Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 01:06:21 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 191
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 191
Total: 191

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Apa yang mengakibatkan MentaL anak Berbeda2???

Dimulai oleh izumi, Juli 08, 2008, 12:37:18 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

izumi

ada beberapa anak yang setelah menjadi dewasa terkadang menjadi pemalu ataupun jadi sulit mengungkapkan pendapat.....
rasa takut yang lebih besar dari keberanian untuk mengungkapkan fikiran yang ada membuatnya menjadi anak yang terbelakang dan pas2an...
sebenarnya apa sebabnya,, faktor otak kah??pengaruh kromosom??atau faktor lingkungan yang cenderung otoriter,,penekenen2 psikis ataupun kekerasan yang diperolehnya semasa kecil???ada juga anak yang setelah besar menjadi lebih sensitif dibandingkan teman2nya yang lain...lebih cepat mengeluarkan air mata dsb.....
nah....sebenarnya penyebabnya apa,,??? dan solusinya jika ada anak yang seperti itu???
bagaimana mengembalikan mentalnya supaya bisa setara dengan anak2 lain....
krn kecenderungan ketidak berhasilan seseorang lebih dikarenakan mental yang lemah!
"mental dari segi keberanian..."

peregrin

Selain faktor lingkungan, bisa jadi memang kepribadian si anak menentukan. Ada misalnya anak2 yg masa kecilnya keras (sering dibodoh2-in guru atau ortu) tapi besarnya si anak tetap bisa jadi asertif dan ngga pemalu juga. Sepertinya, bagaimana diri kita sekarang itu disebabkan krn berbagai macam faktor, ya faktor lingkungan, ya pengalaman, ya kepribadian, dsb.

Yg jelas, setiap orang bisa belajar dan berkembang kan, kalau mau. Sikap asertif, perasaan aman dan kepercayaan diri itu bisa ditumbuhkan kok. Misalnya dengan berusaha memahami dan menerima diri kita apa adanya, memahami dan menerima pengalaman2 buruk di masa kecil kalau ada, mengembangkan bidang di mana kita bisa berprestasi sehingga timbul kepercayaan diri, dst.

Kalau faktor otak, ga tau deh. Ada banyak riset yg meneliti fungsi otak yg menentukan kepribadian kita, pilihan2 hidup kita, moral judgment kita, dsb. Tapi, setahu saya, sampai saat ini belum ada yg benar2 konklusif.

Pengaruh kromosom maksudnya genetik gitu? Banyak yg bilang memang sifat itu diturunkan, kalau ortunya suka marah ngga terkontrol atau gampang depresi, anaknya begitu juga, misalnya. Tapi ya sukar dibedakan antara benar2 kepribadian si anak yg begitu (sifat turunan) atau dia belajar dari lingkungannya (ortunya) toh.
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

izumi

jadi intinya ini yah
"Sikap asertif, perasaan aman dan kepercayaan diri itu bisa ditumbuhkan. Misalnya dengan berusaha memahami dan menerima diri kita apa adanya, memahami dan menerima pengalaman2 buruk di masa kecil kalau ada, mengembangkan bidang di mana kita bisa berprestasi sehingga timbul kepercayaan diri, dst."
klo masih ga bisa juga.....??
ga bisa2 gabung dengan org2...
apalagi diskusi langsung,,,
gugupnya tinggi banget.....

peregrin

#3
gw bukan psikolog neh  ;D  jadi jawabannya cuma dari pengalaman pribadi dan hasil ngobrol dg orang2 lain saja ya

Faktor2 yg mempengaruhi ini kan banyak. Bisa jadi kita dibesarkan dg kebiasaan / kultur yg berbeda. Jadi bukan krn ngga PD, tapi memang di keluarga dr kecil diajarkan utk selalu menunggu orang lain bicara dulu, misalnya. Bisa jadi memang karakter kita yang pendiam, lebih banyak berpikir daripada sekedar cuap-cuap, lebih bisa menulis daripada berbicara di publik. Dalam situasi2 tertentu, perbedaan karakter dan kultur ini bisa jadi hambatan, apalagi kalau sedang dituntut utk debat yg cepat temponya. Kita jadi ngga nyaman dan akhirnya jadi ngga PD saat di publik karena merasa "terbukti" tidak bisa.

Lagi2, pemecahannya ya cuma latihan sih. Konsentrasi dengan topik yg sedang dibicarakan (bukan dg siapa kita bicara) sering membantu lho, krn di situ kita merasa PD krn menguasai topik. Kabarnya, penyanyi atau pembicara yg sudah malang melintang di panggung bertahun2 pun masih bisa merasa gugup saat akan tampil. Cuma biasanya mereka lupa dengan kegugupannya (lupa dengan penonton juga) ketika sudah masuk dan konsentrasi ke nyanyian / pidatonya.

Eniwei, sikap asertif, perasaan aman dan kepercayaan diri itu didapat dari proses. Kadang prosesnya memang lama dan sedikit demi sedikit. Latihan diskusi di FS saja  :D  di forum seperti ini ada kesempatan utk berpikir dulu sebelum me-reply suatu post, tapi kita juga dilatih utk fokus supaya mengerti apa yg dimaksud orang lain dan berani / bisa menyampaikan opini supaya dimengerti. Kita semua kan sedang belajar  :D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

izumi


Monox D. I-Fly

Kutip dari: peregrin pada Juli 17, 2008, 06:22:11 AM
Faktor2 yg mempengaruhi ini kan banyak. Bisa jadi kita dibesarkan dg kebiasaan / kultur yg berbeda. Jadi bukan krn ngga PD, tapi memang di keluarga dr kecil diajarkan utk selalu menunggu orang lain bicara dulu, misalnya.

Saya jadi ingat sama orang yang saya suka. Dia bilang nggak tau cara bergaul sama cowok dan kalau lagi ngomong sama cowok nggak berani menatap matanya. Awalnya saya kira dia ghodul bashor (menjaga pandangan), ternyata belakangan baru saya ketahui kalau sikapnya itu disebabkan dulu dia pernah beradu mata waktu ngobrol sama Bapaknya lalu dimarahi. Dia tahu alasannya baru beberapa tahun kemudian, katanya di budaya Jawa nggak sopan beradu mata sama orangtua kalau lagi ngobrol, jadi alasannya bukan karena ngobrol dengan laki-laki.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.