Forum Sains Indonesia

Ilmu Terapan => Kesehatan => Topik dimulai oleh: modencancercanter pada Mei 22, 2019, 02:48:09 PM

Judul: Apa saja faktor risiko tinggi kanker payudara?
Ditulis oleh: modencancercanter pada Mei 22, 2019, 02:48:09 PM
​Apa saja faktor risiko tinggi kanker payudara?


Sebagai penyakit tumor terbesar kedua dan penyakit tumor wanita terbesar di dunia, kanker payudara bersifat universal di seluruh dunia. Meskipun kasus kanker payudara terjadi di seluruh dunia, kelihatannya tidak ada karakteristik khusus, tetapi penelitian ilmiah menunjukkan bahwa insiden kanker payudara lebih tinggi dikarenakan faktor-faktor tertentu. Kita menyebutnya sebagai faktor risiko tinggi kanker payudara. Jadi, apa saja faktor risiko tinggi kanker payudara?
Pertama, mari kita pahami dulu: Apa itu risiko tinggi?
Berisiko tinggi berarti berbahaya. Petugas kesehatan menggunakan metode yang berbeda untuk menggambarkan risiko, seperti risiko absolut, risiko relatif, atau risiko seumur hidup. Ketika dokter berbicara tentang risiko, mereka merujuk pada kemungkinan atau rasio kemungkinan, yaitu tingkat insiden dari sesuatu yang belum tentu terjadi. Sebagai contoh, tingkat prevalensi rata-rata kanker payudara dalam kehidupan seorang wanita Amerika (dengan asumsi dari lahir hingga usia 90 tahun) adalah 12%. Pernyataan lain menggambarkan tingkat prevalensi seumur hidup adalah 1/8, yang berarti bahwa satu dari delapan wanita yang memiliki rentang hidup hingga 90 tahun, akan menderita kanker payudara pada waktu tertentu dalam hidupnya. Jika seluruh hidup diasumsikan dari lahir hingga usia 80 tahun, insiden kanker payudara seumur hidup adalah 10% atau 1/10. Jika seorang wanita memiliki risiko kanker payudara dalam hidupnya sebesar 20% atau lebih, maka ia dapat dianggap berisiko tinggi. Faktor-faktor utama yang meningkatkan risiko kanker payudara meliputi faktor keturunan dan faktor yang didapat setelah kelahiran.

Kelompok risiko tinggi karena faktor keturunan

Riwayat keluarga adalah faktor risiko terkuat kanker payudara setelah faktor jenis kelamin dan usia. Terdapat 15% hingga 20% kasus kanker payudara yang terjadi pada wanita dengan riwayat kanker payudara di keluarganya, baik dari pihak ayah maupun ibu. Jika Anda memiliki kerabat tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan) pengidap kanker payudara, maka Anda memiliki risiko kanker payudara hampir dua kali lipat dari orang lain, sedangkan risiko yang ditimbulkan dari memiliki kerabat yang belum menopause sudah didiagnosis menderita kanker payudara, adalah tiga kali lipat. Jika Anda memiliki kerabat tingkat dua (bibi, sepupu perempuan, atau nenek) pengidap kanker payudara, maka Anda memiliki risiko kanker payudara 1,5 kali lipat dari orang lain.

Secara genetik, wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara termasuk mereka yang mengalami perubahan pada gen kanker payudara 1 (selanjutnya disebut BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (selanjutnya disebut BRCA2), atau wanita dari keluarga dengan mutasi gen BRCA1/2 yang belum melakukan tes, dan wanita dengan riwayat keluarga yang kuat (sekalipun keluarga dengan mutasi BRCA1/2 negatif). Riwayat keluarga yang kuat meliputi: ada tiga atau lebih kerabat dalam keluarga ibu atau ayah yang menderita kanker payudara, ada wanita dalam keluarga yang didiagnosis menderita kanker payudara ketika muda (kurang dari 35 tahun), ada kerabat dalam keluarga yang menderita kanker ovarium, ada kerabat pria dalam keluarga yang menderita kanker payudara, dan ada kerabat wanita dalam keluarga yang menderita kanker payudara dan kanker ovarium secara bersamaan.

Perlu diketahui bahwa beberapa keluarga perempuan tidak dapat melakukan tes genetik karena beberapa alasan (misalnya kerabat penderita telah meninggal) atau tidak bersedia (atau tidak memenuhi syarat) untuk menjalani tes genetik, mereka mungkin juga berisiko tinggi, harus dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai risiko menderita penyakit dan mengambil langkah pencegahan yang lebih bertarget.

Faktor setelah lahir yang meningkatkan risiko kanker payudara

1. Riwayat menstruasi yang panjang

Menstruasi dini dan menopause usia lanjut berarti kelenjar susu terpapar oleh efek estrogen dalam waktu yang lebih lama, dan estrogen memainkan peran penting dalam perkembangan kanker payudara. Wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau yang mengalami menopause setelah usia 50 tahun, memiliki risiko kanker payudara yang meningkat secara signifikan. Wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun memiliki risiko kanker payudara 30% lebih tinggi dibanding wanita yang mulai menstruasi setelah usia 15 tahun; wanita yang mengalami menopause di atas usia 55 tahun memiliki risiko kanker payudara 30%-50% lebih tinggi dibanding wanita yang mengalami menopause dini.

2.Tidak pernah hamil, kehamilan pertama di usia tua

Wanita yang belum pernah hamil atau kehamilan pertama di atas usia 30 tahun memiliki risiko kanker payudara dua kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang hamil sebelum usia 20 tahun. Salah satu alasan mengapa kehamilan dan menyusui dini dapat mengurangi risiko kanker payudara adalah, bahwa kondisi ini akan menyebabkan sel-sel kelenjar susu memasuki tahap kematangan akhir. Setelah sel-sel kelenjar susu sepenuhnya matang, menjadi tidak rentan terpengaruh untuk berkembang menjadi sel-sel kanker.

3.Kontrasepsi progestogen oral

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki risiko terkena kanker payudara yang meningkat secara signifikan, risiko ini akan menurun menjadi normal setelah 10 tahun berhenti minum kontrasepsi oral. Untuk wanita dengan riwayat kanker payudara di keluarganya, risiko kanker payudara semakin meningkat setelah menggunakan kontrasepsi oral. Perlu diketahui bahwa saat ini dosis hormon pada kontrasepsi oral jauh lebih rendah daripada yang dulu. Ada banyak penelitian yang telah mengkonfirmasi bahwa kaitan kontrasepsi oral dengan kanker payudara semakin sedikit. Kebanyakan ahli juga beranggapan bahwa kontrasepsi oral saat ini tidak meningkatkan risiko kanker payudara.

4. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita pascamenopause hingga 50%, dan obesitas premenopause seringkali menyebabkan setelah menopause tetap mengalami obesitas. Oleh karena itu, kelebihan berat badan dianggap sebagai faktor risiko tinggi kanker payudara pada usia berapa pun.
Judul: Re:Apa saja faktor risiko tinggi kanker payudara?
Ditulis oleh: modencancercanter pada Mei 22, 2019, 02:48:40 PM
5. Konsumsi alkohol

Sejumlah besar percobaan secara konsisten dan jelas menunjukkan bahwa minum minuman beralkohol meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita, dan semakin banyak mereka minum, semakin tinggi risikonya. Dibandingkan dengan wanita yang tidak minum alkohol, risiko kanker payudara pada wanita yang minum segelas alkohol setiap harinya hanya sedikit meningkat. Tetapi ketika wanita minum lebih dari 3 gelas alkohol setiap hari, risikonya 1,5 kali lebih tinggi. Risiko ini sama dengan minum anggur merah, bir, atau minuman beralkohol tinggi lainnya. Minum minuman beralkohol dalam jumlah sedikit (kurang dari satu gelas setiap hari) tidak akan secara signifikan mempengaruhi risiko kanker payudara. Jadi jika Anda minum alkohol, perhatikan batasnya.

6. Paparan radiasi

Wanita yang pernah menerima terapi radiasi pada bagian dinding thoraks saat anak-anak atau remaja juga berisiko tinggi terkena kanker payudara. Sebagai contoh, seorang wanita penderita limfoma Hodgkin yang pernah menjalani radioterapi pada kelenjar getah bening dada, terutama jika usianya saat itu kurang dari 30 tahun, maka ia berisiko terkena kanker payudara lima kali lebih tinggi daripada orang yang lain. Namun, harap diperhatikan bahwa dosis radiasi saat Anda melakukan pemeriksaan sesekali (seperti mammografi atau rontgen dada) tidak menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara yang signifikan.

7. Riwayat kanker payudara

Wanita yang pernah menderita kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara sekali lagi, dan risiko kanker payudara pada payudara yang lain adalah tiga hingga empat kali lebih tinggi dari kondisi normal. Yang dimaksudkan di sini adalah sekali lagi terkena kanker payudara, bukan kekambuhan kanker payudara sebelumnya. Risiko ini lebih signifikan pada wanita dengan riwayat kanker payudara di keluarganya dan pertama kali terdiagnosis kanker payudara saat berusia di bawah 40 tahun.

8.Hiperplasia payudara dan lobular carcinoma in situ

Hiperplasia epitel dapat mencakup pertumbuhan sel yang berlebihan di sepanjang saluran payudara (ductal hyperplasia) dan pertumbuhan berlebih di sepanjang lobulus payudara (lobular hyperplasia). Menurut morfologi sel-sel di bawah mikroskop, hiperplasia dapat dibagi menjadi tipikal atau atipikal. Pada hiperplasia tipikal, jumlah sel normal meningkat tetapi konfigurasinya normal. Pada hiperplasia atipikal, sel tidak hanya bertambah jumlahnya tetapi juga memiliki karakteristik abnormal tertentu. Wanita dengan hiperplasia tipikal memiliki risiko terkena kanker payudara hingga dua kali lebih tinggi dibandingkan wanita tanpa hiperplasia tipikal. Untuk wanita dengan hiperplasia atipikal, peningkatan risiko kanker payudara lebih signifikan, yaitu empat hingga lima kali lebih tinggi dari wanita normal.

Lobular carcinoma in situ (LCIS) mengacu pada munculnya sel berbentuk abnormal di lobulus payudara. Sel-sel ini masih terkurung dalam membran lobular dan tidak menyebar ke jaringan payudara. Lobular carcinoma in situ tidak umum terjadi, biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan biopsi karena alasan lain. Studi menunjukkan bahwa wanita dengan karsinoma lobular in situ setelahnya memiliki risiko terkena kanker payudara invasif lebih dari lima kali lebih tinggi dan dapat terjadi di sisi payudara mana pun. Semakin muda usia seorang wanita saat ia didiagnosis lobular carcinoma in situ, maka risiko ia menderita kanker payudara juga semakin meningkat.

9.Kepadatan payudara

Ketika payudara memiliki lebih banyak kelenjar dan jaringan ikat (jaringan padat) dan lebih sedikit lemak (jaringan longgar), payudara tampak lebih padat pada mammografi. Kepadatan payudara yang tinggi adalah faktor risiko kanker payudara yang jelas, dan risikonya perlahan meningkat seiring bertambahnya kepadatan payudara. Wanita dengan kepadatan payudara lebih dari 75% memiliki peningkatan risiko hampir lima kali lipat. Selain peningkatan risiko, jaringan payudara yang padat lebih sulit untuk dinilai melalui mammografi.

Bagi wanita berisiko tinggi kanker payudara, penting untuk melakukan skrining dini, rutin dan saksama. Skrining untuk wanita berisiko tinggi biasanya memerlukan pemeriksaan payudara oleh dokter dua kali setahun dan pemeriksaan payudara sendiri sebulan sekali, serta pemeriksaan mammografi dan USG setiap tahunnya. Selain itu, bagi banyak wanita berisiko tinggi, pemeriksaan MRI juga dapat dipilih untuk mendeteksi lesi yang lebih kecil, tetapi bukan rekomendasi umum. Wanita dengan mutasi BRCA1/2 juga dapat mengurangi risiko kanker payudara melalui mastektomi preventif dan kemoprevensi, tetapi metode ini memiliki kelebihan dan risiko sendiri. Memutuskan metode apa yang diambil adalah keputusan pribadi, tetapi silakan memutuskan dengan cermat setelah berkonsultasi dengan dokter dan konsultan genetik.