingga nggak tertarik ke tengah. Jadi bukan karena dark energy dan dark matter itu adalah ether dari pusat massa yang berotasi 23 jam lebih. Konsep dark enery dan dark matter justru lebih tetap masuk akal ke heliocentrism. didukung oleh efek Casimir + hukum Newton.

CMIIW


                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

ytridyrevsielixetuls

#136
Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 10, 2014, 09:51:14 PM
Sebenarnya efek Casimir + hukum Newton bisa dijadikan penjelasan simple tentang hukum pergerakan benda langit kan? Sama seperti kita bicara soal hukum pergerakan gelombang laut. Kita menaksir hukum pergerakan gelombang laut dengan model atau eksperimen yang lebih sederhana atau dengan hukum dasar. Toh sama-sama nggak punya persamaan matematis akurat tapi kita tetap menerimanya.

Semua hal yang tidak termasuk ilmu pasti pastilah "n-body problem". Cuma geocentrist hanya menggunakan n-body problem ini untuk membenarkan geocentrism saja dalam fisika kosmologi.
Padahal setelah ketemu dasar hukumnya, kita menaksir fenomena alam. Seperti ke mana arah gelombang air laut, kapan dan dimana hujan, dll semuanya tidak ada persamaan matematis yang TELAK bisa memastikan secara akurat bukan? Lantas mengapa kita percayai hukum itu padahal sama-sama n-body problem?

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 10, 2014, 09:51:14 PM
Sedangkan dark energy dan dark matter dan juga efek Casimir justru bukan ether yang selama ini diklaim oleh geocentrist. Justru itu gaya yg muncul karena keseimbangan antara pusat gravitasi dan gaya sentripugal seperti yg saya katakan sebelumnya. Pusat gravitasi ya tentu saja dari materi bermassa. Sama seperti 2 plat identik dalam kotak hampa itu yang pusat gravitasinya bergeser ke tengah. Hanya saja kedua plat tsb diam. Sehingga tertarik ke tengah, nggak menimbulkan gaya sentripugal. Dalam hal cosmology, plat tsb adalah benda langit, tapi berotasi dan berevolusi sehingga nggak tertarik ke tengah. Jadi bukan karena dark energy dan dark matter itu adalah ether dari pusat massa yang berotasi 23 jam lebih. Konsep dark enery dan dark matter justru lebih tetap masuk akal ke heliocentrism. didukung oleh efek Casimir + hukum Newton.

CMIIW

bisa juga ya? kalau kata member lain di salah satu thread, fenomena semacam efek Casimir itu dijelaskan dengan relativitas umum. entah apa maksudnya. kalau memang efek casimir itu bisa menghasilkan gaya tarik, berarti kedua plat tsb memang menghasilkan gaya tarik yang ke tengah di antara keduanya dan salah satu dari mereka tidak akan tertarik mengelilingi yang lain karena mereka identik dari segi bentuk maupun massa. setuju bahwa fenomena itu lebih masuk akal ke teori heliosentris tentang hukum pergerakan planet. bukannya konsep ethernya geosentris. karena kedua plat tsb menggambarkan benda langit yang menghasilkan gravitasi. tapi karena benda langit itu bergerak/berputar, maka mereka tidak serta-merta saling menarik dan bertabrakan karena ada gaya sentripugal yang mengimbanginya. dan karena faktor2 itulah, maka tetap bisa terjadi tabrakan.

darl energy dan dark matter juga bisa dikatakan hasil keseimbangan pusat gravitasi benda langit dan gaya sentripugal yang dihasilkan oleh perputaran benda langit yang akumulatif. dengan demikian dark energy dan dark matter tidak serta merta membenarkan eksistensi ether. terlebih dengan sejumlah alasan yg saya katakan di post selanjutnya.

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Makin keliatan kejanggalan teori geosentris itu... Misalnya klaim ether yang berotasi 23 jam lebih dan mampu menggerakkan seluruh benda langit, termasuk matahari dan bintang-bintang lain, dan menahannya dengan gaya sentripugal sehingga tidak bergerak melebihi kecepatan cahaya.

Tahu apa artinya ini ?

Artinya, objek bermassa diam yang ada di luar angkasa seperti bintang dan planet dapat digerakkan dan ditahan oleh ether. Anehnya, pesawat luar angkasa bisa lepas dari pengaruh ether. Dan lebih aneh lagi ketika baru keluar angkasa. pesawat tsb berada lebih dekat ke pusat massa dibandingkan matahari. Dan massa matahari jelas jauh lebih besar. Jangankan dibandingkan dengan matahari, dengan bumi dan bulan saja, massa pesawat jauh lebih kecil. Tapi mengapa pesawat tidak terpengaruh oleh ether? Terlebih lagi ketika pesawat berada lebih dekat ke pusat massa.

Dan geocentrism sendiri tidak bisa menjelaskan tentang sabuk asteroid. Kenapa sabuk asteroid tidak terbakar oleh matahari atau tidak terbentur oleh planet-planet. Dan kenapa sabuk asteroid tidak berantakan karena terpengaruh oleh gaya sentripetal dan sentripugal dari pusat massa.

Kejanggalan lainnya adalah tentang beberapa bintang yang bergerak ke spektrum merah dan biru bergantian setiap tahun, muncul dan lenyap bergantian setiap tahun. Dan juga fenomena galaksi andromeda yang mendekat ke bimasakti. Tidak sinkron dengan penjelasan geocentrism tentang gaya sentripetal dan sentripugal ethernya.

Dan seperti kata nʇǝʌ∀, geocentrism tidak konsisten menjelaskan mengapa benda2 langit bergerak. Di satu sisi, bilangnya karena ether, tapi kemudian membenarkan juga hukum Newton bahwa body bermassa lebih besar itu gaya tariknya lebih kuat.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

#138
Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 10, 2014, 09:33:28 PM
saya tetap berpegang pada teori heliosentris. Hanya saja, Copernican Principle tidak harus dipegang teguh.

Namun, dengan berlandaskan pada hukum Newton "sederhana" pun yg dibawa tempo hari, lebih masuk akal menaksir hukum pergerakan benda langit versi heliocentrism tanpa melanggar Copernican Principle (meski saya nggak bermaksud membela Copernican P.). Untuk n-body problem, hipotesis yang rasional lebih cocok kepada hukum Newton tsb ketimbang konsep ether dan pusat massa yg berada di lokasi Bumi.

Kalau ada bintang-bintang yang bergerak ke redshift dan secara "seimbang" menjauh dari pengamat di Bumi, itu karena pengaruh keseimbangan yang tercipta dari gaya pusat gravitasi dan gaya sentripugal dari sekian banyak benda langit. Hanya saja, keseimbangan itu berubah-ubah "sedikit". Jadi Copernican P. sebenarnya masih tidak bisa divonis salah begitu saja dengan observasi redshift tsb. yang menyebabkan Bima Sakti atau bahkan tata surya kita "seolah" tetap berada di "tengah" alam semesta justru karena ada banyak pusat gravitasi di alam semesta. Sehingga gaya-gaya yang tercipta oleh mereka inilah yang menahan Bima Sakti atau atau tata surya kita tetap di "tengah". Jadi bukan karena ada pusat massa di lokasi Bumi.

lagipula, nggak semua bintang dan galaksi menjauh dari Bumi kan..

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 10, 2014, 09:38:49 PM
Klaim geocentrism dimana terjadi gaya sentripugal yang timbul akibat gaya sentripetal pusat massa pada akhirnya malah kontradiktif dengan fakta sabuk asteroid yg tidak "berantakan". Tentu harus ada pusat gravitasi yang massanya lebih besar daripada asteroid yg mempertahankan kestabilan sabuk asteroid yg dipenuhi bebatuan itu (dimana si pusat gravitasi ini dikelilingi oleh asteroid). Dalam versi heliosentrime, sabuk asteroid mengelilingi matahari. Bagaimana dengan versi geosentrisme, kalau memang sabuk asteroid itu ada di antara Mars dan Jupiter, mengelilingi apakah dia? well lihat modelnya seperti apa bentuknya kemudian cocokkan dengan observasi. Malah jadi tidak cocok dengan model geosentrisme kan?

Kalau ada pusat massa di lokasi Bumi seperti klaim geocentrism, maka sabuk asteroid tentu akan "berantakan" semua karena terjadi "tabrakan" antara gaya sentripetal pusat massa dan gaya sentripugal yang dihasilkan. Dan tidak ada bintang-bintang yang bergerak ke redshift dan blueshift bergantian, muncul dan hilang bergantian. dan kalau galaksi Andromeda mendekat ke Bumi seharusnya benda langit yang lebih dekat ke Bumi juga ikut ketarik ke pusat massa juga. mengapa pusat massa itu tidak membuat matahari tertarik ke pusat massa, tapi galaksi Andromeda malah mendekat ?

Ya saya sih nggak masalah tidak memegang Copernican Principle. kita tak usah mentup mata pada observasi tentang perubahan spektrum sejumlah bintang ke merah yang dikatakan menjauh dari bumi secara "seimbang". namun itu tetap tidak mengarah pada geocentrism karena opsi lain yg bisa diambil adalah justru karena pengaruh gaya-gaya yg dihasilkan oleh pusat-pusat gravitasi dari objek2 langit di alam semesta ini seperti kata anda. Dan seperti kata anda pula, tidak semua bintang dan galaksi menjauh dari bumi. Sejumlah bintang bergerak ke spektrum merah dan biru bergantian, sedangkan galaksi andromeda mendekat ke bimasakti.

terus kenapa bukan opsi bumi pusat massa yang diambil ?

alasannya di kalimat dan post2 sebelumnya. dan lebih baik opsi yang diambil cocok dengan observasi. misalnya posisi sabuk asteroid. tidak harus memegang teguh Copernican. P untuk menjadi seorang heliosentris.

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kemudian tentang n-body problem-nya geocenstrism, yang saya nilai "melompati rasionalitas terdekat dan memanfaatkan kekurangan penemuan sains".

sekarang gini, kalau saya klaim :

1. Gelombang suara dari masjid-masjid di Mekkah bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.
2. Gelombang suara dari gereja-gereja di Roma bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.

Masuk akal kah bagi anda?
Kenapa tidak masuk akal, saya punya argumen yang sama dengan argumennya geocentrist sendiri yaitu :

1. Tidak ada persamaan matematis yang mampu memastikan secara akurat kemana perginya gelombang suara itu.
2. Bukankah Jakarta dan Mekkah/Roma berada di ruang lingkup yang sama yaitu planet bumi?
3. Menurut anda, seberapa ter-isolasi-kah kota Jakarta itu?
4. Adakah bukti ilmiah telak yang membuktikan bahwa gelombang suara dari Mekkah/Roma tidak akan bisa sampai ke Jakarta?
5. Yang berada nun-jauh disana bisa punya kontribusi hingga ke sini.

Nah, apakah para geocentrist itu mau terima logika seperti itu? Padahal logika mereka juga sama.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Maaf, saya ketinggalan. Load pekerjaan lagi tinggi.  ;D

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 11, 2014, 04:42:59 AM
Kemudian tentang n-body problem-nya geocenstrism, yang saya nilai "melompati rasionalitas terdekat dan memanfaatkan kekurangan penemuan sains".

sekarang gini, kalau saya klaim :

1. Gelombang suara dari masjid-masjid di Mekkah bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.
2. Gelombang suara dari gereja-gereja di Roma bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.

Masuk akal kah bagi anda?
Kenapa tidak masuk akal, saya punya argumen yang sama dengan argumennya geocentrist sendiri yaitu :

1. Tidak ada persamaan matematis yang mampu memastikan secara akurat kemana perginya gelombang suara itu.
2. Bukankah Jakarta dan Mekkah/Roma berada di ruang lingkup yang sama yaitu planet bumi?
3. Menurut anda, seberapa ter-isolasi-kah kota Jakarta itu?
4. Adakah bukti ilmiah telak yang membuktikan bahwa gelombang suara dari Mekkah/Roma tidak akan bisa sampai ke Jakarta?
5. Yang berada nun-jauh disana bisa punya kontribusi hingga ke sini.

Nah, apakah para geocentrist itu mau terima logika seperti itu? Padahal logika mereka juga sama.
Konteksnya pembicaraan adalah SEBERAPA BESAR kontribusi Distant Masses nun jauh di sana terhadap Bumi, kan?

Masalahnya, yang bilang Distant Masses itu BERKONTRIBUSI BESAR adalah heliocentrist sendiri, bukan geocentrist. Coba simak postingan saya beberapa halaman belakang terkait Foucault Pendulum, Coriolis Effect atau Newton Bucket Experiment. Salah satu contoh, yang bikin Foucault Pendulum menyimpang itu apa?

"Distant Masses," Jawab heliocentrists. ;D

Kemudian terkait redshift/blueshift. Jika redshift/blueshift itu efek Doppler seperti klaim Edwin Hubble, artinya, perubahan panjang gelombang cahaya hanya bisa terjadi karena mendekat/menjauhnya sumber cahaya. BUKAN PENGAMAT. Ini yang luput dari analisa kalian.



Jadi dalam hal ini, heliocentrist mengalami dilema saat melihat DISTANT STARS seluruhnya mengalami redshift (blueshift hanya untuk closed stars). Artinya, semua distant stars itu menjauhi pengamat, dalam hal ini di bumi. Di tambah lagi, katalog quasar-quasar oleh Varshni dan penerusnya menunjukkan bahwa kita berada di pusat semesta. Ini kalau tetap bersikukuh redshift adalah produk efek Doppler. Sebenarnya hal ini sudah cukup untuk menggugurkan Copernican Principle yang menyatakan bahwa, "Tidak ada pengamat yang spesial di alam semesta ini."

Nah, tambahan soal redshift. Bahkan matahari kita pun mengalami redshift bila diamati dari Bumi (lihat tabel 1 di: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]). Dan nilai redshift-nya terlalu besar untuk dianggap sebagai gravitational shift. Apa yang terjadi? Matahari menjauhi bumi-kah? ;D

Tidak demikian. Tapi, justru redshift matahari ini adalah bukti bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi. Darimana? Dari gerak revolusi matahari itu sendiri karena terbawa perputaran semesta sehari-semalam.

Dengan perputaran langit sehari-semalam akan muncul gaya sentrifugal dari cangkang langit (distant masses) menuju ke pusat (menjadi sentripetal bila acuannya dari pusat) dan hal ini akan "dirasakan" oleh SEMUANYA. Tidak terkecuali cahaya. Gaya ini (F = mv^2/r) akan membuat gelombang cahaya memanjang dari normalnya atau dengan kata lain, redshift. Tentu tidak mengesampingkan efek Doppler di sini, hanya saja efek Doppler ini hanya ada pada closed stars saja yang memang menjauhi atau mendekati bumi dalam siklus tahunannya.

Saat ini ada dua perdebatan besar atas penyebab redshift, yaitu, faktor kecepatan dan jarak (efek Doppler) versi Edwin Hubble dan faktor intrinsik versi Halton Arp. Keduanya ini saling meniadakan.

Dengan skenario geocentric, redshift tidak perlu meninggalkan FAKTOR KECEPATAN DAN JARAK versi Edwin Hubble. Karena makin jauh dari pusat, makin cepat sekaligus makin besar gaya sentrifugal yang dihasilkan dan mempengaruhi gelombang cahaya (redshift makin besar). Dengan skenario ini pula, redshift sebagai FAKTOR INTRINSIK versi Halton Arp bisa digabungkan.

Beberapa hal yang menguatkan skenario ini:

Pertama, eksperimen Pound-Rebka menunjukkan adanya keterkaitan antara gravitasi dan cahaya. Menuju gravitasi yang lebih kuat, cahaya mengalami redshift. Sementara, gaya sentripetal/sentrifugal itu sendiri bersifat gravitasional. Seperti kata Einstein:

The centrifugal force that works on a body under given conditions is determined by precisely the same natural constants as the action of a gravitational field on the same body (i.e., its mass), in such a way that we have no means to differentiate a 'centrifugal field' from a gravitational field... ["Die formale Grundlage der allgemeinen Relativitätstheorie," diterjemahkan oleh Carl Hoefer, dalam "Mach's Principle: From Newton's Bucket to Quantum Gravity," hal. 69.]

Hanya mengandalkan gravitational shift saja, nilai redshift tidak sebesar pengamatan. Jadi, butuh faktor tambahan yang memperbesar nilai redshift matahari.

Kedua, karena semesta geocentric itu seperti bola besar yang berputar, pada bagian sumbu kutub utara atau selatan semesta tidak mengalami perputaran yang signifikan. Akibatnya, gaya sentrifugal yang keluar terlalu kecil untuk menghasilkan redshift. Di sini, redshift akan bernilai nol atau bahkan terjadi blueshift. Sebagaimana hal ini terjadi pada bintang Polaris yang malah mengalami blueshift sebesar -16,85 Km/det.

Ketiga, Michael Longo mengobservasi 15.158 galaksi spiral menunjukkan bahwa galaksi-galaksi ternyata punya kecenderungan "handedness." Yaitu, berputar ke kiri atau ke kanan. Galaksi-galaksi yang diamati di belahan bumi utara berputar berlawanan jarum jam atau dari Timur ke Barat. Sementara di belahan bumi selatan sebaliknya. Hal ini hanya bisa terjadi bilamana semesta itu BERPUTAR.

Beritanya:

news.discovery.com/space/do-we-live-in-a-spinning-universe-110708.htm



Menurut Longo, Galaxy Handedness ini mengkonfirmasi keunikan Axis of Evil yang ada pada CMB:

The approximate agreement of the spin alignment axis with the WMAP quadrupole/octopole axes reinforces the finding of an asymmetry in spiral galaxy handedness and suggests that this special axis spans the universe. The fact that the spin asymmetry appears to be independent of redshift suggests that it is not connected to local structure. On the other hand, the spiral galaxy handedness represents a unique and completely independent confirmation that the AE is not an artifact in the WMAP data due to foreground contamination... It is interesting to note that the spiral galaxy alignment implies that the universe has a handedness as well as a unique axis. [Michael J. Longo, "Detection of a Dipole in the Handedness of Spiral Galaxies with
Redshifts z ~ 0.04," [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Tambah lagi penggugat Copernican Priciple. ;D

Keempat, Axis of Evil. Multipole pada CMB (produk radiasi semua bintang, bukan Big-bang) ternyata berhubungan dengan bidang ekliptika bumi. Dipole dengan equinox, sementara Quadrupole dengan ekliptika dan equinox. Garis pertemuan atau sumbu ini dikenal sebagai Axis of Evil. Ilustrasinya:



Particularly puzzling are the alignments with solar system features. CMB anisotropy should clearly not be correlated with our local habitat. While the observed correlations seem to hint that there is contamination by a foreground or perhaps by the scanning strategy of the telescope, closer inspection reveals that there is no obvious way to explain the observed correlations. Moreover, if their explanation is that they are a foreground, then that will likely exacerbate other anomalies that we will discuss in section IVB below. Our studies indicate that the observed alignments are with the ecliptic plane, with the equinox or with the CMB dipole, and not with the Galactic plane: the alignments of the quadrupole and octopole planes with the equinox/ecliptic/dipole directions are much more significant than those for the Galactic plane. Moreover, it is remarkably curious that it is precisely the ecliptic alignment that has been found on somewhat smaller scales using the power spectrum analyses of statistical isotropy. [Craig J. Copi, D. Huterer, D. Schwarz, and G. Starkman, "Large-angle anomalies in the CMB," [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Makin tambah lagi penggugat Copernican Principle. ;D

Ada yang membantah soal Ether di sini? Oke, tidak masalah. Tapi, silahkan buktikan dulu ketiadaan Ether itu dengan eksperimen yang menjunjukkan bahwa "Free space is vacuum." Karena, menurut Prof. Robert Moon dari Universitas Chicago:

"According to accepted theory, free space is a vacuum. If this is so, how can it exhibit impedance? But it does. The answer, of course, is that there is no such thing as a vacuum, and what we call free space has structure. The impedance equals 376+ ohms." [ "Space Must Be Quantizied,", hal. 26ff.]

Silahkan buktikan kalau freespace itu vakum.  :)

ytridyrevsielixetuls

Yang saya maksud dari post ini.....

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 11, 2014, 04:42:59 AM
Kemudian tentang n-body problem-nya geocenstrism, yang saya nilai "melompati rasionalitas terdekat dan memanfaatkan kekurangan penemuan sains".

sekarang gini, kalau saya klaim :

1. Gelombang suara dari masjid-masjid di Mekkah bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.
2. Gelombang suara dari gereja-gereja di Roma bikin retak sebuah kaca jendela di rumah di Jakarta.

Masuk akal kah bagi anda?
Kenapa tidak masuk akal, saya punya argumen yang sama dengan argumennya geocentrist sendiri yaitu :

1. Tidak ada persamaan matematis yang mampu memastikan secara akurat kemana perginya gelombang suara itu.
2. Bukankah Jakarta dan Mekkah/Roma berada di ruang lingkup yang sama yaitu planet bumi?
3. Menurut anda, seberapa ter-isolasi-kah kota Jakarta itu?
4. Adakah bukti ilmiah telak yang membuktikan bahwa gelombang suara dari Mekkah/Roma tidak akan bisa sampai ke Jakarta?
5. Yang berada nun-jauh disana bisa punya kontribusi hingga ke sini.

Nah, apakah para geocentrist itu mau terima logika seperti itu? Padahal logika mereka juga sama.

....adalah intinya respon dari perkataan anda tempo hari yaitu yang nun-jauh disana punya kontribusi ke sini. Saya tidak mempersoalkan itu disebut distant mass atau bukan. Pertama kali dengar logika ini juga dari anda yang tempo hari berkata demikian.

Yang saya percayai itu bumi mengelilingi matahari karena pengaruh massa matahari, jadi yang saya tidak percayai itu kalau matahari mengelilingi bumi meskipun tidak ada massa pengimbang di tata surya kita. Jarak bumi dengan matahari tentu jauh lebih dekat ketimbang ke bintang yang milyaran tahun cahaya jauhnya. Jadi meski terpisah jarak yang jauh, matahari punya kontribusi dalam menggerakkan bumi tapi masuk akal bagi saya karena mereka ada di tata surya yang sama. Jadi bukan mengambil bintang yang jaraknya sampai milyaran tahun cahaya bisa mengimbangi massa matahari.

Berhubung anda tempo hari mengatakan yang nun-jauh disana punya kontribusi ke sini. lantas apakah bisa juga terbuka kemungkinan gelombang suara dari Mekkah/Roma sampai ke Jakarta? Itu saja. Tidak perlu dialihkan kemana-mana.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

#142
Dari sekian banyak point dari saya dan nʇǝʌ∀ sepertinya anda paling fokus pada Copernican Principle saja?  :) Padahal saya dan nʇǝʌ∀ tidak pernah mengatakan Copernican P. wajib dipegang teguh.  :) Soal redshift & stuff itu seperti yang dikatakan sebelumnya, karena adanya banyak pusat massa tersebar di alam semesta. Perputaran galaksi tsb bisa juga terjadi karena memang ada banyak pusat gravitasi dari para galaksi beserta isinya, yang berimbang dengan gaya sentripugal mereka sehingga menghasilkan gerakan berputar. Ini juga sama seperti penjelasan tentang dark energy dan dark matter. Jadi seperti magnet-magnet yang saling mempengaruhi dengan gaya tarik dan tolaknya, dan kombinasi gaya2 tsb menghasilkan perputaran individual maupun kelompok. Sekali lagi, ini tanpa bermaksud membela Copernican P.

Terus mengapa tidak saya ambil opsi alam semesta berputar karena ether ? Ini jawabannya :

Tidak perlu membuktikan ketiadaan ether kalau memang konsep ethernya sendiri memiliki blunder yaitu tidak mampu mempengaruhi pesawat luar angkasa. Intinya sudah jelas, ether itu mampu menggerakkan dan menahan sejumlah benda langit seperti matahari. Dan matahari itu objek bermassa diam, bukan? Begitu juga dengan pesawat luar angkasa. Pesawat dan matahari sama-sama objek bermassa diam. Lalu mengapa pesawat luar angkasa tidak ikut bergerak mengikuti perputaran ether? Bahkan ketika posisi pesawat lebih dekat ke pusat massa ? intinya mengapa pesawat tidak terpengaruh oleh ether padahal benda2 langit seperti matahari dan juga cahaya saja bisa terpengaruh..

Jadi segala hasil observasi ilmiah yang mendukung keberadaan ether sudah seharusnya dibuat kesimpulan lain. Kalau si observernya sendiri mempercayai ether so maka bisakah ia jawab pertanyaan tadi? kecuali kalau dia punya konsep ether yang lain...

Kemudian soal sabuk asteroid. Dalam model Neo-Tychonic geocentrism tidak digambarkan seperti apa sabuk asteroid. Lokasinya di antara mars dan jupiter, tapi bagaimana bentuknya? Mengelilingi apa ? Mengapa sabuk asteroid tidak bertabrakan dengan planet2 dan matahari ? Kemudian apakah observasi pada sabuk asteroid cocok dengan model geocentrism ?

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 11, 2014, 05:07:06 PM
Yang saya maksud dari post ini.....

....adalah intinya respon dari perkataan anda tempo hari yaitu yang nun-jauh disana punya kontribusi ke sini. Saya tidak mempersoalkan itu disebut distant mass atau bukan. Pertama kali dengar logika ini juga dari anda yang tempo hari berkata demikian.

Yang saya percayai itu bumi mengelilingi matahari karena pengaruh massa matahari, jadi yang saya tidak percayai itu kalau matahari mengelilingi bumi meskipun tidak ada massa pengimbang di tata surya kita. Jarak bumi dengan matahari tentu jauh lebih dekat ketimbang ke bintang yang milyaran tahun cahaya jauhnya. Jadi meski terpisah jarak yang jauh, matahari punya kontribusi dalam menggerakkan bumi tapi masuk akal bagi saya karena mereka ada di tata surya yang sama. Jadi bukan mengambil bintang yang jaraknya sampai milyaran tahun cahaya bisa mengimbangi massa matahari.

Berhubung anda tempo hari mengatakan yang nun-jauh disana punya kontribusi ke sini. lantas apakah bisa juga terbuka kemungkinan gelombang suara dari Mekkah/Roma sampai ke Jakarta? Itu saja. Tidak perlu dialihkan kemana-mana.
Saya tidak bermaksud mengalihkan kemana-mana.

Begini, saya 'kan bicara pusat massa yang terbentuk di dalam suatu sistem. Katakanlah sistem tersebut tata surya kita. Untuk lingkup sistem seperti ini, Anda benar menyangsikan bahwa pusat massa itu berada di bumi. Tapi, bila lingkup sistemnya diperluas sampai habis, dengan kata lain, semesta secara keseluruhan, Anda akan dapati bahwa semua massa-massa semesta itu BERKONTRIBUSI membentuk pusat massa semesta.

Dan bukti atas perkataan saya ini adalah, salah satunya, menyimpangnya Foucault Pendulum akibat massa-massa nun jauh di sana.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 11, 2014, 05:16:22 PM
Dari sekian banyak point dari saya dan nʇǝʌ∀ sepertinya anda paling fokus pada Copernican Principle saja?  :) Padahal saya dan nʇǝʌ∀ tidak pernah mengatakan Copernican P. wajib dipegang teguh.  :) Soal redshift & stuff itu seperti yang dikatakan sebelumnya, karena adanya banyak pusat massa tersebar di alam semesta. Perputaran galaksi tsb bisa juga terjadi karena memang ada banyak pusat gravitasi dari para galaksi beserta isinya, yang berimbang dengan gaya sentripugal mereka sehingga menghasilkan gerakan berputar. Ini juga sama seperti penjelasan tentang dark energy dan dark matter. Jadi seperti magnet-magnet yang saling mempengaruhi dengan gaya tarik dan tolaknya, dan kombinasi gaya2 tsb menghasilkan perputaran individual maupun kelompok. Sekali lagi, ini tanpa bermaksud membela Copernican P.
Maaf, saya kurang menangkap perkataan Anda ini. Ketika Edwin Hubble mendapati seluruh galaksi mengalami redshift, Hubble menyatakan bahwa galaksi-galaksi yang diamati itu menjauh, efek Doppler. Nah, pertanyaan saya, apakah Anda setuju akan hal ini?

KutipTerus mengapa tidak saya ambil opsi alam semesta berputar karena ether ? Ini jawabannya :

Tidak perlu membuktikan ketiadaan ether kalau memang konsep ethernya sendiri memiliki blunder yaitu tidak mampu mempengaruhi pesawat luar angkasa. Intinya sudah jelas, ether itu mampu menggerakkan dan menahan sejumlah benda langit seperti matahari. Dan matahari itu objek bermassa diam, bukan? Begitu juga dengan pesawat luar angkasa. Pesawat dan matahari sama-sama objek bermassa diam. Lalu mengapa pesawat luar angkasa tidak ikut bergerak mengikuti perputaran ether? Bahkan ketika posisi pesawat lebih dekat ke pusat massa ? intinya mengapa pesawat tidak terpengaruh oleh ether padahal benda2 langit seperti matahari dan juga cahaya saja bisa terpengaruh..

Jadi segala hasil observasi ilmiah yang mendukung keberadaan ether sudah seharusnya dibuat kesimpulan lain. Kalau si observernya sendiri mempercayai ether so maka bisakah ia jawab pertanyaan tadi? kecuali kalau dia punya konsep ether yang lain...
Pesawat tetap terpengaruh ether. Ketika lepas dari gravitasi bumi, pesawat hanyut dalam ether yang berputar sehari-semalam. Seperti halnya ketika Anda melompat ke dalam komidi yang sedang berputar.

KutipKemudian soal sabuk asteroid. Dalam model Neo-Tychonic geocentrism tidak digambarkan seperti apa sabuk asteroid. Lokasinya di antara mars dan jupiter, tapi bagaimana bentuknya? Mengelilingi apa ? Mengapa sabuk asteroid tidak bertabrakan dengan planet2 dan matahari ? Kemudian apakah observasi pada sabuk asteroid cocok dengan model geocentrism ?
Neo-Tychonic itu cuma mengubah sudut pandang saja. Tidak perlu ada perubahan posisi sama sekali.  Jadi, masalahnya dimana?  ???

Pi-One

#144
Center of mass bukannya gak dikenal dalam astronomy saat ini sekalipun.
Misal kasus begini

Dimana obyek yang lebih kecil bisa mempengaruhi obyek yang lebih besar, sehingga tidak tetap berada di center of mass. Akan jadi satu keajaiban jika obyek sekecil bumi gak terpengaruh sekian obyak yang lebih besar dengan gravitasi jauh lebih besar semata cuma karna bumi ada di 'center of mass alam semesta secara keseluruhan'. Sebagai ilustrasi, bumi memperi efek sebesar 0,1 meter per detik dalam 1 tahun kepada matahari

Ada 3 alasan mengapa obyek mengalami redshift/blueshift. Pertama yang umum ya karena obyek mendekat atau menjauh tadi. Kedua karena dilatasi waktu akibat gerak relatif. Lalu ada gravitational red shift, yang dipengaruhi perbedaan potensial gravitasi. Misal cahaya dari matahari.
*[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Dan link yang dibawa goen sendiri membahas redshift dari solar flare pada tanggal tertentu, gak berhubungan dengan redshift untuk menentukan apakah bintang mendekat atau menjauh dari bumi.


Putra Betawi

Pi-One. Emang mengelilinginya (bumi terhadap matahari) dari titik awal ketemu titik awal lagi, hingga membentuk satu lingkaran seperti itu?.

__________

Kutip dari: Goen pada Desember 11, 2014, 05:52:39 PM
Pesawat tetap terpengaruh ether. Ketika lepas dari gravitasi bumi, pesawat hanyut dalam ether yang berputar sehari-semalam. Seperti halnya ketika Anda melompat ke dalam komidi yang sedang berputar.

Kalau begitu, pesawat seharusnya ikut terseret berputar mengitari bumi sebagaimana matahari. Kan alam semesta terisi penuh oleh ether. Dan berhubung massa matahari jauh lebih besar daripada massa pesawat, so sudah pasti pesawat tidak punya kekuatan untuk menahan apalagi melawan pengaruh ether, mau itu dikasih 1000 kali tenaga roket nggak ngaruh, lha massa matahari aja yg jauh lebih besar bisa ikut terseret. Apalagi pesawat yg massanya jauh lebih kecil. Terlebih lagi kalau si pesawat lebih dekat ke pusat massa. Kalau di luar angkasa ada zona void, maka si pesawat masih bisa keluar dari pengaruh gravitasi. Tapi tidak ada void dalam model geosentris.

dengan demikian, model geosentris menolak klaim bahwa pesawat atau wahana luar angkasa bisa jalan-jalan dengan leluasa di luar angkasa, mengunjungi bulan, atau mars. karena mereka nggak kuat menahan dan melawan pengaruh ether yg kekuatannya sanggup menyeret bintang seperti matahari.

Kutip dari: Goen pada Desember 11, 2014, 05:52:39 PM
Neo-Tychonic itu cuma mengubah sudut pandang saja. Tidak perlu ada perubahan posisi sama sekali.  Jadi, masalahnya dimana?  ???

Masalahnya, menurut geosentris, planet-planet di tata surya kita (kecuali bumi) mengelilingi matahari berarti planet Mars s/d Neptunus juga. Nah gimana menggambarkan sabuk asteroid kalau mars dan jupiternya tidak mengelilingi pusat tata surya ? Mau tidak mau modelnya digambarkan berbeda dari versi heliosentris.

*Mudah-mudahan jawabannya bukan : yang mengelilingi matahari cuma merkurius dan venus. sebab dari awal sudah confirmed, semua planet di tata surya kita (kecuali bumi) mengelilingi matahari.

Pi-One

Kutip dari: Putra Betawi pada Desember 12, 2014, 10:12:09 PM
Pi-One. Emang mengelilinginya (bumi terhadap matahari) dari titik awal ketemu titik awal lagi, hingga membentuk satu lingkaran seperti itu?.
Cuma ilustrasi sederhana, karena orbit bumi berbentuk ellips. Ada titik terdekat dan terjauh.

Putra Betawi

Ok, sebab anggapan yang salah jika dianggap bumi mengelilingi matahari atau matahari mengelilingi bumi. Gerak yang seakan mengelilingi hanya persepsi kita karena mereka saling mempengaruhi sehingga berkesan mengelilingi. Planet-planet dan matahari sesunggunya bergerak lurus (jika tidak ada benda langit yang mempengaruhinya). Coba baca planet sebatang kara atau bintang sebatang kara. Mereka sedang bergerak menuju antah berantah.

Goen

Kutip dari: __________ pada Desember 13, 2014, 09:26:03 AM
Kalau begitu, pesawat seharusnya ikut terseret berputar mengitari bumi sebagaimana matahari. Kan alam semesta terisi penuh oleh ether. Dan berhubung massa matahari jauh lebih besar daripada massa pesawat, so sudah pasti pesawat tidak punya kekuatan untuk menahan apalagi melawan pengaruh ether, mau itu dikasih 1000 kali tenaga roket nggak ngaruh, lha massa matahari aja yg jauh lebih besar bisa ikut terseret. Apalagi pesawat yg massanya jauh lebih kecil. Terlebih lagi kalau si pesawat lebih dekat ke pusat massa. Kalau di luar angkasa ada zona void, maka si pesawat masih bisa keluar dari pengaruh gravitasi. Tapi tidak ada void dalam model geosentris.
Betul.

Kutipdengan demikian, model geosentris menolak klaim bahwa pesawat atau wahana luar angkasa bisa jalan-jalan dengan leluasa di luar angkasa, mengunjungi bulan, atau mars. karena mereka nggak kuat menahan dan melawan pengaruh ether yg kekuatannya sanggup menyeret bintang seperti matahari.
Ether menjadi kerangka inersia acuan dalam hal ini. Seperti ketika berada di dalam komidi putar dan komidi putar ini menjadi kerangka inersia acuan Anda, Anda tetap bisa berjalan kesana-kemari di dalam komidi putar tersebut.

KutipMasalahnya, menurut geosentris, planet-planet di tata surya kita (kecuali bumi) mengelilingi matahari berarti planet Mars s/d Neptunus juga. Nah gimana menggambarkan sabuk asteroid kalau mars dan jupiternya tidak mengelilingi pusat tata surya ? Mau tidak mau modelnya digambarkan berbeda dari versi heliosentris.
Di belakang sudah ada ilustrasi Neo-Tychonic.



Secara diurnal (harian), perputaran terhadap pusat massa semesta. Secara annual (tahunan), perputarannya terhadap matahari.

*Mudah-mudahan jawabannya bukan : yang mengelilingi matahari cuma merkurius dan venus. sebab dari awal sudah confirmed, semua planet di tata surya kita (kecuali bumi) mengelilingi matahari.
[/quote]