Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:36:10 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 173
Total: 173

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Bahaya Narkoba

Dimulai oleh reborn, Agustus 03, 2010, 06:08:04 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

reborn

Ribuan tahun yang lalu manusia telah mengetahui cara menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan liar seperti : ganja, mariyuana ( cannabis sativa ), kokain, opium. Tumbuhan itu selain digunakan untuk kesenagan relaksasi, tapi juga untuk keperluan pengobatan.

Lama kelamaan bahan ini diketahui dapat menyebabkan perubahan prilaku karena disana ada mengandung zat psikoaktif seperti membuat perasaan orang menjadi nyaman, gembira yang dapat menjadikan ketergantungan bagi pemakainya.

Akhirnya melalui perdagangan modern, merebak seperti sekarang ini diseluruh penjuru dunia. 5000-6000 tahun sebelum Masehi, opium telah ditemukan di Mesopotamia sekitar Iraq. Bahan yang digologkan Narkotika ini diambil dari getah buah tanaman papaver sumaniferum. Dengan serangkaian pengolahan khususnya pelarut pemanasan dan peragian diperbuat candu, yang dipergunakan dalam dunia pemadatan. Morfin merupakan alkoloida utama yang terdapat dalam opium. Kemudian menyebarlah ke timur dekat India, China, Laos,dan Thailand hingga kebelahan Eropa dan wilayah sekitarnya.

Pada abad ke X opium ini masuk ke China, mula-mula diperguakan sebagai obat disentri, sampai berabad-abad kemudian disalahgunakan hingga akhirnya melatar belakangi terjadinya perang yang sangat terkenal dengan nama perang candu ( 1839-1842) di daratan Tiongkok itu.

Pada awal abad ke-19 ada perlindungan atas ketergantungan terhadap candu (Narkoba) dan pendistribusiannya. Namun setelah perang Dunia II dilarang mengkonsumsi dan mengedarkan, karena peredaran gelap yangn dilakukan sindikat yang rapi melancarkan aksinya secara diam-diam dan tertutup. Tidak jarang sindikasi ini di backing oknum penguasa.

Dahulu pernah diadakan konverensi tentang pemakaian madat (candu), ada yang menganggapnya bermaanfaat bagi kehidupan dan yang lain menyatakan tidak, akhirnya dinyatakan terlarang.

Sepanjang sejarahnya khasiatnya ganja / cannabis sativa ini paling menarik perhatian orang, karena daun bertajuk ganjil ini, memberikan perasaan gembira, meningkatkan percaya diri dan optimisme, tapi bahaya yang mengancam dibelakang ini tidak pernah menjadi halagan untuk menggunakannya.

Menurut analisa , ganja yang berasal dari Aceh dan Sumatera Utara merupakan jenis cannabis yang mutunya paling tersohor di dunia. Tidak heran ladang ganja tidak saja ditemukan di Aceh , tetapi kini merebak dimana-mana, bagaikan jamur dimusim hujan. Belakangan ini ditemukan lading ganja di Kabupaten Mandailing Natal (Tor Sihite) Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Simalungun. Bukan tidak mungkin tanaman yang sangat menjanjikan ini terdapat di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini didukung lahan yang amat subur untuk tumbuh dari berkembangnya tanaman ini, sehingga dicampakan saja ia kan segera tumbuh seperti pohon singkong. (Sumber : LETUPAN-INDONESIA )

Ditulis ulang dari artikel yang dikirim oleh rooming

Pi-One

#1
Hm, kira-kira ada gak ya yang menanggapi dengan bikin post soal '10 kebohongan seputar narkoba'? :P

Huriah M Putra

Mungkin sekarang dia sedang mengorek2 internet untuk mencari sumber 'data'.

Well, sepengetahuan saya, dari semua narkoba, ganja yang paling tidak berbahaya.
Bahkan alkohol lebih berbahaya dibanding ganja.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

peregrin

Kutip dari: Pi-One pada Agustus 03, 2010, 07:42:35 PM
Hm, kira-kira ada gak ya yang menanggapi dengan bikin post soal '10 kebohongan seputar narkoba'? :P

;D ;D ;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)