Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 11:41:09 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 90
Total: 90

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Belum Juga Hamil, Jangan-jangan Infertil!

Dimulai oleh raisuien, April 02, 2010, 12:25:39 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

raisuien

Seorang wanita bersama suaminya datang menemui dokter dengan keinginan untuk mempunyai anak. Sebagai pasangan, mereka sudah menikah sekitar lima bulan dan belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Lalu, timbullah kekhawatiran apakah mungkin mereka tidak subur? Kekhawatiran itulah yang membuat beragam pertanyaan dan kecemasan muncul dalam pikiran mereka.

Sebenarnya, apa yang dimaksud tidak subur itu? Apakah pasangan yang sudah menikah lima bulan dan belum dikaruniai anak sudah bisa dikategorikan tidak subur atau infertil?

Belum tentu karena ternyata infertilitas memiliki kriteria hingga dapat disebut infertil. Infertilitas atau yang lebih dikenal dengan istilah awam dengan ketidaksuburan pasangan untuk mempunyai anak tidaklah bisa dinyatakan dalam waktu 5 bulan. Jadi, kapankah pasangan bisa disebut infertil?

Sebenarnya, pasangan baru dapat disebut infertil jika sang wanita belum mengalami kehamilan meski melakukan hubungan tanpa adanya proteksi dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan. Infertil berlaku untuk pasangan usia subur yang sudah mencoba untuk mendapatkan kehamilan selama 12 bulan atau selama 6 bulan pada wanita yang berusia di atas 35 tahun ke atas.

Infertilitas sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebesar 10 persen dari wanita di Amerika Serikat berusia 15-44 tahun berhadapan dengan masalah sulit hamil atau menjaga kehamilannya.  Infertilitas bisa terjadi sebanyak 10-15 persen pada pasangan usia subur.

Selama 50 tahun, angka prevalensi ini tidak banyak berubah, tetapi terjadi perubahan pada penyebab dan usia pasien. Seiring bertambahnya usia seorang wanita, insiden infertilitas akan semakin meningkat.

Pada lingkungan di mana perencanaan berkeluarga dan pengembangan karier lebih diutamakan, sebagian wanita menunda untuk mempunyai anak hingga berumur 30 tahun ke atas sehingga kerap kali para wanita ini lebih sulit untuk hamil dan mempunyai peningkatan risiko untuk mengalami keguguran.

Kerap kali dugaan infertilitas terjadi karena kesalahan dari pihak wanita. Padahal, tidak begitu! Infertilitas tidak selalu disebabkan oleh kelainan pada wanita. Kedua belah pihak bisa mempunyai masalah yang bisa menyebabkan infertilitas. Sekitar sepertiga dari kasus infertilitas disebabkan oleh wanita, sepertiganya lagi oleh pria. Sisanya disebabkan karena kombinasi dari keduanya atau oleh penyebab lainnya yang tidak diketahui.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang canggih, kita pun bisa melakukan berbagai macam terapi untuk mempunyai anak. Untuk itu, dokter perlu mengetahui riwayat kesehatan dari pasangan, termasuk faktor risiko penyebab ketidaksuburan. Setelah itu, biasanya akan dilakukan pemeriksaan yang diperlukan yang berkaitan dengan infertilitas.

dr Intan Airlina Febiliawanti

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.].