Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 02:54:51 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 102
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 149
Total: 149

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

CAPD (Central Auditory rocessing Disorder)

Dimulai oleh Huriah M Putra, Februari 20, 2010, 06:48:48 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Huriah M Putra

Ayo ayo... Ini ditarik dari Trivia.. Kita bahas ini secara mendalam yuk.. Untuk pengetahuan..
Ini gejalanya:
Sampai sekarang, mereka belum menengok kalau dipanggil namanya dan belum bisa menerima perintah sederhana. Sering berteriak dan mengeluarkan suara high pitch kalau keinginannya tidak terpenuhi. Mereka sangat aktif, lari lari kecil (berjinjit) kesana kemari, memanjat apa saja dan lompat2 ditempat tidur selayaknya itu trampolin. Kesan sekilas, kedua anak kembarku sangatlah nakal! Walaupun mereka belum bisa berkomunikasi (bahkan belum tau caranya memanggil), tetapi semangat belajarnya sangat tinggi. Mereka sudah bisa membedakan bentuk2, warna2, anggota tubuh, alphabet A-Z secara berurutan, berhitung sampai 20, dan sekarang mulai berusaha bernyanyi (tentu dengan logatnya sendiri yang belum jelas). Mereka sangat menyukai buku dan sering membeo seperti selayaknya membaca, tetapi dengan bahasa planetnya itu.

Ayo ayo.. Bahas lebih dalam.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

raisuien

Auditory Processing Disorder

APD, yang juga dikenal dengan central auditory processing disorder (CAPD), adalah masalah kompleks yang diderita sekitar 5% anak usia sekolah. Anak-anak dengan APD  tak dapat memproses informasi yang mereka dengar karena komunikasi antara telinga dan otak tidak terkoordinasi dengan sempurna. Dengan kata lain, terdapat kelemahan sensori otak untuk memproses/menterjemahkan informasi (terutama suara verbal) yang mereka dengar. Anak-anak  yang mengalami APD seringkali tidak mengenali perbedaan bunyi dalam ucapan, bahkan pada saat kata-kata tersebut diucapkan dengan keras dan cukup jelas untuk didengar.

Mendeteksi APD

Anak dengan APD memiliki pendengaran yang normal karena mereka biasanya mampu mendeteksi suara murni (pure tones) yang diucapkan satu per satu dalam lingkungan yang sangat sunyi (seperti dalam ruangan terapi bunyi). Mereka yang dapat mendeteksi bunyi dan mengenali suara dalam kondisi normal tidak termasuk yang memiliki kesulitan pendengaran.

Meski demikian, kemampuan untuk mendeteksi kehadiran suara hanya salah satu bagian dari proses yang terjadi di sistem pendengaran. Jadi, sebagian besar anak penderita APD memang tidak kehilangan sensitivitas pendengarannya, melainkan mereka tidak memiliki kemampuan memproses informasi yang berhubungan dengan pendengaran secara normal. Jika penurunan kemampuan pendengaran tidak diidentifikasi dan diatasi sejak dini, banyak dari anak-anak ini akan mengalami keterlambatan berbicara dan masalah dibidang akademis.

Gejala-gejala APD bertahap dari ringan hingga berat dan dalam bentuk yang beragam. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan pada anak yang memiliki potensi menderita APD:

1. Apakah anak mudah terganggu atau tidak bisa terganggu oleh suara keras atau keributan tiba-tiba?
2. Apakah lingkungan yang ramai mengganggu anak?
3. Apakah perilaku dan performa anak meningkat di lingkungan yang lebih sunyi?
4. Apakah anak kesulitan mengikuti perintah, baik yang sederhana maupun yang sulit?
5. Apakah anak memiliki kesulitan membaca, mengeja, menulis, atau kesulitan berbicara lainnya?
6. Apakah informasi yang abstrak sulit untuk diterima anak?
7. Apakah soal cerita dalam pelajaran matematika sulit bagi anak?
8. Apakah anak pelupa?
9. Apakah anak kesulitan mengikuti pembicaraan?

APD terkadang disalahartikan, karena banyak gejala yang ditunjukkan juga merupakan gejala dari beberapa kondisi lain seperti kesulitan belajar, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), bahkan depresi. Meski APD seringkali dikonotasikan dengan ADHD, karena memang dimungkinkan seorang anak menderita keduanya. Selain itu, APD juga mungkin dialami bersamaan dengan ketidakmampuan berbahasa yang spesifik atau kesulitan belajar.

Penyebab APD beragam, termasuk trauma kepala, polusi logam berat (timbal), dan infeksi telinga kronis. Pada beberapa kasus penyebabnya tidak diketahui, karena banyak sekali kemungkinan – bahkan kombinasi dari beberapa penyebab -. Karenanya setiap anak harus dianalisa secara tersendiri.

Lima area masalah utama yang dihadapi oleh penderita APD:

1. Auditory Figure-Ground Problems.
Anak tidak dapat memusatkan perhatian di  tempat yang ramai.

2. Auditory Memory Problems.
Anak sulit mengingat suatu informasi seperti perintah (arahan), daftar, atau materi pelajaran.

3. Auditory Discrimination Problems.
Anak sulit membedakan antara bunyi dan ucapan yang hampir sama (seperti coat dengan boat, dll). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuannya dalam membaca, mengeja, dan menulis.

4. Auditory Attention Problems.
Anak tidak dapat fokus saat harus mendengarkan suatu penjelasan dalam waktu yang cukup lama seperti mendengarkan guru menerangkan pelajaran di kelas. Meski kesehatan, motivasi, dan sikap juga mempengaruhi perhatian yang diberikan, namun anak dengan APD tidak dapat (tidak mau) memusatkan perhatian.

5. Auditory Cohesion Problems.
Masalah ini muncul saat anak dihadapkan pada tugas mendengarkan yang sulit. Kemampuan mendengarkan secara konsisten seperti memahami sebuah teka-teki atau mencermati soal cerita matematika, membutuhkan sensitivitas proses auditory dan tingkat penguasaan bahasa yang baik. Hal ini dapat dilakukan jika kemampuan yang lain (poin 1-4 diatas) telah dikuasai anak.

Beberapa cara dapat dilakukan di rumah dan di sekolah untuk mengurangi masalah perilaku yang berkaitan dengan APD, diantaranya:

1. Kurangi suara ribut/gaduh di lingkungan rumah dan sekolah.  Hal ini karena sebagian besar anak dengan APD memiliki kesulitan mendengar di tempat yang ramai.
2. Buat anak melihat Anda saat Anda berbicara kepadanya.
3. Gunakan kalimat yang sederhana agar anak mudah mengerti maksudnya.
4. Bicara secara perlahan dengan volume sedang.
5. Minta anak Anda mengulangi perkataan yang Anda ucapkan.
6. Minta anak melakukan sesuatu satu per satu dan tidak secara bersamaan.
7. Pastikan Anda melakukan kontak regular dengan pihak sekolah mengenai kemajuan yang dicapai anak karena anak dengan APD biasanya tidak masuk ke kelas dengan program edukasi khusus. Minta bantuan guru untuk mengatur tempat duduk anak di bagian depan kelas membelakangi jendela, atau menyediakan alat bantu belajar seperti alat rekam.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Astrawinata G

Best Regards,


Astrawinata G

Huriah M Putra

Bukan termasuk tuli...?
Atau mungkin kerusakan jaras dari area pendengaran ke area wernicke..?

@Astra: Kalaupun berakhir, berakhir dengan pengetahuan.. Daripada cuman di trivia... Ngejar2 IQ..?
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

raisuien

Kutip dari: Huriah M Putra pada Februari 20, 2010, 08:24:58 PM
Bukan termasuk tuli...?
Atau mungkin kerusakan jaras dari area pendengaran ke area wernicke..?

tampaknya bukan dua-duanya...
klo tuli harusnya dah gag bisa denger.... tp dia ini gag fokus klo terlalu ramai....
klo kerusakan area pendengaran ke area wernick.... berarti seharusnya dia tak bisa menginterpretasikan kata.... tp klo CAPD bisa... walaupun lambat dan dalam keadaan sunyi...

menurutku sih begitu.... ~~

Huriah M Putra

Oooo.... oke oke..
Jadi mekanismenya masih belum jelas..?
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

raisuien

Kutip dari: Huriah M Putra pada Februari 20, 2010, 08:48:42 PM
Oooo.... oke oke..
Jadi mekanismenya masih belum jelas..?

saya jg lom taw sih tentang mekanismenya....

Astrawinata G

"APD terkadang disalahartikan, karena banyak gejala yang ditunjukkan juga merupakan gejala dari beberapa kondisi lain seperti kesulitan belajar, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), bahkan depresi. Meski APD seringkali dikonotasikan dengan ADHD, karena memang dimungkinkan seorang anak menderita keduanya. Selain itu, APD juga mungkin dialami bersamaan dengan ketidakmampuan berbahasa yang spesifik atau kesulitan belajar."

wah, ini mirip dengan pemikiran saya :) saya juga kira awalnya ADHD

@Hur: ga masalah sih ama +/- IQ-nya...w malah kemarin mau nyarankan kalo yang salah 1x=-1 IQ, soalnya brainstorming banget, hahaha

masalah ini berarti di otaknya ya? area apa ya buat persepsi pendengaran dan bahasa? ???
Best Regards,


Astrawinata G

raisuien

area Broca adalah pusat bahasa ekspresif

Areas 41 & 42 - Primary and Auditory Association Cortex

Astrawinata G

nah, waktu pemeriksaan radiologis atau neurologis, ada masalah ga disana? ???
Best Regards,


Astrawinata G

Huriah M Putra

Sama... sempat dikira ADHD. Emank mirip banget gejalanya... Agak2 mirip juga sama autis. Hampir salah juga.

Area wernicke: Pusat pemahaman bahasa (sering juga dianggap pusat intelegensia, karena intelegensia manusia berbasis bahasa)

Jadi dari area asosiasi pendengaran dihantarkan ke wernicke untuk dipahami maksudnya..
Sama kayak dari area asosiasi penglihatan dihantarkan ke wernicke untuk dipahami apa yang dibaca..
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

Monox D. I-Fly

Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.