Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 09:43:55 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sistem Ekonomi Pancasila, masih Impian ?

Dimulai oleh semut-ireng, Oktober 12, 2011, 11:04:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Fariz Abdullah

Kutip dari: Pi-One pada Oktober 18, 2011, 09:41:21 AM
Bukannya sistem ekonomi Pancasila adalah sistem berbasis koperasi, dimana kemakmuran dan keuntungan dinikmati oleh orang banyak?
Sepertinya ada juga yang mengkaitkan SEP dengan sistem ekonomi yang "bermoral"..Mungkin saja sistem berbasis koperasi masih menghalalkan riba..Dan bagi sebagian orang, sistem riba adalah tidak bermoral..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Pi-Man

Kutip dari: 12 pada Oktober 18, 2011, 11:30:20 AM
saya berfikir negara manapun kalau sistemnya seperti indonesia (pancasilais) bakalan menjadi negara terkorup dan susah majunya he2
Memangnya sistem pancasila sudah benar-benar dipraktekkan?
Perasaan yang diterapkan seperti perusahaan asing ngeruk kekayaan negara dan cuma ngasih sedikit ke negara tidak termasuk sistem pancasila.

Bicara soal malaysia, apa anda berharap Indonesia menerapkan sistem rasisme ala politik bumi puteranya malaysia?
oro?

12

#17
nah mengapa perusahaan asing ngeruk kekayaan negara? itukan keinginan pemerintah sebagai monopolis tapi gak punya kemampuan teknis jadi ya diundang lah itu freeport atau newmont, dll. ironisnya lagi, dari keuntungan yg hanya sedikit itu sebagian besarnya tidak dikembalikan ke daerah tempat SDA itu dikeruk. mengapa karena negara menganggap, melalui pasal 33, kekayaan alam disana itu milik negara. negara (penguasa) menganggap itu adalah bisnis dia, jadi ya labanya (yg kecil itu) masuk ke dia dan golongannya. seharusnya berdasar pasal 33, penghasilan itu didistribusikan kembali ke rakyat (pasalnya memang indah, seolah penguasa adalah malaikat yg akan memberikan kesejahteraan pada rakyat dengan cara memonopoli aset penting). tapi kenyataannya kan tidak seperti itu. kenyataanya kasus korupsi dimana2. duit yg dikorupsi itu dari mana?

setidaknya semua itu adalah gambaran pemraktekan pasal 33 UUD 1945

yg ingin saya kritik disini adalah pasal 33 tsb membuat negara tidak ubahnya sebagai business entity

#12

Pi-Man

Kesalahan jelas bukan pada pasalnya, tapi pada prakteknya.
Biar pasalnya mau diganti seperti apapun, kalau prakteknya direkayasa, ya sama saja.
oro?

12

bagaimana jika pasalnya diubah misalnya : BUMN diminimalkan (kalo bisa semuanya di privatisasi), pemerintah tugasnya mensejahterakan rakyat dengan cara membuat regulasi supaya semua operasional perusahaan akan meningkatkan kemakmuran rakyat banyak, kuantitas dan kualitas pendidikan untuk rakyat ditingkatkan, kemudian seperti biasanya negara juga berkewajiban mengatur kebijakan moneter (kurs, inflasi, dll) dan fiskal (pajak, belanja negara, dll). kalo begitu kan negara ga usah berbisnis. negara tugasnya emnsejahterakan rakyat dan menjaga keamanan negara. poinnya negara ga usah berbisnis. serahkan bisnis kepada swasta yg profesional.

praktek kotor itu terjadi karena sistemnya (undang2 nya) memungkinkan praktek itu dilakukan
#12

Pi-Man

#20
Ide di UUD itu bagus.
Kekayaan alam dikuasai negara, bukan perorangan atau swasta.
Cabang produksi penting (air, listrik dsb) dikuasai negara, digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Tapi realisasinya yang meleset.
Kekayaan alam dikuasai negara, tapi daerah penghasil cuma kebagian royalti seupil
Cabang produksi dikuasai negara, tapi pelayanannya seadanya karena berupa subsidi yang memberatkan keuangan negara.

Singkatnya, yang mesti diubah itu pelaksanaan dulu.
oro?

Dhantez

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 18, 2011, 11:56:04 AM
Sepertinya ada juga yang mengkaitkan SEP dengan sistem ekonomi yang "bermoral"..Mungkin saja sistem berbasis koperasi masih menghalalkan riba..Dan bagi sebagian orang, sistem riba adalah tidak bermoral..

Yg penting adl di tataran penerapan, klo cm di tataran Teori/idealisme, ga ada sistem ekonomi yg buruk.. Liberalisme, sosialisme, pancasila, dan syariah.. semuanya baguss..

Aq udah masuk ke berbagai bank yg mengklaim dirinya syariah utk mengajukan kredit permodalan.. dan tebak?? TIDAK ADA yg menerapkan PROFIT LOSS SHARING, padahal itu adalah hal yg mendasari konsep permodalan syariah (yg membuatnya lebih unggul dari permodalan konvensional).. Lha klo scr praktek, sistem profit loss sharing ini tdk diadopsi, apa dong bedanya dg sistem bunga??

Kutip dari: Pi-Man pada Oktober 18, 2011, 08:43:57 PM
Kesalahan jelas bukan pada pasalnya, tapi pada prakteknya.
Biar pasalnya mau diganti seperti apapun, kalau prakteknya direkayasa, ya sama saja.

Setuju... diskusi mesti pada tataran yg sama, jgn membandingkan - misalnya ekonomi liberal di tataran praktek dgn ekonomi pancasila or syariah di tataran teori; jadi jomplang tar.. ;D
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Dhanang.Wibowo

Kutip dari: semut-ireng pada Oktober 17, 2011, 08:03:38 AM
Kalo nggak salah,  sampai sekarang ini masih ada semacam dualisme dalam sistem perekonomian Indonesia.   Sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi tradisional berjalan sekaligus bersama-sama.   Sistem ekonomi kapitalis merupakan warisan dari masa penjajahan,  mengandung aspek kapitalisme modern yang diimpor dari Eropa Barat pada abad-18.   Indonesia sampai sekarang belum mampu menghapus sisa2 sistem ekonomi zaman penjajahan tersebut.   Dalam sektor2 modern sistem perekonomian Indonesia sekarang ini masih sangat kapitalistik,  tapi di sektor pedesaan yang berjalan adalah sistem ekonomi tradisional.


Nah, ada yg krg pas dg analisa bung semut nih. Padahal anda sudah memasukkan timeline di dalamnya, itu penting lho utk memahami sejarah ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis (liberalisme) dicetuskan pd tahun 1776 (saat Adam Smith menuliskan Wealth of Nations) - dan masih dibutuhkan puluhan tahun atau bahkan berabad2 sampai ide liberalisme ini diterima dan diterapkan di Eropa. Sementara, Indonesia dijajah selama 3 Abad (berarti sejak 1645 jika kita tarik mundur dari tahun 1945) - artinya para penjajah ini belum mengenal sistem ekonomi kapitalisme. Ingat juga, pencetus2 ekonomi liberalisme tdk berasal dr Belanda, jd penjajah kita itu bukan early adopter kapitalisme.

Penjajahan merupakan salah satu warisan sistem ekonomi yg lebih tua, bernama Merkantilisme.

Selain itu, kenyataannya bung Karno lebih dekat ke blok Rusia dan Cina - penganut sosialisme - dibandingkan ke Amerika atau Inggris. Masuknya freeport dsb adl pada masa pemerintahan Soeharto. Menurut saya sih, negaera kita jauh lebih banyak mempelajari kapitalisme slm pemerintahan Soeharto ketimbang di masa2 sebelumnya.

Fariz Abdullah

Kutip dari: Dhantez pada Oktober 20, 2011, 08:05:01 AM
Yg penting adl di tataran penerapan, klo cm di tataran Teori/idealisme, ga ada sistem ekonomi yg buruk.. Liberalisme, sosialisme, pancasila, dan syariah.. semuanya baguss..

Aq udah masuk ke berbagai bank yg mengklaim dirinya syariah utk mengajukan kredit permodalan.. dan tebak?? TIDAK ADA yg menerapkan PROFIT LOSS SHARING, padahal itu adalah hal yg mendasari konsep permodalan syariah (yg membuatnya lebih unggul dari permodalan konvensional).. Lha klo scr praktek, sistem profit loss sharing ini tdk diadopsi, apa dong bedanya dg sistem bunga??

Setuju... diskusi mesti pada tataran yg sama, jgn membandingkan - misalnya ekonomi liberal di tataran praktek dgn ekonomi pancasila or syariah di tataran teori; jadi jomplang tar.. ;D

Tidak mungkinkah Ekonomi Syariah (baca: Perbankan Syariah) dipraktekkan sesuai teorinya?
Apakah Ekonomi Ribawi sesuai dengan Ekonomi Pancasila, teoritis maupun praktis?
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

semut-ireng

Kutip dari: Dhanang.Wibowo pada Oktober 20, 2011, 08:36:49 AM
Nah, ada yg krg pas dg analisa bung semut nih. Padahal anda sudah memasukkan timeline di dalamnya, itu penting lho utk memahami sejarah ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis (liberalisme) dicetuskan pd tahun 1776 (saat Adam Smith menuliskan Wealth of Nations) - dan masih dibutuhkan puluhan tahun atau bahkan berabad2 sampai ide liberalisme ini diterima dan diterapkan di Eropa. Sementara, Indonesia dijajah selama 3 Abad (berarti sejak 1645 jika kita tarik mundur dari tahun 1945) - artinya para penjajah ini belum mengenal sistem ekonomi kapitalisme. Ingat juga, pencetus2 ekonomi liberalisme tdk berasal dr Belanda, jd penjajah kita itu bukan early adopter kapitalisme.

Penjajahan merupakan salah satu warisan sistem ekonomi yg lebih tua, bernama Merkantilisme.

Selain itu, kenyataannya bung Karno lebih dekat ke blok Rusia dan Cina - penganut sosialisme - dibandingkan ke Amerika atau Inggris. Masuknya freeport dsb adl pada masa pemerintahan Soeharto. Menurut saya sih, negaera kita jauh lebih banyak mempelajari kapitalisme slm pemerintahan Soeharto ketimbang di masa2 sebelumnya.

Terima kasih koreksinya,  mas Dhanang.   Saya bukan ekonom,  jadi mohon maklum ....... :)

Kadang agak bingung juga,  itu ekonomi kapitalis apakah sama dengan ekonomi liberalisme ?  Rasanya saya pernah membaca,  lupa entah di buku apa,  bahwa ekonomi kapitalis itu mulai berkembang di Eropa sejak abad-16.

12

#25
Kutip dari: Pi-Man pada Oktober 19, 2011, 09:31:20 PM
Ide di UUD itu bagus.
Kekayaan alam dikuasai negara, bukan perorangan atau swasta.
Cabang produksi penting (air, listrik dsb) dikuasai negara, digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Tapi realisasinya yang meleset.
Kekayaan alam dikuasai negara, tapi daerah penghasil cuma kebagian royalti seupil
Cabang produksi dikuasai negara, tapi pelayanannya seadanya karena berupa subsidi yang memberatkan keuangan negara.

Singkatnya, yang mesti diubah itu pelaksanaan dulu.

nah begitu banyak yg meleset kan. artinya ide itu tidak realistis. menurut saya ide yg bagus adalah yg prediksinya benar dan bisa direalisasikan. kalau tidak bisa direalisasikan itu namanya ide yg jelek

pelayanan seadanya, mengapa? karena mereka (pemerintah) itu pada dasarnya bukan profesional. jadi bukan karena subsidi.

kenapa negara harus banyak keluar subsisdi? karena operasional mereka itu sangat tidak efisien (asal-asalan). mengapa bisa asal-asalan? karena struktur pasar mereka monopoli. disana tidak ada yg namanya persaingan sehat. sehingga BUMN2 itu seperti orang yg suka bermalas-malasan. karena toh ga ada saingan. atas ketidakefisienan BUMN itu, rakyat yg harus membayar.

sekarang bayangkan jika anda menjadi presiden apakah semuanya akan berjalan sesuai cita-cita pancasila? anda akan menghadapi sistem.
#12

Pi-One

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 18, 2011, 11:56:04 AM
Sepertinya ada juga yang mengkaitkan SEP dengan sistem ekonomi yang "bermoral"..Mungkin saja sistem berbasis koperasi masih menghalalkan riba..Dan bagi sebagian orang, sistem riba adalah tidak bermoral..
Sistem koperasi itu adalah sistem dimana modal bersama, keuntungan bersama.
Soal riba, kurang paham mengenai sistem koperasi simpan-pinjam, sehingga gak berani komentar. Tapi standar riba itu sendiri apa? Apakah bunga pinjaman yang dianggap terlalu besar atau memberatkan?

Pi-Man

Kutip dari: 12 pada Oktober 21, 2011, 07:05:34 PM
nah begitu banyak yg meleset kan. artinya ide itu tidak realistis. menurut saya ide yg bagus adalah yg prediksinya benar dan bisa direalisasikan. kalau tidak bisa direalisasikan itu namanya ide yg jelek
Lha, emang kualitas manusianya yang gak beres. Mau ganti sistem aja juga bakal tetapmeleset, selama kualitas manusianya gak dibenarin...

Kutip dari: 12 pada Oktober 21, 2011, 07:05:34 PMpelayanan seadanya, mengapa? karena mereka (pemerintah) itu pada dasarnya bukan profesional. jadi bukan karena subsidi.
Lha, pemerintah emang setengah hati melaksanakannya, dan pegawainya juga malas berusaha lebih giat karena gak ada penghargaan.

Kutip dari: 12 pada Oktober 21, 2011, 07:05:34 PMkenapa negara harus banyak keluar subsisdi? karena operasional mereka itu sangat tidak efisien (asal-asalan). mengapa bisa asal-asalan? karena struktur pasar mereka monopoli. disana tidak ada yg namanya persaingan sehat. sehingga BUMN2 itu seperti orang yg suka bermalas-malasan. karena toh ga ada saingan. atas ketidakefisienan BUMN itu, rakyat yg harus membayar.
Maka, salahkan pemerintah yang begitu, bukan sistem.

Kutip dari: 12 pada Oktober 21, 2011, 07:05:34 PMsekarang bayangkan jika anda menjadi presiden apakah semuanya akan berjalan sesuai cita-cita pancasila? anda akan menghadapi sistem.
Jadi presiden? Memimpin orang-orang gak beres? Milih mundur deh...
oro?

Farabi

Kutip dari: Pi-One pada Oktober 22, 2011, 10:57:13 AM
Sistem koperasi itu adalah sistem dimana modal bersama, keuntungan bersama.
Soal riba, kurang paham mengenai sistem koperasi simpan-pinjam, sehingga gak berani komentar. Tapi standar riba itu sendiri apa? Apakah bunga pinjaman yang dianggap terlalu besar atau memberatkan?


Riba itu hutang berlipat ganda berlipat lipat. Kalau sekarang anda pinjam 1 juta, saya minta kembalikan 1 jt plus seratus ribu, anda telat bayar, tidak apa apa, oke ini mungkin masih bisa diterima. Tapi yang namanya riba itu, telah sehari denda, telat setahun denda, akhirnya hutang ratusan kali dari hutang pokok. Kasus terakhir adanya orang vietnam yang dimasukkan ke peti kayu di indonesia, ternyata cewek itu dijual karena ayahnya tidak bisa bayar hutang, sudah hilang sawah, putrinya dijual pula, padahal kalau dihitung hitung, itu orang udah bayar utangnya 5 kali lipat dari semula.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

12

Kutip dari: Pi-Man pada Oktober 22, 2011, 01:05:29 PM
Lha, emang kualitas manusianya yang gak beres. Mau ganti sistem aja juga bakal tetapmeleset, selama kualitas manusianya gak dibenarin...
Lha, pemerintah emang setengah hati melaksanakannya, dan pegawainya juga malas berusaha lebih giat karena gak ada penghargaan.
Maka, salahkan pemerintah yang begitu, bukan sistem.
Jadi presiden? Memimpin orang-orang gak beres? Milih mundur deh...

he2,jelas sekali anda mengharapkan negara ini diperintah oleh kumpulan malaikat yang sempurna dan tidak pernah melakukan kekeliruan. anda bermimpi. disitulah kesalahan anda.

negara itu maju bukan karena pemerintahnya seperti itu. tetapi karena sistemnya yg benar. sehingga politik, ekonomi, dan hukum berjalan pada rel yg benar. tidak seperti indonesia, politik, ekonomi, hukum, semuanya campur aduk jadi satu.

apa bedanya korea utara dengan korea selatan? korut adalah komunis dan korsel adalah liberalis. korut adalah negara miskin dan korsel adalah negara makmur.

apakah kemakmuran korsel semata2 dikarenakan kualitas manusia korsel itu lebih hebat dari korut? tentu saja tidak wong mereka itu sama2 orang korea, sama2 tinggal di wilayah korea.

tapi saya kira, anda berfikir seperti itu, karena anda terlalu dalam dicekoki ama yg namanya pancasila, sampai2 anda tidak bisa lagi mempercayai siapapun ck...ck....ck
#12