Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 09:44:45 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 107
Total: 107

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Uang: sejarah dan aplikasinya

Dimulai oleh ksatriabajuhitam, September 13, 2011, 07:42:20 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ksatriabajuhitam

Anak kecil pun tau apa itu uang.
Tidak semua hal, tetapi ada banyak hal, yang seringkali diukur dengan uang.

Informasi yang terakumulasi baik dari obrolan, dari milist, dari buku bacaan, atau sumber-sumber alakadarnya di internet, mengarah kepada pemahaman tentang sejarah uang sebagai berikut.

Pada mulanya orang menggunakan emas dan perak (atau mungkin juga perunggu) sebagai alat tukar, karena benda-benda tersebut dianggap berharga (dan mulia) dan disukai oleh (praktis) semua orang. Tentu saja masalah yang muncul ialah karena alat tukar tersebut sangat berat (selain sulit dipecah menjadi satuan kecil, tetapi itu diatasi dengan penggunaan logam lain yang kurang mulia, misal perak dan perunggu) sehingga ketika orang kaya berpindah tempat dan ingin membawa seluruh kekayaan emasnya menjadi sulit dan terlalu kelihatan (mengundang perampok). Munculnya kelompok orang yang menawarkan jasa menerima emas di suatu kota, memberikan surat jaminan kepada pemilik emas, dan pemilik emas tersebut bisa menukarkan kembali surat jaminan tersebut dengan emas pada orang yang satu kelompok di kota lain.
Bisnis jasa tersebut makin populer dan banyak orang makin percaya bahwa emasnya aman dan orang hanya cukup membawa surat jaminan yang menjamin bahwa surat itu setara dengan sejumlah emas tertentu. Kemudian orang mulai menggunakan surat jaminan tersebut sebagai pengganti emas dalam jual beli. Karena semua orang percaya bahwa surat jaminan itu setara dengan sejumlah emas (dan tentu saja percaya bahwa bisa ditukar dengan sejumlah emas tersebut), maka orang mulai menerima surat jaminan tersebut sebagai alat pembelian/tukar. Pemilik surat jaminan bisa membeli tanah dengan surat jaminan tersebut, orang yang menjual tanah bisa mendapatkan emas dengan menukarkan surat jaminan yang dia terima sebagai pembayaran. Maka surat jaminan tersebut telah secara "resmi" menggantikan emas sebagai alat tukar.
Pada era modern, surat jaminan tersebut kemudian diperbaharui dan dikenal sebagai bank's note, atau populer di masyarakat dengan nama uang. Bank menjamin bahwa uang setara dengan sejumlah gram tertentu emas yang disimpan di bank. Karena sifatnya sebagai surat jaminan emas, tentunya orang bisa sewaktu-waktu menukarkan uang dengan sejumlah emas.


Di era sekarang ini, bisakah kita menukarkan uang dengan sekian gram emas yang setara dengan itu di bank (atau bank pusat, BI untuk kasus Indonesia, Federal Reserve Bank untuk kasus USA) ?

Mengapa tidak? Ada yang pernah mencoba?
Atau adakah regulasi yang melarang tindakan tersebut sehingga saya tidak pernah mendengar ada orang yang menarik emas yang setara dengan uang yang dia punya?
(saya pernah dengar bahwa pernah suatu ketika di USA bahwa kepemilikan emas ialah ilegal, benarkah?)

Mari sharing. Tolong koreksi jika informasi yang saya sampaikan di sini tidak akurat.
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

topazo

#1
Kuncinya adalah [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]... Uang yang dikeluarkan oleh penguasa (pemerintah) tanpa dasar apapun... Saya menebak, lebih dari 90% uang di bumi sekarang adalah fiat...

Sekadar cerita... Mohon dikoreksi kalau salah...

Inflasi, adalah gejala kenaikan harga-harga umum di pasaran secara terus menerus, atau juga bisa diartikan dengan gejala menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Apabila nilai mata uang ini terus menerus menurun, maka akhirnya mata uang akan menjadi tidak berharga. Keadaan ini pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1965, yaitu ketika nilai rupiah dipotong atau juga rupiah terus bertambah jumlah digit nol di belakangnya.

Mengapakah mata uang cendrung untuk menurun nilainya setiap saat? Pertama-tama mungkin kita harus menilik ke belakang untuk melihat apakah uang itu. Uang, adalah suatu benda yang telah disepakati untuk menjadi alat tukar. Uang juga bisa dibedakan menjadi tiga berdasarkan sifatnya, yaitu uang komoditas, uang perwakilan, dan uang fiat.

Uang komoditi, adalah uang yang berupa komoditi riil yang telah menjadi patokan harga dimana-mana dan universal, contohnya adalah emas dan perak. Dahulu, sebelum "uang konvensional diciptakan", masyarakat telah mengenal emas sebagai benda mengkilat kekuningan yang langka, sehingga harganya pun mahal. Seiring dengan jalannya waktu, emas berubah menjadi salah satu patokan harga-harga di dunia, semua benda lain dapat ditukarkan dengan perantara emas. Jika anda ingin mempunyai sapi dan ingin membeli kambing, anda akan menjual sapi anda dan menukarkannya dengan emas seharga sapi, dan membeli kambing dengan emas hasil penjualan sapi anda tersebut. Uang Komoditi yang mungkin paling terkenal saat ini, dan masih berlaku sejak zaman dahulu adalah Dinar dan Dirham (bukan merupakan mata uang dari negara manapun, namun telah distandardkan menjadi alat bayar dalam islam), dimana satu Dinar merupakan koin yang terbuat dari 4,25 gram emas 22 karat, dan Dirham terbuat dari 2,975 gram perak murni. Sayangnya, uang komoditi dianggap tidak fleksibel karena berupa bongkahan dan berat untuk dibawa-bawa, maka diciptakanlah uang jenis kedua.

Uang Perwakilan(yang disebut boss ksatriabajuhitam dalam pembukaan thread), merupakan uang yang dicetak, namun mewakili harga dari sebuah komoditas standar. Uang perwakilan adalah uang yang tercipta karena perjanjian bahwa nilai dari uang tersebut dapat ditukarkan dengan nilai komoditas yang mendasarinya. Contoh dari uang perwakilan adalah Dollar Amerika pada zaman keemasannya (kira-kira tahun 1896) dimana satu dollar bisa ditukarkan dengan perak murni berharga sama. Jatuh bangun uang ini tergantung dari jatuh bangun komoditas yang mendasarinya. Seiring jalannya waktu, uang jenis ini memudar dan akhirnya punah. Dollar amerika sendiri, yang tadinya mempunyai stempel perjanjian bahwa uang dollar bisa ditukarkan dengan perak berharga sama, mulai dihilangkan stempelnya pada tahun 1970, seingga lama kelamaan terbentuklah uang jenis ketiga.

Uang fiat, adalah uang yang sama sekali tidak didasari oleh komoditas apapun namun memiliki kekuatan karena dikeluarkan oleh pemerintah. Uang ini ditetapkan sebagai alat tukar karena perjanjian dari pemerintah dan disetujui oleh rakyatnya. Uang ini sebetulnya adalah kertas tak berharga biasa, yang harganya bisa diombang-ambingkan oleh kebijakan-kebijakan bank sentral, Bank Indonesia. Sayangnya, uang inilah yang sekarang ada di dunia, terutama Rupiah di Indonesia merupakan uang fiat. Sehingga pasti akan terjadi inflasi setiap saatnya.
Inflasi bisa terjadi, salah satunya adalah jika pemerintah mencetak terlalu banyak uang. Pemerintah, dalam hal ini BI, dapat membuat suatu proses ekonomi yang disebut "money creating" atau proses penciptaan uang. Proses penciptaan uang, khususnya fiat adalah melalui tangan Bank Indonesia. Dengan ketentuan, giro minimum wajib (GMW) adalah 5%, yaitu jumlah uang minimal yang harus ada di kas bank 5% dari total penyimpanan seluruh nasabah bank tersebut. Skema yang terjadi kira-kira sebagai berikut; anggaplah bank hanya memiliki satu orang nasabah penyimpan dan satu orang nasabah peminjam.

Orang pertama menyimpan uang pada bank Rp. 1000,00. Anggaplah bank tidak mempunyai saldo lain selain saldo orang pertama, bank memiliki hak untuk memutar uang tersebut dalam bentuk kredit atau semacamnya, dan menyisakan Rp.50,00(5% dari saldo) di kas bank. Orang kedua datang ke bank dan meminjam uang di bank sebanyak Rp.950,00, maka bank punya hak untuk meminjamkannya karena masih dalam batas peraturan.
Apakah yang terjadi dalam sistem ekonomi? Sistem ekonomi sekarang menganggap bahawa uang orang pertama masih memiliki Rp.1000,00 padahal, aslinya dia hanya bisa menarik Rp.50,00 dari bank. Jika orang pertama ingin mengambil utuh uangnya, bank akan meminta Bank Indonesia agar mencetak uang Rp.950,00 dan akhirnya diberikan kepada orang pertama untuk disimpan di sakunya.

Uang yang tercipta pada kasus ini adalah Rp.950,00 yang langsung dicetak oleh BI. Betul, orang pertama masih memiliki uang Rp.1000,00 di sakunya namun karena uang yang beredar makin banyak, nilai rupiah secara otomatis menurun. Bayangkan jika ada 200 juta orang seperti orang pertama, berapa jauhkah nilai rupiah menurun? Harga-harga otomatis naik karena nilai uang yang merosot tidak sebanding dengan nilai barang tukarnya, terjadilah inflasi.
Apakah yang terjadi jika uang fiat tersebut diganti menjadi uang perwakilan? Bank Indonesia tidak akan bisa bebas mencetak uang, Bank Indonesia harus mengetahui dahulu dasar komoditas uang tersebut (misalnya emas) yang beredar di pasar beserta nilainya. Jika ingin mencetak uang, Bank Indonesia harus bekerjasama dengan pemerintah untuk mendapatkan emas lebih tentunya, apakah dengan cara ekspor ataupun menambang lebih. Dengan ini, inflasi yang terjadi karena uang fiat dapat ditahan, dan hanya terjadi jika komoditas dasar uang jatuh harganya. Mungkin, karena komoditas dasar uang terbatas, maka uang komoditi dan uang perwakilan punah dari muka bumi.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

ksatriabajuhitam

hm, begitu ya.
pantes ga ada yang nuker duit ke emas lewat bank.

tapi bank jelas ga akan bilang kalo "dek, kamu ga bisa tukar uang ini ke emas, ini kan uang fiat?", istilah 'uang fiat' tentu hanyalah "istilah dapur"nya bank saja.
apa memang sekarang definisi uang setara dengan emas sudah benar2 dihapus?
iseng-iseng buka website BI, nyari definisi uang, dapet [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]:
uang = segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran yang resmi dalam rangka memenuhi suatu kewajiban; secara umum, mempunyai tiga tujuan yang berbeda bergantung pada penggunaannya, yaitu sebagai alat tukar untuk pembayaran di antara konsumen, badan usaha dan pemenintah, sebagai satuan dasar untuk menilai daya beli atau nilai yang dibayarkan untuk memperoleh barang dan jasa, dan sebagai alat penyimpanan nilai untuk mengukur nilai ekonomis pendapatan pada masa sekarang terhadap pengeluaran pada masa yang akan datang; bentuk lain dan uang adalah komoditas uang (emas dan perak batangan dan uang logam, brightly coloured & shells, dan lain-lain), barter, perdagangan barang dan jasa tanpa pertukaran uang (monetary exchange) dewasa ini uang kertas hanya menampilkan sebagian kecil dari cadangan uang suatu negara, kira-kira 3/4 dari penawaran uang dilakukan dalam bentuk debit dan kredit saldo rekening giro di bank umum (uang giral) (money)

dari definisi BI tersebut memang nampaknya uang ialah 'segala alat tukar (termasuk emas)', jadi merupakan 'benda baru' bukan turunan emas melainkan emas ialah sub-uang.

not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

topazo

Kok beda dengan yang di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] ya...

"Alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yg sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yg dicetak dng bentuk dan gambar tertentu."

Kalau kata KBBI, uang itu adalah sah, dan dikeluarkan oleh pemerintah... Kalau sah tapi bukan pemerintah yang mengeluarkan, itu voucher ato kupon namanya hehehehe...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

syx

#4
Kutip dari: ksatriabajuhitam pada September 13, 2011, 07:42:20 PM
Pada mulanya orang menggunakan emas dan perak (atau mungkin juga perunggu) sebagai alat tukar, karena benda-benda tersebut dianggap berharga (dan mulia) dan disukai oleh (praktis) semua orang.
sebelum itu kan orang pake sistem barter... menukar barang yang diinginkan dengan barang miliknya. bahkan kabarnya, sebelum emas digunakan sebagai mata uang, ada negara yang menggunakan alat tukar lain, misalnya cangkang hewan laut dan potongan kulit.

ksatriabajuhitam

ok, karena uang fiat dicetak tanpa ada penambahan jumlah emas di bank, boleh dong kita ambil perhitungan kasar bahwa 'laju inflasi ialah laju perubahan rasio uang terhadap emas'.
dengan begitu bisa difahami mengapa banyak orang mengatakan bahwa memiliki tabungan dalam bentuk emas ialah lebih baik karena emas bersifat "mengunci harga" (kebal inflasi).
mari ambil contoh:
pada tahun 2005, uang Rp10ribu bisa untuk beli 2 mangkok mie ayam, sedangkan
pada tahun 2010, uang Rp10ribu bisa untuk beli 1 mangkok mie ayam saja.
kalo kita lihat harga emas, (ref: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.])
pada tahun 2005, harga emas kira2 Rp140ribu/gram, sedangkan
pada tahun 2010, harga emas kira2 Rp340ribu/gram.
sehingga jika pada tahun 2005 kita punya uang Rp10ribu lalu kita simpan dalam bentuk uang, maka yang terjadi ialah seperti pada contoh di atas, daya beli uang tersebut menurun (tadinya bisa beli 2 mangkok sekarang hanya sanggup beli 1 mangkok saja), ternyata kekayaan kita tergerus dengan sendirinya.
tapi kalau uang Rp10ribu pada tahun 2005 kita simpan dalam bentuk emas, Rp10ribu/(Rp140ribu/gram)=0.07143gram, dan pada tahun 2010 kita ingin membelajakan tabungan (dalam bentuk emas) tersebut, kita memiliki 0.07143gram*(Rp340ribu/gram)=Rp 24.2ribu; jadi baik pada tahun 2005 ataupun tahun 2010, kurang lebih "uang Rp10ribu" kita bisa dibelikan 2 mangkok mie ayam, artinya kekayaan kita tidak tergerus.

yang jadi pertanyaan ialah: kalau sistem uang fiat tidak pernah ada, yang ada hanyalah uang perwakilan (artinya orang harus menambah jumlah emas kalau ingin menambah jumlah uang). menurut analisa teman-teman, akankah gejala seperti yang saya jelaskan tadi akan terjadi? atau tetap terjadi tetapi dengan laju lebih rendah? mengapa?
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

Farabi

Dengan kata lain, kalau harga barang turun saatnya menabung, semakin banyak disimpan, makin banyak kebeli
Dan kalau harga barang naik saatnya beli, karena semakin banyak menabung semakin sedikit yang terbeli.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Farabi pada Oktober 21, 2011, 10:19:06 AM
Dengan kata lain, kalau harga barang turun saatnya menabung, semakin banyak disimpan, makin banyak kebeli
Dan kalau harga barang naik saatnya beli, karena semakin banyak menabung semakin sedikit yang terbeli.

Kl aq sih pas pengen beli barang (pengen, bukan butuh) nggak pernah nyesel akan keadaan ekonomi yg lg menghimpit, soalnya kan harga barang tu cenderung turun (yah, mungkin pengecualian utk merk2 yg mainstream, yg mana aq sendiri kurang suka barang2 bermerk mainstream). Nah, makin lama aq gk punya duit kan harga barang itu juga makin turun, ntar kl harganya udh bisa dicapai oleh uang tabungan baru dibeli deh...  :kribo:
*tidak berlaku kl barang itu stoknya udah habis, though...  :-[ *
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

inprodic

Selain sebagai alat tukar, uang sebenarnya instrumen utang. Semua rupiah yang beredar sekarang ini berstatus utang. Termasuk yang ada di saku Anda. Sebenarnya yang mencetak uang bukanlah pemerintah. Jika pemerintah tidak mencetak uang, lalu darimana pemerintah mendapatkan uang? Jawabnya: dari pajak. Sebagian kecil juga dari kontribusi deviden BUMN. Namun karena biasanya defisit, maka untuk menambalnya maka diterbitkanlah Surat Utang.

Pajak, Pendapatan BUMN, Surat Utang semuanya berasal dari uang masyarakat. Bagaimana uang bisa berada di masyarakat? Sumbernya hanya satu: dari bank. Kapan uang dari bank bisa ada di tangan masyarakat? Pintunya hanya satu: kredit. Ya benar! Satu-satunya pintu keluarnya uang dari bank adalah kredit. Artinya, semua uang yang ada di tangan masyarakat berstatus utang ke bank yang suatu saat nanti harus dikembalikan ke bank tergantung skema kreditnya. Jika Anda meminjamnya dengan tenor 10 tahun, maka umur uang tersebut berputar di masyarakat selama 10 tahun.

Anda mungkin tidak punya utang ke bank, namun uang yang ada di saku, di bawah bantal, atau di rekening Anda dahulu berasal dari seseorang atau institusi yang dulu pinjam uang ke bank.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: topazo pada September 13, 2011, 08:03:58 PMUang Komoditi yang mungkin paling terkenal saat ini, dan masih berlaku sejak zaman dahulu adalah Dinar dan Dirham (bukan merupakan mata uang dari negara manapun, namun telah distandardkan menjadi alat bayar dalam islam), dimana satu Dinar merupakan koin yang terbuat dari 4,25 gram emas 22 karat, dan Dirham terbuat dari 2,975 gram perak murni.

Dulu bahkan saya kira bahasa Arabnya emas itu dinar dan bahasa Arabnya perak itu dirham... Ternyata beda... Bahasa Arabnya emas itu dzahab dan bahasa Arabnya perak itu fadhol...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.