Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:25:46 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 198
Total: 198

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sistem Sosial Ideal, menurut saya.

Dimulai oleh Farabi, November 09, 2011, 02:01:55 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mhyworld

Kutip dari: Farabi pada Februari 21, 2012, 08:34:38 AM
Ya kalau bukan emas, mungkin kayu, atau makanan, yang jelas, pasar akan mengkoreksi dengan terjadi inflasi.
Saat ini emas sudah terbukti sebagai salah satu komoditas yang paling sesuai untuk dijadikan acuan, karena sifatnya yang awet, liquid, divisible, fungible, serta jumlah yang terbatas dan relatif stabil. kebanyakan komoditi lain tidak memiliki sifat2 tersebut.

IMO, inflasi terjadi karena perbandingan antara jumlah produk(supply barang dan jasa) dengan konsumsi(demand) atau dengan jumlah uang yang beredar secara total lebih rendah daripada sebelumnya. Dengan kata lain, penambahan supply barang/jasa mengurangi inflasi (bahkan bisa deflasi), sedangkan penambahan demand maupun jumlah uang yang beredar menaikkan inflasi.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: topazo pada Februari 21, 2012, 08:38:03 AM
Kalau masalah moneter, yang penting adalah menghilangkan uang fiat... Jadi uang adalah representasi dari sebuah komoditas tukar dasar, dan bukan sebagai komoditas itu sendiri...
IMO, uang memiliki fungsi yang mirip dengan surat saham perusahaan. Uang rupiah yang anda miliki adalah saham anda dalam organisasi bernama NKRI. Nilainya bisa naik ataupun turun sesuai kondisi pasar. Jika BI mencetak rupiah lebih banyak, artinya nilai saham anda diencerkan (diluted). Jadi ingat film The Social Network yang menceritakan pengenceran saham Facebook milik salah satu pendirinya.
Nilai rupiah ditentukan oleh jumlah produksi barang dan jasa dibandingkan dengan jumlah konsumsi barang dan jasa rakyat Indonesia secara keseluruhan. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ditentukan oleh jumlah ekspor dan impor dengan negara lain. Jadi kalau ingin nilai tukar rupiah naik, harus menambah ekspor atau mengurangi impor. CMIIW.
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Kutip dari: mhyworld pada Februari 22, 2012, 11:56:26 PM
Saat ini emas sudah terbukti sebagai salah satu komoditas yang paling sesuai untuk dijadikan acuan, karena sifatnya yang awet, liquid, divisible, fungible, serta jumlah yang terbatas dan relatif stabil. kebanyakan komoditi lain tidak memiliki sifat2 tersebut.

IMO, inflasi terjadi karena perbandingan antara jumlah produk(supply barang dan jasa) dengan konsumsi(demand) atau dengan jumlah uang yang beredar secara total lebih rendah daripada sebelumnya. Dengan kata lain, penambahan supply barang/jasa mengurangi inflasi (bahkan bisa deflasi), sedangkan penambahan demand maupun jumlah uang yang beredar menaikkan inflasi.


Betul, penambahan supply menurunkan tingkat inflasi, menaikan suku bunga sehingga banyak orang menabungpun menurunkan inflasi. Tapi, bunga bank dan pencetakan uang menaikkan inflasi. Yang paling berpengaruh terhadap inflasi adalah bahan bakar, karena akan meningkatkan biaya distribusi dan biaya tenaga kerja.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

topazo

Kutip dari: mhyworld pada Februari 23, 2012, 12:43:46 AM
IMO, uang memiliki fungsi yang mirip dengan surat saham perusahaan. Uang rupiah yang anda miliki adalah saham anda dalam organisasi bernama NKRI. Nilainya bisa naik ataupun turun sesuai kondisi pasar. Jika BI mencetak rupiah lebih banyak, artinya nilai saham anda diencerkan (diluted). Jadi ingat film The Social Network yang menceritakan pengenceran saham Facebook milik salah satu pendirinya.
Nilai rupiah ditentukan oleh jumlah produksi barang dan jasa dibandingkan dengan jumlah konsumsi barang dan jasa rakyat Indonesia secara keseluruhan. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ditentukan oleh jumlah ekspor dan impor dengan negara lain. Jadi kalau ingin nilai tukar rupiah naik, harus menambah ekspor atau mengurangi impor. CMIIW.
Yah begitulah, karena tidak ada sebuah barang sebagai acuan uang, "harga" uang hanyalah ditentukan dari "kesehatan" perusahaan Indonesia... Tapi bedanya, kalau sebuah saham perusahaan, paling tidak kita dilindungi dengan aset perusahaan, misal, perusahaan punya aset 100 hektar tanah, kita punya saham 1%, berarti lewat RUPS kita bisa meng-klaim tanah 1ha dari perusahaan jika terjadi apa2... Kalau negara, apa ada aset negara yang bisa di klaim?

BSJS...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Farabi

Sekarang harga minyak sedang dipermasalahkan akan dinaikan, orang orang KOMPAS ingin minyak dinaikkan karena memberatkan APBN. Betul, selain kalau harganya tetap murah akan membuat bahan bakar cepat habis, juga memberatkann subsidi, tapi tentunya para pemakai motor harus tetap disubsidi karena mereka pada umumnya sangat membutuhkan motor karena lebih murah. 10 rb pakai motor itu bisa keliling kota, sedangkan pakai angkutan umum paling hanya 20 KM paling jauh.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

nʇǝʌ∀

#35
Dilema tetap muncul manakala krisis ekonomi terjadi ky zaman dulu (2008)  >:D

Kalau mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk Bail Out maka itu sama aja melemahkan nilai mata uang itu karena makin banyak uang dicetak dan diedarkan maka semakin berkurang nilainya karena kelangkaannya menurun.

Kalau menaikkan suku bunga untuk mengurangi peredaran uang (dengan asumsi bahwa masyarakat akan lebih banyak menabung) maka para penghutang akan makin kesulitan membayar hutangnya dan bank akan terancam Likuidasi. Di sisi lain, bank akan makin terbebani dalam memberikan keuntungan pada nasabah (bunga deposito dan tabungan), dan perusahaan terancam bangkrut.

Mungkin ada yang ingat kejadian 4 tahun lalu saat ekonomi Amerika kolaps gara-gara Subrime Mortgage (krisis kredit perumahan)? Dunia internasional ikut kena yah. Maklum, negara ini memang konsumen dan sasaran produsen terbesar dunia. kalo mereka bokek ya barang2 kita juga terancam makin tidak laku hehehe  :D





                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

nʇǝʌ∀

Kutip dari: Farabi pada Februari 26, 2012, 11:25:15 AM
Sekarang harga minyak sedang dipermasalahkan akan dinaikan, orang orang KOMPAS ingin minyak dinaikkan karena memberatkan APBN. Betul, selain kalau harganya tetap murah akan membuat bahan bakar cepat habis, juga memberatkann subsidi, tapi tentunya para pemakai motor harus tetap disubsidi karena mereka pada umumnya sangat membutuhkan motor karena lebih murah. 10 rb pakai motor itu bisa keliling kota, sedangkan pakai angkutan umum paling hanya 20 KM paling jauh.

Perasaan kalo pake Pertamax lebih efisien dibandingkan pake Premium. Sayangnya cuma Premium yg disubsidi.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Farabi

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Februari 26, 2012, 01:51:23 PM
Dilema tetap muncul manakala krisis ekonomi terjadi ky zaman dulu (2008)  >:D

Kalau mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk Bail Out maka itu sama aja melemahkan nilai mata uang itu karena makin banyak uang dicetak dan diedarkan maka semakin berkurang nilainya karena kelangkaannya menurun.

Kalau menaikkan suku bunga untuk mengurangi peredaran uang (dengan asumsi bahwa masyarakat akan lebih banyak menabung) maka para penghutang akan makin kesulitan membayar hutangnya dan bank akan terancam Likuidasi. Di sisi lain, bank akan makin terbebani dalam memberikan keuntungan pada nasabah (bunga deposito dan tabungan), dan perusahaan terancam bangkrut.

Mungkin ada yang ingat kejadian 4 tahun lalu saat ekonomi Amerika kolaps gara-gara Subrime Mortgage (krisis kredit perumahan)? Dunia internasional ikut kena yah. Maklum, negara ini memang konsumen dan sasaran produsen terbesar dunia. kalo mereka bokek ya barang2 kita juga terancam makin tidak laku hehehe  :D






Analisa yang bagus sekali. Harusnya untk membayar hutang solusinya bukan mencetak uang, tapi meningkatkan produksi, sehingga nilai tukar tidak turun, karena kalau nilai tukar turun beban hutang jadi lebih besar.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Kutip dari: Farabi pada Februari 26, 2012, 08:27:44 PM
Analisa yang bagus sekali. Harusnya untk membayar hutang solusinya bukan mencetak uang, tapi meningkatkan produksi, sehingga nilai tukar tidak turun, karena kalau nilai tukar turun beban hutang jadi lebih besar.
Benar. Cuma harus hati-hati menentukan jenis barang/jasa yg akan ditingkatkan produksinya. Harus sesuai kebutuhan real masyarakat, serta daya serap pasar. Kalau nggak, bakal nggak laku, modal nggak balik, bahkan bisa bangkrut. Kasus kredit perumahan di USA menunjukkan kesalahan dalam memilih produk properti sehingga mereka memproduksi jauh lebih besar daripada daya serap pasar, yang seolah-olah besar karena efek fatamorgana dari sistem kredit tsb.
once we have eternity, everything else can wait

ytridyrevsielixetuls

CMIIW, kalau kredit sektor perumahan di Amerika itu sepertinya si Debitur (perusahaan KPR) dan pihak ketiga (Bank dan investor) nggak mau tahu dari mana si kreditor dapat uang untuk bayar hutang. Jadi keuntungan yang mereka dambakan tidak berfokus pada produktifitas pada kreditor melainkan pada bunga ketika balik modal.... tapi ternyata nggak balik modal ya.  >:D

Lagian aneh juga sih, para kreditor Subprime Mortgage itu adalah orang-orang dengan income pas-pasan dan rating kredit buruk seperti penunggak kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor. Apa pula yang bikin perusahaan KPR mau mengucurkan pinjaman modal untuk mereka tanpa pikir apakah mereka ini produktif apa nggak ?  :-\

Tekanan tokoh politikkah untuk cari simpati warga miskin di AS? ???

Apapun itu kalau dari sudut pandang bunga sih untung gede tapi yg mesti dilihat itu si kreditor ini produktif apa nggak ? atau setidaknya dilihat dulu adakah punya prospek bagus dalam menghasilkan uang apa tidak ?  8)
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

mhyworld

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 29, 2012, 02:30:26 PM
CMIIW, kalau kredit sektor perumahan di Amerika itu sepertinya si Debitur (perusahaan KPR) dan pihak ketiga (Bank dan investor) nggak mau tahu dari mana si kreditor dapat uang untuk bayar hutang. Jadi keuntungan yang mereka dambakan tidak berfokus pada produktifitas pada kreditor melainkan pada bunga ketika balik modal.... tapi ternyata nggak balik modal ya.  >:D

Lagian aneh juga sih, para kreditor Subprime Mortgage itu adalah orang-orang dengan income pas-pasan dan rating kredit buruk seperti penunggak kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor. Apa pula yang bikin perusahaan KPR mau mengucurkan pinjaman modal untuk mereka tanpa pikir apakah mereka ini produktif apa nggak ?  :-\

Tekanan tokoh politikkah untuk cari simpati warga miskin di AS? ???

Apapun itu kalau dari sudut pandang bunga sih untung gede tapi yg mesti dilihat itu si kreditor ini produktif apa nggak ? atau setidaknya dilihat dulu adakah punya prospek bagus dalam menghasilkan uang apa tidak ?  8)
kayaknya pengertian mengenai istilah kreditor dan debitor di atas kebalik tuh.
KutipA creditor is a party (e.g. person, organization, company, or government) that has a claim to the services of a second party. It is a person or institution to whom money is owed. [1] The first party, in general, has provided some property or service to the second party under the assumption (usually enforced by contract) that the second party will return an equivalent property or service. The second party is frequently called a debtor or borrower. The first party is the creditor, which is the lender of property, service or money.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
once we have eternity, everything else can wait

ytridyrevsielixetuls

oh ya, terbalik. maklum, nga terbiasa sama ngutang-piutang... :D

Now Back to topic.
jadi sistem sosial zaman sekarang tu apa sudah meliputi saham, reksa dana, bunga bank, deposito, dan obligasi ? setahu saya sich semua negara sosialis dan komunis sudah menerapkan sistem ekonomi kapitalis karena ada hal-hal tersebut.

sistem sosial yang asli itu kan "Sama Rata Sama Bahagia", produksi fokus pada sektor rill terutama pertanian, dan tidak ada transaksi spekulan di sektor keuangan yang bisa naikin dan nurunin nilai perusahaan cuma karena mereka punya modal dan melakukan jual beli emiten.

dan kemungkinan besar anda akan memilih jadi buruh kalau tinggal negara sosialis dan menyembunyikan kreatifitas anda tentang dunia usaha, sebab kalau anda jadi pengusaha suskes maka perusahaan anda akan dinasionalisasi dan standar gaji harus menuruti permintaan buruh. Jadi anda yang capek-capek bangun usaha hingga besar, orang lain keciptratan untung sama dengan anda.

itu kalau sistem sosialis yang asli dan sekarang sepertinya sosialis sudah bercampur dengan kapitalis...

Kutip dari: Farabi pada Februari 16, 2012, 06:58:49 PM

Intinya pokoknya, biarpun nganggur, tapi tetep dapat makan, karena yang mengurus pertanian adalah robot. Dimana warga asing semua wajib sewa, kecuali sudah 10 tahun tinggal diindonesia, atau sudah berketurunan diindonesia. Masalah pekerjaan, terserah semua orang. Jadi kita bisa membuat indonesia seperti disurga, beli robot sekarang sudah bisa loh, Nah harusnya, kita beli saja robot tersebut unutk mengurus pertanian dari pajak, dimana hasil taninya dibagi rata kepada seluruh rakyat indonesia, kaya atau miskin, kerja atau nganggur.


hmm... kalau begitu bagaimana seandainya masyarakat malah memilih menganggur dan menunggu orang lain menciptakan atau membeli robot ? bukankah itu malah melemahkan produktifitas ?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Farabi

#42
Mungkin saja orang orang memilih menganggur, tapi kan manusia itu tidak pernah puas, jadi mereka saya rasa akan terus ingin mencari uang.
Seperti misalkan, dirumah bisa masak tapi kenapa musti direstoran mahal.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Februari 26, 2012, 02:13:34 PM
Perasaan kalo pake Pertamax lebih efisien dibandingkan pake Premium. Sayangnya cuma Premium yg disubsidi.

Sekarang malah BBM Premium nggak boleh dijual secara eceran, harus pake' Pertalite... :D
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.