Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:20:20 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 182
Total: 182

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Wanita Indonesia dan Pemutih

Dimulai oleh Dhantez, November 02, 2009, 05:01:06 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Social Permutation

Kutipaku sh memilih wanita yg penting bersih dan setia dan baik hati

bener mas...bener sekaleeee
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

soviet regarda

Kutipaku sh memilih wanita yg penting bersih dan setia dan baik hati
yoi..
skalian ditambahin..
udah bersih, setia, baik hati, pinter, soleh, cantik, molek, bohay, tajir..
cerdas, terampil dan gembira pula..
wadooh..suka banget dah..heu

ghostdoors

KutipKutip
terus apa bung...??

produk bung, pake tanya lagi?
produk2 itu secara gak langsung memang membuktikan khasiatnya, anda pria keliatannya (hehehe)...kalo mbak-mbak di sana, pake pelembab atau produk2 jadi putih mereka seneng, udah jelas, nanti ada yang bilang "cantik" lah, "mulus" lah...kalo masalah di "bodoh2in" kayaknya ngga sih, coba tanya sama istri anda, lebih suka kulit putih atau warna lain, kalo jawabannya bukan putih, yah istri anda adalah wanita alternatif untuk sebuah fenomena, kalo dalam metode penelitian data nya "error"...gommenasai...
lho inikan konsepnya bukan hy skedar FENOMENA kan. lihat tulisan bung dhantez di awal "bandingkan kajian fenomena sosial dan dihubungkan ke konsep marketing produk.."

kalo mnurut saya tetep saja dibodohi/pembodohan. karena tujuan utama merketing adalah merayu konsumen.
contoh nyata: dlm iklanya pond menggambarkan dlm 7hari pemakaian produknya akan menghasilkan kulit yg putih, dan lebih bercahaya. bisa anda buktikan......??

fenomena kulit putih = cantik, saya menganggapnya sebagai pengaruh budaya. bisa lewat media elektro ataupun cetak. saya ada teman orang papua punya pacar yg orang papua juga. siperempuan hampir sebulan 2kali melakukan perawatan kulit (mandi susu,lulur,dsb). saat saya tanya jawabanya simpel, pengen seperti cewek2 di tivi...
kolo mnurut saya seh memang enak dipandang bila perempuan berkulit putih. namun demikian kulit yg lain juga tdk kalah bagusnya asalkan bersih tanpa penyakit kulit (panu,kadas,kurap,koreng,dll) hahahaaa...
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

soviet regarda

Kutipfenomena kulit putih = cantik, saya menganggapnya sebagai pengaruh budaya. bisa lewat media elektro ataupun cetak

sy sepakat dgn kawan ghostdoors..
dan Jika kita menggunakan paradigma Peter D. Moss..
akan terlihat bagaimana wacana media massa..
termasuk berita surat kabar..
merupakan konstruk kultural yang dihasilkan ideologi tertentu,
untuk menghasilkan pemahaman tertentu..

Lewat narasinya media informasi secara tidak langsung memberikan definisi tertentu mengenai kehidupan manusia..
seperti siapa pahlawan, siapa penjahat..
siapa yang cantik siapa yang buruk rupa..
rupa cantik itu bagaimana dan rupa buruk itu bagaimana..

Narasi yang dibangun dan dipoles sedemikian rupa,
tidak sekedar untuk melukiskan suatu fenomena atau lingkungan,
tetapi juga dapat mempengaruhi cara melihat lingkungan disekitar kita.
misalnya dengan menekankan, mempertajam, memperlembut, mengagungkan, melecehkan, membelokkan, atau mengaburkan peristiwa atau tindakan tertentu..

Dalam dunia pencitraan..
citra dan realitas menjadi dua kutub yang terus tarik menarik..
Citra telah berubah menjadi sebuah mesin politis yang bergerak kian cepat..
Strategi pencitraan dan teknologi pencitraan atau imagologi dikemas sedemikian rupa untuk mempengaruhi persepsi, emosi, perasaan, kesadaran, dan opini publik sehingga mereka dapat digiring ke sebuah preferensi, pilihan dan keputusan politik tertentu termasuk untuk menggiring konsumen menggunakan produk tertentu..

Dalam spektrum politik, segala potensi tanda, citra, dan tontonan; segala kekuatan bahasa (language power); kekuatan simbol (symbolic power) dikerahkan dalam rangka membangun citra, membentuk opini publik, mengubah persepsi, mengendalikan kesadaran massa (mass consciousness)..

dalam teori Marxis dikatakan bahwa orang seringkali terjebak dengan citra, karena memilih dengan kesadaran palsu, membeli citraan yang palsu. Ketika sudah membeli baru ketahuan banyak hal yang buruk..

Wajah media memang ibarat pedang bermata dua.
Di satu sisi media berupaya mendekati obyektifitas pemberitaan, namun di satu sisi yang lain media juga tak luput dari keberpihakan dan ketidakberimbangan yang dapat dijadikan celah bagi produsen suatu komoditi untuk terus memasukkan pesan dan citra tentang sosok sewe cantik.
Celah ini bisa dimanfaatkan bagi produsen suatu komoditi untuk menjadikan media sebagai sarana pemasaran massal.
Tak heran bila beberapa pendapat mengatakan bahwa teknologi komunikasi di era informasi telah menjelma menjadi ajang pemasaran massal yang di dalamnya tanda dan citra yang memainkan peran sentral..

jika tanpa pembodohan lewat media massa yang mengikuti strategi produksi dari produk kecantikan..
bagaimana mungkin banyak di dunia saat ini menganggap cewe cantik adalah yang berkulit putih..bagaimana nasib manusia dari ras yang tidak mungkin berkulit putih meski di lulur ribuan kali? apakah termasuk ras yang buruk rupa? hakekatnya tentu saja tidak..
demikian juga soal ketombe..
kebanyakan cewe jaman sekarang ketar ketir kalo tau rambutnya berketombe..
padahal sejak kapan ketombe jadi masalah gawat?

phice

Berarti pengaruh apa yang disaksikan di tivi ya?
Cewek2 iklan kan putih, rambutnya panjang... (tapi bukan Mbak Kun ato tante Sun!)
Mau Belajal Yang Pintel Bial Jadi Doktel Hewan Yang Ashoi

Social Permutation

#20
Kutipdalam teori Marxis dikatakan bahwa orang seringkali terjebak dengan citra, karena memilih dengan kesadaran palsu, membeli citraan yang palsu. Ketika sudah membeli baru ketahuan banyak hal yang buruk..

OHH MY GOD...
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

soviet regarda


Social Permutation

tadi nya mau nanggapin tulisan mu, tapi ada suara "tokek", jadi buyar...gak jadi deh...hehehehe
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

Dhantez

#23
Hahahha... kalian ini lucu bgt! ;D

Kutip dari: soviet regarda pada November 09, 2009, 01:01:28 PM
Jika tanpa pembodohan lewat media massa yang mengikuti strategi produksi dari produk kecantikan..
bagaimana mungkin banyak di dunia saat ini menganggap cewe cantik adalah yang berkulit putih..bagaimana nasib manusia dari ras yang tidak mungkin berkulit putih meski di lulur ribuan kali? apakah termasuk ras yang buruk rupa? hakekatnya tentu saja tidak..

Saya setuju bahwa media memiliki peran dalam membangun citra "Cantik" dlm dunia modern ini. Tetapi perlu diingat bahwa, sejak awal iklan2 itu dibuat berdasarkan apa yg sebenarnya wanita2 definisikan sebagai cantik. Sangat susah bagi iklan2 utk membentuk image cantik yg baru.. (bayangkan jika skrg iklan2 itu berusaha membuat image bahwa kulit sawo matang adl cantik). Maksud saya, telah terjadi satu fenomena yg membuat wanita2 Indonesia menganggap putih itu cantik, bahkan sebelum ada produk2 kecantikan spt Ponds, citra, dkk..

Fenomena ini akan menjelaskan knp terjadi hal2 yg sama di beberapa belahan dunia, di mana wanita2 menganggap kulit putih dan rambut lurus (dan berwarna) itu cantik..

Fenomena itu disebut Inferiority Complex - yg terjadi hanya di negara2 bekas penjajahan.. dimana secara bawah sadar, masyarakat disana akan mendefiniskan kriteria fisik yg baik adl yg mendekati ciri fisik bangsa penjajahnya.. Krn itulah, wanita Indonesia - scr bawah sadar - akan berusaha spt bangsa barat.. memiliki kulit putih spt mereka, rambut lurus spt mereka (rebonding), dan mencat rambut merah ato blond agar spt mereka.. ;D

Utk membaca artikel2 yg menunjukkan fenomena ini tjd di ngr bekas penjajahan, coba ketik di Google: white skin postcolonial feminism

Nah, iklan2 yg ada sekarang.. bukanlah penyebab utama fenomena putih=cantik.. Tapi iklan2 itu membantu memelihara penyakit inferiority complex itu utk bertahan, bahkan setelah puluhan tahun negara2 itu merdeka.. ;)

Bacaan menarik utk topik ini => Aquarini Prabasmoro (Becoming white) dan Vissia Ita Y. (Pesona Barat)
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Idad

Kutip dari: Dhantez pada November 12, 2009, 07:48:16 AM
Hahahha... kalian ini lucu bgt! ;D


Fenomena itu disebut Inferiority Complex - yg terjadi hanya di negara2 bekas penjajahan.. dimana secara bawah sadar, masyarakat disana akan mendefiniskan kriteria fisik yg baik adl yg mendekati ciri fisik bangsa penjajahnya.. Krn itulah, wanita Indonesia - scr bawah sadar - akan berusaha spt bangsa barat.. memiliki kulit putih spt mereka, rambut lurus spt mereka (rebonding), dan mencat rambut merah ato blond agar spt mereka.. ;D

Hm..., apkah ada faktor lainnya. Bagaimana dengan Bangsa Jepang, Amerika, dan Australia yang tidak pernah dijajah.

Tapi untuk "menganggap putih sebagai cantik" itu kan mayoritas. Saya rasa tidak semuanya menganggap begitu. Karena menurut saya mensifati cantik itu subjektifitas. Tergantung parameter apa yang digunakan dan dibandingkan. Mungkin untuk di kawasan Indonesia anggapan "putih itu cantik" adalah mayoritas karena masih satu wilayah dan dengan pola pikir yang agak seragam, walaupun tetap ada minoritas yang tidak berangapan demikian.

Dhantez

Kutip dari: Idad pada November 14, 2009, 01:53:40 PM
Hm..., apkah ada faktor lainnya. Bagaimana dengan Bangsa Jepang, Amerika, dan Australia yang tidak pernah dijajah.


Wew.. saya krg bisa menangkap arah pertanyaannya..

Di jepang tentu tdk ada fenomena inferiority complex ini.. Dan klo dikaitkan dgn putih=cantik, lha mereka kan ras kulit putih..

Kutip dari: Idad pada November 14, 2009, 01:53:40 PM
Tapi untuk "menganggap putih sebagai cantik" itu kan mayoritas. Saya rasa tidak semuanya menganggap begitu. Karena menurut saya mensifati cantik itu subjektifitas. Tergantung parameter apa yang digunakan dan dibandingkan.

Yupz.. tentu nilai2 putih=cantik tidak mutlak.. Cukup byk juga org yg -biasanya- educated memiliki pandangan berbeda..
Oleh karena itu ada juga produk kecantikan yg melawan customer value stereotype itu dan menembak market org2 ini.. Misalnya Dove (dgn campaign Real Beauty) dan AMBI cosmetic (ini brand milik Johnson&Johnson)

Tapi perlu digarisbawahi.. inferiority complex ini tjd pd level bawah sadar.. shg tidak bisa terdeteksi dgn mudah.

Misal saya tanya teman cewek ttg pendapat mereka thd putih=cantik, biasanya mereka akan bilang.. "Ngga ngerasa gitu tuh.." Tapi jika kita memperhatikan perilaku mereka sehari2, misal ketika membuka foto2 teman di facebook.. dan tiba2 mereka bergumam.. "duh cakepnya cowok ini.." Baru kita bisa melihat apa yg sebenarnya mereka definisikan sbg "cantik / cakep"

Kutip dari: Idad pada November 14, 2009, 01:53:40 PM
Mungkin untuk di kawasan Indonesia anggapan "putih itu cantik" adalah mayoritas karena masih satu wilayah dan dengan pola pikir yang agak seragam, walaupun tetap ada minoritas yang tidak berangapan demikian.

Coba cek dgn google: feminism postcolonial white skin

Anda bisa menemukan bahwa fenomena putih = cantik ini tjd di negara2 postkolonial (tdk cuma indonesia) dan studi di bidang ini sudah cukup luas..
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Idad

Kutip dari: Dhantez pada November 14, 2009, 06:28:29 PM
Kutip dari: Idad pada November 14, 2009, 01:53:40 PM
Hm..., apkah ada faktor lainnya. Bagaimana dengan Bangsa Jepang, Amerika, dan Australia yang tidak pernah dijajah.


Wew.. saya krg bisa menangkap arah pertanyaannya..

Di Jepang, Amerika, dan Australia, atau orang kulit Putih lainnya. Mereka berusaha mencoklatkan kulit mereka dengan berjemur di Pantai, bahkan dengan menggunakan alat sekalipun (yang menggunakan alat itu seingat saya di Australia, CMIIW). Para wanita disana ingin kulit mereka terlihat cokelat, tetapi mereka tidak pernah dijajah oleh ras kulit cokelat/hitam bukan?
Disini pertanyaan saya, apakah ada faktor lainnya? Saya rasa ada, hanya saya mungkin agak bingung mendeskripsikannya.

Dhantez

Ow... itu justru ada di mana2.. di Indonesia jg ada..
Ada juga istilah tanning.. yaitu menggelapkan warna kulit dgn minyak+alat (kalo ga salah hee..;D)

Saya kira itu beda motif nya...

kapan2 deh saya share soal "consumer behavior"..
Behavior yg tampak mirip belum tentu didasari motif yg sama.. dalam kasus ini, motif bangsa postkolonial utk memiliki kulit putih bisa berbeda dgn motif bangsa barat n asia timur utk memiliki kulit rada gelap..
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Idad

Kutip
kapan2 deh saya share soal "consumer behavior"..
Behavior yg tampak mirip belum tentu didasari motif yg sama.. dalam kasus ini, motif bangsa postkolonial utk memiliki kulit putih bisa berbeda dgn motif bangsa barat n asia timur utk memiliki kulit rada gelap..
Nah itu dia maksud saya.., apakah motif mereka menggelapkan kulit? Apa yang melatarbelakangi mereka menganggap kulit cokelat itu lebih menarik?

Soalnya saya juga penasaran.., hhe..,

Kutip
kapan2 deh saya share soal "consumer behavior"..
ok2.., saya tunggu..

net

newcomer & newbie here, salam kenal yaa  :D

just another side from me eh,
sebenernya klo orang punya kulit putih biasanya lebih mudah untuk memilih warna pakaiannya karena banyak warna yang masuk dengan putih, ini dibandingkan dengan yg warna kulit gelap ya. lagian iklan-iklan di TV menjanjikan dalam waktu 7 hari lhah atau waktu-waktu sesingkat mungkin itu karena bangsa indonesia kebanyakan memang lebih menyukai yang instant.

sekedar share...pernah denger dari penilitian siapa gitu (lupa euy namanya  ???) klo dongeng/cerita rakyat yang diceritakan orang tua kepada anak-anaknya akan tertanam di otak dan akan membentuk pola pikir di masa yang akan datang, nah kebanyakan cerita orang indonesia itu tidak bagus. seperti contohnya kisah si kancil dan siput yang lomba lari, memang si kancil sombong sehingga si siput itu punya ide untuk menempatkan siput lain di garis finish, jadi klo pun kancil udah lari sekencang mungkin dia akan mendapati siput sudah di garis finish duluan. Nah dari sini bisa dilihat ilmu yang tertanam ilmu cerdik tetapi curang, kejadian yg terjadi sekarang adalah fenomena instant. mau masuk kerja biasanya harus ada orang dalam dulu yang bermain, atau ditilang maunya damai ditempat bukan disidang,dll...
~ sahabat peduli generasi mandiri ~ relawan pelangi ~