Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 03:04:08 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 177
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 163
Total: 163

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

​Apa tujuan kemoterapi dalam pengobatan kanker?

Dimulai oleh modencancercanter, Juni 12, 2019, 03:14:42 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

modencancercanter

​Apa tujuan kemoterapi dalam pengobatan kanker?


Kemoterapi atau terapi obat kimia adalah salah satu metode pengobatan utama untuk tumor ganas. Tujuan dari kemoterapi, yang pertama mematikan tumor, yang kedua mengurangi penderitaan akibat kanker, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien. Satu siklus kemoterapi biasanya 21-28 hari. Jumlah siklus kemoterapi biasanya ditentukan berdasarkan kondisi penyakit dan fisik pasien, kemoterapi bukan berarti semakin baik bila semakin sering dilakukan.

Kemoterapi membunuh sel kanker dalam tubuh melalui obat kimia. Pada saat obat kemoterapi membunuh sel kanker, dalam waktu bersamaan juga akan mempengaruhi sel-sel jaringan normal. Pengaruh ini dapat dikatakan sebagai efek samping yang muncul saat melakukan kemoterapi, seperti leukosit dan trombosit menurun, mual, muntah, rambut rontok dan sebagainya. Oleh karena itu, pada saat menjalani kemoterapi untuk membunuh tumor, harus mempertimbangkan juga toleransi pasien terhadap efek samping kemoterapi tersebut. Obat kemoterapi digunakan dalam tubuh, seiring meningkatnya jumlah siklus kemoterapi, maka efek samping juga secara bertahap semakin parah. Maka dari itu, kita harus menilai secara komprehensif, manfaat yang didapat dan toleransi terhadap efek samping saat pasien menjalani kemoterapi. Kemoterapi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuannya, yaitu kemoterapi radikal, kemoterapi adjuvant, kemoterapi neoadjuvant dan kemoterapi paliatif.

Kemoterapi radikal, tujuan dari kemoterapi ini adalah mematikan tumor sepenuhnya, memperoleh kesembuhan. Seperti leukemia limfositik akut (ALL), limfoma ganas dan sebagainya, jenis kanker ini harus menjalani kemoterapi sistemik secara aktif, tujuan jangka pendek dari kemoterapi adalah menghilangkan tumor secara menyeluruh, tujuan jangka panjang adalah agar tumor tidak kambuh kembali. Jumlah siklus jenis kemoterapi ini biasanya 2-4 siklus setelah tumor benar-benar menghilang. Memperpanjang siklus kemoterapi hanya akan menambah efek samping dan tidak dapat mengurangi tingkat kekambuhan pasien.


Kemoterapi adjuvant adalah kemoterapi yang dijalani setelah pasien menjalani reseksi bedah. Saat itu, sudah tidak ada lagi benjolan pada tubuh pasien, tujuan kemoterapi ini adalah menghilangkan lesi mikrometastasis dalam tubuh, mencegah kanker kambuh dan bermetastase. Tidak semua pasien setelah menjalani operasi harus menjalani kemoterapi adjuvant, bagi beberapa pasien kanker stadium awal, kemoterapi adjuvant tidak dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan penyebaran, pasien seperti ini tidak perlu menjalani kemoterapi adjuvant. Pasien yang dinilai secara klinis memerlukan kemoterapi adjuvant, jumlah siklus kemoterapi akan ditentukan berdasarkan jenis penyakit, stadium dan kondisi umum pasien. Sebagai contoh, kemoterapi adjuvant pasca operasi kanker paru biasanya dilakukan 4 siklus, kemoterapi adjuvant pasca operasi kanker payudara didasarkan pada jenis patologis pasien untuk menentukan program kemoterapi dan siklus kemoterapi yang berbeda.

Kemoterapi neoadjuvant, kemoterapi sebelum operasi radikal. Pada pasien stadium lanjut lokal, luka sayat operasi langsung lebih besar, atau karena ukuran tumor yang besar, tindakan operasi tidak dapat membersihkan tumor sampai tuntas, maka dapat menjalani kemoterapi neoadjuvant terlebih dahulu untuk membuat tumor mengecil, setelah itu baru menjalani operasi. Selain itu, kemoterapi neoadjuvant juga dapat menghilangkan atau menghambat kemungkinan lesi mikrometastasis untuk memperbaiki prognosis pasien. Kemoterapi neoadjuvant biasanya dilakukan 4-6 siklus, tidak dianjurkan kemoterapi yang lebih pendek dari 2 siklus. Jika tidak, tujuan kemoterapi neoadjuvant tidak tercapai.


Kemoterapi paliatif, kemoterapi yang diutamakan bagi pasien kanker stadium lanjut yang sudah menyebar. Pada pasien kanker stadium lanjut yang mengalami metastasis, kehilangan kesempatan untuk penyembuhan radikal, pasien ini umumnya tidak dapat disembuhkan dengan kemoterapi, tujuan dari kemoterapi hanya untuk meringankan penderitaan pasien akibat kanker, meningkatkan kualitas hidup pasien, memperpanjang masa hidup pasien. Jumlah siklus kemoterapi paliatif biasanya ditentukan berdasarkan kondisi umum dan reaksi terhadap kemoterapi. Pemeriksaan radiologi dilakukan setiap 2-3 siklus untuk menentukan efektivitas dari kemoterapi tersebut, dan memutuskan apakah akan melanjutkan kemoterapi awal atau mengubah program kemoterapi berdasarkan efektivitasnya. Bagi pasien dengan hasil pengobatan yang baik dan efek samping yang minim, dapat meneruskan kemoterapi awal, biasanya tidak dibatasi oleh siklus kemoterapi. Bagi pasien dengan hasil pengobatan yang baik namun tidak tahan dengan efek sampingnya, dapat menghentikan kemoterapi atau menurunkan dosis obat. Setelah mengurangi efek samping, melanjutkan pengobatan. Bagi pasien dengan pengobatan yang tidak efektif, harus segera menghentikan pengobatan saat itu dan mengubahnya dengan program pengobatan baru. Karena itu, kemoterapi paliatif tidak dibatasi oleh siklus kemoterapi yang tetap, perlu menyesuaikan pengobatan kapan saja berdasarkan kondisi klinis sesungguhnya untuk menentukan siklus kemoterapi.


Singkatnya, pada saat kemoterapi membunuh tumor ganas, dapat menimbulkan efek samping tertentu. Pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, dokter akan merumuskan secara komprehensif, program kemoterapi dan siklus kemoterapi berdasarkan tujuan pengobatan, kondisi spesifik penyakit pasien dan kondisi fisik pasien.

Sumber artikel ini:http://www.cancercenter.co.id/berita-kanker/5176.html​​​