Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:08:21 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 132
Total: 132

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sistem Ekonomi Sosialis vs Kapitalis

Dimulai oleh ksatriabajuhitam, Oktober 22, 2009, 11:41:17 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ghostdoors

Kutip*kapitalis --> seperti yg kita pelajari dlm buku2 ekonomi sekolahan, yaitu mengambil keuntungan yg sebesar2nya, dan mengeluarkan modal yg sekecil2nya. jd sebisa mgkn para kapitalis menggaji buruh seminim2nya, dan mempekerjakan dg wktu sepanjang2nya.

Em, bukan. Itu prinsip ekonomi. Ekonomi kapitalis adalah ekonomi yang ditentukan oleh pasar.

Kutip dari: ghostdoors pada Oktober 29, 2009, 07:51:40
*sosialis-komunis ---> buruh hy berharap mendapatkan gaji atau upah sesuai dg yg dikerjakanya, sesuai dg kemampuanya. intinya lbh dihargai kapasitasnya sbg pekerja bukan budak atau robot.

Em, bukan. Sosialis tidak berarti komunis, meskipun keduanya termasuk paham "kiri". Ekonomi sosialis adalah ekonomi terkendali. Dimana negara mengatur sistem ekonomi untuk kemakmuran rakyatnya.

skali lagi, saya bilang secara singkatnya. intinya mah sama.
kalo dijabarkan mgkn kyk bgini:
dasar bkerjanya sistem ini (kapitalis) adl 'invisieble hand'/tangan2 yg tdk kelihatan yg dicetuskan oleh ahli ekonom Adam Smith (1759).bla...bla...bla...
paham ini sejalan dg pandangan ekonomi kaum klasik, dmn mrk menganut paham 'Laissez faire', yg menghendaki kebebasan melakukan kgiatan ekonom, dg sminim mgkn campur tngan pmrnth.
dasar pemikiranya kaum klasik:
1. hkum 'SAY', yg mngatakan bhwa stiap komoditi yg dproduksi, tntulah ada yg mmbtuhkanya. bla...bla...bla...
2. harga stiap kmoditi itu brsifat fleksibel. dg dmkian kseimbangan akn sll trjadi. kalau pun terjdi ktdk seimbngan pasar itu hy bersifat smentara, krn utk slanjutnya keadaan tsb akn kmbali dlm kndisi seimbang.bla...bla..bla...
(ingat itu hy pmikiran mereka)
secara umum karakteristik sistem ekonomi kapitalis adl sbb:
1. faktor2 produksi (tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahaan) dimiliki dan dikuasai pihak swasta.
2. pengambilan keputusan ekonomi brsifat desentralisasi, diserahkan kepemilik faktor produksi dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yg berlaku.
2. rangsangan insentive atau umpan balik diberikan dlm bntuk utama materi sebagai sarana memotivasi para pelaku ekonom.

sistem perekonomian sosialis.
pencetusnya adl marx, yg diilhami dg penderitaan kaum buruh yg terjadi saat itu, sbg ulah kaum kapitalis. dlm sistem ini praktis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dbwh kndali negara.
tahap2 pemikiranya sbb:
tahap dmn prinsip ekonominya adalah ' stiap org memberi (kpd masyarakat) mnurut kemampuanya, dan stiap orang menerima sesuai dg karyanya. tahap ini brkmbang mnjadi ' stiapm org mmberi sesuai dg kmampuanya, dan stiap org mnerima mnurut kbutuhanya'. dg kata lain 'dstribusi mnrut kbutuhanya' (suroso, 1993).
karakteristik (pasar) sistem sosialis dg komunis hmpir sama hy satu yg membedakan, yaitu:
sosialis: pengambilan kputusan ekonomi brsifat desentralisasi dg dikoordinasi oleh pasar.
komunis: pengambilan kputusan ekonomi brsifat sentralisasi dg dikoordinasi secara terencana.
yg lain sama smua, yaitu:
- faktor2 produksi dmiliki dan dikuasai oleh pihak pmrntah atau negara.
- rangsangan dan insentive dberikan berupa material dan moral, sbagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.
ingat kata yg bercetak tebal satu dg yg lain,dan baca kalimatnya baik2. itulah postingan saya yg diatas yg telah saya jabarkan. karena saya berbicara mslh buruh.

Kutipmeskipun ada bilang upah tenaga kerja di negara kapitalis sepeti budak atau robot, tetapi aneh kan kalau ada banyak orang berbondong bondong ke negara kapitalis untuk mencari kerja? Apa mereka mau digaji seperti budak/robot? Tidak. Mereka justru melirik negara kapitalis karena gajinya besar.
justru dinegara asalnya kapitalis tdk pernah menerapkan sistem kapitalis thdp buruh. buruh justru dihargai tinggi. baca postingan dr awal bung...

KutipAnyway. peralatan yang ada disekitar kita adalah produk kapitalis. Tolong jangan di bantah!.
saya membantahnya..!! saya rasa tdk semuanya. kan ada kebutuhan primer dan skunder. itupun produk tdk smua hasil dr kapitalis.
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

ghostdoors

jadi intinya, tdk seratus persen komunis-sosialis itu benar.... dan tdk 100% kapitalis itu salah....!!
bagaimana dg sistem ekonomi campuran, syriah, dan sistem ekonomi pancasila (yg saya rasa mengadopsi sistem ekonomi campuran ini).........????
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

Social Permutation

#32
Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 30, 2009, 04:24:36 PM
tatanan masyarakat rakyat rusia memang belum menjadi komunis sepenuhnya..
lantas kenapa?

habis kata2 mas?
bukan macem gini cara jawabnya,...bukan lantas kenapa...jelasin lah...anda kan USSR dan RRC sentris...monggo...



All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

soviet regarda

#33
Kutiphabis kata2 mas?
bukan macem gini cara jawabnya,...bukan lantas kenapa...jelasin lah...anda kan USSR dan RRC sentris...monggo...

lho? anda gimana tho..?
memang anda ingin penjelasan apa?
sebelumnya kan anda yang bilang :

Kutipnamun perlu anda "INGAT dan CATAT" bagaimana runtuhnya USSR, dan bagian pecahan terbesar nya adalah Russia, apakah Russia adalah negara komunis sepenuhnya?, saya rasa tidak...

yang harus saya ingat dan catat itu apa?
emang bagaimana runtuhnya USSR menurut anda?
kenapa anda merasa rusia bukan negara komunis sepenuhnya?

rusia negara komunis sepenuhnya atawa bukan kan udah saya jawab...
Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 30, 2009, 09:53:07 PM
Kutipsecara teoritis..
dalam tatanan masyarakat komunis, negara akan menghilang dengan sendirinya..
jadi kalo ada yang bilang negara komunis ya...
mana ada negara dalam tatanan masyarakat komunis?

Social Permutation

anda kan pakar bung soviet, i expect more than that...
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

ghostdoors

Kutipanda kan pakar bung soviet, i expect more than that...

jgn terlalu mendramatisirrrr.......
bukankah anda yg lebih tau semua ilmu ekonomi......(kan anak kuliahan)..he.
monggo bung Social P. dijabarkan.....
saya kurang banyak mengerti bung...........
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

Dhantez

@G.Door: M.Porter bukan ahli sosialis.. dy ahli strategi bisnis

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 31, 2009, 07:00:16 PM

Kutipnamun perlu anda "INGAT dan CATAT" bagaimana runtuhnya USSR, dan bagian pecahan terbesar nya adalah Russia, apakah Russia adalah negara komunis sepenuhnya?, saya rasa tidak...

yang harus saya ingat dan catat itu apa?
emang bagaimana runtuhnya USSR menurut anda?

Anda gemar mengartikan kalimat dalam paragraf secara terpisah2??
Jika dibaca satu paragraf keseluruhan, apa yg dirujuk soc.permutation cukup jelas.. baik peristiwa maupun konteksnya.

Kutip dari: ghostdoors pada Oktober 31, 2009, 08:36:39 AM
KutipAnyway. peralatan yang ada disekitar kita adalah produk kapitalis. Tolong jangan di bantah!.
saya membantahnya..!! saya rasa tdk semuanya. kan ada kebutuhan primer dan skunder. itupun produk tdk smua hasil dr kapitalis.

Bagaimana sih memilah suatu produk itu hasil dari kapitalis atau bukan?
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Social Permutation

Kutipjgn terlalu mendramatisirrrr.......
bukankah anda yg lebih tau semua ilmu ekonomi......(kan anak kuliahan)..he.
monggo bung Social P. dijabarkan.....
saya kurang banyak mengerti bung...........

masa kurang banyak mengerti meng-counter terus? ayo, saya mau tau juga dari anda...
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

ghostdoors

kan sdh dijabarkan di atas..,baik dr saya maupun bung soviet, dan anda pun byk menyalahkan. kalo saya pribadi sih cuma tamatan SMP, jd msh minim ilmunya......(OOT)
makanya anda saya minta menjelaskan dan menjabarkanya, mgkn lbh gamblang dari kami...
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

ghostdoors

KutipBagaimana sih memilah suatu produk itu hasil dari kapitalis atau bukan

saya cenderung memilih produk lokal dan tradisional. sebisa mgkn tdk membeli produk luar negeri atau milik org asing, atau prusahaan penindas buruh. mgkn penjelasanya seperti ini:
"produk yang di dalamnya terdapat berbagai bentuk halusinasi, mimpi, artifisialitas, kemasan wujud komoditi, yang kemudian dikonstruksi secara sosial melalui komunikasi ekonomi (iklan, show, media dan sebagainya) sebagai kekuatan tanda (semiotic power) kapitalisme"
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

Social Permutation

Kutipkan sdh dijabarkan di atas..,baik dr saya maupun bung soviet, dan anda pun byk menyalahkan. kalo saya pribadi sih cuma tamatan SMP, jd msh minim ilmunya......(OOT)
makanya anda saya minta menjelaskan dan menjabarkanya, mgkn lbh gamblang dari kami...

maaf-maaf...tapi ini bukan fenomena aneh, dulu juga Karl Marx (Sosialis) dapet kritik habis2an dari Max Weber (Kapitalis), tapi nama kedua orang itu masi tetap harum di ranah nya masing-masing.

oke2...kita berupaya sharing pengetahuan bro, apa pun itu, apa pun bentuk nya...

All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

Dhantez

#41
Kutip dari: ghostdoors pada November 01, 2009, 02:52:19 AM
...mgkn penjelasanya seperti ini:
"produk yang di dalamnya terdapat berbagai bentuk halusinasi, mimpi, artifisialitas, kemasan wujud komoditi, yang kemudian dikonstruksi secara sosial melalui komunikasi ekonomi (iklan, show, media dan sebagainya) sebagai kekuatan tanda (semiotic power) kapitalisme"

Waduh.. ada konsep marketing disitu... ;D

Saya kira luar biasa klo Anda benar lulusan SMP dan bisa mengkontruksi kalimat itu.. Teruslah membaca dan perkaya referensi.. Internet ini sumber informasi yg luar biasa, tdk perlu jalur formal kok utk mencari ilmu.. semangat! :)

Advertising (salah satu kegiatan marketing) memang bisa dipandang sebagai "tangan panjang" kapitalisme.. Tapi jangan melulu dipandang negatif ya.. krn marketing adl konsep yg sangat luaaass... Bahkan pedagang sate pun *meskipun tanpa disadari* telah melakukan marketing dgn mengipaskan asap sate ke arah jalan..

Saat ini saya sdg berusaha utk membuat konsep marketing agar batik bisa memasyarakat lagi.. Bagaimana caranya? Salah satu tujuan utama Marketing adl membentuk "customer value" atau nilai yg dipersepsikan oleh konsumen saat mengkonsumsi suatu produk.. Misal gigi putih pada produk pasta gigi.. Ini mungkin yg Anda bahasakan sbg halusinasi, mimpi, dan artifisialitas.

Nah, tanpa marketing.. Value dari batik yg sudah ada adalah: kuno, formal, atau tua.. Biarpun batik pekalongan sdh melakukan revolusi desain..selama komunikasi marketingnya tdk ada.. Sampai kapanpun batik akan mati suri..

Nah, intinya.. saya setuju dgn Anda.. marketing memang dimanfaatkan oleh bbrp perusahaan kapitalis utk membentuk mimpi (saya ada topik menarik mengenai ini, nanti saya buat threadnya).. Tapi, pada dasarnya.. spirit dari marketing adl meningkatkan nilai dari suatu produk.. Dan tentu bisa digunakan utk menolong produk2 lokal negara ini :D
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Social Permutation

Kembali ke topik utama sodara-sodara, KAPITALISME vs SOSIALISME

Jujur saja saya sebenarnya sudah lama tidak membaca literatur-literatur sosialisme, tapi setidaknya saya bisa menjelaskan bahwa ketika kita berusaha membandingkan dua "benda" itu, maka kita akan berinteraksi dengan namanya kelembagaan yang sifatnya negara dan culture yang sifatnya masyarakat.

Dalam upaya merinci karakteristik penentu kapitalisme modern, menurut Weber (1992), yang di tulis ulang, Weber terlebih dulu memisahkan antara perusahaan kapitalistik dengan upaya-upaya mendapatkan kapital (modal). Hasrat untuk mendapatkan kekayaan sebenarnya sudah ada di hampir semua tempat dan hampir semua kurun waktu (Webber, 1992). Hasrat semacam ini tidak selalu punya koneksi dengan aksi kapitalistik. Aksi kapitalistik itu sendiri sering melibatkan orientasi reguler pada pencapaian keuntungan melalui pertukaran ekonomik (yang secara nominal berlangsung damai).

Kapitalisme, dalam bentuk operasi-operasi perdagangan misalnya, sudah ada dalam berbagai bentuk kemasyarakatan. Di Babylon dan Mesir kuno, di Cina, India, dan eropa pada abad pertengahan. Dan di barat (eropa) lah kapasitas kapitalisme diasosiasikan dengan organisasi rasional buruh yang secara formal merdeka. Yang dimaksud Weber dengan "organisasi rasional" para buruh ini adalah administrasi yang terukur dan rutin dalam perusahaan-perusahaan yang berfungsi secara continue (Giddens, 1992).

Perusahaan kapitalistis rasional merujuk pada dua hal, (1) tenaga kerja yang di disiplinkan dan (2) investasi kapital yang diregulasi. Kemudian hal itu sangat kontras dengan tipe-tipe aktivitas ekonomi tradisional. Signifikasi dari tenaga kerja yang disiplin bisa di ilustrasikan oleh pengalaman mereka-mereka yang telah membentuk organisasi-organisasi produktif modern dalam komunitas –komunitas yang sebelumnya belum pernah mengenalnya.

Di contohkan oleh Giddens (1992), para majikan yang ingin meningkatkan produktivitas, memberlakukan piece rates. Dengan aturan ini, para pekerja bisa mendapatkan peningkatan upah dan perusahaan bisa berharap hal ini bisa memberi intensif pasa seluruh pekerja hingga mampu bekerja lebih keras.

Namun, hasilnya mungkin saja para pekerja justru bekerja lebih lambat daripada biasanya. Itu mungkin saja karena mereka tidak terlalu tertarik memaksimalkan penghasilan. Mereka mungkin hanya tertarik pada mendapatkan penghasilan sekadar cukup untuk memenuhi kebutuhan tradisional mereka yang telah jelas.

Fenomena serupa juga sudah ada di kalangan orang-orang kaya dalam berbagai bentuk masyarakat. Mereka yang mendapatkan keuntungan dari perusahaan kapitalis hanya mencari uang untuk digunakan pada hal-hal biasa dan umum (Weber, 1992).

Reproduksi kapital reguler, yang melibatkan investasi dan reinvestasi berkelanjutan untuk tujuan efisiensi ekonomi, terasa sangat asing bagi tipe-tipe perusahaan tradisional seperti diatas. Perusahaan tradisional diasosiasikan dengan hal yang spesifik (akumulasi kekayaan secara continue untuk kekayaan sendiri, bukannya untuk ganjaran material yang diberikan oleh kekayaan.

Penjelasan-penjelasan di atas, sedikit banyak menggambarkan saya orang kapitalis? Jelas bukan, tapi lebih sebagai manusia yang ingin tahu atas persoalan dan isu-isu yang ada, terlebih pada sejarah-sejarah nya....
Dengan tulisan singkat ini saya ingin menyampaikan, apabila memperbandingkan, itu sekiranya adalah hal yang patut disukuri, bagaimana dengan prakteknya di indonesia?...

Temen-temen yang punya kajian dari sudut pandang sosialisme seperti soviet regarda dan ghostdoors akan memperkaya kajian pembanding ini...
Good Days...

Bibliography

Giddens, Anthony. 1992. Introduction. The Protestant Ethics & Spirit of Capitalism. Routledge. London and New York.

Weber, Max. 1992. The Protestant Ethics & Spirit of Capitalism. Routledge. London and New York.

All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

ksatriabajuhitam

#43
Kutip dari: ghostdoors pada November 01, 2009, 02:52:19 AM
saya cenderung memilih produk lokal dan tradisional. sebisa mgkn tdk membeli produk luar negeri atau milik org asing, atau prusahaan penindas buruh. mgkn penjelasanya seperti ini:
"produk yang di dalamnya terdapat berbagai bentuk halusinasi, mimpi, artifisialitas, kemasan wujud komoditi, yang kemudian dikonstruksi secara sosial melalui komunikasi ekonomi (iklan, show, media dan sebagainya) sebagai kekuatan tanda (semiotic power) kapitalisme"

kita semua tahu bahwa itu adalah "hal yang indah", tetapi jika kita berfikir globalisasi dan menganggap kita ialah bagian dari dunia, tidak mengisolir diri, kita harus sedikit mentoleransi kebijakan import
bisa dikatakan bahwa "membatasi import" sama dengan "membatasi eksport"
([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.])
kenapa? dalam banyak hal, eksport digunakan untuk membayar import
ketika orang Inggris menjual televisi ke China/Taiwan, orang Inggris akan dibayar dengan mata uang renminbi
padahal semua biaya produksi dan upah buruh dibayar menggunakan pound sterling
cara satu-satunya ialah menggunakan kembali renminbi ini untuk membeli barang dari China/Taiwan

tetapi tidak berarti bahwa kita mengijinkan import tanpa batas, semua harus seimbang/simetri


untuk masalah kita tidak mau membeli produk dari perusahaan "penindas" buruh, ini menjadi suatu dilema
di satu sisi anda ingin menunjukan rasa simpati dengan menolak membeli barang dari perusahaan --yang Anda sebut-- 'penindas' buruh, kata lain untuk ini ialah sweatshop
tetapi di sisi yang lain, secara perlahan Anda "membunuh" para buruh yang bekerja di sweatshop, karena perusahaan mereka tidak lagi menerima order produksi



itu jika menggunakan teori kapitalis (atau mungkin lebih bermakna jika menggunakan kata "mekanisme pasar"),
sejauh yang saya pahami, sosialis-komunis akan mengeluarkan kebijakan "upah buruh merata" untuk kasus kedua, begitu?
tetapi untuk kasus pertama, saya tidak tahu, ada yang ingin mengaplikasikan teori sosialis-komunis untuk kasus pertama?


untuk kasus kedua, penyerahan upah buruh pada mekanisme pasar, bisa mengakibatkan terjadinya perusahaan sweatshop
tetapi solusi 'pemaksa rataan' upah bisa berakibat pasar menjadi tidak 'efisien'
seperti telah saya sebutkan, solusi jangka pendeknya bisa berupa penambahan investasi untuk mendongkrak nilai upah buruh
(yakni menaikan the power of scarcity (kuasa kelangkaan) yang akan mendongkrak marginal price)
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

ghostdoors

KutipNah, intinya.. saya setuju dgn Anda.. marketing memang dimanfaatkan oleh bbrp perusahaan kapitalis utk membentuk mimpi (saya ada topik menarik mengenai ini, nanti saya buat threadnya).. Tapi, pada dasarnya.. spirit dari marketing adl meningkatkan nilai dari suatu produk.. Dan tentu bisa digunakan utk menolong produk2 lokal negara ini ketawa

tanpa harus dg kebohongan kan...??!!
ini namanya penipuan publik..,dg menawarkan janji2 instant..!!
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"